Anda di halaman 1dari 10

TOPIK 2 PERTEMUAN 3

TAUHID (MA’RIFATULLAH)

TAUHID DZAT, SIFAT DAN AF’AL ALLAH

A. CPL, CPMK, SUB-CPMK

CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) yang diamanahkan pada mata kuliah Tafsir ini adalah:
Menunjukan Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan Internalisasi nilai Mujahid, Mujtahid
dan Mujaddid serta Norma dan etiak akademik.

Adapun Capaian Pembelajara Mata Kuliah (CPMK)-nya adalah:

1. Mampu menghafal ayat-ayat pilihan sesuai materi yang diberikan; dan


2. Mampu memahami dan menjelaskan tafsir ayat-ayat piihan sesuai materi yang disediakan
pada mata kuliah ini

Sedangakan SUB-CPMK Topik 2 pada bagian 1 ini adalah setelah mempelajarinya diharapkan
mampu menjelaskan kembali ayat-ayat tentang Tauhidullah: Tauhid Dzat, Sifat, dan Af’al-Nya
besereta tafsirnya.

B. PENDAHULUAN

Allah swt berfirman dalam QS. 2: 21:

ُ َّ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلن‬


۟ ‫اس ٱ ْعبُد‬
َ‫ُوا َربَّ ُك ُم َّٱلذِى َخ َلقَ ُك ْم َو َّٱلذِينَ ِمن قَ ْب ِل ُك ْم َلعَ َّل ُك ْم تَتَّقُون‬
Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa”

۟ ‫( ٱ ْعبُد‬u’budu) ditafsirkan dengan wahhidu yang artinya esakanlah oleh


Dalam tafsir Jalalain, kata ‫ُوا‬
kalian. Maknanya adalah seruan bagi umat manusia untuk mengesakan atau mentauhidkan Allah.
۟ ‫ ٱ ْعبُد‬tidak diartikan sembahlah Allah karena penyembahan atau peribadatan hanya sah bila dilakukan
‫ُوا‬
oleh orang yang telah mengesakan atau menginmani Allah.dengan demikian ayat ini berisi seruan
untuk mengesakan Allah.

Mengenai ke-esaan Allah ini antara lain ditegaskan dalam QS 47: 19:

‫ٱَّلل يَ ْع َل ُم ُمتَقَ َّلبَ ُك ْم َو َمثْ َوى ُك ْم‬ ِ َ‫ٱَّلل َوٱ ْستَ ْغ ِف ْر ِلذَ ۢنبِكَ َو ِل ْل ُمؤْ ِمنِينَ َوٱ ْل ُمؤْ ِمن‬
ُ َّ ‫ت ۗ َو‬ َٰٓ َ ‫فَٱ ْع َل ْم أَنَّهُۥ‬
ُ َّ ‫َل ِإ َلهَ ِإ ََّل‬
Artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.
Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
ُ ‫( فَا ْعلَ ْم أَنَّهُۥ ََل ِإلهَ ِإ ََّل‬Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah
Menurut al-Asyqar, ‫للا‬
(sesembahan, tuhan) selain Allah). Yakni ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan selain-Nya.
(https://tafsirweb.com/9655-surat-muhammad-ayat-19.html/diakses 09 September 2022)

Tauhidullah mencakup keesaan Allah dalam dzat, sifat, af’al, rububiyyah, mulkiyyah, uluhiyyah, dan
asma-Nya. Pada bagian ini dengan pertolongan Allah insyaalah akan dibahas tauhid dzat, sifat dan af’al-
Nya. Sedangkan tauhid rububiyyah, mulkiyyah, uluhiyyah, dan asma-Nya akan dibahas pada bagian
berikutnya.

A. TAUHID DZAT ALLAH

Diantara ayat yang menjelaskan mengenai tauhidullah dalam aspek dzatiyah adalah QS 112: 1-4:

ٌ‫ َو َل ْم يَ ُك ْن َلهُ ُكفُ ًوا أَ َحد‬. ْ‫ َل ْم يَ ِلدْ َو َل ْم يُو َلد‬. ُ‫ص َمد‬ ‫ ه‬. ٌ‫َّللاُ أَ َحد‬
‫َّللاُ ال ه‬ ‫قُ ْل ه َُو ه‬

Artinya: Katakanlah: “Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara
dengan Dia.”

