Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UJI ZAT PADA MAKANAN

Disusun oleh :
Kelompok 6

Anggota Kelompok :
1. Anisa Hasna Mufida (09)
2. Bagus Satrya Cahya S. (13)
3. Elysia Alfreda Agustina (17)
4. M. Bagoes Miftachur R. (21)
5. M. Farras Junyno Anfaret (23)
6. Revawindi Ramadhani (30)

XI MIPA 2
SMA NEGERI 1 TAMAN
2023
I. Tujuan
 Mengetahui kandungan zat pada bahan makanan
 Menguji keberadaan kandungan zat makanan (amilum, protein, lemak, karbohidrat,
dan glukosa) dari beberapa jenis makanan (nasi, kuning telur, pisang, tahu, dan susu).

II. Rumusan Masalah


1. Apa yang terjadi pada bahan makanan apabila diberi 5 tetes reagen lugol?
2. Apa yang terjadi pada bahan makanan apabila diberi 5 tetes reagen biuret?
3. Apa yang terjadi pada bahan makanan apabila diberi 2 tetes reagen fehling A dan
fehling B kemudian dibakar?
4. Bagaimana bekas noda pada kertas setelah mengolesi zat makanan di kertas?

III. Hipotesa
1. Nasi dan pisang akan berubah warna menjadi biru kehitaman karena mengandung
karbohidrat. Sedangkan kuning telur, tahu dan susu tidak berubah warna.
2. Kuning telur, tahu, dan susu berubah warna menjadi keunguan karena mengandung
protein. Sedangkan nasi dan pisang tidak berubah warna.
3. Reaksi zat makanan yang mengandung glukosa jika ditetesi reagen fehling A dan B
akan berubah warna menjadi hijau atau merah bata atau orange.
4. Reaksi zat makanan yang mengandung lemak jika dioleskan di atas kertas akan
meninggalkan noda transparan karena memiliki kandungan lemak yang tinggi.
5. Salah satu cara mendeteksi kandungan karbohidrat pada bahan makanan adalah
dengan menggunakan larutan yodium. Selain itu, untuk mengetahui kandungan
karbohidrat kamu juga bisa menggunakan uji benedict yang dilakukan melalui reaksi
gula pereduksi.
6. Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Jika sebuah
sampel menghasilkan warna ungu/ lembayung setelah bereaksi dengan biurat, maka
sampel tersebut mengandung protein
7. Menguji lemak dalam suatu bahan makanan dapat dilakukan dengan mengoleskan
larutan pada kertas. Jika kertas menjadi transparan atau buram, maka bahan yang diuji
mengandung lemak
IV. Variabel
1. Variabel bebas : Bahan makanan
2. Variabel terikat : Reagen (Lugol, Biuret dan Fehling A dan B)
3. Variabel kontrol : Perubahan warna makanan

