PETERNAKAN BROILER
Dalam setiap usaha tentunya kita selalu menginginkan
adanya keuntungan. Seperti dalam berdagang barang, maka
keuntungan yang kita peroleh adalah hasil penjualan barang
dikurangi modal yang telah kita keluarkan. Dalam usaha
peternakan broiler pun kita tentunya menginginkan adanya
keuntungan dalam usaha kita tersebut, namun bagaimana
perhitungan keuntungan dalam sebuah usaha broiler? Apa
indicator keberhasilan sebuah usaha peternakan broiler?
Nah, jika ini menjadi pertanyaan anda juga maka semoga
informasi berikut ini bermanfaat bagi anda.
Dalam perhitungan keuntungan dalam sebuah peternakan
broiler maka ada beberapa cara pengukuran dan
pengukuran yang paling utama adalah Indeks Permormance
atau biasanya disingkat dengan IP. Nilai IP ini biasanya
digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi
peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Berikut
rumus indeks performan (IP) tersebut.
Keterangan :
P : Indeks performan
D : persentase deplesi (%)
BB : bobot badan rata-rata saat panen (kg)
FCR : feed conversion ratio
A/U : umur rata-rata panen (hari)
Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu,
semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil suatu
peternakan broiler tersebut. Menilik rumus IP di atas, untuk
menghitung IP dibutuhkan empat parameter lain yaitu:
www.dokterternak.com
Bandingkan hasil perhitungan di atas dengan data
dari breeder. Idealnya, bobot badan rata-rata kandang lebih
besar atau sama dengan standar. Jika bobot badan rata-rata
lebih kecil dari standar lakukan beberapa perbaikan misalnya
dalam tata laksana pemberian pakan dan pengaturan
kepadatan kandang.
Penimbangan berat badan dapat dilakukan secara rutin tiap
minggu dan saat panen. Penimbangan rutin tiap minggu
dinamakan pula kontrol berat badan. Teknik kontrol badan
tersebut ialah mengambil sampel 50100 ekor tiap kandang
secara merata di setiap bagian kandang. Kontrol berat
badan merupakan metode penimbangan individu yang
berarti seekor ayam ditimbang untuk berat badannya.
Sebaiknya gunakan timbangan yang memiliki sensitivitas
lebih tinggi agar berat badan ayam perindividu dapat lebih
teliti diamati. Kegiatan ini dilakukan pada waktu yang sama
tiap minggunya misalnya Senin pagi ketika kondisi tembolok
kosong.
Penimbangan
saat
panen
menggunakan
metode
penimbangan massal karena jumlah populasi yang harus
ditimbang banyak. Faktor efisiensi waktu dan tingkat stres
ayam menjadi hal yang penting. Secara teknis, penimbangan
ayam bisa berbeda misalnya ayam ditimbang sekaligus
keranjangnya atau ada juga yang mengikat ayamnya dahulu
baru digantung.
2. Rasio konsumsi pakan terhadap peningkatan berat badan
atau Feed Conversion Ratio (FCR)
Rumus menghitung FCR ialah :
Keterangan :
U : umur ayam dipelihara
P : populasi ayam yang dipanen
4. Tingkat deplesi populasi
Deplesi populasi atau penyusutan jumlah ayam bisa berasal
dari dua hal yaitu kematian dan afkir ayam (culling ayam).
Rumus menghitung tingkat deplesi (D) ialah sebagai berikut :
UMUR
BW
FCR
38
55
0.24
66
0.41
80
0.58
98
0.68
120
0.78
143
0.87
170
0.93
200
0.99
233
1.05
10
270
1.09
11
309
1.14
12
352
1.18
13
398
1.21
14
447
1.25
15
500
1.27
16
556
1.30
17
614
1.32
18
675
1.34
19
739
1.36
20
804
1.38
21
871
1.39
UMUR
BW
FCR
22
939
1.40
23
1,009
1.42
24
1,080
1.43
25
1,153
1.45
26
1,226
1.46
27
1,300
1.47
28
1,375
1.49
29
1,450
1.51
30
1,527
1.53
31
1,604
1.54
32
1,681
1.57
33
1,760
1.59
34
1,838
1.61
35
1,918
1.63
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyusun tugas Makalah Budidaya Ternak Unggas
tentang Pemeliharaan Ayam Broiler.
Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Kesehatan
Ternak. Makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang
diharapkan dan dengan terselesainya Makalah ini sekiranya
bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan
Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun
berdampak pada peningkatan konsumsi produk peternakan (daging,
telur, susu). Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran
masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga
turut meningkatkan angka perminataan produk peternakan. Daging
banyak dimanfaatkan olehmasyarakat karena mempunyai rasayang
enak dan kandungan zat gizi yangtinggi.Salah satu sumber daging
yangpaling banyak dimanfaatkan olehmasyarakat Indonesia adalah
ayam.Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat
diperoleh dari pemotongan ayam broiler, petelur afkir, dan ayam
kampung.
Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar
protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas
unggulan.Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging
ayam menjadi sumber utama menu konsumen.Daging ayam broiler
mudah
didapatkan
baik
di
pasar
modern
maupun
tradisional.Produksi daging ayam broiler lebih besar dilakukan oleh
rumah potong ayam modern dan tradisional.Proses penanganan di
RPA merupakan kunci yang menentukan kelayakan daging untuk
Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang terjadi di peternakan ayam niaga
pedaging, rumah potong ayam dan pasar yang berkaitan dengan
rendahnya kualitas karkas ayam niaga pedaging serta mencari
solusi pemecahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan hasil teknologi yaitu persilangan
antara ayam Cornish dengan Plymouth Rock. Karakteristik
ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging,
konversi pakan rendah, dipanen cepat karena pertumbuhannya
yang cepat, dan sebagai penghasil daging dengan serat lunak
(Murtidjo, 1987). Menurut Northe (1984) pertambahan berat badan
yang ideal 400 gram per minggu untuk jantan dan untuk betina 300
gram per minggu.
Menurut Suprijatna et al. (2005) Ayam broiler adalah ayam
yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan
cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Siregar et al. (1980) bahwa ayam Broiler
dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain : ukuran
badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang,
pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum
tinggi.
Ayam broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah
dikembangbiakan secara khusus untuk pemasaran secara dini.
Ayam pedaging ini biasanya dijual dengan bobot rata-rata 1,4 kg
tergantung pada efisiensinya perusahaan. Menurut Rasyaf (1992)
ayam pedaging adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang
berumur dibawah 6 minggu ketika dijual dengan bobot badan
tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat, serta dada yang
lebar dengan timbunan daging yang banyak. Ayam broiler
merupakan jenis ayam jantan atau betina yang berumur 6 sampai 8
minggu yang dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi
daging yang optimal. Ayam broiler dipasarkan pada umur 6 sampai 7
minggu untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan
daging. Ayam broiler terutama unggas yang pertumbuhannya cepat
pada fase hidup awal, setelah itu pertumbuhan menurun dan
akhirnya berhenti akibat pertumbuhan jaringan yang membentuk
tubuh. Ayam broiler mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan
dibandingkan dengan jenis ayam piaraan dalam klasifikasinya,
karena ayam broiler mempunyai kecepatan yang sangat tinggi
dalam pertumbuhannya. Hanya dalam tujuh atau delapan minggu
saja, ayam tersebut sudah dapat dikonsumsi dan dipasarkan
padahal ayam jenis lainnya masih sangat kecil, bahkan apabila
ayam broiler dikelola secara intensif sudah dapat diproduksi
hasilnya pada umur enam minggu dengan berat badan mencapai 2
kilogram per ekor (Anonimus, 1994).
Untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai dengan yang
dikehendaki pada waktu yang tepat, maka perlu diperhatikan pakan
yang tepat. Kandungan energi pakan yang tepat dengan kebutuhan
ayam dapat mempengaruhi konsumsi pakannya, dan ayam jantan
memerlukan energy yang lebih banyak daripada betina, sehingga
ayam jantan mengkonsumsi pakan lebih banyak, (Anggorodi, 1985).
Perkandangan
Kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan
kenyamanan bagi ayam, mudah dalam tata laksana, dapat
memberikan produksi yang optimal, memenuhi persyaratan
kesehatan dan bahan kandang mudah didapat serta murah
harganya. Bangunan kandang yang baik adalah bangunan yang
memenuhi persyaratan teknis, sehingga kandang tersebut biasa
berfungsi untuk melindungi ternak terhadap lingkungan yang
merugikan, mempermudah tata laksana, menghemat tempat,
menghindarkan gangguan binatang buas, dan menghindarkan ayam
kontak langsung dengan ternak unggas lain (Anonimus, 1994).
