Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa Oleifera)

PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN


BOBOT BADAN AYAM BROILER

PROPOSAL LAPORAN PENELITIAN

OLEH:

SARMAN
L1A120211

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor


(Moringa Oleifera) Pada Pakan Komersial
Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam
Broiler
Nama : Sarman
Stambuk : L1A120211
Program Studi : Rancangan Penelitian
Fakultas : Peternakan

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Diketahui

Dekan Fakultas Peternakan Ketua Program Studi Rancangan Penelitian

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat ......................................................................... 2
1.4. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 3
1.5. Hipotesis .......................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
2.1. Ayam Broiler ................................................................................... 4
2.2. Ransum Ayam Broiler ..................................................................... 5
2.3. Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) .......................................... 6
2.4 Konsumsi Ransum ............................................................................ 7
2.5 Pertambahan Bobot Badan ................................................................ 8
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 9
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 9
3.2. Materi Penelitian atau Populasi dan Sampel .................................. 9
3.3. Prosedur Penelitian atau Teknik Penelitian Lokasi dan Sampel .... 10
3.4. Rancangan Penelitian atau Teknik Pengumpulan Data .................. 11
3.5. Variabel Penelitian ......................................................................... 11
3.6. Analisis Data .................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

iii
I. PENDAHULYAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, kebutuhan akan daging sebagai sumber protein hewani terus

mengalami peningkatan, hal ini akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya

jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya nilai gizi bagi kesejahteraan manusia. Salah satu usaha untuk

membantu memenuhi sumber gizi masyarakat yang berasal dari protein hewani

adalah dengan meningkatkan produksi ayam broiler.

Bahan ransum unggas pada dasarnya bersaing dengan kebutuhan manusia,

hal ini yang menjadi kendala bagi peternakan yang baru berkembang. Salah satu

cara untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan dengan kebutuhan manu sia,

mudah ditemukan di sekitar wilayah peternakan dan memiliki kualitas yang baik.

Salah satunya adalah tepung daun kelor.

Salah satu pakan yang mengandung nutrisi tinggi terutama berperan dalam

memenuhi kebutuhan reproduksi adalah daun kelor (Moringa oleifera). Evaluasi

karakteristik nutrisi yang terkandung dalam daun kelor (Moringa oleifera)

terutama sebagai pakan ternak telah dilakukan oleh (Moyo dkk., 2011). Daun

kering mengandung protein kasar 30,29%, vitamin C (51,700mg/100g) dan

mineral seperti Zn (31,03 mg/kg) dan Se (363 mg/kg).

Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukan penelitian dengan judul

“pengaruh penambahan tepung daun kelor (moringa oleifera) pada pakan

komersial terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler” dengan tujuan untuk

1
mengetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada

pakan komersial terhadap penambahan bobot badan ayam broiler.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah

pada penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada ransum

dapat meningkatkan kualitas ransum?

2. Apakah ransum yang diberi tambahan tepung daun kelor (Moringa

oleifera) dapat meningkatkan bobot ayam broiler?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis/mengevaluasi penambahan tepung daun kelor

(Moringa oleifera) pada ransum dapat meningkatkan kualitas ransum?

2. Untuk mengiditinfikasi ransum yang diberi tambahan tepung daun kelor

(Moringa oleifera) dapat meningkatkan bobot ayam broiler?

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Dapat menganalisis/mengevaluasi penambahan tepung daun kelor

(Moringa oleifera) pada ransum dapat meningkatkan kualitas ransum?

2. Dapat mengiditinfikasi ransum yang diberi tambahan tepung daun kelor

(Moringa oleifera) dapat meningkatkan bobot ayam broiler?

2
1.5. Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian adalah sebagai berikut

1. Diduga ada penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam

ransum ayam broiler diduga berpengaruh terhadap konsumsi ransum, dan

pertambahan bobot badan.

2. Diduga ada konsentrasi penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera)

6% dalam ransum berpengaruh paling baik terhadap konsumsi ransum,

dan pertambahan bobot badan

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayam Broiler

Ayam broiler merupakan salah satu jenis ayam ras yang khusus

menghasilkan daging. Jenis ayam ras ini mempunyai pertumbuhan yang cepat

sehingga dalam waktu 4-5 minggu sudah dapat dipanen. Daging yang dihasilkan

empuk dan sangat disukai oleh masyarakat. Produk dari ayam ras ini mempunyai

peranan penting sebagai sumber protein hewani yang harganya relatif murah.

Ayam broiler membutuhkan pemeliharaan yang baik untuk dapat mencapai

produksi yang optimal (Nuryatila, 2019).

Broiler adalah jenis ternak unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang

sangat cepat, karena dapat dipanen pada umur 5 minggu.Keunggulan broiler

didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan,

temperatur lingkungan, dan pemeliharaan (Dharmawan dkk., 2016).

