Anda di halaman 1dari 8

(Sudirman, Rosyadi, & Damayanti, 2017)Bentuk artistik pada batik dihasilkan melalui

transformasi titik, garis atau bidang datar melalui translasi (pergeseran) dan refleksi
(pencerminan).
(Arwanto, 2017)Apabila motif batik Cirebon ini dicermati dengan baik, maka dapat
ditemukan adanya beberapa konsep matematika Geometri Transformasi yang terkandung di
dalamnya. Konsep Matematika tersebut antara lain konsep simetri, transformasi (refleksi,
translasi, dan rotasi). Tidak hanya dapat diperhatikan dari motifnya, namun konsep matematika
ini secara tidak langsung dapat diperhatikan pada cara pembuatan beberapa motif batik. Tidak
banyak yang menyadari sesungguhnya budaya masyarakat pengrajin batik telah menanamkan
nilai-nilai matematis di dalamnya.

Hasil dari Penelitian ini berupa gambaran tentang nama dan jenis batik Cirebon berupa
berbagai jenis motif yang mengandung nila-nilai Matematis sebagai berikut :

A. Konsep Geometri Transformasi Pada Batik Cirebon Motif Kawung

(Rudyanto, Kartikasari, & Pratiwi, 2019)Batik kawung adalah batik yang berasal dari
Cirebon. Motif Kawung termasuk jenis Batik Geometreis Cirebon. Motif batik tersebut
memiliki pola mirip buah Kawung yaitu sejenis kelapa atau buah kolang-kaling. Motif ini
memiliki arti empat buah daun bunga yang merekah. Bunga teratai adalah bunga yang
melambangkan kesucian dan umur panjang.
Motif batik ini juga apablia dengan detail kita lihat maka akan didapati bahwa motif ini
memiliki ide matematis yaitu mengenai refleksi, translasi, dan rotasi. Refleksi pada motif ini
yaitu refleksi terhadap sumbu x & y. Pada motif kawung juga terlihat berkaitan dengan rotasi
atau perputaran akan kembali pada titik semulanya.
1. Konsep Refleksi
Konsep refleksi, atau bisa juga disebut pencerminan
pada geometri transformaasi ternyata terdapat pada batik
Kawung. Pada Gambar ini cukup dibuat sketsa motif
sebelah kiri dari garis tengah yang berwarna biru, yang
selanjutnya sketsa ini ditaruh disebelah kanan, bawah
atau posisi tertentu lainnya yang akhirnya akan
memperoleh motif batik yang utuh seperti gambar
disamping. Lebih rincinya sebagai berikut :

 Bentuk dasarnya adalah elips

Gambar tahap 1
 Bentukkan pada motif batik Buah Kawung dapat dipandang sebagai hasil refleksi atau
pencerminan bentuk dasar. Hasil pencerminan gambar tahap 1
Pada garis y, q dan z menghasilkan orientasi bentuk sebagai berikut.
q

z
y

 Gabungan pencerminan terhadap sumbu x,y,dan z menghasilkan satu bentuk atau motif
pada batik motif buah kawung

Buah Kawung

 Kemudian refleksikan Gambar sebelumnya terhadap garis vertikal dan horizontal, agar
memperbanyak motif yang sama pada batik kawung. Refleksikan terhadap sumbu X dan
Y
Keterangan : Garis Hijau sebagai cermin sumbu Y dan Orange adalah Cermin sumbu X
 Setelah itu diperoleh motif kawung.
Selain konsep-konsep yang sudah dijelaskan diatas, terdapat konsep lain yang ada di
dalam motif ini, yaitu konsep translasi.

2. Konsep Traslasi
Dalam konsep lain yang digunakan dalam
pembuatan batik Cirebon Geometris motif kawung
adalah konsep translasi. Dengan memindahkan atau
menggeser sketsa motif batik ke posisi tertentu,
tentunya cukup jelas menggambarkan bahwa konsep
translasi telah diterapkan dalam pembuatan motif
batik. Gambar disamping merupakan contoh konsep
translasi pada motif ini.
Motif yang diberi tanda persegi hijau(motif a)
digeser sekian satuan ke kanan sehingga diperoleh
motif hasil translasi yag diberi tanda persegi kuning
(motif a’) . Pada motif ini terdapat keterkaitan dengan konsep translasi dimana terjadi
pergeseran dari titik a diatas sumbu X lalu ditranlasi menjadi a’ dibawah sumbu X.

