PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
FAKULTAS :
KATA PENGANTAR
TATA TERTIB
Syarat mutlak untuk memperoleh hasil yang baik dalam praktikum ilmu kimia
adalah bila dari permulaan harus bekerja dengan rajin, tertib, dan bersih.
Demikianlah Tata tertib ini dibuat demi keselamatan dan ketertiban bersama.
Koordinator Praktikum
Kimia Dasar KPB-MKU UNHAS
DAFTAR ISI
Halaman
AKTIVITAS I
A. TUJUAN
B. PENGANTAR
1. Bahaya di Laboratorium
Bekerja di laboratorium kimia selalu berhadapan dengan kemungkinan
resiko dari bahan kimia berbahaya atau kecelakaan mekanis. Peluang terjadinya
resiko apabila berhadapan dengan lingkungan, peralatan dan prosedur yang baru
dan tidak familiar. Resiko bekerja di laboratorium dapat diminimalkan dengan
beberapa pendekatan:
a. Memahami prosedur lebih cermat untuk percobaan yang mengandung resiko
dibanding yang percobaan dengan resiko rendah dan mengetahui tahapan
percobaan untuk mengurangi resiko.
b. Mengetahui bahaya bahan-bahan kimia yang digunakan.
c. Tidak melaksanakan tugas atau pekerjaan yang beresiko tinggi.
d. Menggunakan alat keselamatan kerja ketika sedang bekeja.
e. Membangkitkan kesadaran keselamatan kerja setiap saat.
f. Memahami bahwa pekerjaan berkaitan dengan keselamatan dapat
berpotensi bahaya bilamana dilakukan tidak sesuai dengan prosedur.
g. Semua pendekatan di atas meggunakan akal sehat.
AKTIVITAS II
A. TUJUAN
1. Mengenal peralatan yang umum
digunakan di Laboratorium Kimia
dan cara menggunakannya.
2. Mempelajari cara menimbang,
melarutkan dan menyaring
bahan kimia.
3. Mempelajari cara membuat
larutan dalam air untuk zat kimia
padat dan cair.
4. Mempelajari cara melakukan
tiitrasi larutan kimia.
Gambar 2. Erlemeyer, gelas kimia, buret, gelas ukur, labu alas bulat dan
timbangan.
B. PENGANTAR
Laboratorium kimia identik dengan bahan kimia dan peralatan kelas. Bahan
kimia dilaboratorium dapat ditemukan sebagai zat padat dan cair, sedangkan
sebagai gas biasanya terbatas. Bahan kimia di laboratorium biasanya tersedia
sebagai bahan murni atau sebagai larutan, seperti NaCl 99,99%, H 2SO4 95-97%,
CHCl3 99,0%, HCl 1M, Etanol 70%, NaCl 10%, dan sebagainya.
erlenmeyer, labu takar, labu alas bulat, pipet tetes, pipet ukur, corong pisah,
corong penyaringan, kondensor refluks dan sebagainya. Di samping itu, peralatan
bukan gelas yang sangat penting di laboratorium kimia seperti timbangan, pompa
vakum, alat pemanas, mesin pengaduk dan sebagainya.
Cara membuat larutan tergantung pada bahan yang akan dilarutkan. Untuk
bahan padat, cukup dengan menimbang dengan teliti sejumlah tertentu sesuai
bobot (g) atau mol, sedangkan untuk bahan cair harus diketahui konsentrasinya
berdasarkan keterangan yang tertera pada label botol, yaitu berat molekul zat
(Mr), kemurnian (%), dan berat jenis (). Unuk menghitung konsentrasi larutan
dalam molar (M) dari bahan kimia cair (pekat) kita dapat menggunakan Persamaan
2.1.
(2.1)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengenalan alat-alat laboratorium kimia
Catat semua peralatan gelas dan alat lainnya yang tersedia di laboratorium
serta fungsinya masing-masing. Tanyakanlah asisten/dosen bila ada alat yang
anda belum ketahui.
