Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM LINEAR DENGAN METODA


SIMPLEKS UNTUK KASUS MAKSIMUM BAKU DAN MAKSIMUM TAK BAKU

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Perkuliahan Mata Kuliah Program Lienear

Dosen :
Drs. H. Zaenal Syaeful, M.Pd.
Ida Nuraida, M.P.Mat

Kelas 5C
Oleh Kelompok 7:

Safira Chairunnisa 1172050090


Yudiyansah 1172050114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
A. Metode Simpleks

Metode simplek merupakan salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan
dalam pemograman linear. Metode simpleks digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi
yang melibatkan tiga variabel atau lebih yang tidak dapat diselesaikan oleh metode grafik.
Metode simpleks digunakan untuk mencari nilai optimal dari program linier yang melibatkan
banyak constraint (pembatas) dan banyak variabel (lebih dari dua variabel). Penemuan metode
ini merupakan lompatan besar dalam riset operasi dan digunakan sebagai prosedur
penyelesaian dari setiap program computer.

Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan pada teknik eleminasi
Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu per satu
dengan cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks
dilakukan tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya tergantung dari
iterasi sebelumnya (i-1).
Penemu medose simpleks adalah George zbernard Dantzig. Dantzig adalah matematikawan
amerika yang lahir di Oregon pada 8 November 1914 dan wafat pada 13 Mei 2005.Metode
simpleks menjadi teknik standar untuk menyelesaikan masalah program linear sejak tahun
1947.
Perlu diingatkan kembali bahwa permasalahan model program linear dapat memiliki
pembatas-pembatas linear yang bertanda  , ,  ) dan peubah-peubah keputusannya dapat
merupakan peubahnonnegatif, dapat pula peubahyang tidak terbatas dalam tanda (unrestricted
in sign).
Dalam menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode simpleks, bentuk dasar
yang digunakan haruslah merupakan bentuk standar, yaitu bentuk formulasi yang memenuhi
ketentuan berikut ini:
1.Seluruh pembatas linear harus berbentuk persamaan dengan ruas kanan yang nonnegatif.
2.Seluruh peubah keputusan harus merupakan peubah nonnegatif.
3.Fungsi tujuannya dapat berupa maksimasi atau minimasi.

Ada beberapa istilah yang sangat sering digunakan dalam metode simpleks, diantaranya yaitu:
1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari
nilai tabel sebelumnya.
2. Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang
iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu sama dengan
derajat bebas dalam sistem persamaan.
3. Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi.
Pada solusi awal, variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi kendala
merupakan pertidaksamaan ≤ ) atau variabel buatan (jika fungsi kendala
menggunakan pertidaksamaan ≥ atau =). Secara umum, jumlah variabel basis selalu
sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa fungsi non negatif).
4. Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih tersedia.
Pada solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah sumber daya
pembatas awal yang ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.
5. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala untuk
mengkonversikan pertidaksamaan ≤ menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini
terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi sebagai
variabel basis.
6. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematik kendala
untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan (=). Penambahan ini
terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi
sebagai variabel basis.
7. Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala
dengan bentuk ≥ atau = untuk difungsikan sebagai variabel basis awal. Penambahan
variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi.Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi
optimal, karena kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel hanya ada di atas kertas.
8. Kolom kunci adalah kolom yang memuat variabel masuk. Koefisien pada kolom ini
akn menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan baris kunci.
9. Baris kunci adalah salah satu baris dari antara variabel basis yang memuat variabel
keluar.
10. Elemen kunci adalah elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan baris kunci.
Elemen kunci akan menjadi dasar perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.
11. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada iterasi
berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara variabel non basis pada setiap
iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai positif.
12. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi berikutnya
dan digantikan oleh variabel masuk. Variabel keluar dipilih satu dari antara variabel
basis pada setiap iiterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai nol.

