Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PRODUKSI DAN MANAJEMEN TERNAK UNGGAS KOMERSIL

“Problem Solving Ayam Broiler”

Kelas E
Kelompok 6

Tim Penyusun

Yoga Vidya 200110200013


Mochamad Rizki 200110200024
Aurellya Raissa Septiandyah 200110200069
Ditha Nofitri 200110200098
Matni Syifa Bayani 200110200230
Habib Salman Giffari 200110200342

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSTAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Problem Solving Ayam Broiler”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr.
Endang Sujana S.Pt, M.P. pada mata kuliah Produksi dan Manajemen Ternak Unggas Komersil.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Endang Sujana S.Pt, M.P. selaku
Dosen mata kuliah Produksi dan Manajemen Ternak Unggas, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
makalah kami. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi pembaca
dan juga penulis.

Jatinangor, 14 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................................................... 3

2.1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi indikator bobot badan saat panen ............... 3

2.1.1. Pakan ayam ............................................................................................................... 3

2.1.2. Cekaman stress pada ayam ....................................................................................... 3

2.1.3. Campuran Vitamin .................................................................................................... 4

2.1.4. Bibit ayam ................................................................................................................. 4

BAB III ........................................................................................................................................... 5

SOLUSI PENCAPAIAN TARGET ............................................................................................... 5

3.1 Pemeliharaan Strain.......................................................................................................... 5

3.2 Pemberian Pakan Berkualitas ........................................................................................... 5

3.3 Pemberian Asupan Pakan (Feed Intake) .......................................................................... 5

3.4 Pemeliharaan Ayam yang Lebih Optimal Saat Masa Brooding ...................................... 6

BAB IV ........................................................................................................................................... 7

PENUTUP....................................................................................................................................... 7

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 7

4.2 Saran ................................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 8

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan yang disusun sedemikian rupa
dengan formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak selama satu hari dan tidak
mengganggu kesehatan ternak. Dalam pemeliharaan ayam lokal pedaging, konsumsi
ransum merupakan hal dasar yang harus diperhatikan karena merupakan kebutuhan
pokok akan berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan. FCR (Feed Conversion
Ratio) atau konversi ransum merupakan acuan dari tingkat efisiensi ransum yang
dikonsumsi selama pemeliharaan. Konversi ransum merupakan suatu ukuran yang dapat
digunakan untuk menilai efisiensi penggunaan dan kualitas ransum. Konversi ransum
adalah perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot
badan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu ukuran efisiensi adalah dengan
membandingkan antara jumlah ransum yang diberikan (input) dengan hasil yang
diperoleh baik itu daging atau telur (output).

1.2 Rumusan Masalah


1. Faktor yang mempengaruhi indikator konversi ransum.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui solusi supaya efisiensi ransum tinggi dengan bobot badan yang optimal.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi indikator bobot badan saat panen

2.1.1. Pakan ayam


Konversi pakan dihitung dengan Feed Convertion Ratio (FCR) adalah jumlah
berat pakan yang diberikan untuk menghasilkan satu kilogram berat hidup ayam
ras pedaging. Semakin kecil nilai FCR semakin baik hasilnya, mengindikasikan
bahwa penyerapan nutrisi lebih baik dan konversi pakan menjadi daging lebih
optimal. Menurut pakar Lesson dan Summer (2000) menyebutkan bahwa
pemeliharaan ayam ras pedaging masih dikatakan efisien jika nilai konversi pakan
masih di bawah angka 2 (dua).

Rumus menghitung FCR adalah :

FCR didefinisikan berapa jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan untuk


menghasilkan satu kilogram berat badan. Idealnya satu kilogram pakan dapat
menghasilkan berat badan 1 kg atau bahkan lebih (FCR ≤ 1). Kenyataannya
kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Pada ayam ras pedaging oleh banyak
pembibit menetapkan target FCR = 1 maksimal dapat dicapai sebelum ayam
berumur 2 minggu (FCR dua minggu ± 1,047-1,071). Setelahnya, FCR akan naik
sesuai umur dan pertumbuhan ayam.