Keberhasilan diekspresikan produksi dalam ayam broiler performans atau

penampilan ayam broiler yang dapat diukur melalui mortalitas, konsumsi pakan,

bobot badan akhir, rasio konversi pakan (FCR), dan indeks performans (IP).

Untuk dapat mencapai performans ayam broiler secara optimal faktor yang

mempengaruhi adalah bibit, pakan, dan pengelolaan atau manajemen. Faktor

manajemen itu sendiri sangat ditentukan oleh manajemen perkandangan. Pada

pemeliharaan secara intensif, kandang mempunyai peranan penting sebagai

penentu keberhasilan usaha peternakan ayam broiler (Nuryatila, 2019).

4
2.2. Ransum Ayam Broiler

Ransum merupakan kumpulan bahan ransum yang layak dikonsumsi oleh

ayam dan telah disusun mengikuti aturan tertentu berdasarkan kebutuhan ayam

broiler dan nilai kandungan gizi dari bahan ransum yang digunakan (Kiramang

dan Jufri, 2013). Ransum adalah bahan ransum ternak yang telah diramu dan

biasanya terdiri dari berbagai jenis bahan ransum dengan komposisi tertentu.

Selanjutnya, pemberian ransum bertujuan untuk menjamin pertumbuhan bobot

badan dan menjamin produksi daging agar menguntungkan.

Ransum merupakan sumber utama kebutuhan nutrient ayam broiler untuk

keperluan hidup pokok dan produksinya, karena tanpa ransum yang sesuai dengan

kebutuhannya menyebabkan produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Ayam mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energinya, sebelum

kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Menurut Tamalluddin

(2014), yang menyatakan bahwa jika ayam diberi ransum dengan kandungan

energi rendah maka ayam makan lebih banyak.

Ransum untuk ayam pedaging dibedakan menjadi dua macam yaitu

ransum untuk periode starter (umur 0-3minggu) dan periode finisher (3-6

minggu) (Salam dkk., 2017). Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan

nutrient ransum sesuai dengan periode pertumbuhan ayam.

5
2.3. Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera)

Kelor merupakan tanaman yang sangat mudah tumbuh di berbagai daerah

dan dapat dikembangbiakkan secara vegetatif (stek) maupun generatif (benih).

Sebagai tanaman legum, kelor dapat digunakan sebagai sumber pakan yang baik

bagi ternak (Dewi, 2018). Hal ini karenadaun kelor telah dilaporkan menjadi

sumber pangan yang kaya β-karoten, protein, vitamin C, kalsium, kalium, dan

menjadi sumber makanan yang baik sebagai antioksidan alami karena adanya

berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan

karotenoid.

Tepung daun telah banyak dimanfaatkan oleh industri ransum, umumnya

untuk ternak unggas (Erwan dkk., 2021). Pengguaan tepung daun merupakan

salah atu alternatif sumber protein dan vitamin penting pada unggas. Selanjutnya

dijelaskan bahwa, hijauan juga dapat digunakan dalam formula ransum unggas

namun dalam batasan yang minimum. Kandungan serat kasar yang tinggi

menyebabkan bahwa serat kasar dibutuhkan unggas dalam ransum antara 3-6%.

Daun tanaman kelor selain dapat dikonsumsi manusia, juga digunakan

sebagai pakan ternak domba, kambing, sapi, babi, kelinci dan beberapa ikan

seperti Gurami. Daun kelor nilai nutrisinya tinggi sebagai sumber asam amino

yang seimbang, mengandung sulfur, methionin dan sistin. Daun kelor adalah

suplemen yang mempunyai nilai gizi tinggi dan dianggap sebagai suplemen

(kandungan protein daunnya dapat mencapai 43%) dan kalsium, mengandung

vitamin A,B dan C yang tinggi serta zat besi (Munandar, 2021).

6
Kelor sebagai salah satu jenis tanaman leuminosa memiliki zat nanti

yang tergolong rendah dibandingkan jenis tanaman leguiminosa lainnya

(Munandar, 2021). Zat anti nutirisi yang terkandung dalam daun kelor BK yaitu

tannin 0,3; sapoin 6,4 dan total phonel 2,7. Sedangkan jika daun diekstrasi

ataupun diubah menjadi tepung daun, kadar anti nutrisinya akan lebih rendah.

2.4 Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum adalah banyaknya ransum yang dikonsumsi setiap

ekor ayam broiler dalam waktu tertentu. Kusnadi (2008) menjelaskan bahwa

konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan

sisa ransum.. bila ransum yang diberikan tidak terbatas atau ad libitium, ayam

akan makan sepuas-puasnya hingga kenyang.

