NIM : 2010200005
Prodi : IQT II A
Matkul : Tugas (UAS) Ilmu Balaghah
1. ISI MAKALAH
o Ijaz Al-Qashr
Ijaz al-Qashr adalah mengungkapkan kata-kata dengan susunan lafaz yang sedikit
dan ringkas tetapi memiliki makna yang luas dan padat (maknanya lebih luas dari
susunan kalimat).
Contoh:
)54 :ق َواألَ ْم ُر (اعراف
ُ اَالَ لَهُ ْال َخ ْل
“...Ketahuilah milik Allah segala penciptaan dan urusan....” (QS. Al-A’rāf [7]:
54)
o Ijaz Al-Hadzf
Ijaz al-Hadzf adalah meringkas pengungkapan kata-kata dengan tidak
menyebutkan suatu lafaz atau kalimat. Jadi dalam Ijaz al-Hadzf ada lafaz atau
kalimat yang tidak disebutkan (digugurkan).
Contoh:
َواسْأ َ ِل ْالقَرْ يَةَ الَّتِي ُكنَّا فِيهَا
“Bertanyalah kepada desa yang pernah kami diami….” (QS. Yūsuf: 82)
Pada contoh pertama tidak disebutkan lafazh ()أهل, yang asalnya:
َواسْأَل أهل القرية
karena seseorang tidak mungkin bertanya kepada desa. Tetapi seseorang akan
bertanya kepada penduduk (orang-orang yang berada) di desa tersebut.
ITHNAB
Ithnab adalah mengungkapkan kata-kata dengan lafaz yang panjang dan banyak
tetapi mengandung makna yang sedikit. Ithnab adalah antonim dari ijaz. Contoh
seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 4:
ظ ُم ِمنِّ ْي َوا ْشتَ َع َل الر َّْأسُ َش ْيبًا
ْ قَا َل َربِّ إنِّ ْي َوهَنَ ْال َع
Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, (QS. Maryam 4).
Maksudnya ayat diatas adalah: “Saya sudah tua”.
MUSAWAH
Musawah adalah mengungkapkan kata-kata yang sesuai antara lafaz dan
maknanya, tidak lebih dan tidak kurang. Jika salah satu dari suatu lafaz dalam
kalimat tersebut dikurangi atau dibuang atau tidak disebutkan maka akan
mengurangi maknanya.
Contoh:
Majaz Lughawi
Majaz lughawi adalah kata yang tidak difahami dengan makna aslinya karena ada
alaqah dan qarinah yang mencegah makna asli. Dalam majaz lughawi, suatu makna
difahami dengan makna lain karena unsur kebahasaan. Majaz lughawi terbagi lagi
menjadi istiarah dan majaz mursal.
1. Istiarah
Istiarah adalah kata yang tidak difahami dengan makna aslinya dan mulanya uslub
tasybih yang dibuang salah satu tharafnya. Maka alaqah atau hubungan makna asli
dan makna yang dimaksud dalam istiarah adalah musyabahah.
Dari segi qarinahnya, isti’arah dibagi menjadi tashrihiyyah dan makniyyah.
o Isti’arah Tashrihiyyah
Isti’arah tashrihiyyah adalah isti’arah yang disiratkan dengan musyabbah bih.
Contoh:
ْت أَ َسدًا فِي ْالفَصْ ِل
ُ َرأَي
Artinya: Saya melihat “singa” di kelas.
Pada contoh di atas, seorang yang pemberani ( ُش َجاع ) َرجُلdiserupakan dengan ()أسدا
(singa), karena sama-sama memiliki sifat keberanian.
o Isti’arah Makniyyah
Isti’arah makniyyah adalah kalimat yang musyabbah bihnya dibuang lalu
disiratkan dengan sesuatu dari salah satu sifatnya.
Contoh:
ِ َ َغ َّر َد الشاعر بِق
ص ْيدَة
Pada contoh pertama, penyair diserupakan dengan burung karena sama-sama
bernyanyi yang disiratkan dengan kata (َ ) َغ َّردyang artinya berkicau.
Majaz Mursal
Majaz mursal adalah suatu lafaz yang dipergunakan bukan pada makna aslinya
karena adanya alaqah ghair musyabahah (hubungan bukan perumpamaan) disertai
qarinah (alasan/bukti) yang mencegahnya dari makna asli. Majaz mursal berbeda
dengan kinayah karena pada kalimat yang berbentuk kinayah tidak harus ada
qarinah yang mencegah suatu lafaz dari makna aslinya. Dinamakan “mursal”
karena ia tidak dibatasi oleh pemaknaan tertentu.
o As-Sababiyyah
Yaitu menyebutkan sebab dan yang dimaksud adalah musabbab/akibat
ي يَ ٌد اَل أُ ْن ِك ُرهَا
َّ َلِفُاَل ٍن َعل
Si fulan memiliki “tangan” terhadapku dan itu tidak bisa kupungkiri.
