Anda di halaman 1dari 3

A.

Ketentuan Fashl dan Washl


1. Ketentuan fashl
Wajib memisahkan dua kalimat apabila:
a) Kamalul Ittishal
Artinya hubungan yang sempurna dimana jumlah yang kedua
merupakan taukid, bayan, atau badal untuk jumlah yang kedua.
 Contoh Taukid

ِ ‫ ِإ َّن َم َع ْال ُعس‬.‫ْر يُ ْسرًا‬


.‫ْر يُ ْسرًا‬ ِ ‫فَِإ َّن َم َع ْال ُعس‬

Artinya: “Sesungguhnya setelah kesulitan


itu ada kemudahan, sesungguhnya setelah kesulitan
.itu ada kemudahan” (Al-Insyirah: 5-6)

Ayat 6 merupakan taukid dari ayat 5 sehingga tidak perlu


diathafkan.

 Contoh Badal

ِّ َ‫يُ َدبِّ ُر اَأْل ْم َر يُف‬


ِ ‫ص ُل اأْل ي‬
‫ت‬

Artinya: “Dia (Allah) yang mengatur urusan dan menjelaskan


tanda-tanda” (Ar- Ra’d: 2)

ِّ َ‫ )يُف‬merupakan badal dari (‫اَأْل ْم َر‬ ‫)يُ َدبِّ ُر‬.


ِ ‫اأْل ي‬ ‫ص ُل‬
Kalimat (‫ت‬

 Contoh Bayan

‫ب يُ َذبِّحُوْ نَ َأ ْبنَا َء ُكم‬


ِ ‫يَسُوْ ُموْ نَ ُك ْم سُوْ َء ْال َع َذا‬

Artinya:  “Mereka menimpakan kepada kalian siksa yang


kejam dan menyembelih bayi laki-laki kalian” (Al-Baqarah:
49)

Kalimat (‫َأ ْبنَا َء ُك ْم‬  َ‫ )يُ َذبِّحُوْ ن‬merupakan bayan bagi jumlah ( ‫يَسُوْ ُموْ نَ ُك ْم‬
ِ ‫ ْال َع َذا‬ ‫)سُوْ َء‬.
‫ب‬

b) Kamalul Inqitha’
Artinya pemisahan yang sempurna dimana kedua jumlah beda
bentuknya dalam hal khabar dan insya’nya atau antara
kedua jumlah tidak ada kesesuaian makna.
 Contoh

ُ‫ض َر َو ِز ْي ُر ال ُّشُؤ وْ ِن ال ِّد ْينِيَّ ِة َحفِظَهُ هللا‬


َ ‫َح‬

Artinya: Telah hadir Menteri Agama, semoga allah


menjaganya.

Jumlah yang pertama ( ‫ة‬dِ َّ‫ال ِّد ْينِي‬ ‫ال ُّشُؤ وْ ِن‬ ‫ َو ِز ْي ُر‬ ‫ض َر‬
َ ‫ ) َح‬berbentuk khabar
dan yang kedua (ُ‫ ) َحفِظَهُ هللا‬berbentuk insya’.

c) Syibhu Kamalil Ittishal


Artinya mirip sempurna hubungan. Dikatakan demikian karena
jumlah kedua merupakan jawaban dari jumlah yang pertama.
 Contoh

  ُ‫َما ُكلُّ َما يَتَ َمنَّى ْال َمرْ ُء يُ ْد ِر ُكهُ * تَجْ ِري الرِّ يَا ُح بِ َما الَ تَ ْشتَ ِهي ال ُّسفُن‬

Artinya: Tidak semua yang dicita-citakan seseorang bisa


tercapai # Karena angin itu terkadang bertiup ke arah yang tidak
diinginkan oleh kapal.

Bait kedua merupakan jawaban dari bait yang pertama.

2. Ketentuan Washl
Wajib menyambungkan dua kalimat apabila:
a) Memiliki kedudukan i’rab yang sama
 Contoh

ُ ‫َوهللاُ يُحْ يِى َويُ ِمي‬


‫ْت‬

Artinya: “Allah yang menghidupkan dan mematikan.” (Ali


Imran: 156)

Jumlah (‫ )يُحْ يِى‬pada contoh di atas berkedudukan sebagai khabar


ُ ‫ )يُ ِمي‬berkedudukan sebagi ma’thuf.
dan jumlah (‫ْت‬

b) Terdapat kesamaan bentuk jumlah khabar


atau insya’ dan ada kesesuaian makna.
 Contoh
‫ِإ َّن اَأْل ْب َرا َر لَفِ ْي ن َِعي ٍْم وَِإ َّن ْالفُجَّا َر لَفِ ْي َج ِحي ٍْم‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat baik berada
dalam kenikmatan sementara orang-orang jahat berada dalam
neraka Jahim” (Al-Infithar :13-14)

Kedua ayat di atas diathafkan dengan menggunakan huruf


wawu. Kedua bentuk jumlah kedua ayat di atas adalah sama
yaitu jumlah khabar dan keduanya memiliki hubungan makna.

 ‫َوا ْعبُدُوا هللاَ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ِه َش ْيًئا‬

Artinya: “Dan sembahlah Allah serta janganlah kalian


menyekutukan-Nya….” (An-Nisa’: 36).

Kedua jumlah di atas sama-sama jumlah insya’ dan


disambungkan dengan athaf.

c) Dua jumlah yang berbeda bentuk (segi Khabar dan Insya’) tetapi
apabila dipisahkan akan mengaburkan maksud
 Contoh
Jawaban untuk orang yang bertanya “Ada yang bisa saya
bantu?”

َ ‫اَل َوبَا َر‬


َ ‫ك هللاُ فِ ْي‬
‫ك‬
Dua jumlah di atas berbeda bentuk jumlahnya yakni insya’ dan
khabar tapi disambung dengan athaf. Apabila tanpa athaf
ditakutkan orang yang mendengar tersinggung karena menolak
bantuannya sehingga harus disambungkan.1

1
Jurnal Hilal Bay Ibnu Jihad dan Moh. Rozy Zamroni, KEDUDUKAN FASHL DAN WASHL DALAM SURAT AL-
INSYIQÂQ, (Univesitas Negeri Malang), hal 5-7.

Anda mungkin juga menyukai