2. Pembuatan larutan
a. Larutan garam dapur : Timbang dengan tepat 10 g garam dapur dalam
gelas piala 50 mL. Garam yang telah ditimbang dilarutkan dengan akuades,
lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL. Cukupkan larutan menjadi 100
mL dengan cara menambahkan akuades hingga tanda batas. Homogenkan
larutan dengan cara membolak-balik labu dalam keadaan tertutup.
ke dalam labu takar 100 mL, bilas dengan akuades tiga kali. Cukupkan larutan
100 mL dengan cara menambahkan akuades hingga tanda batas, lalu
homogenkan larutan dengan membolak-balik labu dalam keadaan tertutup.
d. Larutan encer HCl dari larutan HCl 1,0 M : Pipet 5 mL larutan HCl 1,0 M ke
dalam labutakar 100 mL. Encerkan dengan akuades hingga volume larutan
100 mL. Homogenkan larutan dengan cara membolak-balik labu dalam
keadaan tertutup.
g. Larutan jenuh NaCl: Siapkan akuadest 50 mL dalam gelas piala 100 mL.
Sambil diaduk, tambahkan garam dapur (NaCl) hingga sebagian dari garam
tersebut tidak melarut lagi. Sebelum menyaring siapkan kertas saringan
dengan cara menggunting kertas saring berbentuk lingkaran dengan diameter
yang sesuai mulut corong, mintalah petunjuk asisten. Setelah itu, pasang
kertas saring pada mulut corong, lalu basahi dengan akuades menggunakan
botol semprot. Tuanglah perlahan larutan, termasuk padatan tak larut ke
dalam corong dengan cara mengalirkan melalui batang gelas pengaduk.
Larutan yang diperoleh merupakan larutan jenuh garam NaCl.
E. PENGAMATAN
1. Pengenalan alat-alat laboratorium kimia
2. Pembuatan larutan
Bobot/volume Volume
No Zat terlarut Pelarut Keterangan
(g/mL) larutan (mL)
1 ………………… ………………… ………… ………………… ………………
2 ………………… ………………… ………… ………………… ………………
3 ………………… ………………… …………. ………………… ………………
. ………………… ………………… …………. ………………… ………………
. ………………… ………………… …………. ………………… ………………
. ………………… ………………… …………. ………………… ………………
N ………………… ………………… …………. ………………… ………………
12
F. PERHITUNGAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
G. PEMBAHASAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
H. KESIMPULAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Makassar,………......…2023
Asisten, Praktikan,
(……………….............…..) (………............…………………)
13
AKTIFITAS III
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari beberapa sifat unsur
golongan alkali (IA) dan alkali
tanah (IIA) dan unsur golongan
transisi
B. LANDASAN TEORI
1. Unsur Golongan IA
Unsur yang termasuk dalam golongan IA (alkali) adalah Li, Na, K, Rb, Cs
dan Fr. Unsur-unsur ini mempunyai susunan elektron (gas mulia)ns1 dan
merupakan reduktor kuat karena mudah melepaskan satu elektron pada kulit
terluarnya. Reaktivitas unsur-unsur ini bertambah dari atas ke bawah, hal ini
dapat dilihat pada reaksinya dengan air. Litium dalam golongan IA terletak
paling atas bereaksi lambat dengan air, sedangkan logam alkali lainnya
bereaksi sangat cepat dan eksoterm.
Unsur yang termasuk dalam golongan IIA (alkali tanah) adalah Be, Mg,
Ca, Sr, Ba dan Ra. Unsur-unsur ini mempunyai susunan elektron (gas mulia)
ns2 dan merupakan reduktor karena mudah melepaskan dua elektron pada
kulit terluarnya (golongan IA lebih kuat daripada IIA). Reaktifitas bertambah
dari atas ke bawah dan hal ini juga dapat dilihat pada reaksinya dengan air
membentuk basa dan gas H2
M (logam) + 2 H2O M(OH)2 + H2 (gas) (3.2)
Logam-logam Ca, Sr, Ba dapat bereaksi dengan air dingin, Mg sedikit bereaksi
dengan air panas, sedangkan Be tidak bereaksi dengan air mendidih.
Hidroksidanya hanya sedikit larut dalam air dan kelarutannya bertambah dari
atas ke bawah. Sebaliknya kelarutan garam sulfatnya makin ke bawah semakin
rendah.
Alat-alat : Bahan-bahan:
1. Tabung reaksi 1. Logam Li, Na, Mg dan Ca
2. Cawan penguap 2. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2 masing-masing 0,5 M
3. Pipet tetes 3. H2SO4
4. Gelas piala 4. NaOH
5. Pemanas 5. Indikator phenolptalin (PP)
D. CARA KERJA
1. Reaktifitas unsur:
a. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi air 2 mL.Tabung reaksi (1)
diisii logam Li, tabung (2) dengan logam Mg dan tabung (3) dengan
logam Ca. Amati dan perhatikan reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi
reaksi, panaskan tabung hingga terjadi reaksi. (terjadi reaksi ditandai
adanya gelembung-gelembung gas). Teteskan indikator PP masing-
masing tabung dan catat perubahan warnanya.