B. Metoda Simplek Kasus Maksimum Baku


Sebelum menjuru ke kasus maksimum baku, perlu kita ketahui Langkah-langkah yang
harus dipahami dalam menggunakan metode simplex, yaitu:
1. Membuat model matrix Program linear
2. Merubah formulasi program linear menjadi formulasi standar

Merubah formulasi biasa ke dalam formulasi standar harus mengikuti


kaidah dasar yang berlaku, yaitu:

a. Introduksikan variabel baru sebagai variable dummy dengan singkatan huruf


S sebagai singkatan dari Slack (kekurangan) atau Surplus (kelebihan)
b. Variable slack kita introduksikan apabila kita mempunyai bentuk tanda
pembatas lebih kecil atau sama dengan (≤)
c. Variabel surplus kita introduksikan apabila kita mempunyai bentuk tanda
pembatas lebih besar dari atau sama dengan (≥)
3. Menyiapkan table simplex awal
Cj
Ci BV X1 X2 Xn S1 S2 Sn Bi 𝑹𝒊
S1
S2
Sn
Zj
Cj-Zj

Penjelasan penggunaan tabel simplex :


a. Kolom Baris
 Kolom baris selalu ada dan ditempatkan di kolom paling kiri setelah Ci
 Untuk kolom tabel awal variabel yang pertama kali kita tulis pada kolom ini
adalah:
o Variabel tambahan yang bertanda positif seperti slack variable
o Artifisial variabel
Oleh karena itu, surplus variabel tidak pernah kita masukan ke dalam kolom
basis pada tabel awal
b. Kolom Cj
Kolom coefisien fungsi tujuan diletakan pada baris pertama tabel awal
simplex. Angka koefisien dapat kita lihat pada fungsi tujuan formulasi standar
daro persoalan yang dihadapi.
c. Kolom diantara kolom Cj dan kolom paling kanan atau kolom nilai ruas kanan
Jumlah kolom ini bervariasi tergantung berapa jumlah variabel yang ada di
dalam fungsi tujuan formulasi standar. Oleh karena itu apabila terjadi
kesalahan dalam membuat formulasi standar maka penyelesaian persoalan
dengan metode simplex juda akan salah.
d. Kolom nilai ruas kanan (Bi)
Pada kolom ini, dituliskan nilai ruas kanan dari setiap batasan yang ada di
dalam setiap persoalan yang dihadapi.
e. Jumlah baris
Jumlah baris di antara baris Basic variabel dengan baris Zj tergantung dari
berapa buah batasan yang kita hadapai di dalam perseoalan.
f. Baris Zj
Baris Zj digunakan untuk mendapat nilai Shadow Price atau Nilai Merginal
Value Product dari setiap variabel yang kita hadapi. Angka yang akan kita
tuliskan pada baris Zj ini adalah angka hasil penjumlahan perkalian setiap
koefisien dari variabel yang tertera dalam kolom baris dengan angka-angka di
dalam Matrix
g. Baris Cj-Zj
baris ini bermanfaat bagi kita untuk melihat kapan kita berhenti melakukan
iterasi atau baris yang dapat membantu kita menentukan apakah penyelesaian
optimal telah kita capai.
4. Memasukan nilai-nilai dan variable dalam formulasi standar ke dalam tabel awal
5. Melakukan proses literasi
a. Tentukan kolom kunci
Caranya adalah memilih nilai Cj-Zj yang terbesar dan positif.
b. Tentukan baris kunci
Caranya adalah memilih hasil bagi antara Bi dengan angka-angka yang ada
dalam kolom kunci, kemudian pilih hasil bagi yang terkecil dan positif. Hasil
bagi dengan nilai negative, nol dan tak terhingga tidak dapat dijadikan sebagai
kunci baris.
c. Cari angka baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi semua
angka yang terdapat pada baris kunci dengan angka kunci. Angka kunci
adalah angka yang terdapat pada persilangan baris kunci dengan kolom kunci.
d. Mencari angka baru pada baris yang lain dengan rumus:
Angka baru = nilai pada baris lama – (perkalian koefisien pada kolom kunci
dengan angka baru baris kunci).
e. Apabila sosialisasi optimal belum ditemukan maka kembali ke langkah 5a di
atas, sehingga nilai yang terdapat pada baris Cj-Zj ≤ 0
6. Menentukan apakah penyelesaikan optimal sudah tercapai.
7. Membuat kesimpulan jawaban..