Kandang serta peralatan yang ada di dalamnya merupakan
sarana pokok untuk terselenggarakannya pemeliharaan ayam
secara intensive, berdaya guna dan berhasil guna. Ayam akan terus
15 - 21 26 25
21 - 28 4 23
29 - 35 23 21
d.
5
6
1576
2088
1344
1741
2.4.
Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam daging ditujukan untuk mencapai
beberapa sasaran yaitu tingkat kematian serendah mungkin,
kesehatan ternak baik, berat timbangan setiap ekor setinggi
mungkin dan daya alih makanan baik (hemat). Untuk mencapai halhal tersebut ada beberapa hal pokok yang perlu dipertimbangkan
sebaik-baiknya dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu
perkandangan dan peralatan serta persiapannya, pemeliharaan
masa awal dan akhir, pemberian pakan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit dan pengelolaan (Suyoto, 1983).
Ayam broiler atau ayam daging dipelihara selama kurang lebih
6 sampai 7 minggu. Ayam ini tidak dimaksudkan untuk produksi
telur, tetapi diharapkan dagingnya. Sampai umur 5 minggu beratnya
kira-kira sama dengan ayam telur dewasa yaitu kurang lebih 1,5 kg.
Cara pemeliharaan ayam daging hampir sama dengan ayam telur
dari periode starter sampai grower (Jahja, 2000).
Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan secara tuntas
terhadap kandang dan peralatan yang akan dipakai didalamnya,
baik tempat makanan, tempat minuman,brooder, alat pelingkan dan
lain-lain. Terutama pada kandang lama yang sudah dipakai, sisasisa dari ternak yang lama, baik kotoran, bahan-bahan yang
tercecer harus dibersihkan secara tuntas sehingga tidak ada yang
tertinggal, sebab setiap butir sisa dari kawanan ayam yang lama
akan ada kemungkinan akan menularkan sesuatu penyakit kepada
kawanan berikutnya. Pembersih dilakukan dengan air dan bahan
pencuci (sabun atau detergen) (Suyoto, 1983).
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal
peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling
murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan
preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek
dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar
bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan
kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu
dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya
segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna
kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang
bagi ternak yang dipelihara.
Teknis pemeliharaan ayam broiler yang baik menurut
(Anonimus, 2009), yaitu minggu pertama (hari ke-1 sampai ke-7).
2.5.1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke
tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting
yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan
metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21
hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik.
Immunogenik artinya dapat merangsang pembentukan kekebalan.
Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak
dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang
disebabkan organisme tersebut. Vaksin ada dua macam, yaitu
vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang
mikroorganismenya masih aktif atau masih hidup. Biasanya vaksin
aktif berbentuk sediaan kering beku, contoh: MEDIVAC ND LA
SOTA, MEDIVAC ND-IB dan MEDIVAC GUMBORO A. Vaksin inaktif
adalah vaksin yang mikroorganismenya telah dimatikan. Biasanya
berbentuk sediaan emulsi atau suspensi, contoh: MEDIVAC NDEDS EMULSION, MEDIVAC CORYZA B (Jahja, 2000).
Pelaksanaan Kegiatan vaksinasi dapat dilakukan dengan cara
membagi ayam menjadi 2 kelompok besar dalam sekatan. Ayam
kemudian digiring ke dalam 2 sekatan yang terbentuk. Vaksinasi
dilakukan mulai dari pen terakhir hingga pen pertama. Ayam yang
telah divaksinasi diletakan diluar sekatan hingga kemungkinan
terjadinya pengulangan vaksinasi dapat diminimalisir.
3.
3)
air) atau dengan 0,25% larutan soda api (2,5 gram soda api
kedalam 1 liter air).
Pengobatan Gumboro dapat dengan pemberian obat-obat
untuk gumboro, juga ada obat tradisional dengan penggunaan daun
teh.
4)
telur.
-Secara horizontal terjadi melalui kontak langsung antara unggas
secara klinis sakit dengan ayam karier yang telah sembuh,
sedangkan penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan
peralatan, kandang, litter dan pakaian dari pegawai kandang yang
terkontaminasi.