Yang dimaksud tangan adalah jasa/budi.
o Al-Musabbabiyyah
Yaitu menyebutkan akibat dan yang dimaksud adalah sebab
َويُنَ ِّز ُل لَ ُك ْم ِّمنَ ال َّس َمآ ِء ِر ْزقًا
Dan Dia menurunkan untukmu “rezeki” dari langit. (Ghafir: 13)
Yang dimaksud rezeki adalah hujan.
o Al-Juz’iyyah
Yaitu menyebutkan sebagian dan yang dimaksud adalah keseluruhan
ر َرقَبَ ٍة ُم ْؤ ِمنَ ٍة€ُ فَتَحْ ِري
(Hendaklah) ia memerdekakan leher seorang hamba sahaya yang beriman (An-
Nisa: 92).
Yang dimaksud leher pada ayat di atas adalah seluruh badan.
o Al-Kulliyah
Yaitu menyebutkan keseluruhan dan yang dimaksud adalah sebagian
َ ََج َعلُوا أ
صابِ َعهُ ْم فِي آ َذانِ ِه ْم
Mereka memasukkan jari-jari mereka ke dalam telinganya (Nuh: 7)
Yang dimaksud jari tersebut adalah hanya ujung jari saja.
o Al-Mahaliyyah
Yaitu menyebutkan tempat dan yang dimaksud adalah hal
َواسْأ َ ِل ْالقَرْ يَةَ الَّتِي ُكنَّا فِيهَا
Tanyakan kepada desa yang tadi kita datangi! (Yusuf: 82)
Yang disebutkan desa dan yang dimaksud adalah penduduk desa.
o Al-Haliyyah
Yaitu menyebutkan hal dan yang dimaksud adalah tempat
ر لَفِ ْي نَ ِعي ٍْم€َ إِ َّن اأْل َب َْرا
Sesungghnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan
(Al-Muthaffifin: 22).
Yang dimaksud dengan kenikmatan adalah surga.
o Itibar Ma Kana
Yaitu menyebutkan yang terjadi dan yang dimaksud adalah yang akan datang
َوآَتُوا ْاليَتَا َمى أَ ْم َوالَهُ ْم
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim harta mereka! (An-Nisa’: 2)
Yang disebutkan anak yatim dan yang dimaksud ketika baligh.
o Itibar Ma Yakunu
Yaitu menyebutkan yang terjadi dan yang dimaksud adalah sesuatu yang
sebelumnya
ِ ال أَ َح ُدهُ َما إِنِّي أَ َرانِي أَ ْع
ص ُر َخ ْمرًا َ َان ق
ِ ََو َد َخ َل َم َعهُ السِّجْ نَ فَتَي
Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda.
berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa
aku memeras arak” (Yūsuf: 36)
Yang dimaksud arak pada ayat di atas adalah anggur.
b) SAJAK
As-saja‘ adalah kesamaan huruf akhir pada dua fashilah atau susunan kalimat.Yang
dimaksud fashilah bisa bait, ayat, kalimat, atau penggalan kalimat.
Saja’ terbagi tiga:
1. Saja’ Mutharraf
Yaitu dua fasilah yang berbeda wazannya tapi sama huruf akhirnya.
Contoh seperti firman Allah SWT:
ْ َ َو قَ ْد َخلَقَ ُك ْم أ،َمالَ ُك ْم الَ تَرْ جُوْ نَ هللِ َوقَارًا
ط َوارًا
Artinya: “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia
Sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.” (Q.S
Nuh:13-14).
Kata ()وقَارًا ْ َ )أtapi sama-sama diakhiri huruf “ra”.
َ beda wazan (€ط َوا ًرا
2. Saja’ Mutawazi
yaitu saja’ yang terdapat kesesuaian pada kata terakhirnya saja. Kalau saja’
mutharraf yang sama adalah huruf terakhirnya saja, kalau saja’ mutawazi yang
sama adalah kata terakhirnya.
Contoh:
ٌ َوأَ ْك َوابُ َّموْ ضُو َعة،ٌفِ ْيهَا ُسرُوْ ُر َّمرْ فُوْ َعة
Artinya: “Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. dan gelas-gelas yang
terletak (di dekatnya).” (Q.S Al-Ghasyiyah: 13-14)
Kata (ٌ ) َمرْ فُوْ َعةdan (ٌ ) َموْ ضُو َعةterdapat keseimbangan dalam wazannya.
