Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“Strategi Pengendalian Hama dengan Metode Kimia”

Oleh :

Nama : Sri Sulastri Ningsih

Nim : D1B118047

Kelas : Agroteknologi- C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019

1
Kata Pengantar
 

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan
makalah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman judul " Pengendalian Hama Secara
Kimia" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mengkin penulis upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk
itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan penulis dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
selanjutnya.

Kendari, 9 Mei 2019


 

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................ 1
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTRA ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3. Tujuan...............................................................................................................5
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Pengendalian Hama Secara Kimia...................................................................6
2.2. Contoh Jenis Pestisida dalam pengendalian Hama.........................................6
2.3. Cara penggunaan Pestisida..............................................................................6
2.4. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Pestisida...........................................9
BAB 3. PENUTUP.
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................9
3.2. Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

3
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme


pengganggu yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan
manusia, ekologi, atau ekonomi. Pengendalian hama berumur setidaknya sama
dengan pertanian, lantaran petani perlu mempertahankan tanamannya dari serangan
hama. Untuk memaksimalkan hasil produksi, tanaman perlu dilindungi dari tanaman
dan hewan pengganggu.
Terdapat beberapa jenis pengendalian yang dapat dilakukan dalam
pengendalian hama mulai dari pengendalian secara biologis, pengendalian secara
fisik atau mekanik, pengendalian secara kimia, pengendalian dengan cara bercocok
tanam, dan pengendalian dengan menggunakan varietas unggul.
Bila pencegahan dengan cara mengelola tanaman, lahan dan ekosistem telah
dilakukan namun populasi organisme pengganggu tanaman (OPT) tetap melebihi
ambang batas dan menimbulkan kerugian, petani dapat melakukan pengendalian
mekanik, fisik, hayati dengan menggunakan organisme menguntungkan yang menjadi
musuh alami dan pestisida atau bahan perlindungan tanaman yang tepat untuk
mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT). Dengan penggunaan
pestisida atau bahan perlindungan tanaman secara tepat dan bijaksana, populasi
organisme pengganggu tanaman (OPT) diharapkan dapat berkurang dan tetap berada
di bawah tingkat populasi sehingga keseimbangan ekosistem, ekologi dan ekonomi
terjaga.
Peranan Pestisida Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida
untuk program intensifikasi, pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi.
Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama. Hingga meluasnya serangan
dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan. Pestisida merupakan
sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Namun pestisida
kimia dapat mencemari lingkungan karena sifatnya yang beracun dan digunakan
berlebihan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu pengendalian hama secara kimia?
2. Apa saja jenis pestisida dalam pengendalian hama?
3. Bagaimana cara penggunaan pestisida?
4. Apa keuntungan dan kerugian pengendalian hama dengan pestisida?

4
1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengendalian hama secara kimia.


2. Untuk mengetahui jenis pestisida dalam pengendalian hama.
3. Untuk mengetahui cara penggunaan pestisida.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian pengendalian hama dengan
pestisida.

5
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengendalian Hama Secara Kimia

Pengendalian organisme pengganggu tanaman secara kimiawi merupakan


upaya pengendalian pertumbuhan organisme pengganggu tanaman menggunakan zat
kimia pembasmi organisme pengganggu tanaman yaitu menggunakan pestisida.
Definisi dari pestisida, “pest” memiliki arti hama, sedangkan “cide” berarti
membunuh, sering disebut “pest killing agent”. Pengendalian OPT ini biasa dilakukan
dengan penyemprotan zat kimia pada bagian tumbuhan. Pengendalian OPT ini sering
dilakukan oleh petani.
Pengendalian hama secara kimiawi merupakan tindakan untuk menekan
populasi hama sampai pada taraf yang tidak merugikan secara ekonomis dengan
menggunakan bahan kimiawi, baik yang berasal dari bahan-bahan nabati maupun
yang dibuat secara sintetik.
Pengendalian hama secara kimia dianggap lebih efektif daripada pengendalian
dengan cara lain. Namun hal ini menimbulkan permasalahan baru yaitu tingkat polusi
tanah yang semakin lama semakin mengkhawatirkan. Juga berbagai dampak
kesehatan jika penggunaan pestisida ini berlebihan. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan para petani akan interaksi tanaman dan musuh-musuh
alaminya yang juga dapat digunakan sebagai sarana pengendalian hama.
Penyemprotan pestisida ke lahan pertanian merupakan metode yang paling banyak
digunakan dalam mengendalikan hama. Meski demikian, penggunaan pestisida
diketahui memiliki dampak bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

2.2. Jenis Pestisida dalam Pengendalian Hama

Pestisida didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh atau
perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang digunakan
untuk perlindungan tanaman (PP RI No.6tahun 1995). Pestisida sebagai zat atau
campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau
memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman, dan mikroorganisme penggangu.