Ayam mengkonsumsi ransum utama dalam rangka memenuhi kebutuhan

energinya. Konsumsi akan meningkat bila ayam diberikan ransum dengan kadar

energi rendah. Laju ransum dalam alat pendernaan dapat mempengaruhi jumlah

ransum yang dikonsumsi, makin cepat aliran ransum daam alat pencernaan, maka

makin banyak pula jumlah ransum yang dikonsumsi, makin cepat aliran ransum

dalam alat pendernaan, maka makin banyak pula jumlah ransum yang diberikan.

Faktor lain yag juga mempengaruhi konsumsi makanan ternak, makanan dan

stress karena penyakit.

Ransum yang dikonsumsi ternak sebagian dicerna dan diserap tubuh.

Sebagian yang tidak dicerna akan diekskersikan dalam bentuk ekskreta. Hal ini

dipertegas Murtidjo (1992) bahwa komposisi makanan ternak yang mengandung

serat kasar tinggi, akan menyebabkan lebih banyak serat kasar yang dikeluarkan

7
lewat ekskreta (kotoran) sehingga kesempatan efisiensi penyerapan dari ransum

yang dikonsumsi akan hilang. Hal tersebut menyebabkan ternak unggas

berproduksi dan bertumbuh tidak optimal. Serat kasar dalam ransum

menyebabkan jumlah konsumsi ransum semakin menurun, karena ransum bersifat

bulky sehingga ransum yang dikonsumsi terbatas, unggas biasanya

mengkonsumsi kira kira 5% dari bobot badannya.

2.5 Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan mempunyai definisi sederhana yaitu

peningkatan ukura tubuh (Hunton, 1995). Pertambahan bobot badan juga dapat

diartikan sebagai perubahan ukuran yangmeliputi pertambahan bobot badan juga

dapat diartikan sebagai perubahan ukuran yang meliputi pertambahan bobot

hidup, komposisi tubuh seperti otak, lemak, tulang dan organ-organ serta

komponen-komponen kimia terutama air dan abu pada karkas.

Menurut Sulasmi (2013), bahwa pertambahan bobot badan diperoleh

melalui pengukuran kenaikan bobot badan dengan melakukan penimbangan

berulang-berulang setiap hari, tiap minggu, tiap bulan atau menurut periode waktu

tertentu. Kecepatan pertumbuhan mempunyai variasi yang cukup besar, keadaan

ini bergantung pada tipe ayam, jenis kelamin, tata laksana, temperature

lingkungan, kuantitas dan kualitas ransum.

Keseimbangan zat-zat nutrisi, terutama imbangan energi protein adalah

sangat penting, karena mempengaruhi pertumbuhan. Sukria (2018) bahwa pada

umumnya semua ternak unggas, khususnya ayam broiler termasuk golongan yang

memiliki pertumbuhan cepat. Pertumbuhan ayam pedaging sangat cepat dan

8
pertumbuhan pertumbuhan akan menrun. Pertumbuhan bobot badan erat

kaitannya dengan pertumbuhan akan menurun. Pertambahan bobot badan erat

kaitannya dengan konsumsi ransum yang mencerminkan pula gizinya, sehingga

untuk mencapai pertumbuhan yang optimal dibutuhkan sejumlah zat makanan

yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

9
III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2022. Lokasi

yang dipilih untuk penelitian adalah di Kandang Ayam Broiler. Waktu penelitian

selama 1 bulan dan dilaksanakan di Kandang Ayam Broiler, Fakultas Peternakan,

Universitas Halu Oleo, Kota Kendari.

3.2. Materi Penelitian

Materi dalam penelitian ini adalah pengaruh penambahan tepung daun

kelor (Moringa oleifera) pada pakan terhadap pertambahan bobot badan ayam

broiler. Populasi ayam broiler dengan sampel ayam broiler berumur satu hari

tanpa membedakan jenis kelamin (unsex) sebanyak 30 ekor yang pada saat

berumur 15 hari akan diseleksi menjadi 15 ekor.

3.3. Prosedur Penelitian

Prosedur kerja yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa

tahap. Berikut adalah tahap-tahap proses penelitian ini :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Siapkan lampu, wadah makan dan minum dalam kandang

3. Taruh 30 ayam berumur satu hari dalam satu kandang dan pelihara selama

14 hari

4. Pada hari ke 15, ayam diseleksi menjadi 15 ekor ayam

5. Letakkan ayam broiler pada 5 kandang, masing masing 3 ekor

10
6. Pembuatan tepung daun kelor (Moringa oleifera)

- Pisahkan daun dari ranting dan tangkainya


- Kering-anginkan daun selama 4-5 jam
- Masukkan daun ke oven selama 1-2 jam dengan suhu 450 C
- Haluskan menggunakan blender sampai menjadi tepung
- Tepung siap disajikan sebagai bahan ransum

