اد الْ ِف ْع ِل أ َْو َما يِف َم ْعنَاهُ إِىَل َغرْيِ ِه َما ُه َو لَهُ لِ َعاَل قَ ٍة َم َع قَ ِر ْينَ ٍة ِ ِ
ُ َاَلْ َم َج ُاز الْ َع ْقل ُّي أ َْو يُ َس َّمى بِاإْلِ ْسنَاد الْ َم َجا ِزي ُه َو إِ ْسن
َمانَِع ٍة ِم ْن إِ َد َار ِة احْلَِقْي ِق
Majaz aqli atau disebut juga isnad majazi adalah menyandarkan perbuatan (aktivitas) atau yang
semakna kepada sesuatu yang bukan aslinya karena adanya ‘alaqah serta qarinah (susunan
kalimat) yang mencegah terjadinya penyandaran makna ke lafaz tersebut. Dalam majaz aqli hubungan
makna yang asli dengan majaz bukan karena hubungan musyabbahah seperti pada pembahasan
tasybih. Dinamakan aqli, karena majaz jenis ini bisa diketahui penunjukan maknanya dengan
menggunakan akal.
1. As-sababiyah ()السببية
Contohnya:
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ) أَسباب٣٦( وقَ َال فِرعو ُن يا هاما ُن اب ِن يِل صرحا لَعلِّي أَبلُ ُغ اأْل َسباب
َ وسى َوإِيِّن أَل َظُنُّهُ َكاذبًا َو َك َذل
ك َ الس َم َاوات فَأَطَّل َع إىَل إلَه ُم َ َْ َ َْ ْ َ ً َْ ْ َ َ َ َْ ْ َ
ٍ السبِ ِيل وما َكْي ُد فِر َعو َن إِاَّل يِف َتب ِِ ِِ
)٣٧( اب َ ْ ْ َ َ َّ ص َّد َع ِن
ُ ُزيِّ َن لف ْر َع ْو َن ُسوءُ َع َمله َو
Artinya: “Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi supaya
Aku sampai ke pintu-pintu,(yaitu) pintu-pintu langit, supaya Aku dapat melihat Tuhan Musa dan
Sesungguhnya Aku memandangnya seorang pendusta". Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik
perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain
hanyalah membawa kerugian.”(QS. Ghafir [40]: 36-37)
Pada ayat ini disebutkan bahwa perbuatan (aktivitas) membangun gedung yang menjulang disandarkan
kepada seorang bernama Haman padahal ia bukan pelaku sebenarnya. Yang membangun itu adalah
para pekerja, tetapi Haman bertindak sebagai pengawas proses pembangunan itu.
2. Az-zamaniyah ()الزمانية
Contohnya:
3. Al-Makaniyah ()املكانية
Contohnya:
ِ َّات جَتْ ِري ِمن حَتْتِها اأْل َْنهار خالِ ِدين فِيها ومساكِن طَيِّبةً يِف جن
ْ َّات َع ْد ٍن َو ِر ٍ ات جن ِ ِ ِِ
ض َوا ٌن َ َ َ َ ََ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َني َوالْ ُم ْؤمن َ َو َع َد اللَّهُ الْ ُم ْؤمن
ِ ِ
)٧٢( يم َ ِم َن اللَّ ِه أَ ْكَبُر َذل
ُ ك ُه َو الْ َف ْو ُز الْ َعظ
Artinya: “Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga
yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat
yang bagus di surga 'Adn. dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang
besar.” (QS. at-Taubah [9]: 72)
Pada ayat ini disebutkan bahwa perbuatan (aktivitas) mengalir disandarkan kepada sungai-sungai
padahal sungai-sungai itu bukan pelaku sebenarnya, tetapi yang mengalir itu adalah air-air yang
bertempat di sungai-sungai.
4. Al-Mashdariyah ()املصدرية
Contohnya:
Pada syair ini disebutkan bahwa aktivitas menghadapi kesusahan disandarkan kepada mashdar (kata
dasar) yaitu kata () ِج ُّد padahal mashdar itu bukan pelaku sebenarnya, tetapi yang mengalami kesusahan
adalah orang-orang yang susah.