15
D. PENGAMATAN
1. Reaktivitas unsur
Ditambah air Ditambah air panas Ditambah
Unsur
dingin atau dipanaskan phenolptalin (PP)
Li
Na
Mg
Ca
2. Pengendapan garam sulfat
E. REAKSI
1. Li + H 2O
Na + H 2O
Mg + H 2O
Ca + H 2O
2. MgCl2 + H2SO4
CaCl2 + H2SO4
SrCl2 + H2SO4
BaCl2 + H2SO4
3. MgCl2 + NaOH
CaCl2 + NaOH
SrCl2 + NaOH
BaCl2 + NaOH
F. PEMBAHASAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
17
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
G. KESIMPULAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Makassar,………......…2023
Asisten, Praktikan,
(……………….............…..) (………............…………………)
18
AKTIFITAS IV
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membedakan senyawa yang
mempunyai ikatan elektrovalen
dan ikatan kovalen
2. Membedakan reaksi pembentuk
kompleks dan bukan kompleks
B. LANDASAN TEORI
Terbentuknya senyawa akibat reaksi kimia, baik yang terjadi sebagai reaksi
antara atom, maupun reaksi antara molekul tergantung akan sifat dan kedudukan
atom dalam molekulnya. Senyawa yang berikatan ion, dalam pelarutnya akan
terurai menjadi ion-ionnya, yang dengan mudah dapat dideteksi kembali.
Sedangkan senyawa kovalen tidak demikian. Oleh sebab itu dengan mudah kita
dapat membedakan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen. Adanya
peruraian dalam larutan, dapat diamati apabila diberikan pereaksi yang khas untuk
ion-ion yang diduga dari hasil peruraian. Dengan demikian kita secara mudah
dapat membedakan terlarut yang berikatan ion dan yang berikatan kovalen.
Misalnya, NaCl dalam larutannya akan terionisasi menjadi Na+ dan Cl- , dan ion Cl-
dapat dideteksi dengan AgNO3 membentuk AgCl yang mengendap putih,
sedangkan klorida dalam CCl4 dan CHCl3 tidak akan membentuk endapan putih
dengan AgNO3.
19
2. K4Fe(CN)6 yang dalam larutannya akan terurai menjadi K+ dan Fe(CN)6-, dan
ini dapat dibuktikan bila larutan ini dialiri gas H 2S tidak akan terbentuk
endapan hitam yang spesifik dari reaksi Fe 2+ + H2S. Dalam larutan tidak ada
ion Fe2+ sebab ion ini dilindungi oleh CN-.
D. CARA KERJA
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1
mL AgNO3. Tabung (1) ditetesi dengan NaCl, tabung (2) dengan
CCl4/Alkohol, dan tabung (3) dengan CHCl3l, masing-masing sebanyak 3-5
tetes. Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
20
2. Siapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan HCl, tabung (2)
dengan CH3COOH dan tabung (3) dengan C2H5OH, masing-masing
sebanyak 2,5. Selanjutnya, setiap tabung reaksi ditetesi dengan indikator
Metil Orange (MO). Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi.
3. - Siapkan 2 buah tabung reaksi yang didisi dengan 1 ml CuSO4. Masing-
masing tabung ditetesi dengan larutan amonia sampai tidak terjadi
endapan. Tabung reaksi (1) ditambah dengan larutan BaCl2, tabung (2)
dengan K4Fe(CN)6, masing-masing 2-3 tetes. Perhatikan dan catat
perubahan yang terjadi.
- Siapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4. Tabung (1)
ditambah dengan BaCl2 dan tabung (2) dengan K4Fe(CN)6 masing-
masing 2-3 tetes. Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
4. Siapkan 2 buah tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan FeCl3 dan
Tabung (2) dengan K3Fe(CN)6 masing-masing 1 ml. Ke dalam tabung (1)
dan (2) ditambahkan 2-3 tetes KCNS. Perhatikan dan catat perubahan
yang terjadi
E. PENGAMATAN
1.
2.
Larutan + MO Keterangan
HCl
CH3COOH
CH3CH2OH
21
3.
Pereaksi
Larutan Keterangan
BaCl2 K4Fe(CN)6
CuSO4 + NH4OH sedikit
CuSO4 +NH4OH berlebih
CuSO4
4.