V. Dasar Teori
Reaksi uji biuret juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi protein karena
semakin banyak kandungan protein, maka semakin banyak pula peptide yang berikatan
dengan ion Cu2+, sehingga warna ungu akan semakin pekat. Makanan adalah bahan yang
berasal dari hewan atau tumbuhan dan dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan
tenaga serta nutrisi. Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda.
Berikut zat-zat yang diperlukan tubuh:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi untuk
tubuh. Sumber energi ini merupakan makanan utama bagi otak. Pada saat Anda
mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan memecahnya menjadi glukosa. Glukosa atau
gula darah yaitu sumber energi utama untuk sel, jaringan, dan organ tubuh. Zat ini
dapat segera digunakan atau disimpan di hati dan otot.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme
dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
Sebagian besar karbohidrat dapat dijumpai dalam biji-bijian. Namun, tidak
sedikit pula produsen makanan yang menambahkan zat gizi ini ke dalam makanan
olahan lainnya, berupa pati atau tambahan gula. Contoh makanan yang mengandung
karbohidrat adalah nasi. Ada dua jenis karbohidrat, yaitu :
a) Karbohidrat sederhana, adalah senyawa yang dapat dicerna dengan cepat oleh
tubuh untuk dijadikan energi. Dapat ditemukan secara alami dalam berbagai
makanan, seperti: buah-buahan, susu dan produk olahan susu, makanan manis,
seperti permen, sirup, dan minuman ringan.
b) Karbohidrat kompleks, adalah jenis yang terdiri dari molekul gula yang
terhubung menjadi rantai panjang dan rumit. Bisa dijumpai pada makanan
seperti: kacang-kacangan, biji-bijian, dan Sayuran.
Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks menawarkan vitamin,
mineral, dan serat yang penting bagi kesehatan.
a. Glukosa
Glukosa adalah senyawa organik dalam bentuk karbohidrat berjenis
monosakarida. Jenis ini juga dikenal sebagai jenis karbohidrat yang paling sederhana,
tidak dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Inilah mengapa glukosa juga
disebut gula sederhana. Sama seperti glukosa, monosakarida juga meliputi fruktosa,
galaktosa, dan ribosa. Biasanya glukosa bisa Anda dapatkan dari sayuran, buah-
buahan, produk olahan susu, dan roti, namun sejatinya glukosa diproduksi oleh daun
dari tumbuhan hijau.
Bersamaan dengan oksigen, glukosa dihasilkan ketika tumbuhan sedang
berfotosintesis. Selanjutnya, oksigen yang dihasilkan kemudian dilepaskan ke udara,
sedangkan glukosa tetap dialirkan ke seluruh jaringan tumbuhan. Ini bertujuan untuk
menyokong pertumbuhan, membantu pembentukan bunga, serta pengembangan buah
dari tanamaan itu sendiri. Glukosa yang tersebar ke seluruh jaringan tanaman inilah
yang kemudian menjadi sumber nutrisi.
Ada tiga cara bagaimana tubuh memproses glukosa, yakni melalui enzim di
saluran pencernaan, hormon insulin, dan hormon glikogen. Ketiganya akan bekerja
setiap hari menjadi proses yang ideal dalam mengkonversi glukosa menjadi energi.
Pertama, enzim di saluran pencernaan akan membantu mencerna karbohidrat menjadi
glukosa.
Fungsi utama dari glukosa adalah sebagai sumber energi bagi hampir semua
sel dalam tubuh, seperti sel otak, saraf, darah merah, hingga beberapa sel retina dan
lensa mata. Dalam fungsinya sebagai sumber energi, glukosa memberikan manfaat
dengan menghasilkan ribosa. Monosakarida ini berfungsi untuk pembentukan DNA,
RNA, dan NADPH. Manfaat glukosa selanjutnya adalah untuk bantu mencegah sel
saraf di jaringan otak keracunan amonia. Kontribusi diberikan dengan menjadi bahan
baku sintesis alfa ketoglutarat, yang kemudian berperan dalam pencegahan tersebut.
Manfaat yang tidak kalah penting adalah dapat membantu jaringan tubuh menerima
oksigen yang dilepaskan hemoglobin. Ini dapat terjadi setelah glukosa menjadi
komponen pembentuk senyawa biphosphogliserat.

b. Protein
Protein (Proteos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida.digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan baik otak maupun tubuh.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan imun, sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan dalam biji dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber
asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof). Protein ada 2 yaitu, protein hewani (contoh; daging, telur, susu, ikan) dan
protein nabati (contoh: kacang-kacangan).

c. Lemak

Lemak sama dengan minyak. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. Lemak dibagi menjadi lemak nabati dan hewani. Lemak hewani
mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati
mengandung fitostersol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh
sehingga umumnya berbentuk cair. Satu gram lemak menghasilkan 9,3 kalori.
Adapun fungsi lemak yaitu : membantu tubuh menggunakan vitamin, pembangun
sel tubuh, pembangun hormon, pelindung organ dan memberi rasa pada makanan.
Lemak juga digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai
cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan
lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh saat kita
membutuhkan energi. Contoh makan yang mengandung lemak baik: ikan salmon,
ikan sarden, kacang kenari, kacang kedelai, jangung dan lainnya.
Dalam pengujian makanan diperlukan reagen sebagai berikut :
 BIURET
Uji biuret merupakan sebuah uji kimia untuk protein dan polipeptida. Uji
biuret dilakukan untuk mengetahui kandungan protein dalam suatu bahan makanan.
Dengan uji ini dapat diketahui adanya ikatan peptida pada sampel. Uji ini
menggunakan reagen biuret yang mengandung NaOH dan CuSO4 encer dan akan
menghasilkan uji positif berwarna ungu apabila di dalam sampel terdapat ikatan
peptida. Semakin panjang ikatan peptida dalam protein maka warna ungu akan
semakin kuat intensitasnya.

