KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Kampus Tembalang Telp : (024) 7474750 Semarang

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2021/2022

MATA KULIAH : Fisiologi Lingkungan Peternakan
PROGRAM STUDI : S1 PETERNAKAN
HARI/TANGGAL : Selasa 7 Desember 2021
KELAS : Fisiologi Lingkungan Peternakan A
WAKTU :
DOSEN MATA KULIAH : Sugiharto, Ph.D

Nama: Laksamana Zidane NIM: 23010120140139 Tanda tangan:

PETUNJUK : LANGSUNG KERJAKAN PADA LEMBAR YANG DISEDIAKAN

1. Salah satu upaya untuk menghindarkan stres panas pada ternak ruminansia adalah dengan
mengurangi pakan dengan kadar serat kasar tinggi. Jelaskan konsep tersebut!
= Proses makan akan menghasilkan energi panas dikarenakan adanya kinerja otot. SK atau serat
kasar adalah salah satu kandungan nutrisi yang sulit dicerna oleh organ pencernaan ternak.
Apabila kandungan serat kasar dalam pakan tinggi, maka akan meningkatkan kinerja pada otot
dan membuat otot lebih bekerja keras. Hal tersebut mengartikan bahwa ternak akan mengeluarkan
energi lebih besar untuk mencerna serat kasar. Pengeluaran energi berbanding lurus dengan
produksi panas dalam tubuh, sehingga apabila energi yang dikeluarkan tinggi maka produksi
panas yang dihasilkan oleh tubuh juga akan tinggi. Oleh karena itu, pakan ternak yang memiliki
kandungan serat yang terlalu tinggi harus dikurangi agar energi yang dikeluarkan ternak untuk
mencerna pakan dapat berkurang. Produksi panas dalam tubuh dapat berkurang, sehingga ternak
tidak akan mengalami stres panas.

2. Uraikan bagaimana cekaman panas dapat menyebabkan kondisi asidosis pada rumen ternak
ruminansia!
= Stres panas dapat mengubah mekanisme fisiologis dasar rumen yang berdampak negatif pada
ruminansia dengan peningkatan resiko gangguan metabolisme dan masalah kesehatan. Intake
pakan yang menurun akibat stres panas menurunkan penurunan aktivitas mengunyah sehingga
produksi buffer (bikarbonat) di saliva berkurang. Stres panas juga dapat menyebabkan
peningkatan air liur yang keluar dari mulut ternak. Hal tersebut akan menyebabkan lebih banyak
bikarbonat yang hilang dan tidak masuk untuk menyangga pH rumen. Berkurangnya produksi
bikarbonat dapat menimbulkan kondisi terlalu asam pada rumen. Selain mengganggu fermentasi,
kondisi terlalu asam dapat menimbulkan penyakit asidosis baik subklinis maupun akut.

3. Uraikan baimana cekaman panas dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit di dalam tubuh
ternak!
= Cekamana panas yang dialami oleh ternak dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam
tubuh ternak sebagai konsekuensi dari penurunan konsumsi pakan dan peningkatan ekskresi
elektrolit dari tubuh ternak melalui ginjal. Stres panas dapat mengakibatkan konsumsi pakan
menurun,elektrolit menurun, meningkatkan laju respirasi, serta meningkatkan ekskresi elektrolit
melalui ginjal dan keringat yang menyebabkan ternak lebih banyak kehilangan air dan mineral
dalam tubuh.Pada sapi perah sendiri stres panas dapat menurunkan produksi Ca,Na,dan
bikarbonat. Kalium merupakan kation utama yang ditemukan pada keringat sapi, dimana karena
natrium diekskresikan dengan bikarbonat untuk menyeimbangkan alkalosis repiratorik yang dapat
terjadi selama stres panas. Pada unggas sendiri, stres panas akan menurunkan karbondioksida
dan ion biakrbonat dalam tubuh melalui respirasi (panting) ditambah dengan kation menovalen
 terutama natrium dan kalium melalui urin sehingga mengakibatkan keseimbangan elektrolit
terganggu.

