Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRATEGI PEMBERIAN NUTRISI


PADA AYAM BROILER YANG
TERKENA HEAT STRESS

OLEH : MUHAMMAD ISRO

UNUVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI
PETERNAKAN
TAHUN
2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah. SWT dimana berkat limpahan


rahmat serta ridhonya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ Strategi Pemberian Nutrisi Pada Ayam Broiler Yang Terkena Heat
Stress”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan, penyajian, kata-kata, ataupun yang lainnya. Maka dari itu penulis siap
menerima keritikan dan saran yang harapan dapat memperbaikinya di kemudian
hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.

12 September 2021

Muhammad Isro

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2.1 Heat Stress...................................................................................
2.2 Strategi Nutrisi Terhadap Ayam Yang Mengalami Heat Stress. .
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................
DAFTAR PUTAKA............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

iii
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim subtropis dengan suhu
rata-rata 27 ˚C. Terlebih lagi menurut beberapa data suhu di indonesia
meningkat setiap tahunnya. Iklim dengan suhu dan kelembapan yang panas
dapat memrpengaruh produktivitas pada ayam broiler yang dapat menyebabkan
terjadi heat stress. Kondisi Ini juga berpengaruh pada nutrisi yang dibutuhkan
oleh ayam broiler.
Untuk mengatasi hal ini bisa dilakukan strategi pemberian nutrisi yang
tepat dengan komposisi ransum yang tepat. Sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pada ayam broiler pada suhu dan kelembapan berlebihan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan heat stress?
2. Bagaimana strategi pemberian nutrisi yang tepat untuk menghadapi heat
stress?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan heat stress.
2. Untuk mengetahui strategi nurtisi yang diperlukan saat menghadapi heat
stress.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Heat Stress


Heat stress merupakan gejala yang timbul akibat ketidak mampuan tubuh
ayam broiler untuk menyesuaikan dengan panas. Heat stress merupakan suatu
cengkaman yang di sebabkan suhu dan kelembapan udara dalam kandang
melebihi zona nyaman. Stress ini akan muncul ketika ayam tidak bisa
membuang panas dari dalam tubuhnya akibat suhu udara dalam kandang terlalu
tinggi. Heat stress dapat terjadi dalam 2 bentuk yaitu akut dan kronis. Bentuk
akut terjadi ketika suhu dan kelembapan meningkat drastis secara tiba-tiba
sedangkan kronis dipicu kondisi meningkatnya suhu dan kelembapan yang
relatif lama. Heat stress akan menimbukan efek yang lebih besar pada ayam tua
dibandingkan dengan yang muda.
Akibat yang ditimbulkan apabila ayam mengalami heat stress adalah
peningkatan konsumsi air minum dan penurunan konsumsi ransum. Hal ini
dilakukan sebagai kompensasi dari kegiatan panting ayam. Penurunan
konsumsi ransum akan berdampak peningkatan FCR dan penurunan produksi,
baik bobot badan pada ayam pedaging maupun telur pada ayam telur, secara
kualitas serta kuantitas. Jika tidak cepat diatasi maka akan menimbulkan
kematian.

2.2 Strategi Nutrisi Terhadap Ayam Yang Mengalami Heat Stress


Strategi manajemen nutrisi untuk mengatasi stress akibat panas atau suhu
lingkungan termasuk mengatur hal-hal tersebut dibawah ini:
a. Air Minum
Produksi panas selama heat stress 70% dikeluarkan melalui panting.
Ketersediaan air yang dingin selama musim panas akan sangat membantu
untuk mengurangi panting. Penurunan temperatur air dan penambahan garam
mampu meningkatkan konsumsi air minum untuk proses pengeluaran panas

