Disusun oleh :
M. Rizky Muzakki
M0416027
SURAKARTA
2019
i
LAPORAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA
Disusun oleh :
M. Rizky Muzakki
M0416027
Pada Tanggal
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sebab atas segala rahmat dan
Hewan Surakarta yang berjudul “Isolasi dan Identifikasi Bakteri dari Swab Trakea Ayam
(Gallus gallus) yang Diduga Terinfeksi Coryza” ini dengan tepat waktu. Penyusunan
laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Surakarta.
Laporan ini penulis harapkan agar dapat menjadi gambaran yang baik perihal
pihak terkait dalam pelaksanaan KMM. Laporan ini kiranya dapat menjadi bahan
kekurangan dari laporan ini, baik dari segi materi maupun penyajian. Oleh karena itu,
Surakarta, Februari
2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………....iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………2
C. Tujuan………………………………………………………………………..2
D. Manfaat………………………………………………………………………2
B. Struktur Organisasi………………....………………………………………...3
C. Lokasi………………………………………………………………………...4
D. Produk Layanan……………………………………………………………...4
E. Persyaratan Pelayanan……………………………………………………….5
F. Penanganan Pengaduan……………………………………………………...6
B. Coryza………………….………………………………………………..…...8
C. Haemophilus paragallinarum…………….………………………………….9
iv
BAB IV PROGRAM KERJA………………………………………………………11
C. Cara Kerja…………………………………………………………………..12
D. Analisis Data………………………………………………………………..14
BAB VI PENUTUP………………………………………………………………...21
A. Kesimpulan…………………………………………………………………21
B. Saran………………………………………………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………22
LAMPIRAN………………………………………………………………………...24
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Budidaya ayam sudah sangat popular di masyarakat kita, baik ayam ras
pedaging, petelur, maupun ayam buras. Namun jika diamati dengan seksama,
kendala utama pengembangan usaha ternak ayam adalah adanya berbagai macam
penyakit. Tidak jarang usaha peternakan hancur karena adanya serangan berbagai
macam penyakit. Penyakit ayam merupakan kendala utama pada peternakan ayam
kematian, meskipun yang lebih sering terjadi adalah bentuk penurunan produksi
merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi dan berpengaruh besar terhadap
produksi ternak. Coryza merupakan istilah medis untuk common cold atau
salesma, namun umumnya pada ayam penyakit ini dapat berpengaruh lebih serius
penyebaran dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda dengan salesma manusia
yang disebabkan virus, coryza ayam disebabkan oleh bakteri, yaitu Haemophilus
1
paragallinarum. Melalui penyebarannya yang cepat dan dampak pada
Oleh karena itu, isolasi dan identifikasi bakteri dari trakea ayam yang
diduga terinfeksi coryza perlu dilakukan untuk dapat mengetahui dampak yang
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN KMM/MAGANG
D. MANFAAT KMM/MAGANG
produktivitas ayam.
BAB II
2
PROFIL INSTITUSI MITRA
1. VISI
terbuka.
2. MISI
hewan,
A. STRUKTUR ORGANISASI
Administrasi : Setyowati
3
Analisis : Mulyadi
B. LOKASI
C. PRODUK LAYANAN
1. Serologi
2) Pullorum
2. ELISA
1) IB (Infectious Bronchitis)
4) Hog Cholera
4. Parasitologi
1) Natif
2) Apung
4
3) Parasit Darah
4) Ektoparasit
5. Virologi
D. PERSYARATAN PELAYANAN
1. Persyaratan Umum
pengambilan
tentang :
a. Kode contoh
b. Jumlah populasi
5
d. Sejarah penyakit atau gejala klinis
fungsi peternakan
2. Persyaratan Khusus
sapi/kerbau/kambing/domba
E. PENANGANAN PENGADUAN
yang dapat dilakukan costumer yang keberatan terhadap hasil pengujian. Prosedur
6
3. Pengaduan pelanggan ditindaklanjuti oleh Koordinator Satuan Kerja
Teknis
rekaman khusus
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
sistem pernapasan pada mamalia, karena dilengkapi dengan kantung udara yang
mempunyai struktur dan fungsi yang unik, serta paru-paru yang tergolong
sederhana. Saluran pernapasan ayam bagian atas terdiri dari rongga hidung,
tidak berfungsinya sistem pertahanan primer yaitu kulit, silia (bulu getar) saluran
pemicu utama masuknya bibit penyakit. Deskuamasi sel epitel mukosa saluran
B. CORYZA
penyakit ini telah tercatat sejak sekitar tahun 1930 (Blackall, 1999). Penyakit
8
komplek bila terjadi infeksi sekunder, sehingga masalah penyakit yang
ditimbulkan lebih parah dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang lebih besar.
Bila terjadi wabah pada ayam petelur, produksi telur turun hingga 10 – 40% dan
atau jika kondisi stress. Semua jenis ayam baik ayam pedaging maupun petelur
namun umumnya lebih peka pada ayam yang berumur lebih 15 minggu. Gejala
penyakit ini antara lain : 1) Ayam lesu dan keluar cairan yang jernih dari
Penyebaran penyakit ini sangat cepat, masa bertelur sampai dengan terlihat
sakit bisa dalam 1-3 hari, 5) Untuk ayam fase layer, produksi telur dapat
C. Haemophilus paragallinarum
kultur 24-48 jam, bakteri berbentuk batang pendek atau coccobacillus dengan
panjang 1-3 µm dan lebar 0,4-0,8 µm, dan dengan kecenderungan pembentukan
fragmen-fragmen dan bentuk yang tidak menentu (Akter et al., 2013). Klasifikasi
9
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Order : Pasteurellales
Family : Pasteurellaceae
Genus : Haemophilus
(Holt, 1994)
sebagai pertumbuhan bakteri). Bakteri ini terdiri dari 3 serotipe A (W), B (Spross)
paragallinarum telah dilaporkan sejak tahun 1975, 1978 dan 1987. Serotipe H.
(Adnin, 2015).
10
BAB IV
PROGRAM KERJA
Alat yang digunakan untuk membuat media adalah neraca analitik, gelas
ukur, gelas beker, microwave, batang pengaduk, petri disk, inkubator, autoclave,
termometer, dan erlenmeyer. Alat yang digunakan untuk mengambil sampel dan
isolasi bakteri trakea adalag swab tenggorok, cawan petri, dan inkubator. Alat
yang digunakan dalam pewarnaan gram dan pengamatan bakteri yaitu Laminar
Air Flow (LAF), gelas benda, gelas penutup, jarum oose, bunsen burner, dan
mikroskop.
Sampel yang diuji adalah swab trakea dari ayam yang diduga terinfeksi
coryza.
11
media BAP adalah blood agar base 10 gr, sodium sitrat 3% 3 ml, akuades 250
3. Pengamatan Bakteri
yaitu alkohol 70%, minyak imersi, air, serta reagen pewarna berupa Gentian
C. CARA KERJA
sitrat 35, yaitu sodium sitrat ditimbang seberat 3 gr kemudian dilarutkan pada
121oC selama 15 menit. Setelah itu, Blood Agar Base No. 2 ditimbang seberat
121oC selama 15 menit dan didinginkan hingga suhu 50oC. Setelah itu, darah
dituang ke dalam petri disk dan ditunggu hingga agar membeku. Blood agar
12
posisi petri disk terbalik dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC
3. Pembuatan Preparat
diinkubasi harus dibuat terlebih dahulu di dalam Laminar Air Flow (LAF).
Bahan dan alat yang diperlukan dimasukkan ke dalam LAF yang sebelumnya
telah dinyalakan dan dipastikan steril. Pada gelas benda, diteteskan larutan
PBS sebanyak 1 tetes, kemudian dengan menggunakan jarum oose yang telah
diberi alkohol 70% dan dipijarkan, kultur bakteri diambil dari petri disk dan
dicampur dengan PBS di atas gelas benda. Setelah itu, preparat dipanaskan di
4. Pewarnaan Gram
gentian violet pada preparat lalu dibiarkan selama 30 detik. Setelah itu,
preparat dibilas dengan air mengalir dan ditiriskan. Kemudian, reagen lugol
diteteskan pada preparat dan dibiarkan selama 30 detik. Lalu, preparat dibilas
dengan air mengalir dan ditiriskan, kemudian dibilas dengan alkohol 70%
hingga warna tidak luntur, dan dibilas lagi dengan air mengalir lalu ditiriskan.
13
Reagen fuchsin diteteskan pada preparat selama 60 detik, lalu dibilas dengan
5. Pengamatan Bakteri
penambahn 1 tetes minyak imersi pada preparat lalu preparat diamati pada
perbesaran 1000x.
D. ANALISIS DATA
Data yang diperoleh yaitu gambaran mikroskopis bakteri hasil swab trakea
14
BAB V
1. Koloni P (warna
2
putih)
2. Koloni J (tak
1.
3 berwarna/jernih)
3. Koloni K (warna
1 kuning)
media blood agar setelah 48 jam masa inkubasi. Pada hasil tersebut, dapat
terlihat adanya tiga jenis koloni dengan karakteristik yang berbeda. Koloni
pertama adalah koloni P, yaitu koloni yang berwarna putih dan membentuk
lingkaran kecil. Koloni kedua adalah koloni J, yaitu koloni yang berwarna
pucat dengan bentuk koloni yang lebih besar dan menyebar daripada koloni
lainnya. Koloni ketiga adalah koloni K, yaitu koloni yang berwarna kuning.
15
B. PENGAMATAN MIKROSKOPIS BAKTERI
Jenis
Staphylococcus
1. Koloni P
sp.
Staphylococcus
Haemophilus sp.
16
Tabel 2 merupakan hasil pengamatan mikroskopis dari bakteri hasil
swab trakea ayam setelah masa inkubasi 48 jam. Setelah pewarnaan Gram,
yang pendek, berbentuk bulat terlur atau oval, dan tampak seperti bakteri
kokus dan basil. Koloni K terdiri atas dua jenis bakteri, yaitu bakteri Gram-
memiliki bentuk bulat (kokus) dan membentuk kumpulan sel mirip anggur.
dan nonspora. Koloninya terbentuk setelah kurang lebih 24 jam inkubasi dan
17
Meskipun Haemophilus secara umum memiliki bentuk coccobacillus kecil,
membrane mukosa dari saluran pernapasan atas, mulut, vagina, dan saluran
penyebab dari penyakit saluran pernapasan akut pada ayam yang disebut
air minum yang terkontaminasi dengan cairan nasal terinfeksi. Infeksi juga
dapat menyebar dengan kontak fisik dan penyebaran udara melalui partikel
hidung, larynx dan trakea yang mengalami peradangan serta berlendir. Oleh
karena itu, gejala klinis penyakit ini mudah dikenali dengan adanya cairan
kuning kental dari lubang hidung (pilek) yang berbau busuk dan
peradangan pada trakea, edema subcutan pada daerah fasialis, serta pteki
18
Salah satu langkah pencegahan penyebaran coryza adalah vaksinasi.
Vaksinasi coryza dilakukan pada ayam petelur umur 6-8 minggu dan diulangi
umur 16-18 minggu, sedangkan pada ayam pedaging pada umur 1-2 minggu.
dengan sistem ‘all in all out’ untuk menghindari penularan dari ayam tua kea
yam muda dan memutus siklus hidup bakteri di lokasi peternakan. Pelaksaan
minggu sekali, sanitasi peralan kandang dan air minum (Murtidjo, 1992).
dilakukan adalah isolasi ayam yang sakit dan pembuangan bangkai ayam
jika tingkat keparahan ringan hingga sedang, dapat diberi obat melalui air
minum seperti Amoxitin, Doxytin, atau neo Meditril. Kandang juga harus
disemprot dengan Antisep, Neo Antisep, Medisep, atau Zaldes. Setelah itu,
19
ayam juga diberi vitamin berupa Fortevit atau Vita Stress untuk
20
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Isolasi bakteri dari swab trakea ayam yaitu dengan pengambilan sampel
agar pada petri disk dengan metode gores, dan inkubasi pada inkubator
2. Pada kultur bakteri swab trakea ayam yang telah diidentifikasi melalui
Haemophilus sp.
B. SARAN
Selain itu, diperlukan juga penelitian mengenai cara yang efektif dalam
21
DAFTAR PUSTAKA
Adnin, N. 2015. Gambaran Patologi Trakea pada Ayam Petelur yang Terserang Snot
(Coryza) setelah Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn). Universitas
Hasanuddin.
Akter, S., M. Ali, P. M. Das and M. M. Hossain. 2013. Isolation and identification of
Blackall, P. J. 1999. Infectious coryza: Overview of the disease and new diagnostic
Bragg, R. R. 2004. Limitation of the spread and impact of infectious coryza through the
Hart, T. and P. Shears. 1996. Color Atlas of Medical Microbiology. New York: Times
Miao, D., P. Zhang, Y. Gong, T. Yamaguchi, Y. Iritani and P.J. Blackall. 2000. The
22
Hygiene and Infection Control. 9(3): 1–10.
Boston: Pearson.
Tumpey, TM., D.L. Suarez, L.E.L. Perkins, D.A. Senne, J. Lee , Y.J. Lee, I.P. Mo,
H.W. Sung, and D.E. Swayne. 2002. Characterization of highly pathogenic avian
influenza H5N1 avian influenza A virus isolated from duck meat. J. Virol.
76(12):6344-6355.
23
Lampiran
24
Gambar 3. Pembuatan Preparat
25
Gambar 5. Proses Pewarnaan Gram
26