4. Jelaskan fenomena perubahan ”energy partitioning” pada ternak akibat stres panas dan jelaskan
pula efeknya terhadap pertumbuhan ternak!
= Stres panas dapat menyebabkan perubahan alokasi energi oleh ternak itu sendiri, karena ternak
membutuhkan lebih banyak energi untuk menjaga homeostatis suhu tubuh. Stres panas dapat
berakibat menurunkan laju metabolisme energi sehingga energi untuk pertumbuhan akan
menurun. Keseimbangan energi butuh penambahan kurang lebih 30% apabila ternak sedang
mengalami stres panas. Akibat dari tingginya kebutuhan energi dalam maintanance suhu internal
tubuh seperti peningkatan frekuensi pernafasan, maka energi yg tersisa dalam pertumbuhan
menjadi lebih sedikit. Hal tersebut dapat mengakibatkan proses pertumbuhan yang dialami oleh
ternak menjadi lebih lambat

5. Bagaimana stres lingkungan dapat menyebabkan penurunan produksi dan kualitas telur, jelaskan!
= Pada suhu di atas atau di bawah kisaran rata2 ayam akan menderita stres sehingga melakukan
proses termoregulasi untuk mempertahankan homeostasis. Stres panas merupakan salah satu
faktor terpenting yang mempengaruhi produksi ayam petelur. Efek negatif stres panas pada ayam
petelur terlihat dari penurunan produksi hingga kualitas telur.Seperti halnya ternak lain, stres panas
menyebabkan penurunan konsumsi pakan pada ayam petelur. Penurunan konsumsi pakan ini
pada akhirnya akan mengurangi pasokan energi dan nutrisi untuk produksi telur. Stres panas juga
menurunkan fungsi ovarium, berat ovarium dan jumlah folikel yang dihasilkan. Stres panas juga
dapat mengurangi suplai darah yang menuju ovarium karena sebagian besar darah justru dialirkan
ke organ/jaringan perifer sebagai salah satu mekanisme untuk melepaskan panas ke lingkungan.
Berkurangnya suplai darah ke ovarium secara tidak langsung berimbas terhadap minimnya
pasokan nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh sel-sel penyusun jaringan pada ovarium
sehingga fungsi ovarium menjadi menurun. Produksi telur yang rendah pada ayam petelur yang
dipelihara di lingkungan panas juga disebabkan oleh adanya interaksi antara stres panas, asupan
pakan (yang rendah) dan ketidakseimbangan hormonal di dalam tubuh ayam petelur. Produksi
telur pada unggas sejatinya melibatkan mekanisme fisiologis yang kompleks yang dimodulasi oleh
aksi sinergis berbagai hormon reproduksi. Hormon-hormon tertentu seperti progesteron, hormon
FSH, LH dan estrogen memiliki pengaruh signifikan pada produksi telur. Namun demikian, asupan
pakan dan nutrisi yang rendah pada ayam yang mengalami stres panas memberikan efek
signifikan terhadap perkembangan saluran reproduksi dan keseimbangan hormon. Selain
menurunnya produksi hal lain yang disebabkan oleh stres panas adalah menurunnya kualitas
cangkang telur dikarenakan asupan pakan yang rendah dari ayam tersebut.

6. Bagaimana stres panas dapat menyebabkan penurunan efisiensi reproduksi pada ternak?
= Stres panas dapat menurunkan efisiensi breeding dan conception rate. Stres panas dapat
meningkatkan kematian pada fetus dan posnatal yang terjadi karena perkembangan pada fetus
tidak baik dalam uterus dan dapat terjadi distosia pada induk ternak itu sendiri. Stres panas dapat
menggangu proses spermatogenesis serta meningkatkan persentase abnormalitas yang dapat
berimbas pada rendahnya motilitas dan survive. Hal ini dkarena tidak dapat berfungsinya kelenjar
aksesoris di organ reproduksi jantan yang mengakibatkan fungsi nutritif dan maturasi menurun.
Stres panas dapat menurunkan aktivitas estrus yang diikuti oleh penurunan durasi estrus sehingga
kehilangan waktu optimal untuk melakukan perkawinan dan menurunkan kemampuan deteksi
berahi, hal ini dikarena kemampuan kelenjar reproduksi memproduksi hormon juga menurun. Stres
panas dapat mengakibatkan menurunnya aliran darah ke uterus sehingga suplay energi, nutrien,
dan oksigen menurun sehingga berdampak pada pertumbuhan fetus. Stres panas dapat
menurunkan kualitas oosit, menurunkan perkembangan folikel, menurunkan ukuran korpus luteum
untuk produksi progesteron sehingga kemampuan uterus untuk perkembangan fetus menurun.
Stres panas dapat menyebabkan perubahan biokimia dalam tubuh ternak, meningkatkan produksi
keton dan NEFA saat melahirkan, menurunkan plasma LH, terjadi pergeseran progesteron selama
kebuntingan, menurunkan produksi tiroksin selama bunting, dan meningkatkan produksi
prostaglandin. Penurunan produksi tiroksin dapat menyebabkan aktivitas metabolisme menjadi
menurun, sedangkan peningkatan produksi prostaglandin yang terlalu awal akan menghambat
involusi uterus. Stres panas dapat menyebabkan hipertermia, menurunkan LH, menurunkan
estrogen, mengganggu maturasi oosit, meningkatkan FSH, sehingga fertilitas menurun.