ASRIANI MINARTI S.
NIM: 0074.1017.2022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Tujuan Umum
Untuk menganalisis dukungan sosial terhadap kekambuhan pasien
TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui faktor penyebab TB Paru di Balai Besar
Kesehatan Paru Makassar.
2. Untuk menganalisis dukungan keluarga terhadap kekambuhan
pasien TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar.
3. Untuk menganalisis faktor kekambuhan pasien TB Paru di Balai
Besar Kesehatan Paru Makassar.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan sebagai sumber
ilmiah terbaru yang bisa dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan baru megenai pentingnya dukungan sosial dari
masyarakat untuk membantu kesembuhan pasien TB Paru dan
mencegah kekambuhan pada pasien penderita TB Paru.
E. Orisinalitas Penelitian
Berdasarkan penelitian Vamila Meydiawati (2019) yang meneliti
hubungan dukungan sosial terhadap self efficacy dan kepatuhan
minum obat pada penderita TB Paru, pada penelitian ini dijelaskan
bahwa dukungan dan perlakuan yang baik dapat mempengaruhi self
efficacy dan kepatuhan pada seorang penderita TB Paru.
Sedangkan penelitian Asmaul Husna (2019) yang meneliti
hubungan dukungan sosial keluarga dengan resilience penderita TB
Paru menyatakan bahwa dukungan sosial yang paling tinggi dalam
pengaruhnya dalam meningkatkan resilience yaitu dukungan emosinal
sedangkan dukungan terendah adalah dukungan dari teman sehingga
diharapkan peranan petugas kesehatan sebagai support system dalam
meningkatkan resilience pada penderita TB Paru.
Selain itu, penelitian Anis Rosyiatul Husna dkk (2020) yang
meneliti pengaruh dukungan sosial bagi penderita TB Paru, pada
penelitian ini dijelaskan ada empat unsur dukungan sosial yaitu
dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental dan
dukungan penghargaan dalam membantu kesembuhan pasien TB
Paru.
Pada tesis Akbar (2022), yang meneliti mengenai hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB
Paru menyatakan bahwa ada hubunga signifikan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB Paru.
Pada tahun 2023, Ance Siallagan dkk yang meneliti hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB
Paru, menyatakan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat. Keluarga sebaiknya memberikan dukungan
secara informasional, penilaian, instrumental dan emosional pada
pasien TB Paru terutama dalam masa pengobatan.
Beberapa hal yang membedakan antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah:
a. Definisi
c. Penularan Penyakit TB
d. Kasus TB
e. Diagnosis
1) Gambaran Klinis
a) Gejala utama
Batuk berdahak ± 2 minggu
b) Gejala tambahan
Batuk darah
Sesak napas
Badan lemas
Penurunan nafsu makan
Penurunan berat badan yang tidak disengaja
Malaise
Berkeringat di malam hari tanpa kegiatan fisik
Demam subfebris lebih dari satu bulan
Nyeri dada
f. Pemeriksaan Radiologi
g. Pengobatan Tuberkulosis
1) Batuk darah
2) Pneumotoraks
3) Gagal napas
4) Gagal jantung
Tujuan
Pengawasan
1) Pasien berobat jalan:
Persyaratan PMO
Tugas PMO
k. Penyuluhan
2) Kelompok
a. Definisi
4. Tinjauan Konsep
Karakteristik Responden
- Umur
- Jenis kelamin
Sumber : Modifikasi “H.L Blum” dari Hery (2011), Notoatmodjo
(2005), Peraturan Menkes RI (No.1077/Menkes/Per/V/2011),
Depkes RI (2009), Heri (2009).
B. Kerangka Pemikiran
PASIEN
DUKUNGAN SOSIAL KEKAMBUHAN
TB PARU
Pengawas Lingkungan
KELUARGA
Minum Obat Masyarakat
C. Hipotesis Pengarah
D. Defenisi Operasional
1. Dukungan sosial adalah sejauh mana peranan keluarga,
petugas pengawas minum obat dan tetangga dalam
memberikan dukungan atau motivasi sehingga terjadi
kekambuhan pada pasien penderita TB Paru.
2. Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah
nampaknya mereda.
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar
bulan Januari 2024.
D. Sumber Data
1. Data primer
Data primer diperoleh dari observasi langsung dan
wawancara mendalam kepada informan untuk
mengidentifikasi penyebab kekambuhan pasien TB Paru di
Balai Besar Kesehatan Paru Makassar.
2. Data Sekunder
Selain data primer, juga dilakukan pengumpulan data
sekunder yang berasal dari laporan kejadian kekambuhan TB
Paru Balai Besar Kesehatan Paru Makassar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui:
1. Wawancara
Wawancara yaitu Menurut Esterberg dalam Sugiyono
(2013:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah wawancara yang ditujukan kepada orang yang
bertanggung jawab dalam terjadinya kekambuhan pada
pasien TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan adalah kegiatan yang setiap saat
dilakukan, dengan panca indra yang dimiliki. Selain dengan
membaca koran, mendengarkan radio, menonton televisi atau
berbicara dengan orang lain, kegiatan observasi merupakan
salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan (Ardianto
2011:179). Peneliti melakukan pengamatan dari bulan Januari
hingga Maret 2024 di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar.
3. Dokumentasi
Adalah penelitian dengan mengambil sejumlah besar
fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi misalnya berupa foto-foto, surat-surat, catatan
harian, dan sebagainya, atau juga peneliti secara langsung
mengambil gambar pada kegiatan yang dilakukan di Balai
Besar Kesehatan Paru Makassar.
F. Teknik Analisis Data
BULAN
NO KEGIATAN
NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI FEBRUARI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
Penulisan proposal
2
Bimbingan
3 Ujian proposal
4 Revisi proposal
Penelitian lapangan
5
(wawancara informan)
6 Analisis Data
Penulisan hasil penelitian
7
Bimbingan
8 Ujian hasil
9 Revisi hasil
Penulisan Ujian Tutup
10
Bimbingan
12 Ujian tutup