KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN Jalan. Dr. Soeparno Utara 60 Grendeng – Purwokerto 53122
NASKAH UJIAN TENGAH SEMESTER PROGRAM S1 PETERNAKAN
SEMESTER GASAL 2021/2022
Mata Kuliah : Pakan dan Nutrisi Ruminansia
Hari/ Tanggal : Selasa, 5 Oktober 2021 Waktu : 13.00 – 14.00 (60 menit) Dosen Dr.sc.agr.Ir. Muhamad Bata, MS Identitas Mahasiswa : NIM : D1A019137 Nama Lengkap : Abhipraya Fauzan Nugraha Kelas : D 2019
Petunjuk 1. Jawablah pertanyaan soal ini dengan singkat dan jelas 2. Jawaban diketik dengan huruf Times New Roman 12, space 1,5 dan diunggah sesuai dalam bentuk pdf
Soal Essay : bobot nilai total 60
No Nilai Soal 1 15 Mikroba dalam rumen berperan dalam proses pencernaan (hidrolitis dan fermentative/metabolisme anaerob) terhadap karbohidrat, protein dan lemak. Jelaskan bagaimana mekanisme proses pencernaan masing-masing nutrient tersebut. 2 5 Apa peran Ruminansia supaya proses pada nomor 1 di atas berjalan normal? Jelaskan jawaban saudara. 3 10 Salah satu fungsi karbohidrat structural adalah menormalkan fungsi saluran percernaan. Bagaimana anda mengetahui bahwa saluran pencernaan ternak ruminansia itu berfungsi secara normal? Jelaskan prosesnya. 4 5 Bagaimana cara saudara untuk meminimalisir Down-grades high quality dietary protein ? 5 15 Data dari peternakan sapi perah diperoleh kadar urea susu dan urin pada sapi laktasi tinggi. a. Apa penyebabnya? b. Jelaskan mekanisme proses terjadinya c. Bagaimana cara mengatasinya untuk menurunkan kadar urea tersebut? 6 10 Ketosis merupakan salah satu gangguan metabolisme pada sapi khususnya pada sapi perah yang produksi tinggi dan terjadi pada minggu pertama sampai minggu ke tiga masa laktasi. a. Mengapa hanya terjadi pada sapi perah produksi tinggi dan pada awal laktasi? b. Apa penyebabnya? c. Bagaimana mencegahnya? d. Salah satu preparat yang digunakan untuk pengobatan ketosis adalah hormone glucagon bukan hormon insulin. Jelaskan alasannya. 7 5 Sapi laktasi yang diberikan hijauan saja menyebabkan produksi susunya rendah. Salah seorang mahasiswa Fapet menemukan permasalahan tersebut memberikan saran untuk memberikan konsentrat dan ternyata setelah dilaksanakan saran tersebut produksi susu meningkat. Jelaskan mekanisme prosesnya bahwa pemberian konsentrat dapat meningkatkan produksi susu dibandingkan hanya dengaan pemberian hijauan saja.
JAWABAN
1. Karbohidrat dihidrolisis menjadi glukosa oleh enzim mikroorganisme rumen dan
kemudian difermentasi untuk menjadi VFA 95% yang diserap terlebih dahulu, lalu asetat dan propionate diangkat ke hati melalui pembuluh darah, sedangkan butirat diubah menjadi keton lalu dibawa ke hati, gas (CH4 dan CO2), panas dan asam-asam. Fermentasi asam amino menjadi asam iso dan energi untuk mensistesis protein dan menjaga suhu tubuh pada rumen. Protein dihidrolisis oleh enzim protease dari mikroorganisme menjadi senyawa monomer menjadi protein, lalu didegradasi (fermentasi) untuk penurunan kualitas karena asam amino menjadi ammonia, lalu terbentuklah N-NH₃ dan kerangka karbon (asam- asam keton). Lemak dihidrolisis untuk memutus ikatan rantai lalu masuk dalam rumen menjadi gliserol, galaktosa dan asam-asam lemak. Gliserol dan VFA diubah menjadi VFA sementara asam-asam lemak yang tak jenuh mengalami biohidrogenase menjadi asam lemak jenuh, lalu asam lemak jenuh dibawa ke usus halus. 2. Peranan ruminansia pada proses pencernaan yaitu : bergantung pada populasi dan jenis mikroba yang berkembang di dalamnya, karena proses perombakan pakan pada dasarnya adalah kerja enzim yang dihasilkan oleh mikroba dalam rumen. Hal tersebut yang membuat ruminansia berbeda dengan spesies lain seperti monogastrik dan sebagainya, karena rumanansia bergantung pada mikroba mikroba yang ada di dalam lambung- lambungnya (rumen, retikulum, omasum, abomasum). Tanpa kegiatan mikroba, makanan apapun (hijauan dan konsentrat) tidak akan bisa dicerna oleh ternak ruminan. Mikroba dapat dipancing dengan pemberian konsentrat dan hijauan yang baik agar peranan ruminansia berjalan dengan sempurna. Konsentrat pun dapat memancing kegiatan mikroba, pun dengan hijauan. Dan diolah oleh enzim dari mikroba yang memakan pakan tersebut. 