3. Konsep Rotasi

Batik Cirebon jenis Geometris Motif kawung memiliki


Keterkaitan Dengan Konsep Rotasi Pada Sumbu X dan Y.
Dari gambar disamping dapat diamati bahwa pada
motif kawung juga mengandung unsur rotasi perputaran).
Dimana jika di amati setiap kelopak berotasi
45°,90° 𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 180°

Demikian sedikit ulasan rotasinya :

Rotasi 90°

Rotasi 180°
B. Konsep Geometri Transformasi Pada Batik Cirebon Motif Lengko-Lengko

1. Konsep Translasi
Salah satu konsep geometri
transformasi yang digunakan dalam pembuatan
batik Cirebon Geometris motif lengko-lengko
adalah konsep translasi.
Secara sederehana transalasi dapat
dikatakan sebagai pergeseran, jika kita lihat
batik tersebut maka memiliki pergeseran yang
sistematis yaitu berpindah ke sebelah kanan
dengan sistematis.
Dengan memindahkan atau menggeser
sketsa motif batik ke posisi tertentu, tentunya cukup jelas menggambarkan bahwa
konsep translasi telah diterapkan dalam pembuatan motif batik. Gambar disamping
merupakan contoh konsep translasi pada motif ini.
Motif yang diberi tanda persegi hijau(motif a) digeser sekian satuan ke kanan sehingga
diperoleh motif hasil translasi yag diberi tanda persegi kuning (motif a’)

 Dalam motif lengko-lengko ini, motif dasarnya adalah sebuah kurva

 Kemudian digeser atau ditranslasi n skala sebanyak n kali terhadap garis horizontal tanpa
menghilangkan kurva pertama
Sehingga diperoleh motif Longko-longko seperti pada Gambar diatas.

2. Konsep Dilatasi
Selain konsep matematika yang telah
dijabarkan diatas. Batik ini, juga terdapat konsep
dilatasi. Dilatasi (pembesaran atau perkalian) ialah
suatu transformasi yang mengubah ukuran
(memperkecil atau memperbesar) suatu bangun tetapi
tidak mengubah bentuk bangun yang bersangkutan,
yang selanjutnya digunakan untuk membuat motif
batik yang utuh.
Sebagai contoh pada Gambar ini, motif pada longko-longko yaitu garis yang
membentuk sebuah kurva, kemudian garis yang membentuk kurta itu digeser lalu
diperbesar, sehingga diperoleh motif batik yang utuh seperti Gambar diatas.
Jadi Motif yang utuh dihasilkan dari dilatasi motif pertama yang berukuran kecil,
yang seteleh di dilatasi menghasilkan bentuk yang sama dengan ukuran yang berbeda.

Keterangan :
Motif utama yaitu panah berwarna hijau, lalu dilakukan pergeseran dan dilatasi perbesar,
sehingga didapat bentuk yang sama akan tetapi ukuran berbeda yaitu yang ditandai dengan
panah warna kuning. Sehingga diperoleh motif batik yang utuh.
Dari paparan di atas jelas bahwa dalam motif batik ini juga juga terkandung konsep
dilatasi. Tentu masih banyak motif batik lainnya yang diterapkan dengan menggunakan konsep
dilatasi.