2
tubuh. Air dingin yang yang diberikan harus sehat dan dapat digunakan untuk
membantu unggas dalam upaya menstabilkan suhu tubuh saat udara
lingkungan tinggi. Percobaan Leeson dan Summers (2001) menunjukkan
bahwa pemberian air dengan suhu 2°C pada 50% ayam di kandang lalu
kemudian dibandingkan dengan 50% yang diberi air pada suhu 33°C, maka
ayam yang diberi air suhu dingin akan mengkonsumsi pakan 12 g lebih tinggi
dari pada ayam yang diberi air hangat, selain itu produksi ayam diberi air
dingin lebih tinggi 12% dibanding ayam yang diberi air hangat. Air sehat
dapat diperoleh dengan memberikan perlakuan pada air berupa pemberian
desinfektan air.
b. Energi Pakan
Faktor pembatas yang sangat penting mempengaruhi performa ayam
broiler pada temperatur lingkungan yang tinggi adalah konsumsi energi dalam
pakan. Ketika temperatur lingkungan meningkat diatas 21 ˚C, kebutuhan
energi untuk maintenance menurun 30 kkal/hari. Walaupun kebutuhan
maintenance rendah pada temperatur tinggi, banyak energi yanng terbuang
untuk menghilangkan energi yang diterima tubuh ayam. Formula pakan
dengan tingkat kepadatan nutrien (density) tinggi agar dapat memenuhi
kebutuhan harian untuk pertumbuhan pada saat terjadi penurunan konsumsi
pakan (Buther dan Miles(2015).
c. Protein dan Asam Amino
Kebutuhan protein dan asam amino tergantung temperatur lingkungan,
sekalipun kebutuhan protein terpenuhi, heat stress akan mempengaruhi
performans ayam. Konsumsi protein diatas kebutuhan atau program
pemberian pakan dengan asam amino tidak seimbang meningkatkan
katabolisme dan mengakibatkan produksi panas ditandai dengan
meningkatnya heat stress pada ayam terus menerus pada temperatur
lingkungan yang tinggi. Pengurangan protein pakan dengan suplementasi
yang cocok dari asam amino sintetis juga merupakan salah satu jalan
mengurangi produksi panas. Dengan demikian disarankan mengurangi
kandungan protein kasar dari pakan dan melakukan suplemen dengan asam

3
amino sintetik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Suplementasi
Metionin hydroxyl analog lebih baik daripada DL-Metionin, dan sangat
menguntungkan pada ayam yang mengalami stress panas karena dapat
diserap secara langsung melalui difusi pasif, yang mana tidak memerlukan
energy.
d. Vitamin-Vitamin
Penambahan vitamin C, vitamin A, vitamin E dan D3 diperbolehkan untuk
memperbaiki performans ayam pada temperatur lingkungan yangg tinggi.
Temperatur tinggi juga mempengaruhi metabolisme secara keseluruhan dan
kerusakan oksidatif membrane sel sehingga membutuhkan nutrisi seperti
vitamin C (sebagai antioksidan), untuk memperbaiki kondisi tubuh. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian vitamin C dapat
meningkatkan intake pakan. Dosis vitamin C sebesar 200 ppm/kg pakan
mampu menghasilkan performa ayam yang lebih baik selama heat stress.
Biotin juga dapat ditambahkan untuk mengurangi gangguan metabolik seperti
fatty liver dan kidney sindrom selama musim panas. Vitamin E dengan dosis
250 mg/kg pakan pada kondisi heat stress dapat juga memberi keuntungan
dalam mengurangi kerusakan oksidatif.
e. Elektrolit dan Buffer
Panting mengakibatkan peningkatan kehilangan CO2 secara berlebih
sehingga pernafasan menjadi alkalosis. Perubahan keseimbangan elektrolit
dapat mengurangi laju pertumbuhan broiler. Untuk melindungi hal ini
diperlukan pemberian larutan elektrolit (anion dan kation) dalam formula
pakan. Suplementasi sodium bicarbonate (NaHCO3) 0,5 % atau 0,3% sampai
1,0 % ammonium chloride (NH4Cl) dapat mengurangi dampak negative
alkalosis yang disebabkan oleh heat stress. Pemberian vitamin elektrolit pada
air minum dapat digunakan sebagai upaya mengurangi efek heat stress pada
ayam melalui perubahan keseimbangan asam basa air dengan penambahan
elektrolit. Panting yang dilakukan unggas untuk menstabilkan suhu secara
tidak langsung akan mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh, maka
dibutuhkan elektrolit sebagai maintenance evaporasi (Hooge et al., 2004).