F. REAKSI
1. NaCl + AgNO3
CCl4 + AgNO3
CH3CH22Br + AgNO3
b. CuSO4 + BaCl2
CuSO4 + K4FeCN)6
4. FeCl3 + KCNS
K3Fe(CN)6 + KCNS
22
G. PEMBAHASAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
H. KESIMPULAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Makassar,………......…2023
Asisten, Praktikan,
(……………….............…..) (………............…………………)
23
AKTIFITAS V
KECEPATAN REAKSI
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu pada kecepatan reaksi zat kimia.
B. LANDASAN TEORI
Pada proses reaksi di atas, jumlah padatan MgCO3 dan konsentrasi ion H+
sekarang menurun. Konsentrasi ion Mg2+ dalam air dan jumlah gas CO2 sekarang
meningkat. Penentuan Kecepatan reaksi normal melalui pengukuran perubahan
yang terjadi pada waktu tertentu. Kecepatan reaksi kimia dipengaruhi sejumlah
faktor, diantaranya adalah sebagai berikut.
(a) Konsentrasi reaktan, jika konsentrasi satu atau lebih reaktan meningkat,
kecepatan reaksi akan meningkat.
(b) Suhu, kebanyakan reaksi berlangsung cepat jika suhunya meningkat.
24
(c) Katalis, katalis mempercepat reaksi kimia. Jumlah katalis dari awal sampai
akhir reaksi akan sama dengan jumlah awal yang ditambahkan.
(d) Ukuran reaktan (Luas permukaan reaktan), pada sistem heterogen
(reaktan dalam fasa berbeda), kecepatan reaksi bertambah dengan
peningkatan luas permukaan cairan atau padatan. Sebagai contoh, suatu
potongan baja diletakkan di atas suatu bunsen dan menyala merah
sedangkan wol-baja menyemburkan percikan api.
(e) Sifat alami reaktan, reaksi yang meliputi pemutusan ikatan-ikatan akan
berlangsung lambat pada suhu kamar, sedangkan reaksi antar ion-ion
dalam larutan tidak melibatkan pemutusan ikatan, oleh karena itu reaksi ini
dapat pada temperatur kamar.
Informasi berikut dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa faktor-faktor
diatas dapat mempengaruhi laju reaksi.
a. Profil reaksi
- Profil reaksi menunjukkan perubahan energi pada reaksi kimia ketika reaksi
kimia terjadi (Gambar 5.2).
Keadaan transisi
Ea
Reaktan
Energi H
Produk
Jalannya Reaksi
b. Teori Tumbukan
Keadaan sesuai teori tumbukan pada proses terjadinya reaksi adalah
partikel reaktan harus bertumbukan dengan energi yang cukup untuk
memutuskan ikatan–ikatan agar dapat bereaksi (yaitu, harus bertumbukan
dengan energi yang cukup untuk mensuplai energi aktivasi membentuk
keadaan transisi). Partikel reaktan harus juga bertumbukan pada suatu
sudut tertentu untuk berlangsungnya reaksi.
Menurut hukum Dulberg dan Wage, kecepatan reaksi dalam satu sistem
homogen berbanding langsung dengan kepekatan zat yang bereaksi. Koefisien
masing-masing zat yang bereaksi dijadikan pangkat bagi tiap-tiap kepekatannya.
Sebagai contoh, persamaan reaksi (5.1) berikut.
aA +bB cC + dD (5.1)
Kecepatan reaksi tersebut dapat dirumuskan dari reaktan,
V = k . Am . Bn (5.2)
Dimana : V = kecepatan reaksi
k = tetapan kecepatan reaksi
m dan n = orde reaksi
A dan B = zat A dan B sebagai reaktan
C dan D = koefisien reaksi zat A dan B
26
- dA
V= = k.Am atau log V = log k + m log A (5.3)
dt
- dA
Dimana, V = adalah kecepatan reaksi berkurangnya zat A, (A = reaktan).
dt
Setiap perubahan waktu tertentu, (dengan catatan a = 1). Apabila a = 1 maka
1
kecepatan reaksinya adalah V = - (dA/dt). Pada suhu tetap, kecepatan berubah-
a
ubah sesuai dengan perubahan konsentrasi zat A, sehingga jika persamaan ini
digambarkan, akan diperoleh grafik sebagai berikut:
log A
log k (k dapat ditentukan)
Dari grafik pada Gambar 5.3 dapat diperoleh nilai tetapan kecepatan reaksi
(k) dan orde reaksi. Telah diketahui bahwa pada suhu tetap, kecepatan reaksi
berubah-ubah sesuai perubahan kepekatan zat yang bereaksi. Sebaliknya, pada
kepekatan yang tetap, kecepatan reaksi berubah sesuai perubahan suhu (tetapan
kecepatan reaksi dipengaruhi oleh suhu). Hubungan antara tetapan kecepatan
reaksi dengan suhu diperlihatkan dalam persamaan Archenius sebagai berikut.