Gejala klinis
Nafsu makan menurun
Feses (kotoran) kotoran berwarna putih seperti kapur
Kotorannya menempel di sekitar dubur berwarna putih
Kloaka akan menjadi putih karena feses yang telah kering
Jengger berwarna keabuan
Mata menutup dan nafsu makan turun
Badan anak ayam menjadi lemas
Sayap menggantung dan kusam
Lumpuh karena arthritis
Suka bergerombol
Diagnosis
Isolasi dan identifikasi salmonella pullorum dapat diambil
melalui hati, usus maupun kuning telur dapat dilakukan pembiakan
kedalam medium. Ayam karier yang sudah sembuh dapat
diidentifikasi dengan penggumpalan darah secara cepat (rapid
whole blood plate aglutination test).
Pengobatan
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan
antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau
mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk
pencegahan kematian anak ayam, tapi tidak dapat menghilangkan
infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang terserang
dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis.
Pencegahan
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh
para peternak ayam adalah :
Menjaga kebersihan lingkungan hidup ayam.
Menjaga kebersihan kandang dengan cara disucihamakan dengan
menggunakan larutan kaporit ( takaran 1 : 1.000 ).
Pengapuran kandang.
Pembuangan kotoran ayam jauh dari lokasi peternakan.
Perlindungan dari serangan berbagai macam hewan liar.
7)
Penularan
Penularan dapat terjadi secara horizontal
Melalui jalur respirasi
Penularan secara vertikal dengan suatu percobaan dengan cara
inokulasi induk usia 15 bulan, ternyata pada doc hasil tetasannya
(17 19 hari post inokulasi) mengandung virus reo
Gejala Klinis
Biasanya mulai terlihat pada usia 4 8 hari dengan ciri-ciri :
Malas bergerak
Bulu kusam
Coprophagia (faeces / litter eating)
Bila di uji gula darahnya Hypoglycaemic
Hanya sebagian populasi yang terkena dengan kategori :
larut, kondisi ayam akan semakin parah. Dari lubang hidung dan
kedua matanya akan keluar semacam cairan yang pada akhirnya
nanti dapat membuat hidung ayam tersumbat sehingga membuat
ayam menjadi susah bernafas. Penyakit ayam ini disebabkan oleh
bakteri haemophilus galloinarum dan dapat menyebar melalui
makanan, minuman dan udara. Untuk mengatasi penyebaran
penyakit pilek ini, peternak ayam harus segera memindahkan ayam
yang sedang sakit ke kandang khusus untuk dikarantina.
Pengobatan
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati
penyakit pilek pada ayam adalah neofet, kapsul anti snot dan bubuk
coryuit. Dosis pemakaian obat dan cara pemberian obat harus
disesuaikan dengan petunjuk yang ada dikemasan obat. Selain itu,
penyakit ini juga dapat disembuhkan dengan cara menyuntikkan
cairan streptomycim berdosis 0,2 cc / suntikkan / hari. Proses
penyuntikkan berlangsung selama 5 hari dengan bagian tubuh ayam
yang disuntik adalah leher bagian belakang. Beberapa jenis obat
yang biasa dikonsumsi oleh manusia ditengarai juga dapat
digunakan untuk mengobati ayam yang sedang terserang penyakit
pilek. Mereka adalah refagan dan bodrex. Caranya adalah : satu
tablet obat dilarutkan ke dalam 1 sendok air teh dan kemudian
diminumkan kepada ayam.
Pencegahan
Pemberian antibiotik (streptomycin dan sulfanilamida) secara
berkala dapat membantu mencegah ayam tidak mudah terserang
pilek. Vaksinasi (corryta naccin dan vaksin snot) juga harus
dilakukan ketika ayam masih berumur 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan
dan menjelang usia dewasa.
11) Hama
Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibasngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik;
pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat; (2) dengan
menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang
encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan
karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan
air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.
2011
Pendahuluan.
http://micksihite.blogspot.com/p/laporan-semester-praktikumproduksi.html
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras
Pedaging (broiler). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.
Fadillah. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia
Pustaka:. Ciganjur.
Kartini.
2011.
Kandungan
Zat
Pakan
Jagung.
http://putramegatawang.com/kandungan-zat pakan-jagung.html.
R, 2008. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial.
Agromedia pustaka: Jakarta
Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar
Swadaya:. Jakarta