Permasalahan model program linear dengan pembatas linear dan peubah keputusan berikut
ini:
Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk menentukan solusi optimal, pertama
sekali bentuk umum pemrograman linier dirubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu. Bentuk
baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam bentuk sama
dengan, tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis awal. Variabel basis
awal menunjukkan status sumber daya pada kondisi sebelum ada aktivitas yang dilakukan.
Dengan kata lain, variabel keputusan semuanya masih bernilai nol. Dengan demikian,
meskipun fungsi kendala pada bentuk umum pemrograman linier sudah dalam bentuk
persamaan, fungsi kendala tersebut masih harus tetap berubah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat bentuk baku, yaitu :

1. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umum, dirubah menjadi


persamaan (=) dengan menambahkan satu variabel slack.
2. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum, dirubah menjadi
persamaan (=) dengan mengurangkan satu variabel surplus.
3. Fungsi kendala dengan persamaan dalam benttuk umum,ditambahkan satu artificial
variabel (variabel buatan).
Perhatikan kasus berikut :
Fungsi tujuan : Memaksimumkan 𝑓 = 𝑥1 + 32𝑥2 − 10𝑥3
Kendala : Mencari 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 tak negatif yang memenuhi :
𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑥3 ≤ 7
2𝑥1 + 5𝑥2 ≤ 10

Bentuk di atas juga merupakan bentuk umum. Perubahan ke dalam bentuk baku hanya
membutuhkan variabel slack, karena semua fungsi kendala menggunakan bentuk
pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umumnya.
Langkah 1 : Bentuk Kanonik
Maka bentuk bakunya adalah sebagai berikut :
Maksimumkan 𝑓 = 𝑥1 + 32𝑥2 − 10𝑥3 + 0𝑠1 + 0𝑠2
Kendala :
𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑥3 + 0𝑠1 =7
2𝑥1 + 5𝑥2 + 0𝑠2 = 10
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑠1 , 𝑠2 ≥ 0
s1 , s2 merupakan variable slack.

Langkah 2: Tabel Simpleks Awal


Dalam perhitungan iterative, kita akan bekerja menggunakan tabel. Bentuk baku yang
sudah diperoleh, harus dibuat ke dalam bentuk tabel.
Semua variabel yang bukan variabel basis mempunyai solusi (nilai kanan) sama dengan
nol dan koefisien variabel basis pada baris tujuan harus sama dengan 0. Oleh karena itu kita
harus membedakan pembentukan tabel awal berdasarkan variabel basis awal.

Cj 1 32 -10 0 0
Ci Xi/Xj X1 X2 X3 S1 S2 Bi Ri
0 S1 1 2 -1 1 0 7 3,5
0 S2 2 5 0 0 1 10 2
Zj 0 0 0 0 0 0
Cj-Zj -1 -32 10 0 0

Langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut :


1. Periksa apakah tabel layak atau tidak.
Kelayakan tabel simpleks dilihat dari solusi (nilai kanan). Jika solusi ada yang
bernilai negatif, maka tabel tidak layak. Tabel yang tidak layak tidak dapat diteruskan
untuk dioptimalkan.
 Untuk kasus di atas tabel layak sehingga dapat diteruskan untuk dioptimalkan
2. Tentukan kolom kunci.
Penentuan kolom kunci dilihat dari koefisien fungsi tujuan (nilai di sebelah
kanan baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Jika tujuan maksimisasi, maka kolom
kunci adalah kolom dengan koefisien paling negatif atau paling kecil. Jika tujuan
minimisasi , maka kolom kunci adalah kolom dengan koefisien positif terbesar. Jika
kolom kunci ditandai dan ditarik ke atas, maka kita akan mendapatkan variabel keluar.
Jika nilai paling negatif (untuk tujuan maksimisasi) atau positif terbesar (untuk tujuan
minimisasi) lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.