3. Saja’ Murashsha’
yaitu saja’ yang seluruh atau sebagian besar lafadz-lafadzdari salah satu
rangkaiannya semisal bandingannya dari rangkaian yang lainya dalam wazan dan
kofiahnya.
Contoh syairkarya Al-Hariri:
ع األَ ْس َما َع بِ َز َوا ِح ِر َو ْع ِظ ِه ْ َه َُو ي
َ طبَ ُع األَس
ُ َويَ ْق َر،ْجا َع بِ َج َوا ِه ِر لَ ْف ِظ ِه
Artiya: Dia mencetak sajak-sajak dengan permata ucapannya dan mengetuk
pendengaran dengan teguran-teguran nasehatnya.
Keseimbangan kata dan wazan terdapat pada kata (ُع€َطب ْ َ )يdengan (ُ َرع€)يَ ْق, kata (
ْجا َعَ )األَسdengan (َ)األَ ْس َماع, kata ( )بِ َج َوا ِه ِرdengan (€اح ِر َ ِ)ب, dan kata ( )لَ ْف ِظ ِهdengan (
ِ زَو
)و ْع ِظ ِه.
َ
ت ِّ َوإِ َذا ْال ِع َشا ُر ُع،ت
ْ َ طل ْ َوإِ َذا ْال ِجبَا ُل ُسيِّ َر
Artinya: “dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang
bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan).” (QS. At-Takwir: 3-4).
ْ dengan ()ال ِع َشا ُر,
Keseimbangannya terdapat pada kata ( )ال ِجبَا ُل ْ dan (ت
ْ ) ُسي َِّرdengan (
ْ َ) ُعطِّل.
ت
Khobar
Kalam khabari adalah pernyataan yang mengandung kebenaran dan kebohongan.
Kalam Khabari adalah kalimat yang pembicaranya dapat dikatakan sebagai orang
yang benar apabila sesuai dengan kenyataan dan pembohong apabila berlainan
dengan kenyataan.
o Khabar Ibtidai
Khabar ibtidai adalah apabila mukhatab tidak mengetahui tentang berita tersebut
dan berita yang disampaikan tidak perlu menggunakan taukid. Contoh:
َ ْأَبُو
ٌك َم ِريْض
Artinya: Ayahmu sakit.
o Khabar Thalabi
Khabar thalabi adalah apabila mukhathab ragu-ragu atau bingung mengenai
kebenaran suatu berita dan diharapkan mukhathab menjadi yakin akan kebenaran
berita tersebut. Berita yang disampaikan lebih baik menggunakan taukid. Contoh:
َ إِ َّن أَبَا
ٌك َم ِريْض
Artinya: sesungguhnya ayahmu sakit.
o Khabar Inkari
Khabar inkari adalah apabila mukhathab mengingkari kebenaran suatu pernyataan
yang disampaikan. Dalam khabar inkari harus menggunakan taukid lebih dari satu
terganting tingkat keingkaran mukhathab. Contoh:
َ إِ َّن أَبَا
ٌك لَ َم ِريْض
َ َوهللاِ إِ َّن أَبَا
ٌك لَ َم ِريْض
Artinya: sesungguhnya ayahmu sakit | Demi Allah, sesungguhnya ayahmu sakit.
Insya
Macam-macam Kalam Insyai
Kalam Insyai dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
A. Kalam Insyai Thalabi
Yaitu sesuatu yang mengandung permintaan yang hasilnya tidak terwujudkan
secara langsung pada waktu permintaan. Kalam insyai thalabi berbentuk perintah,
larangan, pertanyaan, pengharapan, dan panggilan.
Di bawah ini akan dibahas secara rinci sebagai berikut:
o Al-Amr ()األمر
Al-Amru adalah menuntut suatu perbuatan dari orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah. Adapun perintah bisa bernbentuk:
- Shighat fi’il amar
Contoh:
ِ بَ ْينَ طَ ْع ِن ْالقِنَا َو َخ ْف# ت َوأَ ْنتَ َك ِر ْي ٌم
ق البُنُوْ ِد ْ َز ْي ًزا أَوْ ُم
ِ ِعشْ ع
Artinya: Hiduplah mulia atau matilah terhormat # Antara tusukan tombak dan
kibaran bendera perang.
o An-Nahyu ()النهي
An-Nahyu adalah menuntut untuk tidak melakukan suatu perbuatan dari orang
yang lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. An-nahyu hanya
memiliki satu bentuk yaitu shighat fi’il mudhari’ yang didahului la nahyi. Contoh:
€اَل تَأْ ُكلْ قَائِ ًما
Artinya: Jangan makan sambil berdiri.
o Al-Istifham ()االستفهام
Istifham artinya pertanyaan atau meminta berita atau pernyataan. Ada beberapa
kata yang dipakai untuk bertanya, diantaranya:
ْ أَي، أَنَّى، َ أَ ْين، َ َك ْيف، َ أَيَّان، َك ْم، َمتَى، أ، ْ هَل، َم ْن،َما
Ada 2 hal yang ingin dicapai oleh pertanyaan, yaitu at-tashdiq dan at-tasawwur.
- At-tashdiq, yaitu untuk membenarkan suatu pernyataan dan jawabannya antara
“ya” atau “tidak”.
- At-Tasawwur, yaitu mengetahui atau menentukan sesuatu dari 2 hal atau lebih.
Berikut beberapa kata yang digunakan sebagai istifham:
- Hamzah
Hamzah bisa dipakai untuk at–tasawwur atau at-tashdiq. Ketika hamzah digunakan
untuk at-tasawwur diikuti oleh ( )أمyang terletak antara dua kata pembanding.
Contoh:
ر أَ ْم أَحْ َمدُ؟€ٌ ِأَ َمحْ ُموْ ُد ُم َساف
Artinya: Apakah Mahmud yang bepergian atau Ahmad?
o At-Tamanni ()التمني
At-tamanni adalah mengharap sesuatu yang sulit atau mustahil terjadi. Lafaz yang
dipergunakan untuk at-tamanni yaitu ()ليت, bisa juga menggunakan ( ْ)هَل, ( ْ)لَو, dan (
)لَ َع َّل. Contoh:
فَهَلْ لَّنَا ِم ْن ُشفَ َعا ِء فَيَ ْشفَعُوْ ا لَنَا
Artinya: “… Maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat
bagi kami….” (QS. Al-A‘rāf [7]: 53)
َفَلَوْ أَ َّن لَنَا َك َّرةً فَنَ ُكوْ نَ ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنِ ْين
Artinya: “Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami
menjadi orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu‘arā’ [26]: 102)
o An-Nida ()النِّدا َء
An-Nida adalah meminta seseorang untuk menghadap dengan menggunakan huruf
yang mengganti fi‘il ( ْ )أَ ْد ُعوatau ( ْ)أُنَا ِدي. Adat an-nida ada 8, yaitu:
" "وا،" "هيَا،" "آي" "أَيا،" "آ،" "يَا،" "أي،ُْالهَ ْم َزة
Adat an-nida hamzah dan ( )أيuntuk memanggil yang dekat dan yang lainnya
untuk memanggil jauh. Contoh:
يَا ُم َح َّم ُد
Artinya: Wahai Muhammad.
Terkadang adat an-nida qorib digunakan yang jauh karena merasa dekat. Adapula
adat an-nida baid digunakan untuk yang dekat karena untuk menghormati.
B. Kalam Insyai Ghair Thalabi
Kalam insyai ghair thalabi adalah kalam yang tidak mengandung permohonan
yang hasilnya tidak terwujudkan secara langsung pada waktu permohonan. Yang
termasuk kalam insyai ghair thalabi diantaranya:
o At-Ta‘ajjub()التعجب
At-ta’ajjub adalah ungkapan yang menunjukkan rasa heran/kagum. Contoh:
َما أَجْ َم َل ال َّس َما َء
Artinya: Alangkah indahnya langit itu
o Al-Qasam()القسم
Al-qasam adalah ungkapan sumpah dengan menggunakan 3 huruf sumpah, yaitu (
)الواو, ()الباء, dan ()التاء. Contoh:
تاهلل، باهلل، وهللا
Artinya: Demi Allah.
o At-Tarajji()الترجى
At-Tarajji adalah mengharap sesuatu yang mungkin terjadi. Contoh:
َو َع َسى أَ ْن تَ ْك َرهُوْ ا َش ْيئًا َوهُ َو َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم
Artinya: ”Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal itu baik bagi kalian.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 216)
ٌلَ َع َّل السَّا َعةَ قَ ِريْب
Artinya: Semoga hari Kiamat itu dekat/cepat tiba.
o Fi‘il al-Madh dan adz-Dzamm
Adalah fi‘il yang dipergunakan untuk memuji dan mencela. Contoh:
ٌنِ ْع َم ْال َع ْب ُد أَ َّواب
Artinya: Sebaik-baik hamba adalah yang banyak bertobat.
ُق ْال َك ِذب
ُ ُس ْال ُخل
َ بِ ْئ
Artinya: Sejelek-jelek prilaku adalah berdusta.