2.1.2. Cekaman stress pada ayam


Stress direspon oleh tubuh dengan memobilisasi glukosa untuk diubah menjadi
energi dan digunakan untuk menekan stress itu sendiri. Sebagai akibatnya, hanya
sedikit energi yang diarahkan ke pertambahan bobot badan.

3
2.1.3. Campuran Vitamin
Komponen dari bahan makanan bukan karbohidrat, lemak, protein dan air,
sedikit dalam makanan dan essensial (perkembangan jaringan dan kesehatan,
pertumbuhan dan hidup pokok). Apabila tidak terdapat dalam ransum atau tidak
dapat terabsorbsi penyakit defisiensi atau syndrom dan harus disediakan dalam
ransum (tidak dapat disintesis).

2.1.4. Bibit ayam


Bibit ayam atau disebut juga Day Old Chicken (DOC) merupakan ayam yang baru
saja menetas, dan berusia satu hari. Untuk dapat menghasilkan bibit yang
berkualitas, diperlukan keahlian, ketelitian dan pengalaman.

4
BAB III

SOLUSI PENCAPAIAN TARGET

3.1 Pemeliharaan Strain


Pemilihan strain ayam broiler yang unggul dapat menjadi solusi agar tercapainya target
bobot ayam yang maksimal. Terdapat beberapa strain yang beredar di Indonesia, diantaranya
Hubbard, Cobb, Ross, Lohman dan Hybro (Murwani, 2010). Salah satu strain ayam broiler
yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah Lohman. Ciri-ciri dari strain ini
adalah warna bulu putih, kulit kuning, jengger merah terang serta berkaki pendek dan besar.
Berat badan 2,1 kg untuk ayam jantan dan 1,8 kg untuk ayam betina dapat dicapai dalam
waktu 35 hari (Harisshinta, 2009).

3.2 Pemberian Pakan Berkualitas


Tingginya produktivitas ternak bergantung pada kandungan nutrisi dan jumlah pakan
yang diberikan pada ternak. Untuk menghasilkan bobot badan yang optimum, maka
diperlukan ransum yang berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok dan
produksi dari ternak tersebut. Ayam broiler sangat membutuhkan energi dan protein yang
seimbang (Amrullah,2004). Untuk ayam broiler, pada periode starter (umur 0-3 minggu),
ransum yang digunakan harus mengandung protein 23% dan energi metabolis 3.200 kkal/kg
(NRC, 1994). Dan pada periode finisher (umur 3-6 minggu), kondisi pertumbuhan ayam
broiler mulai menurun. Untuk itu, protein dalam ransum diturunkan menjadi 20% (NRC,
1994), sedangkan energi ransum, yang digunakan 3000-3200 kkal/kg.

3.3 Pemberian Asupan Pakan (Feed Intake)


Feed intake atau konsumsi pakan yaitu jumlah pakan yang dihabiskan oleh ayam atau
unggas pada periode waktu tertentu, misalnya konsumsi pakan setiap hari dihitung dengan
satuan gram/ekor/hari. Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum ialah bobot badan
ayam, jenis kelamin, aktivitas, suhu lingkungan, kualitas dan kuantitas ransum NRC (1994).
Biaya pakan dapat mencapai 70% - 80% dari total biaya produksi sehingga pakan yang
diberikan harus efisien. Waktu pemberian pakan dipilih pada saat yang tepat dan nyaman
sehingga ayam dapat makan dengan 8 baik dan tidak banyak pakan yang terbuang (Sudarso

5
dan Siriwa, 2007). diperlukan ketepatan waktu saat memberi pakan, karena jika tidak tepat
waktu maka akan menurunkan kualitas ayam.

3.4 Pemeliharaan Ayam yang Lebih Optimal Saat Masa Brooding


Mengatur buka tutup tirai kandang untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam
kandang. Kepadatan ayam sebaiknya menyesuaikan dengan umur ayam agar tidak terlalu
padat. Mengontrol suhu kandang secara rutin, Mulai 1-3 jam setelah chick in dan diteruskan
setiap 2-3 jam sekali bersamaan dengan saat pemberian pakan. menyediakan tempat pakan
dan tempat minum sesuai dengan jumlah ayam dan diberikan secara merata. Jadwal
pemberian pakan diberikan setiap harinya, terkecuali saat kondisi tertentu contohnya saat
cuaca sedang panas. Saat cuaca panas, pemberian pakan pada siang hari dikurangi, tetapi
ditambah jam pemberian pakan saat dini hari (04.00 – 06.00 WIB) atau saat tengah malah,
yaitu pukul 00.00- 02.00. Pastikan pencahayaan di malam hari cukup agar ayam tetap bisa
melakukan aktivitas makan. Berikan pakan berkualitas yang bebas jamur dan kandungan
nutrisinya baik. Lakukan penimbangan bobot badan ayam secara rutin tiap minggu mulai
umur 7 hari. Penimbangan rutin tiap minggu ini dinamakan pula kontrol bobot badan. Teknik
kontrol bobot badan tersebut ialah mengambil sampel 50–100 ekor tiap kandang secara
merata di setiap bagian kandang. Metode penimbangannya pun sebaiknya per individu ayam.
Gunakan timbangan yang memiliki sensitivitas lebih tinggi agar bobot badan ayam per
individu dapat lebih teliti diamati. Kegiatan ini dilakukan pada waktu yang sama tiap
minggunya 9 misalnya Senin pagi ketika kondisi tembolok kosong. Jika diketahui ada ayam
dengan bobot badan yang kurang dari standar, segera dipisahkan kemudian diberi perlakuan
khusus, yaitu diberi pakan starter dan multivitamin (Fortevit atau Solvit). Lakukan
pemeriksaan ayam secara menyeluruh dan perhatikan apabila ada kemungkinan infeksi
penyakit yang bisa menyebabkan ayam mengalami kekerdilan seperti infeksi Reovirus atau
helicopter disease. Bila hal tersebut terjadi, konsultasikan langkah yang akan diambil dengan
dokter hewan atau petugas kesehatan ayam yang ada di lapangan.

6
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari yang sudah di jelaskan diatas ada bebera solusi supaya efisiensi ransum tingg
dengan bobot badan yang optimal, diantaranya :

i. Pemeliharaan strain

ii. Pemberian pakan berkualitas

iii. Pemberian Asupan Pakan

iv. Pemeliharaan ayam yang lebih optimal saat masa brooding

4.2 Saran
Perlunya untuk melihat secara langsung atau praktik secara langsung agar kami
dapat lebih memahaminya dalam lagi. Semoga makalah ini dapat menjadi manfaat untuk
menambah ilmu bagi pembacanya, apabila terdapat kekurangan pada makalah ini, kritik
dan saran sangat kami butuhkan

7
DAFTAR PUSTAKA

Adirangga Fahrudin, W. T. (2016). KONSUMSI RANSUM, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN


DAN KONVERSI RANSUM AYAM LOKAL DI JIMMY’S FARM CIPANAS KABUPATEN
CIANJUR. Sumedang: Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

Harisshinta, R. 2009. Pengaruh Penggunaan Limbah Teh Dalam Pakan Terhadap Persentase
Karkas, Lemak Abdominal, Kandungan Lemak Daging Dan Berat Organ dalam Ayam
Pedaging. Skripsi .Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.

M. L. Sari, M. Romadhon. 2017. Manajemen Pemberian Pakan Ayam Broiler di Desa Tanjung
Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir. Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Murwani, R. 2010. Broiler Modern. Semarang: Widya Karya.National Research Council (NRC).
1994. Nutrient Requirement of Poultry.

Anda mungkin juga menyukai