 Untuk kasus ini tujuan maksimisasi sehingga yang dilihat nilai terkecil ya itu 2.
3. Tentukan baris Kunci.
Baris kunci ditentukan setelah membagi nilai solusi dengan nilai kolom kunci yang
bersesuaian (nilai yang terletak dalam satu baris). Baris kunci adalah baris dengan rasio
pembagian terkecil bukan negatif. Jika baris kunci ditandai dan ditarik ke kiri, maka
kita akan mendapatkan variabel keluar. Dalam hal ini baris S2. Dengan demikian S2
akan keluar dari basis dan tempatnya akan digantikan oleh X2. Jika rasio pembagian
terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
 Untuk kasus ini tujuan maksimisasi sehingga yang dilihat nilai Cj-Zj terkecil ya
itu -32
4. Tentukan Anak Kunci
Menetukan angka kunci. Angka kunci adalah angka yang terdapat pada
persilangan kolom kunci dengan baris kunci, dalam hal ini angka kunci = 5

Langkah 3: Bentuk Tabel Simpleks Baru :


Bentuk tabel simpleks baru. Tabel simpleks baru dibentuk dengan pertama sekali
menghitung nilai baris kunci baru. Baris kunci baru adalah baris kunci lama dibagi dengan anak
kunci. Baris baru lainnya merupakan pengurangan nilai kolom kunci baris yang bersangkutan
dikali baris kunci baru dalam satu kolom terhadap baris lamanya yang terletak pada kolom
tersebut.
Periksa apakah tabel sudah optimal. Keoptimalan tabel dilihat dari koefisien
fungsi tujuan (nilai pada baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Untuk tujuan
maksimisasi, tabel sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah positif atau 0. Pada
tujuan minimisasi, tabel sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah negatif atau 0. Jika
belum, kembali ke langkah no.2.

Mencari angka baru yang terdapat pada baris kunci, dengan cara membagi semua angka yang
terdapat pada baris kunci dengan angka kunci.

Mencari angka baru pada baris lain, yaitu :

 Baris S1
Dengan Rumus:
B1* = B1-Aik(Koefisien pada kolom kunci).B2*
 Baris X2
Dengan Rumus :
B2
B2*= 2

Hasil perhitungan di atas, akan nampak pada tabel baru simplex yaitu tabel yang
merupakan hasil iterasi pertama.
Cj 1 32 -10 0 0
Ci Xi/Xj X1 X2 X3 S1 S2 Bi Ri
1 -1 2 0
0 S1 0 1 − 3
5 5
2 0 1 2
32 X2 1 0 2
5 5
64 0 32
Zj 32 0 64
5 5
59 10 32
Zj-Cj 0 0 64
5 5

Tabel Optimum : Zj-Cj ≥ 𝟎


(𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑠1 , 𝑠2 ) = (0,2,0,3,0)
𝑓 𝑀𝑎𝑥 = 64
C. Metoda Simplek Kasus Maksimum Tak Baku
Secara gari besark kasus maksimum baku dan maksimum tak baku tidak jauh berbeda baik
dari segi langkah pengerjaan maupun bentuk tabel. Hal yang membedakan antara baku dan tak
baku yaitu pada fungsi kendalanya. Untuk kasus tak baku sendiri fungsi kendalanya memiliki
dua tanda pertidaksamaan yaitu ≤ dan ≥.
Hal perlu diperhatikan :
a. Untuk bnetuk pertidaksamaan ≤ cukup ditambahkan variable sleck
b. Untuk bnetuk pertidaksamaan ≥ ditambahkan variable simplek dan surplus
Tidak seperti fungsi kendala pada kasus baku yang hanya memiliki satu tanda pertidaksamaan
baik itu ≤ atau ≥.