Surat ini dinamai surat al-ikhlash karena pokok kandungannya adalah tentang pemurnian keesaan
Allah. Az Zuhaili, menamai juga surat ini dengan al-Tafrid, al-Tajrid, al-Tauhid, al-Najah, al-Wilayah, al-
Ma’rifah dan al-Asas. Yang menjadi sebab turun ayat ini adalah Bahwa ada orang-orang musyrik yang
berkata kepada Nabi saw, “Hai Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu.” Maka
Allah menurunkan surat Al Ikhlas (Ibnu Katsir). Dalam redaksi lainnya, Ikrimah menjelaskan bahwa
Yahudi berkata: “Kami menyembah Ezra/’Uzair anak Allah”, Nasrani berkata: “Kami menyembah
Yesusanak Allah”, Majusi berkata: Kami menyembah matahari dan bulan”, dan kaum musyrikin berkata:
“Kami menyembah berhala-berhala”. Maka, Allah ‘Azza wa Jall menurunkan surat al-ikhlash ini (Ibn
Katsir. IV. 570).

Ayat ini menurut Ibn Katisr menjelaskan bahwa “Dia Yang pertama dan Esa, tidak ada tandingan
dan pembantu, tidak ada yang setara dan tidak ada yang menyerupai-Nya, dan tidak ada yang
sebanding (dengan-Nya). Kata ini tidak digunakan untuk menetapkan pada siapapun selain pada Allâh
Nya karena Dia Maha Sempurna dalam seluruh sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya”
(https://almanhaj.or.id/5402-tafsir-surat-alikhlas.html/8 September 2022).

Mengenai keesaan Allah dalam Dzat-Nya, dapat merujuk pula pada QS. 5: 73:

َ‫ضا ِهئُونَ قَ ْو َل ا َّلذِين‬َ ُ‫َّللا ۖ ذَلِكَ قَ ْولُ ُه ْم ِبأ َ ْف َوا ِه ِه ْم ۖ ي‬


ِ َّ ‫ارى ا ْل َم ِسي ُح ا ْب ُن‬ ِ ‫َّللا َوقَا َل‬
َ َّ‫ت الن‬
َ ‫ص‬ ِ َّ ‫عزَ ي ٌْر ا ْب ُن‬ ُ ‫ت ا ْليَ ُهو ُد‬
ِ ‫َوقَا َل‬
َ‫َّللا َو ْال َم ِسي َح ابْن‬ ِ ‫ارهُ ْم َو ُر ْهبَانَ ُه ْم أَ ْربَابًا ِم ْن د‬
ِ َّ ‫ُون‬ َ َ‫﴾اتَّ َخذُوا أَ ْحب‬٣٠﴿ َ‫َّللا ۖ أَنَّى يُؤْ فَ ُكون‬ ُ َّ ‫َكف َُروا ِم ْن قَ ْب ُل ۖ قَاتَ َل ُه ُم‬
َ‫ع َّما يُ ْش ِر ُكون‬ ُ ۖ ‫احدًا ۖ ََل ِإ َل َه ِإ ََّل ه َُو‬
َ ُ‫س ْب َحانَه‬ ِ ‫َم ْر َي َم َو َما أُ ِم ُروا ِإ ََّل ِل َي ْعبُدُوا ِإ َل ًها َو‬
Artinya: Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair adalah putera Allâh,” dan orang-orang Nasrani
berkata, “al-Masîh adalah putera Allâh”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka.
Mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allâh memerangi (melaknat) mereka.
Bagaimana mereka sampai berpaling? (31) Mereka menjadikan orang-orang alim mereka dan rahib-
rahib mereka sebagai tuhan selain Allâh dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam.
Padahal mereka hanya disuruh beribadah kepada Tuhan Yang Esa. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha Suci Allâh dari apa yang mereka persekutukan.”

Dapat merujuk pula pada QS. 5: 73:

َ‫ع َّما َيقُ ْولُ ْونَ َل َي َمس ََّّن ا َّل ِذيْن‬


َ ‫اح ٌد َۗوا ِْن َّل ْم َي ْنتَ ُه ْوا‬ َٰٓ َّ ‫ث ثَلثَ ٍة ۘ َو َما ِم ْن اِل ٍه ا‬
ِ ‫َِل اِلهٌ َّو‬ َ ‫َلقَ ْد َكف ََر ا َّل ِذيْنَ قَالُ َْٰٓوا ا َِّن ه‬
ُ ‫َّللا ثَا ِل‬
‫عذَابٌ اَ ِل ْي ٌم‬
َ ‫َكف َُر ْوا ِم ْن ُه ْم‬
Artinya: Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari
yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa
azab yang pedih.