Beberapa contoh jenis pestisida yang digunakan dalam pengendalian hama


berdasarkan jenis hama nya yaitu :

1. Insektisida merupakan pestisida untuk memberantas serangga, seperti nyamuk,


kecoak, kutu busuk, rayap, semut, belalang, wereng, ulat, dan sebagainya. .

6
2. Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma atau
tumbuhan pengganggu, seperti eceng gondok, rumput teki, dan alang-alang.
Alang-alang dapat dikatakan sebagai hama tanaman karena alang-alang menyerap
semua zat makanan yang ada dalam tanah
3. Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama cacing. Hama ini sering
merusak akar atau umbi tanaman.  
4. Fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur (fungi).  
5. Rodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang pengerat, misalnya
tikus.

2.3. Cara Penggunaan Pestisida


Dalam penggunaan pestisida harus memperhatikan prinsip 5 (lima) tepat, yaitu:

1.    Tepat Sasaran. Tentukan jenis tanaman dan hama sasaran yang akan


dikendalikan, misal ulat grayak pada daun kedelai, hama wereng pada padi.
2.    Tepat Jenis. Tentukan jenis pestisida apa yang harus digunakan, umumnya
pestisida memiliki kekhususan terhadap jenis OPT yang dapat dikendalikan
misalnya: bakterisida (pengendali penyakit yang disebabkan bakteri), fungisida
(pengendali jamur), insektisida (pengendali serangga), akarisida (pengendali
tungau), moluskisida (pengendali moluska seperti keongmas), rodentisida
(pengendali tikus), dsb.
3.    Tepat Waktu. Waktu pengendalian ditentukan berdasarkan: a) tahap rentan dari
hama yang menyerang, misalnya ulat yang masih kecil, b) banyaknya hama yang
paling tepat untuk dikendalikan sesuai ambang ekonominya, misal jumlah ulat
grayak 8 ekor/tanaman, c) kondisi lingkungan, misalnya jangan melakukan
aplikasi pestisida pada saat hujan, kecepatan angin tinggi, cuaca panas
terik, d) lakukan pengulangan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Waktu
aplikasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan efektifitas
pestisida yang diaplikasikan. Jika dikaitkan dengan tahap perkembangan hama,
maka dikenal waktu aplikasi pestisida yakni 1) Aplikasi Preventif, dilakukan
sebelum ada serangan hama dengan tujuan untuk melindungi tanaman, 2)
Aplikasi dengan Sistem Kalender (aplikasi berjadwal, tetap banyak dilakukan
oleh petani, misalnya seminggu sekali atau bahkan seminggu dua kali), 3)
Aplikasi Kuratif, aplikasi ini dilakukan sesudah ada serangan hama dengan
maksud untuk menghentikan serangan atau menurunkan populasi OPT, dan 4)
aplikasi berdasarkan ambang pengendalian atau ambang ekonomi hama.
4.    Tepat Dosis/Konsentrasi

7
Supaya pestisida yang diaplikasikan efektif membasmi OPT sasaran, maka
dosis/konsentrasi pestisida harus ditetapkan secara tepat.  Dosis merupakan
banyaknya pestisida yang dibutuhkan untuk setiap satuan luas, misalnya dosis
pestisida A sebanyak 2 L/ha. Kurangnya perhatian petani terhadap
dosis/konsentrasi pestisida ini sering menyebabkan aplikasi pestisida yang salah.
5.    Tepat Cara, lakukan aplikasi pestisida dengan cara yang sesuai dengan
formulasi pestisida dan anjuran yang ditetapkan. Cara penggunaan pestisida di
antaranya cara penaburan, cara penyemprotan, cara penghembusan, cara
pengumpanan, cara fumigasi, dan cara pengasapan.

2.4. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Pestisida dalam Pengendalian


Hama
Keuntungan penggunaan pestisida kimia yaitu:
1.   Dapat diaplikasikan dengan mudah.
2.   Dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat.
3.   Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat.
4. Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat.
5.   Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi jangka pendek.