4
f. Perubahan Dalam Praktek Pemberian Pakan
Performa yang menurun pada kondisi temperatur sangat panas, disebabkan
oleh konsumsi pakan menurun. Konsumsi pakan menurun dapat ditingkatkan
dengan melakukan hal-hal seperti : peningkatan frekuensi pemberian pakan,
pemberian dalam bentuk pellet, penambahan lemak atau molases untuk
meningkatkan palatabilitas.

g. Waktu Pemberian Pakan


Pembentukan panas pada metabolisme pakan terjadi 4-6 jam setelah
pemberian pakan. Kematian dapat ditekan dengan cara pemberian pakan pada
malam hari dan pembatasan pakan kira-kira 4-6 jam sebelum terjadi heat
stress. Manajemen pemberian pakan, dengan cara tidak memberikan pakan
secara langsung, karena diketahui kematian dapat terjadi pada siang hari
walaupun bukan merupakan wkatu terpanas pada ayam yang telah diberi
makan penuh pada pagi harinya. Hal ini dapt terjadi karena waktu tersebut
adalah waktu perencanaan pakan, manajemen yang dapat dilakukan adalah
dengan memberi 1/3 pakan pada pagi hari kemudian 2/3 pakan pada waktu
menjelang sore dan memberikan pakan tambahan yang mengandung kalsium
maupun mineral lain yang dibutuhkan oleh ayam pada malam hari.

h. Suplementasi Probiotik Dan Bahan-Bahan Chemotherapeutic


Heat stress berpengaruh terhadap pencernaan dan absorsi nutrisi.
Suplementasi lactobacillus dan streptococcus memberikan keuntungan pada
ayam pada saat kondisi heat stress. Stress dapat juga mengakibatkan gangguan
pada sistem pencernaan ayam. Fuller (1992) melaporkan efek stress pada ayam
terhadap laju peristaltik usus dan perubahan komposisi mikroflora usus. Stress
pada tahap akut, mengakibatkan peningkatan laju peristaltik usus, tetapi pada
fase berikutnya terjadi penurunan laju peristaltik usus yang diikuti dengan
perubahan komposisi mikroflora usus. Sehingga akan mengakibatkan wet
dropping (kotoran basah) dan efesiensi pakan akan menurun.

Penaambahan sejumlah senyawa yang mampu membantu dalam


mengurangi stress yang berhubungan dengan hypothermia. Aureomycin
mampu mengatasi masalah pertumbuhan yang menurun karena stress,
resinpine diketahui sebagai alkaloid yang mampu melindungi ayam dari
kehilangan CO2 akibat heat stress demikian pula thereby mampu
mempertahankan keseimbangan asam basa dalm darah selama heat stress
terjadi.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Heat stress merupakan gejala yang timbul akibat ketidak mampuan tubuh
ayam broiler untuk menyesuaikan dengan panas. Heat stress merupakan suatu
cengkaman yang di sebabkan suhu dan kelembapan udara dalam kandang melebihi
zona nyaman.
Strategi nutrisi yang dapat diberikan untuk mengatasi heat stress sebagai
berikut:
a. Air Minum
b. Energi Pakan
c. Protein dan Asam Amino
d. Vitamin-Vitamin
e. Elektrolit Dan Buffer
f. Perubahan Dalam Praktek Pemberian Pakan
g. Waktu Emberian Pakan
h. Suplementasi Probiotik Dan Bahan-Bahan Chemotherapeutic

6
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, R.dkk. (2018). Otomasi Kandang Dalam Rangka Meminimalisir Heat


Stress Pada Ayam Broiler Dengan Metode Naive Bayes. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2, 387-394. https://j-
ptiik.ub.ac.id/index.php/j ptiik/article/download/831/318/#:~:text=Heat%20stres
%20merupakan%20gejala%20yang,dalam%20kandang%20melebihi%20zona
%20nyaman.12 September

Palupi, R. (2015). Manajemen Mengatasi Heat Stress Pada Ayam Broiler Yang
Dipelihara Dilahan Kering. https://adoc.pub/queue/manajemen-mengatasi-heat-
stress-pada-ayam-broiler-yang-dipel.html. 11 September

Bhakti, Ardhika. (2015). Antisipasi Heat Stress di Musim Kemarau.


https://www.medion.co.id/atasi-heat-stress-di-musim-kemarau/ (diakses tanggal 12
september 2021)

Anda mungkin juga menyukai