Grafik hubungan antara ln V dengan 1/T terlihat pada Gambar (5.4) berikut.
ln A (tetapan A dapat ditentukan)
Tg. = -Ea/R
ln V
log A
1/T
Dari persamaan ini terlihat bahwa grafik 1n V sebagai fungsi dari 1/T
merupakan garis lurus dengan intersep ln A dan gradien –Ea/R. Dengan demikian
nilai tetapan A dan energi aktifasi (Ea) dalam reaksi tesebut dapat ditentukan. Jika
dikonversi ke Log A, maka dapat digunakan persamaan: ln A = 2,303 x Log A.
D. CARA KERJA
- Lima buah tabung reaksi yang lain diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL,1
mL, Na2S2O3 0,1 M, encerkan hingga volume 5 mL dengan aquades.
- Campurkan isi tabung reaksi tersebut dari 5 sediaan pertama ke dalam
masing-masing sediaan kedua, dan bersamaan dengan bercampurnya
kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan.
- Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi (keruh), hindari kekeruhan yang
berlebihan. Catat waktu yang digunakan dan tentukan nilai m, k, dan buat
persamaan kecepatan reaksinya.
2. Pengaruh konsentrasi H2SO4. Ulangi point 1 - 4 (pada percobaan-1 diatas)
dengan cara yang sama, dan lakukan variasi konsentrasi H2SO4 tetapi
konsentrasi Na2S2O3 0,1 M tetap.
3. Pengaruh suhu
- Pilih salah satu konsentrasi H2SO4 dan Na2S2O3.
- Siapkan 6 buah tabung reaksi, 3 buah diisi dengan Na2S2O3 dan 3 buah diisi
lainnya dengan H2SO4.
- Masukkan sepasang tabung reaksi (dari point-2) ke dalam gelas piala yang
berisi air dingin (air es) beberapa menit sehingga suhunya merata termasuk
suhu larutannya.
- Ambil sepasang tabung reaksi (1 buah yang berisi H2SO4 dan 1 buah berisi
Na2S2O3).
- Campurkan isi tabung tersebut, dan bersamaan bercampurnya kedua zat
tersebut, stopwatch dijalankan (tabung reaksi yang telah berisi campuran
H2SO4 dan Na2S2O3 tetap pada gelas piala yang berisi air es).
- Stopwatch dihentikan setelah terjadi reaksi seperti pada percobaan bagian A
sebelumnya. Catat waktu yang digunakan dan suhu reaksi.
- Kerjakan kembali point 1 - 6, pada interval suhu yang berbeda , misalnya
suhu kamar satu pasang dan di atas suhu kamar satu pasang, jika perlu
dipanaskan, sebaiknya dipanaskan.
29
E. PENGAMATAN
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Konsentrasi Konsentrasi
Suhu (oC) Waktu (det)
H2SO4 (M) Na2S2O3 (M)
30
F. PERHITUNGAN :
Gambarkan grafik log V vs log A dan ln k vs 1/T (gunakan program excel)
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
G. REAKSI
Na2S2O3 + H2SO4
H. PEMBAHASAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
31
I. KESIMPULAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Makassar,………......…2023
Asisten, Praktikan,
(……………….............…..) (………............…………………)
32
AKTIFITAS VI
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan pH larutan asam
lemah dengan menggunakan
kertas pH Universal, dan pH
meter.
2. Menentukan pengaruh
pengenceran terhadap pH, dan
tetapan kesetimbangan ionisasi,
serta derajat ionisai larutan asam
lemah.
3. Menentukan derajat ionisasi asam
lemah berdasarkan nilai pH.
