Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 6

 M Fauzan Satriawan
 Rahma Fadhila K
 Shabila Nurliyani P
 Windy Dewi Aprilia
 Nama lengkap Al Farabi adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad Ibnu
Turkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi. Dinamai dengan AlFarabi karena dihubungkan
dengan Farab, salah satu orang Turki yang terletak di daerah Khurasan dekat
dengan sungai Situn (Transoxiana).
 Beliau lahir pada tahun 874M (260H) di Transoxia yang terletak dalam wilayah
Wasij di Turki
 Meninggal di Damaskus pada tahun 339H/950M
Dalam usia kurang lebih 80 tahun
 Dalam teks – teks latin di abad pertengahan, ia dikenal dengan nama Alfarabus
atau Avennasar
 Sedangkan Sebutan Al-farabi diambil dari nama kota kelahirannya, Farab
 Beliau adalah salah seorang filsuf muslim paling terkemuka dan masyhur, di
samping dikenal sebagai komentator Aristoteles dan sebagai tokoh pertama
dibidang logika.
 Al – Farabi lebih dikenal dengan gelaran Muallim al – Sani dikalangan ahli – ahli
falsafah islam
 Ayahnya adalah seorang jendral dan seorang Iran yang menikah dengan wanita
Turkistan dan kadang-kadang disebut keturunan Iran.
 Al Farabi selalu berpindah tempat dari waktu ke waktu. Di masa kecilnya ia
dikenal rajin belajar dan memiliki otak yang cerdas, belajar agama, bahasa Arab,
bahasa turki, dan bahasa Persi di kota kelahirannya, Farab.
 Setelah besar Al Farabi pindah ke Baghdad dan tinggal di sana sekitar 20 tahun
lamanya. Di sana ia memperdalam filsafat, logika matematika, etika, ilmu politik,
dan sebagainya. Dari Baghdad Al Farabi pindah ke Harran (Iran). Di sana ia
belajar filsafat Yunani kepada beberapa orang ahli, diantaranya Yuhana dan
Hailan. Tak lama kemuidian meninggalkan Harran dan kembali lagi ke Baghdad.
 Selama di Baghdad ia menghabiskan waktunya untuk mengajar dan menulis. Al
Farabi mengarang buku tentang logika, fisika ilmu jiwa, metafisika, kimia, ilmu
politik, musik dan lain-lain. Tetapi kebanyakan karyanya yang ditulis dalam
bahasa Arab telah hilang dalam peredaran dan diperkirakan tersisa sekitar 30
buah.
 Menurut banyak sumber, ia bisa menguasai 70 bahasa dunia dan karenanya Al
Farabi dikenal menguasai banyak cabang keilmuan. Dalam bidang ilmu
engetahuan, keahlian yang paling menonjol ialah dalam ilmu mantiq.
 Dalam filsafat AlFarabi tergolong di dalam kelompok filsuf kemanusiaan. Ia lebih
mementingkan soal-soal kemanusiaan seperti akhlaq (etika) terhadap intelektual
politik dan seni.
 Filsafat Al Farabi sebenarnya merupakan campuran antara filsafat Aristoteles dan
Neo Platonisme dengan pikiran keislaman yang jelas dan aliran Syiah Imamiah.
Dalam soal mantiq dan filsafat fisika umpamanya, ia pengikut pemikiran-pemikiran
Aristoteles. Sedangkan dalam lapangan metafisika Al Farabi mengikuti jejak
Plotinus.
 Al Farabi dapat juga dipandang sebagai pelopor klasifikasi ilmu pengetahuan. Ia
membuat klasifikasi ilmu ke dalam tujuh bagian, yaitu : logika, percakapan (ilmi Al
lisan), metematika, fisika, metafisika, politik dan ilmu agama.
 Abu Nashr ahli pula dalam bidang ilmu musik. Dialah yang meletakkan dasar-
dasar pertama ilmu musik dalam sejarah. Karenanya ia diberi gelar “Guru
Pertama” dalam ilmu musik. Musik telah dikenal semenjak zaman Phytagoras.
Phytagoras telah membuat ikhtisarnya menjadi beberapa bagian harmoni. Al
Farabi berusaha menyempurnakan ilmu musik dan menerangkan di mana
kekurangan-kekurangan Phytagoras.
1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).
a. Al-Jami’u Baina Ra’yani Al-Hkiman Afalatoni Al Hahiy wa Aristho-thails
(pertemuan/penggabungan pendapat antara Plato dan Aristoteles),
b. Tahsilu as Sa’adah (mencari kebahagiaan),
c. As Suyasatu Al Madinah (politik pemerintahan),
d. Fususu Al Taram (hakikat kebenaran),
e. Arro’u Ahli Al Madinati Al Fadilah (pemikiran-pemikiran utama pemerintahan),
f. As Syiasyah (ilmu politik),
g. Fi Ma’ani Al Aqli,
h. Ihsho’u Al Ulum (kumpulan berbagai ilmu),
i. At Tangibu ala As Sa’adah
j. Isbatu Al Mufaraqat, k. Al Ta’liqat.
AL-FARABI adalah orang pertama yang mengemukakan dan mengeluarkan statemen
kenabian . Teori kenabian ini merupakan bagian tertinggi di dalam pandangan
filosofisnya, teorinya berlandaskan pada sendi-sendi jiwa dan metafisika bahkan
amat berhubungan dengan politik dan moral.
AL-FARABI juga mencoba dan berusaha untuk mendamaikan dan merujutkan antara
agama dengan filsafat melalui jalan teori kenabiannya.

Anda mungkin juga menyukai