Perhatikan kasus berikut :


Fungsi tujuan : Memaksimumkan 𝑓 = −150𝑥1 + 50𝑥2
Kendala : Mencari 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 tak negatif yang memenuhi :
10𝑥1 − 5𝑥2 + 𝑥3 ≤ 2
−15𝑥1 + 10𝑥2 ≥1
Bentuk di atas juga merupakan bentuk umum. Perubahan ke dalam bentuk baku hanya
membutuhkan variabel slack, karena fungsi kendala merupakan bentuk tak baku, sehingg harus
di tambahkan variable sleck dan variable surplus.

Langkah 1 : Bentuk Kanonik


Maka bentuk bakunya adalah sebagai berikut :
Maksimumkan 𝑓 = −150𝑥1 + 50𝑥2 + 0𝑠1 − 0𝑠2 + 𝑚𝑎 Type equation here.
Kendala :
10𝑥1 − 5𝑥2 + 𝑥3 + 0𝑠1 =2
−15𝑥1 + 10𝑥2 + 𝑥3 − 0𝑠2 + 𝑎1 = 10
𝑠1 dan 𝑠2 merupakan variabel slack dan 𝑎1 merupakan variabel surplus.

Langkah 2: Tabel Simpleks Awal


Dalam perhitungan iterative, kita akan bekerja menggunakan tabel. Bentuk baku yang
sudah diperoleh, harus dibuat ke dalam bentuk tabel.
Semua variabel yang bukan variabel basis mempunyai solusi (nilai kanan) sama dengan
nol dan koefisien variabel basis pada baris tujuan harus sama dengan 0. Oleh karena itu kita
harus membedakan pembentukan tabel awal berdasarkan variabel basis awal.

𝑪𝒋 -150 50 0 0 0 −𝑚
𝑪𝒋 𝑿𝒊\𝑿𝒋 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝒂𝟏 𝒃𝟏 𝑹𝒊
2
𝑚 𝒂𝟏 10 −5 1 −1 0 0 2
10
0 𝑺𝟐 −15 10 1 0 1 0 1 −
Zj −10𝑚 −5𝑚 −𝑚 𝑚 0 −𝑚 −2𝑚
Cj-Zj −10𝑚 −5𝑚 0 𝑚 0 0 −2𝑚

Langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut :

1. Periksa apakah tabel layak atau tidak.


Kelayakan tabel simpleks dilihat dari solusi (nilai kanan). Jika solusi ada yang
bernilai negatif, maka tabel tidak layak. Tabel yang tidak layak tidak dapat diteruskan
untuk dioptimalkan.
 Untuk kasus di atas tabel layak sehingga dapat diteruskan untuk dioptimalkan
2. Tentukan kolom kunci.
Penentuan kolom kunci dilihat dari koefisien fungsi tujuan (nilai di sebelah
kanan baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Jika tujuan maksimisasi, maka kolom
kunci adalah kolom dengan koefisien paling negatif atau paling kecil. Jika tujuan
minimisasi , maka kolom kunci adalah kolom dengan koefisien positif terbesar. Jika
kolom kunci ditandai dan ditarik ke atas, maka kita akan mendapatkan variabel keluar.
Jika nilai paling negatif (untuk tujuan maksimisasi) atau positif terbesar (untuk tujuan
minimisasi) lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.