Adapun kerugian penggunaan pestisida kimia yaitu:


1. Pengaruh Negatif Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia

Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan


perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat
laun akan mempengaruhi kesehatan.Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida
yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat
berbahaya bagi kulit, karena dapat masuk ke dalam  jaringan tubuh melalui ruang pori
kulit. Namun pada kenyatannya, belum banyak pengusaha pertanian atau petani yang
perduli. Dan baru menyadari setelah ekspor produk pertanian kita ditolak oleh negara
importir, akibat residu pestisida yang tinggi. Diramalkan, jika masih mengandalkan
pestisida sintesis sebagai alat pengendali hama, pemberlakuan ekolabelling dan ISO
14000 dalam era perdagangan bebas, membuat produk pertanian Indonesia tidak
mampu bersaing dan tersisih serta terpuruk di pasar global.

2. Pestisida Berpengaruh Buruk Terhadap Kualitas Lingkungan

Pencemaran pestisida yang diaplikasikan di irigasi sawah sebagian besar


menyebar di dalam air pengairan, dan terus ke sungai dan akhirnya ke laut. Memang
di dalam air terjadi pengenceran, sebahagian ada  yang terurai dan sebagian lagi tetap

8
persisten. Meskipun konsentrasi residu mengecil, tetapi masih tetap mengandung
resiko mencemarkan lingkungan.

3. Pestisida Meningkatkan Perkembangan Populasi Jasad Penganggu Tanaman

Penggunaan pestisida adalah untuk mengurangi populasi hama. Akan  tetapi


dalam kenyataannya, sebaliknya sering meningkatkan populasi jasad pengganggu
tanaman, sehingga tujuan penyelamatan kerusakan tidak tercapai.

4. Resistensi Hama dan Penyakit

Semakin sering dan dalam dosis banyak suatu tanaman disemprot dengan
pestisida, maka semakin tinggi kemungkinan hama dan penyakit akan mengalami
resistensi.

5. Resurgensi

Tidak jarang hama yang telah diberikan pestisida justru mengalami


perkembangan populasi yang lebih besar. Biasanya, hal ini disebababkan oleh
matinya hewan predator yang menjadi musuh alami dari hama tersebut.

6. Kecelakaan Kerja

Penggunaan pestisida yang kurang hati-hati juga dapat menyebabkan


mencelakakan si pemakai. Hal yang paling umum adalah keracunan melalui mulut
dan atau kulit. Kasus kematian karena kecelakaan pestisida cukup banyak.

9
BAB 3. PENUTUP

a. Kesimpulan

Pengendalian hama secara kimiawi merupakan tindakan untuk menekan


populasi hama sampai pada taraf yang tidak merugikan secara ekonomis dengan
menggunakan bahan kimiawi. Dalam pengendalian hama dengan menngunakan
metode kimia dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia. Dalam
penggunaan pestisida harus memperhatikan prinsip 5 tepat, yaitu tepat sasaran, tepat
jenis, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara. Walaupun dalam penggunaan pestisida
kimia ini terbilang cepat dan ampuh namun kenyataannya penggunaan pestisida ini
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menurunnya kualitas tanaman.

b. Saran
Sebaiknya pengendalian hama di lakukan dengan menggunakan cara-cara dan
bahan bahan alami. Penggunaan pestisida kimia perlu dibatasi mengingat banyaknya
dampak negatif yang ditimbulkan baik pada tanaman, manusia, maupun pada
lingkungan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Adiba. 2015. Pengaruh Bahan Kimia terhadap Penggunaan Pestisida


Lingkungan. JF FIK UINAM, 3(4): 134-143.

Hariadi S. S. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Petani dalam


Pengendalian Hama dan Penyakit Tumbuhan Melalui Analisis Jalur. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia, 12(1):44-52.

Mariyono, Joko dan Irham. 2001. Usaha Menurunkan Penggunaan Pestisida Kimia
dengan Program Pengendalian Hama Terpadu. Manusia dan Lingkungan,
8(1):30-36.

Mustika I. 2005. Konsepsi dan Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman


Perkebunan Di Indonesia. Jurnal Perspektif, 4(1):20-32.

Resmayeti, dan I Made Samudra. 2015. Pengkajian Penerapan Pengendalian Hama


Ulat Spodoptera exiqua Pada Usaha Tani Bawang Merah Di Serang,
Banten. Jur. Agroekotek, 7(2):106-112.

11

Anda mungkin juga menyukai