 LUGOL
Lugol digunakan untuk menguji adanya kandungan karbohidrat(amilum)
dalam suatu makanan. Bila ditetesi dengan lugol bahan makanan tersebut akan
berubah warnanya menjadi biru kehitam-hitaman artinya makanan tersebut
mengandung karbodihrat (amilum).

 Fehling A dan Fehling B


Larutan Fehling digunakan untuk menguji kandungan gula tereduksi
(monosakarida atau disakarida) dalam suatu sampel. Larutan Fehling dibagi atas dua
macam yaitu larutan Fehling A (Tembaga(II) sulfat atau CuSO4) dan larutan Fehling
B (KOH dan Natrium kalium tartarat). Ketika larutan basa dari kuprik hidroksida
dipanaskan dalam sampel yang mengandung gula tereduksi, hasil yang didapatkan
adalah warna kuning yang tidak larut atau warna merah kurprik oksida.

 Kertas
Kertas diperlukan untuk mengetahui kandungan lemak pada bahan makanan.
Jika pada kertas terdapat noda transparan, maka bahan makanan tersebut mengandung
lemak.

VI. Alat dan Bahan


 Alat
1. Kaki tiga dan kasa asbes 8. Pipet tetes
2. 5 tabung reaksi 9. Lumpang dan alu
3. Pembakar spirtus 10. Rak tabung reaksi
4. Sendok bening 11. Penjepit tabung reaksi
5. Gelas beker 12. Batang pengaduk
6. Korek api 13. Kertas
7. Plat tetes
 Bahan
1. Nasi
2. Pisang
3. Kuning telur
4. Tahu
5. Susu putih
6. Air
7. Reagen lugol (iodin)
8. Reagen biuret
9. Reagen fehling A & fehling B

VII. Cara Kerja


1) Menghancurkan jenis bahan makanan yang akan diuji hingga lumat dengan
ditambah air di lumpang dan alu.
2) Memasukkan ekstrak bahan makanan ke plat tetes dengan menggunakan
sendok.
3) Memasukkan ekstrak bahan makanan ke dalam tabung reaksi sebanyak satu
ruas jari.
A. Uji Karbohidrat atau Amilum
1) Meneteskan reagen lugol/iodin sebanyak 2 tetes pada masing-masing bahan
makanan.
2) Mengaduk dengan menggunakan batang pengaduk.
3) Mencatat perubahan warna yang terjadi. Jika menunjukkan perubahan biru
tua, berarti bahan makanan tersebut mengandung amilum.

B. Uji Protein
1) Meneteskan reagen Biuret sebanyak 2 tetes pada masing-masing bahan
makanan.
2) Mengaduk dengan menggunakan batang pengaduk.
3) Mencatat perubahan warna yang terjadi. Jika menunjukkan perubahan warna
ungu (violet), berarti bahan makanan tersebut mengandung protein.

C. Uji Glukosa
1) Menambahkan 5 tetes reagen Benedict (Fehling A+ Fehling B), dan mengocok
hingga bercampur merata.
2) Menyiapkan pemanas kaki tiga dengan kasa asbes.
3) Mengisi gelas beker dengan air panas hingga setengahnya.
4) Memasukkan semua tabung reaksi yang telah terisi bahan makanan dan reagen
Benedict tersebut ke dalam gelas beker.
5) Merebus hingga mendidih beberapa saat.
6) Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi. Jika menunjukkan
perubahan warna mulai dari hijau, kuning dan akhirnya menjadi merah bata,
berarti bahan makanan tersebut mengandung glukosa.