 Untuk kasus ini tujuan maksimisasi sehingga yang dilihat nilai terkecil ya itu 2.
3. Tentukan baris Kunci.
Baris kunci ditentukan setelah membagi nilai solusi dengan nilai kolom kunci yang
bersesuaian (nilai yang terletak dalam satu baris). Baris kunci adalah baris dengan rasio
pembagian terkecil bukan negatif. Jika baris kunci ditandai dan ditarik ke kiri, maka
kita akan mendapatkan variabel keluar. Dalam hal ini baris 𝑎1 . Dengan demikian 𝑎1
akan keluar dari basis dan tempatnya akan digantikan oleh 𝑥1 . Jika rasio pembagian
terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
 Untuk kasus ini tujuan maksimisasi sehingga yang dilihat nilai Cj-Zj terkecil ya
itu −10𝑚 + 150
4. Tentukan Anak Kunci
Menetukan angka kunci. Angka kunci adalah angka yang terdapat pada
persilangan kolom kunci dengan baris kunci, dalam hal ini angka kunci adalah 10

Langkah 3: Bentuk Tabel Simpleks Baru :


Bentuk tabel simpleks baru. Tabel simpleks baru dibentuk dengan pertama sekali
menghitung nilai baris kunci baru. Baris kunci baru adalah baris kunci lama dibagi dengan anak
kunci. Baris baru lainnya merupakan pengurangan nilai kolom kunci baris yang bersangkutan
dikali baris kunci baru dalam satu kolom terhadap baris lamanya yang terletak pada kolom
tersebut.
Periksa apakah tabel sudah optimal. Keoptimalan tabel dilihat dari koefisien fungsi
tujuan (nilai pada baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Untuk tujuan maksimisasi, tabel
sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah positif atau 0. Pada tujuan minimisasi, tabel
sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah negatif atau 0. Jika belum, kembali ke
langkah no.2.
Mencari angka baru yang terdapat pada baris kunci, dengan cara membagi semua angka
yang terdapat pada baris kunci dengan angka kunci.
Mencari angka baru pada baris lain, yaitu :

 Baris 𝒙𝟏
Dengan Rumus:
1
𝑏1 ∗= 𝑏
10 1

 Baris 𝑺𝟐
Dengan Rumus :
𝑏2 ∗ = 𝑏2 + 15(𝑏1 ∗)
Hasil perhitungan di atas, akan nampak ada tabel baru simplex yaitu tabel yang
merupakan hasil iterasi pertama.
𝑪𝒋 −150 50 0 0 −𝑚
𝑪𝒋 𝒙𝒊 \𝒙𝒋 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝒂𝟏 𝒃𝒊 𝑹𝒊
5 1 1 1 2
−150 𝒙𝟏 1 − − 0 1
10 10 10 10 10
25 25 15 15
0 𝒙𝟏 0 − 1 0 4
10 10 10 10
𝒁𝒋 −150 75 −15 15 0 −𝑚 −15 −30
Zj-Cj 0 25 −15 15 0 0 −15 + 𝑚 −30

Langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut :

1. Periksa apakah tabel layak atau tidak.


Kelayakan tabel simpleks dilihat dari solusi (nilai kanan). Jika solusi ada yang
bernilai negatif, maka tabel tidak layak. Tabel yang tidak layak tidak dapat diteruskan
untuk dioptimalkan.
 Untuk kasus di atas tabel layak sehingga dapat diteruskan untuk dioptimalkan
2. Tentukan kolom kunci.
Penentuan kolom kunci dilihat dari koefisien fungsi tujuan (nilai di sebelah
kanan baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Jika tujuan maksimisasi, maka kolom
kunci adalah kolom dengan koefisien paling negatif atau paling kecil. Jika tujuan
minimisasi , maka kolom kunci adalah kolom dengan koefisien positif terbesar. Jika
kolom kunci ditandai dan ditarik ke atas, maka kita akan mendapatkan variabel keluar.
Jika nilai paling negatif (untuk tujuan maksimisasi) atau positif terbesar (untuk tujuan
minimisasi) lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.