7. Siapkan ransum sesuai dengan perlakuan yang sudah di rencanakan

- Kontrol : 100% ransum komersial


- Perlakuan 1 (R1) : 97% ransum komersial + 3% tepung daun
- Perlakuan 2 (R2) : 94% ransum komersial + 6% tepung daun
- Perlakuan 3 (R3) : 91% ransum komersial + 9% tepung daun
- Perlakuan 4 (R4) : 88% ransum komersial + 12% tepung daun

8. Bagi kandang menjadi 5 bagian sesuai perlakuan, tiap perlakuan dilakukan

pengulangan 4 kali

9. Amati hasil dan catat perkembangannya selama 5 minggu

3.4. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam menganalisa data adalah dengan

menggunakan model matematika pada umumnya yaitu dengan menghitung

jumlah dan rata-rata, metode ini bisa juga disebut dan metode kuantitatif. Serta

data juga diolah menggunakan metode analisis yang dilakukan dengan cara

merangkai dan menguraikan secara sistematis data-data yang diperoleh sehingga

dapat menarik kesimpulan secara umum.

3.5. Variabel Penelitian

Variabel penelitian bebas yaitu faktor yang sengaja diubah atau

dimanipulasi oleh peneliti dengan maksud untuk mengetahui perubahan apa yang

terjadi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tepung daun kelor (Moringa

oleifera) ayam broiler dengan konsentrasi yang berbeda.

11
3.6. Analisis Data

Jumlah populasi 30 ekor ayam broiler (Moringa oleifera) dianalisis

dengan menggunakan ANOVA tunggal untuk mengetahui pengaruh pemberian

tepung daun kelor (Moringa oleifera) sebagai subtitusi ayam broiler di dalam

ransum. Apabila F hitung ≥ F tabel 0,05 maka dilanjutkan dengan uji BNT 0,05.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dewi DP. 2018. Substitusi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera L.) pada
Cookies Terhadap Sifat Fsik, Sifat Organoleptik, Kadar Proksimat, dan
Kadar Fe. Ilmu Gizi Indonesia. 1(2): 104-112.
Dharmawan R, Prayogi HS, dan Nurgiartiningsih VMA. 2016. Penampilan
Produksi Ayam Pedaging yang Dipelihara pada Lantai atas dan Lantai
Bawah. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal
Science). 26(3): 27-37.
Erwan E, Wulandari SY, dan Irawati E. 2021. Pengaruh penggunaan Beberapa
level Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) dalam Ransum Basal
terhadap Plasma Metabolit Ayam Broiler: The Effect of the Usage of
Different Levels of Moringa oleifera Lam Leaf Flour in the Basal Ration
on The Plasma Metabolites of Broiler Chicken. Jurnal Ilmu Peternakan
dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary
Science). 11(1): 81
Kiramang K, dan Jufri M. 2013. Pengaruh Pemberian Serbuk Cengkeh (Syzygium
Aromaticum) pada Ransum terhadap Performan Ayam Ras Pedaging
(Broiler). Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknologi. 7(2): 219-
230.
Kusnadi E. 2008. Pengaruh Temperatur Kandang Terhadap Konsumsi Ransum
dan Komponen Darah Ayam Broiler. J. Indon. Trop. Anim. Agrie. 33(3):
22-24.
Munandar I. 2021. Pengaruh Pemberian Larutan Daun Kelor (Moringa Oleifera)
dalam Air Minum terhadap Berat Badan Akhir dan Parsentase Karkas
pada Ayam BROILER (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS BOSOWA)
Nuryati1a T. 2019. Analisis Performans Ayam Broiler pada Kandang Tertutup
dan Kandang Terbuka Performance Analysis Of Broiler In Closed House
And Opened House. Jurnal Peternakan Nusantara. 5(2): 77-86.
Salam S, Fatahilah A, Sunarti D, dan Isroli I. 2017. Berat Karkas dan Lemak
Abdominal Ayam Broiler yang diberi Tepung Jintan Hitam (Nigella
Sativa) dalam Ransum Selama Musim Panas. Sains Peternakan: Jurnal
Penelitian Ilmu Peternakan. 11(2): 84-90.
Sukria HA, Nugraha IES, dan Suci DM. 2018. Pengaruh Proses Steam pada Daun
Kelor (Moringa Oleifera) dan Asam Fulvat terhadap Performa Ayam
Broiler. Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. 16(2): 1-9.
Sulasmi S, Sapsuha Y, dan Saelan E. 2013. Pengaruh Penambahan Jenis Tepung
Daun Leguminosa yang Berbeda terhadap Konsumsi, Pertambahan Bobot
Badan dan Konversi Ransum Ayam Broiler. Agrikan: Jurnal Agribisnis
Perikanan. 6(1): 10-16.

13
Tamalluddin F. 2014. Panduan Lengkap Ayam Broiler. Penebar Swadaya Grup.

14

Anda mungkin juga menyukai