D. Uji Lemak
1) Mengoleskan secukupnya ekstrak bahan makanan pada kertas.
2) Menjemur kertas tersebut hingga kering.
3) Mengamati adanya noda transparan pada kertas minyak. Jika terdapat noda
transparan, berarti bahan makanan tersebut mengandung lemak.

VIII. Data Pengamatan

Warna Setelah Ditetesi


No Bahan Noda Pada
Mula-
. Makanan Fehling A & Kertas
Mula Lugol Biuret
B
Ungu
1. Nasi Putih Biru Putih
kehijauan
2. Pisang Kuning Biru Kuning Hijau
3 Tahu Putih Putih Ungu Ungu
4 Kuning Telur Kuning Kuning Ungu Orange
5. Susu Putih Putih Ungu Cream

IX. Analisa Data

Penelitian terhadap 5 bahan makanan yaitu nasi, pisang, tahu, kuning telur,
dan susu dengan cara bahan makanan tersebut ditetesi oleh larutan lugol yang
digunakan untuk menguji apakah bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat
(amilum) atau tidak. Selain larutan lugol, bahan makanan juga ditetesi larutan biuret
yang digunakan untuk menguji apakah bahan makanan yang diuji mengandung
protein.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa nasi dan pisang
mengandung amilum, hal ini dapat dilihat dari perubahan warna nasi yang berubah
menjadi agak kehitaman sementara pisang juga menjadi kuning kecoklatan. Untuk
tahu dan kuning telur akan dikategorikan mengandung protein, hal ini terbukti dari
warna warna kedua bahan makanan tersebut setelah ditetesi larutan biuret berubah
warna menjadi warna ungu.

Percobaan berikutnya mengoleskan ekstrak makanan ke kertas. Untuk


mengetahui kandungan lemak yang ada pada bahan makanan. Jika pada kertas
terdapat noda transparan, maka bahan makanan tersebut mengandung lemak. Hal ini
terjadi pada bahan makanan susu

Fehling A dan fehling B digunakan untuk menguji apakah bahan makanan


tersebut mengandung glukosa. Sifat dari bahan makanan yang mengandung glukosa
ialah terjadinya perubahan warna menjadi kuning kehijauan yang terjadi pada nasi,
sementara perubahan warna menjadi hijau pada pisang. Hal ini menandakan bahwa
kedua bahan makanan tersebut mengandung glukosa.

X. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dalam laporan praktikum
“Uji Zat Pada Makanan” ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
 Bahan makanan yang mengandung karbohidrat jika ditetesi dengan larutan
lugol akan berubah warna menjadi biru.
 Bahan makanan yang mengandung protein jika ditetesi dengan larutan biuret
akan berubah warna menjadi ungu.
 Jika bahan makanan yang ditetesi oleh larutan fehling A dan B sebelum
dipanaskan berwarna hijau toska atau biru dan setelah dipanaskan berubah
menjadi warna merah bata, maka bahan makanan tersebut mengandung
glukosa.
 Jika bahan makanan dioleskan pada kertas buram dan meninggalkan noda
transparan, maka bahan makan tersebut mengandung lemak.
 Dalam satu bahan makanan tidak hanya mengandung satu nutrisi saja, tetapi
banyak yang mempunyai lebih dari satu nutrisi atau lebih. Berikut klasifikasi
bahan makanan berdasarkan nutrisinya :
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat : nasi
b. Bahan makanan yang mengandung glukosa : pisang, dan susu kental manis
c. Bahan makanan yang mengandung protein : pisang dan putih telur
d. Bahan yang mengandung lemak : susu kental manis dan putih telur
XI. Lampiran

 Menumbuk makanan hingga lumat dan memindahkan ke tabung reaksi dan plat tetes

 Menetesi reagen ke ekstrak makanan


 Mengamati perubahan warna pada ekstrak makanan

 Merebus tabung reaksi untuk mengetahui kandungan glukosa

 Hasil ekstrak makanan yang telah direbus

Anda mungkin juga menyukai