Gambar 6. Beberapa teknik/alat untuk
menentukan pH larutan
B. LANDASAN TEORI
(6.1)
Dengan demikian
r1 = k1 (HX) (H2O) dan r2 = k (H3O+) (X-)
Reaksi kesetimbangan terjadi jika r1 = r2 sehingga:
33
+ -
k1(HX) (H2O) = k2 (H3O ) ( X )
+ - + -
k1 (H3O ) ( X ) (H2O) ( H ) ( X )
K= = =
k2 (HX) (H2O) (HX) (H2O)
+ -
(H ) (X )
=
(HX) (6.2)
D. CARA KERJA
Pada percobaan ini akan dicari derajat ionisasi, tetapan keseimbangan ionisasi
dari asam formiat dan asam cuka dengan melakukan urutan kerja sebagai berikut:
E. PENGAMATAN
F. PERHITUNGAN
...................................................................................................................
..................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
G. PEMBAHASAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
37
H. KESIMPULAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Makassar,………......…2023
Asisten, Praktikan,
(……………….............…..) (………............…………………)
38
AKTIFITAS VII
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan panjang gelombang
maksimum serapan larutan CuSO4.
2. Membuat kurva kalibrasi larutan
CuSO4.
3. Menentukan konsentrasi tembaga
dalam sampel larutan mengguna-
kan spektrofotometer.
B. LANDASAN TEORI
A = log10(Io/I) (6.1)
A=a×b×c (6.2)
Bilamana nilai A diketahui yaitu dengan cara mengukur absorbansi larutan pada
panjang gelombang maksimum, maka konsentrasi suatu komponen tertentu dalam
larutan (ε/a diketahui atau tetap) dapat ditentukan menggunakan Persamaan (6.2)
atau menggunakan kurva kalibrasi.
Alat :
1. Spektofotometer UV/Visibel
2. Labu takar 50 mL, 5 buah
3. Pipet ukur 5 mL, 1 buah
4. Erlenmeyer 100 mL, 1 buah
5. Karet pengisap (bulb pipet filler) 1 buah
Bahan :
1. Larutan CuSO4 1 M
2. Larutan CuSO4 yang belum diketahui konsentrasinya
3. Kertas grafik atau program excel
D. CARA KERJA
- Masukkan kuvet yang berisi akuadest ke dalam tempat sel alat, atur hingga
serapan menunjukkan nol.
40
- Selanjutnya ganti blanko dengan kuvet yang berisi larutan CuSO4, ukur
serapannya pada panjang gelombang awal 400 nm.
- Lakukan cara di atas untuk pengukuran absorbansi larutan pada deretan
panjang gelombang 400 – 700 nm.
- Buatlah grafik hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi.
Serapan tertinggi pada panjang gelombang tertentu adalah merupakan
panjang gelombang serapan maksimum larutan CuSO4.
E. PENGAMATAN
1 0,05 ................
2 0,10 ................
3 0,15 ................
4 0,20 ................
5 0,25 ................
F. PERHITUNGAN
A. PEMBAHASAN
....................................................................................................................
...................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
I. KESIMPULAN
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Makassar,………......…2023
Asisten, Praktikan,
(……………….............…..) (………............…………………)
44
AKTIFITAS VIII
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari kelarutan beberapa
senyawa organik.
2. Mempelajari beberapa reaksi senyawa
organik.
Gambar 8. Beberapa warna
spesifik larutan senyawa kimia
C. LANDASAN TEORI
Sifat fisika senyawa organik seperti titik leleh, titik didih, kelarutan tergantung
pada struktur, gugus fungsi dan berat molekul. Titik didih dan titik leleh terutama
ditentukan oleh berat molekul, strukur dan gaya antar molekul efektif. Sebagai
contoh, titik didih metanol lebih tinggi dibanding etanol dan lebih rendah dibanding
dibanding H2O, walaupun BM H2O lebih rendah dibanding BM kedua alkohol
tersebut. Sementra itu, kelarutan senyawa organik terutama ditentukan oleh
kesesuaian kepolaran molekul dengan pelarutnya, misalnya senyawa kurang polar
seperti n-heksana tidak larut dalam pelarut polar seperti air tetapi larut dalam
kloroform, sementara senyawa seperti metanol larut baik dalam air.
Beberapa contoh senyawa organik yang tergolong tidak polar atau kurang
polar, seperti: metana, n-heksana, karbon tetraklorida, kloroform, dan difenil eter,
sedangkan yang bersifat polar, seperti: metanol, etanol, asam asetat,
formaldehidaa, aseton, dan metilamina.
Gugus fungsi suatu molekul organik sangat menentukan sifat reaksinya.