1
 Untuk kasus ini tujuan maksimisasi sehingga yang dilihat nilai terkecil yaitu 10.

3. Tentukan baris Kunci.


Baris kunci ditentukan setelah membagi nilai solusi dengan nilai kolom kunci yang
bersesuaian (nilai yang terletak dalam satu baris). Baris kunci adalah baris dengan rasio
pembagian terkecil bukan negatif. Jika baris kunci ditandai dan ditarik ke kiri, maka
kita akan mendapatkan variabel keluar. Dalam hal ini baris 𝑆2 . Dengan demikian 𝑆2
akan keluar dari basis dan tempatnya akan digantikan oleh 𝑥3 . Jika rasio pembagian
terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
 Untuk kasus ini tujuan maksimisasi sehingga yang dilihat nilai Cj-Zj terkecil ya
itu −15
4. Tentukan Anak Kunci
Menetukan angka kunci. Angka kunci adalah angka yang terdapat pada
25
persilangan kolom kunci dengan baris kunci, dalam hal ini angka kunci adalah 10

Periksa kembali apakah tabel sudah optimal. Keoptimalan tabel dilihat dari koefisien
fungsi tujuan (nilai pada baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan. Untuk tujuan maksimisasi,
tabel sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah positif atau 0. Pada tujuan minimisasi,
tabel sudah optimal jika semua nilai pada baris z sudah negatif atau 0. Jika belum, kembali ke
langkah no.2.
Karena belum optimum, sehinggka kembali ke langkah no 2
Mencari angka baru yang terdapat pada baris kunci, dengan cara membagi semua angka
yang terdapat pada baris kunci dengan angka kunci.
Mencari angka baru pada baris lain, yaitu :

 Baris 𝒙𝟏
Dengan Rumus:
1
𝑏1 ∗∗= 𝑏1 ∗ − (𝑏 ∗∗)
10 1

 Baris 𝒙𝟑
Dengan Rumus :
2
𝑏2 ∗∗ = (𝑏2 ∗)
5
Hasil perhitungan di atas, akan nampak ada tabel baru simplex yaitu tabel yang
merupakan hasil iterasi pertama.

𝑪𝒋 −150 50 0 0 0 −𝑚
𝑪𝒋 𝒙𝒊 \𝒙𝒋 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝒂𝟏 𝒃𝒊 𝑹𝒊
3 1 1 1 1
−150 𝒙𝟏 1 − 0 − −
5 25 25 25 25
3 2 3 8
0 𝒙𝟑 0 1 1 −
5 5 5 5
𝒁𝒋 −150 90 0 6 6 −6 −6
Zj-Cj 0 40 0 6 6 −6 + 𝑚 −6

Tabel Optimum : Zj-Cj ≥ 𝟎


1 8
(x1 , x2 , x3 , S1 , S2 , a1 ) = ( , 0, , 0,0,0)
25 5

𝑓 𝑀𝑎𝑥 = −6

Keoptimalan tabel dilihat dari koefisien fungsi tujuan (nilai pada baris z) dan tergantung
dari bentuk tujuan. Untuk tujuan maksimisasi, tabel sudah optimal jika semua nilai pada baris
z sudah positif atau 0. Dan untuk kasus ini simpleks telah optimal karna Zj-Cj ≥ 𝟎.
Perhitungan dalam simpleks menuntut ketelitian tinggi, khususnya jika angka yang
digunakan adalah pecahan. Pembulatan harus diperhatikan dengan baik. Disarankan jangan
menggunakan bentuk bilangan desimal, akan lebih teliti jika menggunakan bilangan pecahan.
Pembulatan dapat menyebabkan iterasi lebih panjang atau bahkan tidak selesai karena
ketidaktelitian dalam melakukan pembulatan.
Perhitungan iteratif dalam simpleks pada dasarnya merupakan pemeriksaan satu per
satu titik-titik ekstrim layak pada daerah penyelesaian. Pemeriksaan dimulai dari kondisi nol
(dimana semua aktivitas/variabel keputusan bernilai nol). Jika titik ekstrim berjumlah n,
kemungkinan terburuknya kita akan melakukan perhitungan iteratif sebanyak n kali.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, I. N. (2019). Diktat Program Linear Teori Latihan soal. Karawang.


Rahmi, & Suryani, M. (2016). Buku Ajar Program Linear. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai