MAKALAH
“Balaghah”
Dosen Pengampu:
SUMATRA BARAT
2021 M/ 1443 H
BAB I
PEMBAHASAN
A. Istiarah
a. Pengertian Isti’arah
Isti’arah ( )اِ ْستِ َعا َرةmenurut bahasa berarti meminta pinjaman. Sedangkan
dalam istilah ilmu balaghah, isti’arah adalah:
Isti‘arah adalah tasybih yang dibuang salah satu tharafnya, maka ‘alaqah
pada isti’arah adalah musyabahah (unsur kesamaan) selamanya.
Dalam isti’arah terdapat peminjaman makna suatu kata dari makna aslinya
(makna hakiki) kepada makna baru (makna majazi). Seperti ( )أَ َسدyang makna
aslinya singa dipakai untuk makna seorang yang memiliki sifat pemberani.
Contoh:
ُ َرأَي
ِ ْْت بَحْ رًا فِي السُّو
ق
Kata ( )بَحْ رًاpada contoh di atas tidak dimaknai sebagai hakikat melainkan
merujuk pada seseorang yang pemurah.
Musta’ar minhu (تَ َعار ِم ْنهqq) ُم ْس, yaitu kata yang dipinjam darinya atau
musyabbah bih.
Musta’ar lahu (تَ َعار لَهqqq) ُم ْس, yaitu kata yang dipinjam untuknya atau
musyabbah.
Musta’ar () ُم ْستَ َعار, yaitu sifat yang dipinjamkan.
Pada contoh yang pertama yang menjadi musta’ar minhu adalah kata (
)بَحْ رًا, yang menjadi musta’ar lahunya ()رجُل َك ِريْم
َ dan yang menjadi musta’arnya
adalah ()ال َك َرم.
c. Pembagian Isti’arah
1. Isti’arah Tashrihiyyah
Contoh:
Artinya: “Alif, Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu
supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang
benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha
Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim [14]: 1)
2. Isti’arah Makniyyah
Contoh:
ظ ُم ِمنِّي َوا ْشتَ َع َل الر َّْأسُ َش ْيبًا َولَ ْم أَ ُك ْن بِ ُدعَائِكَ َربِّ َشقِيًّا
ْ ال َربِّ إِنِّي َوهَنَ ْال َع
َ َق
Contoh:
ُ َرأَي
ْت بَحْ رًا فِي السُّوْ ق
ُّ َاس ِمن
ِ الظلُ َما
ت إِلَى النُّوْ ِر َ ِكتَابٌ أَ ْن َز ْلنَاهُ إِلَ ْي
َ َّك لِتُ ْخ ِر َج الن
2. Isti’arah Taba’iyyah
Contoh:
ِ َغ َر َد ال َّش
ِ َاع ُر بِق
ص ْي َد ٍة
ْ َت أ
ظفَا َرهَا ْ ََوإِ َذا ْال َمنِيَّةُ أَ ْن َشب
Contoh:
Yang menjadi isti’arah adalah kata ( )ا ْشتَ َر ُواyang berarti membeli dan yang
ْ )فَ َما َربِ َحyang artinya
dimaksudkan memilih. Kata tersebut ditandai dengan kata ( ت
tidak mendapat untung.
2. Mujarradah
Contoh:
ْ ض
فال يُضي ُء لها نَجْ ٌم وال قَ َم ُر... ت من ُك ِّل نا ِحيَ ٍة َ ولَ ْيلَ ٍة َم ِر
Artinya: dan malam yang sakit dari segala penjuru, maka bintang juga
bulan tidak meneranginya.
ْ ض
Kata (ت َ ) َم ِرyang berarti sakit merupakan penyerupaan dari ( )ظلمyang
berarti gelap. Kata ( )ظلمsebagai musyabbah diisyaratkan dengan kalimat (فال
)يُضي ُءyang berarti tidak menerangi.
3. Muthlaqah
Yaitu isti’arah yang tidak ada tanda musyabbah bih atau musyabbahnya.
Contoh:
B. Isti’ah Tamtsiliyah
ْ َاهُ ْاألqqَ ٍة ِم ْن اِ َرا َد ِة َم ْعنq“ لِ َعالَقَة ْال ُم َشابَهَة َم َع قَ ِر ْينَ ٍة َمانِ َعSuatu susunan kalimat yang
لِيqص
digunakan bukan pada makna aslinya karena ada hubungan keserupaan ( antara
makna asli dan makna majazi ) disertai adanya qarinah yang menghalangi
pemahaman terhadap kalimat tersebut dengan makna asli
َي هّٰللا ِ َو َرسُوْ لِ ٖه َو اتَّقُوا هّٰللا َ ۗ اِ َّن هّٰللا َ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم ٰ ۤ
ِ ٰيا َ يُّهَا الَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ ا اَل تُقَ ِّد ُموْ ا بَ ْينَ يَد:
“Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan
Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah....”
Pada contoh diatas kalimat majazi nya adalah ولهqدى هللا ورسq ّدموا بين يqال تق
(janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya ) diserupakan dengan tidak
boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan
Rasulnya.
( Pedang itu telah kembali ke sarungnya dan singa itu menempati sarang
nya dihutan )
Pada kalimat diatas semua kalimat tersebut merupakan kalimat majazi dan
diserupakan dengan seorang mujahid yang kembali ke negaranya setelah
berpergian. Karena ketika seorang laki – laki yang habis bekerja pulang
kenegaranya maka ia bukanlah pedang hakiki yang kembali kesarungnya dan
bukan singa yang menempati kembali sarangnya. Dengan demikian kedua
susunan kalimat itu tidak dipergunakan dalam arti yang hakikat, sehingga kedua
kalimat itu adalah majaz. Karinah nya adalah haliya. Hubungan antara kedua
makna, hakiki dan majazinya, adalah musyabbahah ( unsur keserupaan ) karena
keadaan orang yang pergi jauh dari negaranya untuk bekerja keras dan
kembalinya kenegaranya setelah lama bersusah payah diserupakan dengan pedang
yang terhunus dari sarungnya untuk berperang dan setelah mendapatkan
kemenangan, ia akan kembali ke sarungnya. Demikian juga sing yang menempati
sarang nya.
BAB II
KESIMPULAN
Isti’arah ( )اِ ْستِ َعا َرةmenurut bahasa berarti meminta pinjaman. Sedangkan
dalam istilah ilmu balaghah, isti’arah adalah:
Isti‘arah adalah tasybih yang dibuang salah satu tharafnya, maka ‘alaqah
pada isti’arah adalah musyabahah (unsur kesamaan) selamanya.
Dalam isti’arah terdapat peminjaman makna suatu kata dari makna aslinya
(makna hakiki) kepada makna baru (makna majazi). Seperti ( )أَ َسدyang makna
aslinya singa dipakai untuk makna seorang yang memiliki sifat pemberani.
ْ َاهُ ْاألqqَ ٍة ِم ْن اِ َرا َد ِة َم ْعنq“ لِ َعالَقَة ْال ُم َشابَهَة َم َع قَ ِر ْينَ ٍة َمانِ َعSuatu susunan kalimat yang
لِيqص
digunakan bukan pada makna aslinya karena ada hubungan keserupaan ( antara
makna asli dan makna majazi ) disertai adanya qarinah yang menghalangi
pemahaman terhadap kalimat tersebut dengan makna asli