3. Pencernaan ternak ruminansia dapat diketahui dengan cara evaluasi konsumsi pakan. Dari perhitungan tersebut didapat untuk mengetahui apakah pakan yang diberikan sesuai dengan karbohidrat yang dibutuhkan, atau bahkan melebihi kebutuhan. Proses tersebut bisa kita ketahui dengan memberi perhitungan pakan yang diberikan, bahan kering, dan sebagainya. Lalu dihitung dengan pakan yang bersisa. Ada juga menggunakan cairan rumen dengan metode in vitro. 4. Cara perlakuan dari saya untuk ternak, pertama beri pakan yang tingkat palabilitasnya tinggi agar ternak menyukai pakan tersebut, kedua menyusun formula ransum dengan efisien dan berkualitas tinggi supaya ternak terhindar dari down-grades tersebut, dan yang terakhir saya berikan obat jikalau terkena penyakit seperti kurang makan dan sebagainya. 5. A. Penyebab : karena pemberian protein dan kebutuhan energi dari karbohidrat tidak seimbang dalam jumlah pemberian dan waktu pemberian yang tepat. B. Mekanisme : amonia sisa di bawa ke hati menjadi urea. Penyerapan amonia dengan kadar yang tinggi tidak bisa di cerna oleh hati sehingga urea akan masuk ke dalam susu dan urin sapi. Karena hati merupakan sistem eksresi lalu karena tidak dapat dicerna sehingga berpindah melalui anus. C. Cara mengatasi : efisiensi pakan ternak dengan perhitungan, semisal memberikan bahan pakan yang sesuai fermentasinya antara protein dan karbohidrat misal menggunakan protein urea maka karbohidratnya pati. Jangan keduanya mengandung unsur yang menjadikan tingkat kecernaan berubah menjadi amonia. 6. A. diakibatkan karena rendahnya karbohidrat dan akibat kekurangannya glukosa untuk sintesis susu. Awal laktasi disebabkan karena konsumsi secara normal dan akan menurun pada saat awal laktasi yang menyebabkan sapi berusaha untuk memanfaatkan jaringan tubuh cadangan sebagai sumber energi yang menyebabkan keton darah meningkat. B. Negative energy balance, ketosis pada sapi perah yang berproduksi tinggi dapat diakibatkan oleh karena rendahnya karbohidrat dan rendahnya prekursor glukoneogenik dalam ransum. C. Tidak memberikan bahan yang mengandung lemak yang berlebihan pada saat setelah melahirkan, meningkatkan pemberian konsentrat setelah melahirkan, memberikan hijauan yang berkualitas baik minimal 1/3 dari total bahan kering ransum, adaptasi pemberikan ransum, Menghindari pemberian hay dan silase yang tinggi asam butiratnya, memonitor kondisi keotik setiap minggu dengan mengetes susu, memberi makan propylene glikol untuk sapi-sapi yang mudah kena ketosis, menyeleksi sapi-sapi ysng sehat dan mempunyai nafsu makan yang baik. D. Ketosis merupakan kondisi tubuh kekurangan karbohidrat untuk dibakar menjadi energi. Sehingga mengggunakan hormone glucagon dimana glucagon dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan merangsang hati untuk mengubah glikogen menjadi glukosa dan menstimulasi konversi asam lemak dan asam amino menjadi glukosa (glukoneogenesis). 7. Mekanisme prosesnya bahwa pemberian konsentrat dapat meningkatkan produksi susu dibandingkan hanya dengaan pemberian hijauan saja yaitu konsentrat akan menghasilkan propionat sehingga akan menjadi glukosa di hati kemudian akan ke ambing untuk di ubah menjadi laktosa, laktosa yang tinggi maka air akan tinggi. Selain itu konsentrat juga harus seimbang antara pemberian protein. Konsentrat lebih mudah dicerna akan memacu pertumbuhan mikroba, meningkatkan proses fermentasi dalam rumen. Sebaiknya pemberian konsentrat 2 jam sebelum hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum, yang akan meningkatkan konsumsi bahan kering ransum.