C. Konsep Geometri Transformasi Pada Batik Cirebon Motif Liris


Unsur geometri yang ditemukan pada motif batik pertama yaitu konsep translasi.
Penerapan konsep translasi ini terlihat jelas pada motif Batik Liris Trusmi Cirebon,
yaitu dengan memindahkan atau menggeser sketsa motif batik ke posisi tertentu. Motif
a digeser sekian satuan ke kanan sehingga diperoleh motif a’. Selanjutnya, a’ digeser
ke kanan sekian satuan lagi sehingga diperoleh a’’, dan seterusnya, sehingga diperoleh
motif batik Liris Trusmi Cirebon seperti pada tabel nomor 1 di atas.
D. Konsep Geometri Transformasi Pada Batik Cirebon Motif Ukel

Konsep rotasi pada bangun datar juga dapat ditemukan pada pembuatan motif
Batik Ukel Trusmi Cirebon di Tabel Nomor 2. Kita dapat melihat konsep rotasi dengan
jelas dengan cara memutar motif yang dibuat sesuai dengan sumbunya. Sebagai contoh,
pada motif batik pada Tabel Nomor 2, motif a pertama-tama dicerminkan terhadap
sumbu cermin vertikal yaitu 𝑙, sehingga diperoleh a’, a’ selanjutnya diputar 180°
sehingga diperoleh a’’. Dari proses ini, diperoleh motif batik Ukel Trusmi Cirebon pada
tabel Nomor 2.
Jadi, hakikatnya pada pembuatan motif batik cirebon telah diterapkan konsep
transformasi. Bahkan dalam pembuatan motif batik tidak hanya salah satu dari konsep
transformasi yang diterapkan, namun beberapa konsep transformasi juga dapat diterapkan
sekaligus.

KESIMPULAN
Unsur
No. Pola Batik
Geometri
Refleksi,
1. Translasi,
dan Rotasi
Motif Kawung

Translasi dan
2
Dilatasi

Motif Longko-Longko

3 Translasi

Motif Liris

4. Rotasi

Motif Ukel

Jadi, hakikatnya pada pembuatan motif batik cirebon telah diterapkan konsep
transformasi. Bahkan dalam pembuatan motif batik tidak hanya salah satu dari konsep
transformasi yang diterapkan, namun beberapa konsep transformasi juga dapat diterapkan
sekaligus.
Daftar Pustaka
Bibliography
Arwanto. (2017). Eksplorasi Etnomatematika Batik Trusmi Cirebon Untuk Mengungkap Nilai Filosofi & Konsep
Matematika. PHENOMENON Journal, 7. Retrieved Desember 24, 2019
Fajriyah, E. (2018). Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika Dalam Mendukung Literasi. Jurnal
Unnes, 1, 3. Retrieved Desember 24, 2019
Lubis, A. N., & Yanti, D. (2018). Identifikasi Etnomatematika Batik Besurek Bengkulu Sebagai Media & Alat
Peraga Penyampaian Konsep Kekongruenan & Kesebangunan. 16(3), 4-7.
Nurjamil, D., & Nurhayati, E. (2019). Eksplorasi Unsur Matematika Dalam Pembuatan Batik Khas Tasikmalaya.
Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhamadiyah Kuningan, 5(2).
Rachmawati, I. (2012). Eksplorasi Etnomatematika Masyarakat Sidoarjo. MATHEdunesa Journal, 5-6.
Rudyanto, N. E., Kartikasari, A., & Pratiwi, D. (2019). Etnomaematika Budaya Jawa: Inovasi Pembelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 3(2).
Suciati, N., Silvia, S., Nurfadhilah, D., & Santoso, E. (2019). Penerapan Etnomatematika Motif Batik Khas
Majalengka Menggunakan Konsep Geometri Transformasi. (2019: Produsing Seminar Nasional
Pendidikan 1).
Sudirman, Rosyadi, & Damayanti, W. (2017). Penggunaan Etnomatematika pada Karya Seni Batik Indramayu
Dalam Pembelajaran Geometri Transformasi. PEDAGOGY Jurnal Pendidikan Matematika, 2, 5-9.
Sudirman, Son, A. L., & Rosyadi. (2018). Penggunaan Etnomatematika Pada Batik Paoman Dalam Pembelajaran
Geometri Bidang di sekolah Dasar. IndiMath Jurnal, 1(1), 4-9.

Anda mungkin juga menyukai