Beberapa gugus fungsi yang penting dalam hal ini, seperti halida (alkil halida),
hidroksil (alkohol dan karboksilat) karbonil (aldehida dan keton), amino, dan
sulfonil. Perbedaan sifat gugus-gugus tersebut berimplikasi pada tipe-tipe reaksi
45
yang mungkin dapat berlangsung padanya, misalnya reaksi oksidasi, reduksi, adisi,
substitusi, atau eleminasi. Sebagai contoh, aldehida dan keton merupakan 2
kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil dalam molekulnya,
yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itulah dibutuhkan
pemahaman tentang gugus fungsi suatu senyawa organik karena gugus fungsi
tersebut dapat merupakan sisi atau pusat aktif suatu senyawa organik.
Alat : tabung reaksi 10 buah, penjepit tabung reaksi, dan penangas air
Bahan : dietil eter, n-heksana, kloroform, etanol dan etil asetat,
asetaldehida, aseton, kloroform, glukosa, fruktosa, vitamin C,
KMnO4, Fehling A dan B, dan I2/betadin.
46
E. CARA KERJA
1. Kelarutan senyawa organik.
- Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung reaksi 1
diisi dengan 0,5 mL air, dan tabung reaksi 2 diisi dengan 0,5 mL dietil eter.
- Kedalam tabung reaksi 1 dan 2, tambahkan setetes demi setetes n-heksana
(kurang lebih 10 tetes). Kocok dan perhatikan kelarutannya, catat.
- Kerjakan seperi di atas dengan menggunakan senyawa oraganik lain.
- Siapkan tujuh tabung reaksi yang bersih dan kering. Ketujuh tabung
tersebut diisi 1 mL secara berurut dengan larutan: n-heksana (1), alkohol
(2), asetaldehida (3), aseton (4), kloroform (5), glukosa (6), dan vitamin C
(7).
- Tabung (1) dan (2), (3) dan 4 ditambah dengan larutan KMnO4, panaskan
bila perlu; tabung 5 ditambah NaI/aseton, kocok; tabung 6 ditambahkan
dengan Fehling A+B, panaskan; tabung 7 ditambahkan dengan I2 atau
betadin.
- Amati perubahan yang terjadi pada setiap tabung, catat.
F. PENGAMATAN
kloroform
Etanol
Etil asetat
47
n-Heksana X X X
Alkohol X X X
Asetaldehida X X
Aseton X X X
Kloroform X X X
Glukosa X X X
Vitamin C X X X
G. PEMBAHASAN
1. Kelarutan senyawa organik
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
H. KESIMPULAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Makassar,………......…2023
Asisten, Praktikan,
(……………….............…..) (………............…………………)
49
AKTIFITAS IX
KARAKTERISTIK HIDROKARBON
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari karakteristik dan perbedaan antara hidrokarbon jenuh, tidak
jenuh dan aromatik
B. LANDASAN TEORI
Seperti tersirat pada namanya, hidrokarbon adalah suatu senyawa yang
hanya mengandung atom karbon dan hidrogen. Penggolongan senyawa
hidrokarbon didasarkan pada jenis ikatan karbon-karbon yang dikenal 3
kelompok yaitu :
1. hidrokarbon jenuh (alkana dan sikloalkana),
2. hidrokarbon tidak jenuh (alkena dan alkuna), dan
3. hidrokarbon aromatik.
Alakana dan sikloalkana disebut hidrokarbon jenuh yang berarti sudah
jenuh dengan hidrogen sehingga senyawa ini tidak dapat bereaksi dengan
hidrogen. Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2, mengandung ikatan
tunggal karbon-karbon. Alakana adalah senyawa nonpolar sehingga tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar atau sedikit polar, seperti alakana
lain, dietileter, atau benzena. Kelarutan hidrokarbon tersebut disebabkan oleh
gaya Van der Walls antara pelarut dan zat terlarut hidrikarbon. Alakana dan
sikloalkana tidak reaktif dan tidak bereaksi dengan kebanyakan asam, basa
oksidator, dan reduktor. Karena sifat kurang reaktif senyawa ini, maka
kadang-kadang alkana disebut parafin. Namun alkana dapat bereaksi dengan
beberapa pereaksi seperti halogen dan oksigen. Reaksi hidrokarbon dengan
halogen membutuhkan katalisator dan reaksinya merupakan reaksi substitusi.
Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan dua
rangkap dengan rumus umum dan alkuna mengandung ikatan tiga
rangkap, dengan rumua umum . Alkena dan alkuna bereaksi secara
spontan dengan halogen seperti bom dan juga dapat dioksidasi oleh suatu
50
7. 5%
8.
9. Parafin.
1
D. CARA KERJA
A. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yag bersih dan kering.
2. Tabung reaksi (1) diisi dengan 0,5 mL air, dan tabung rekasi (2) diisi
dengan 0,5 mL dietil eter.
3. Kedalam tabung reaksi(1) dan (2), tambahkan setetes demi setetes n-
heksana (±10 tetes)
4. Kocok dan perhatikan kelarutannya (catat)
5. Kerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan hidrokarbon yang lain.
B. 1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL ; n-heksana,
sikloheksana, benzen, toluen, parafin, dan etilasetoasetat (sebagai
pembanding)
3. Tanbahkan 1 tetes 0,1 M
4. Kocok dan bila perlu dipanaskan.
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
6. Ulangi percobaan diatas dan ganti 0,1 M dengan 1-2 tetes 5%.
E. PENGAMATAN
A.
Kelarutan dalam Kelarutan dalam
Hidrokarbon Keterangan
Air dietileter
n-heksana
Sikloheksana
Benzena
Toluen
Parafin
Propilen
1
2
B.
n-Heksana
Sikloheksana
Benzena
Toluena
Parafin
Etil asetoasetet
Propilen
F . REAKSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2
3
9.
10.
G . PEMBAHASAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...................................................................................................................
....................................................................................................................
H . KESIMPULAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...................................................................................................................
....................................................................................................................
Makassar,……………2023
Asisten Praktikan
(…………………..) (…………………………)
3
4
AKTIFITAS X
KARAKTERISTIK ALDEHID DAN KETON
A. TUJUAN PERCOBAAN
Membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia
sesuai karakteristik gugus fungsi karbonilnya. Aldehid menngandung gugus
karbonil diujung rantai pokok/utama/induk dan Keton mengandung gugus
karbonil tidak diujung rantai pokok/utama/induk.
B. LANDASAN TEORI
Aldehid dan keton merupakan senyawa karbonil dengan rumus umumnya
adalah: O O
Aldehid : R – C – H dan Keton : R – C – R’
Karena mempunyai gugus fungsi yang sama (gugus karbonil C = 0) maka
dalam banyak hal kedua senyawa ini mempunyai sifat yang sama terutama
sifat fisiknya.
Gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam ikatan phi
tertarik ke oksigen yang lebih electron negatif merupakan faktor yang
menyebabkan kereaktifan gugus karbonil tersebut. Reaktivitas relatif aldehid
dan keton sebagian dapat disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada
karbon karboni. Makin besar muatan ion akan semakin reaktif, dan bila
muatan positif parsial ini tersebar keselurhan molekul maka senyawa karbonil
akan lebih stabil dan kurang efektif.
Gugus karbonil distabilkan oleh alkil didekatnya yang bersifat menolak
elektron. Suatu keton dengan dua gugus alkil lebih stabil dari pada aldehid
yang memiliki satu gugus alkil. Formadehid (aldehid paling sederhana) tanpa
gugus alkil adalah paling reaktif diantara aldehid dan keton lainnya.
Suatu cara yang sederhana untuk membedakan aldehid dengan keton
adalah berdasarkan reaksi oksidasi-oksidari-reduksi.
4
5
D. CARA KERJA
A. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml
aseton
3. Perhatikan warna dan baunya
4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+10 tetes)
5. Catat pengamatan saudara. (larutan jangan dibuang)
B. 1. Ambil larutan A diatas
2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
3. Perhatikan warna KMnO4 tersebut
5
6
E. PENGAMATAN
A.
Zat Warna Bau Kelarutan dalam air
Formaldehid
Aseton
B.
Zat Ditambahkan larutan KMnO4
Warna larutan/endapan
Formaldehid
Aseton
6
7
C.
+Pereaksi Tollens Setelah dipanaskan
Zat Warna larutan/endapan Warna larutan/ endapan
Formaldehid
Aseton
D.
+Pereaksi Fehling Setelah dipanaskan
Zat warna larutan/endapan Warna larutan/endapan
Formaldehid
Aseton
F. REAKSI
B.
O
CH3 - C - H + KMnO4
O
CH3 - C - CH3 + KMnO4
C.
O -
+ OH
CH3 - C - H + [Ag(NH 3 )2 ]
O -
+ OH
CH3 - C - CH3 + [Ag(NH 3 )2 ]
7
8
G. PEMBAHASAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...................................................................................................................
....................................................................................................................
H. KESIMPULAN
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...................................................................................................................
....................................................................................................................
Makassar,……………2023
Asisten Praktikan
(…………………..) (…………………………)