Hamka menegaskan bahwa dengan ayat ini Allah menegaskan kembali bahwa telah nyata
kesalahan paham yang tidak megesakan Allah dengan semurni-murni pentauhidan. Seperti ajaran
Nasrani yang mengakui satu dalam trinitas yakni Allah, Tuhan Bapak; Yesus Tuhan anak, dan Roh Kudus.
Salah pula ajaran Hindu yang meyakini Tuhan dalam tiga entitas atau ajaran trimurti, yakni Brahmana
(Pencipta), Wisnu (Pemelihara), dan Siwa (Penrusak, Penghancur, Pemegang otritas kiamat. Batal pula
keyakinan Budha yang meyakini bahwa Tuhan adalah esa dalam tiga oknum. Sedangkan dalam
Taoisme, terdapata meyakini tiga tingkat “ketuhanan” yakni: Akal pertama yang dahulu. Dari akal
pertama timbul Akal kedua, dan dari akal ke-dua lahirlah Akal ketiga. Dari Akal ketiga inilah lahir segala
sesuatu. (Hamka. A-Azhar: Juz VI.331).

Keyakinan kaum Yahudi dan Nasrani ini dibantah oleh Allah swt di samping dengan QS. Al-Ikhlash
(112): 3-4, juga dengan QS. 19: 88-95

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

‫ض َوت َِخ ُّر‬ ُ ‫َط ْرنَ ِم ْنهُ َوتَ ْنش َُّق ْاْل َ ْر‬ َّ ‫اواتُ َيتَف‬َ ‫س َم‬ َّ ‫َو َقا ُلوا اتَّ َخ َذ‬
َ ‫﴾ َل َق ْد ِج ْئت ُ ْم‬٨٨﴿ ‫الر ْح َم ُن َو َلدًا‬
َّ ‫﴾ تَكَا ُد ال‬٨٩﴿ ‫ش ْيئًا ِإدًّا‬
‫﴾ ِإ ْن ُك ُّل َم ْن فِي‬٩٢﴿ ‫لرحْ َم ِن أَ ْن يَتَّ ِخذَ َو َلدًا‬ َّ ‫﴾ا َو َما يَ ْنبَ ِغي ِل‬٩١﴿ ‫لرحْ َم ِن َو َل ًد‬ َ ‫﴾ أَ ْن َد‬٩٠﴿ ‫ْال ِجبَا ُل َهدًّا‬
َّ ‫ع ْوا ِل‬
‫﴾ َو ُك ُّل ُه ْم آتِي ِه يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة فَ ْردًا‬٩٤﴿ ‫عدًّا‬ َ ‫ع َّدهُ ْم‬
َ ‫صاهُ ْم َو‬ َ ‫﴾ َلقَ ْد أَ ْح‬٩٣﴿ ‫ع ْبدًا‬َ ‫الر ْح َم ِن‬ َّ ‫ض ِإ ََّل آتِي‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
َّ ‫ال‬
Artinya: Dan mereka berkata, “Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.”
Sesungguhnya kalian telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir
langit pecah karena ucapan itu, bumi belah dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwakan
bahwa Allâh yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Rabb yang Maha Pemurah
mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada
Rabb yang Maha Pemurah sebagai seorang hamba. Sesungguhnya Allâh telah menentukan jumlah
mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada
Allâh pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri

Dengan demikian keimanan yang benar adalah pengenalan atau ma’rifatullah bahwa Ia adalah
Tuhan yang benar-banar Esa. Keesan Allah ditegaskanpula dalam QS. 2: 163:
َّ ‫اح ٌد َلَّ ِإ َلهَ ِإَلَّ ه َُو‬
َّ ُ‫الرحْ َمن‬
‫الر ِحي ُم‬ ِ ‫َو ِإ َل ُه ُك ْم ِإ َلهٌ َو‬
Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.

Juga dalam QS. 2: 255:

‫ض ۗ َمن ذَا ٱ َّلذِى‬ ِ ‫ت َو َما فِى ْٱْل َ ْر‬ َّ ‫ى ٱ ْلقَيُّو ُم ََل تَأْ ُخذُهُۥ ِسنَةٌ َو ََل ن َْو ٌم َّلهُۥ َما فِى ٱل‬
ِ ‫س َم َو‬ ُّ ‫َل ِإ َلهَ ِإ ََّل ه َُو ٱ ْل َح‬َٰٓ َ ‫ٱَّلل‬
ُ َّ
َ ‫ىءٍ ِم ْن ِع ْل ِم ِهۦَٰٓ ِإ ََّل بِ َما‬
‫شا َٰٓ َء َو ِس َع‬ ْ ‫ش‬
َ ‫طونَ ِب‬ ُ ‫يَ ْشفَ ُع ِعن َدهُۥَٰٓ ِإ ََّل بِإِ ْذنِ ِهۦ يَ ْع َل ُم َما بَيْنَ أَ ْيدِي ِه ْم َو َما َخ ْلفَ ُه ْم َو ََل ي ُِحي‬
‫ى ٱ ْل َع ِظي ُم‬
ُّ ‫ظ ُه َما َوه َُو ٱ ْل َع ِل‬
ُ ‫ض َو ََل َي ُٔـو ُدهُۥ ِح ْف‬ َ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َو‬ َّ ‫ُك ْر ِسيُّهُ ٱل‬
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit
dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Juga dalam QS. 3: 2:

‫ى ْٱلقَيُّو ُم‬
ُّ ‫َل ِإ َلهَ ِإ ََّل ه َُو ْٱل َح‬
َٰٓ َ ‫ٱَّلل‬
ُ َّ
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya).

Namun demikian penyimpangan dari mengesakan Allah dilakukan dari generasi ke generasi dengan
variasi kemusyrikannya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam QS. 6: 100:

َ‫صفُون‬
ِ َ‫ع َّما ي‬ ُ ‫ت بِغَي ِْر ِع ْل ٍم‬
َ ‫س ْب َحنَهُۥ َوتَ َع َلى‬ ۟ ُ‫ش َر َكا َٰٓ َء ْٱل ِج َّن َو َخ َلقَ ُه ْم َوخ ََرق‬
ٍ ٍۭ َ‫وا َلهُۥ بَنِينَ َوبَن‬ ُ ‫َّلل‬ ۟ ُ‫َو َج َعل‬
ِ َّ ِ ‫وا‬

Artinya: Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah
yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah
mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan
Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.

Konsekuensi dari tauhid ini, bermuara pada keyakinan, pengikraran, pengakuan dan penerimaan
bahwa hanya kepada Allah hamba menyembah dan hanya kepada-Nya juga memohon pertolongan.
Sebagaimana ditegaskan dalam QS. 1: 5:

ْ َ‫ِإيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َو ِإيَّاكَ ن‬


ُ‫ستَ ِعين‬

Artinya: Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

B. TAUHID SIFAT ALLAH


Allah Esa dalam Dzat juga dalam sifat-Nya. Keesaan Allah dalam sifat-Nya ini antara lain disebutkan
َ َ‫أ‬
dalam QS. 112: 4: ‫ح ٌد‬ ‫و َل ْم يَ ُك ْن َلهُ ُكفُ ًوا‬/
َ Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia. Lebih rinci
lagi adalah bahwa:

1. Allah swt Esa dalam “wujud”-Nya

Ayat al-Quran yang dapat dijadikan argumentasi/dalil naqliy bagi sifat wjud ini antara lain QS. 2: 29:

‫ع ِلي ٌم‬
َ ٍ‫ىء‬ َ ‫ت َوه َُو ِب ُك ِل‬
ْ ‫ش‬ ٍ ‫س َم َو‬
َ ‫س ْب َع‬ َ َ‫س َما َٰٓ ِء ف‬
َ ‫س َّوى ُه َّن‬ ِ ‫ه َُو ٱ َّلذِى َخ َلقَ َل ُكم َّما فِى ْٱْل َ ْر‬
َّ ‫ض َج ِميعًا ث ُ َّم ٱ ْست ََو َٰٓى ِإ َلى ٱل‬
Artinya: Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa apa pun yang ada di bumi Allah adalah Pemciptanya. Dalil ini
sejalan dengan teori wjud Allah dalam pandangan filsafat/ilmu kalam dengan teori mumkin al-
wujudnya. Al-Kindi mislanya, ia menjelaskan bahwa argumentasi wujud tuhan adalah dengan wujudnya
alam semesta. Alam semesta mewujud karena ada yang mewujudkannya. Hal ini seiring dengah hukum
sebab-musabab atau hukum kausalitas.

Al-Kindi juga memberikan pemikiran wujud tuhan (Allah swt) melalui dalil keserasian alam semesta.
Meurutnya, alam ini bergerak, berevolusi, berotasi dengan penuh keserasian dan keseimbangan.
Keserasian yang menakjubkan ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ia menjadi karena ada
yang mewujudkannya. Argumentasi ini sejalan dengan firman Allah, QS. 36: 40:

َ‫ي فَ َلكٍ يَّ ْس َب ُح ْون‬ َ ‫ي َل َها َٰٓ اَ ْن تُد ِْركَ ْالقَ َم َر َو ََل َّال ْي ُل‬ ۢ ُ ‫ش ْم‬
ْ ‫ار َۗو ُك ٌّل ِف‬
ِ ‫سا ِب ُق النَّ َه‬ ْ ‫س َي ْن َب ِغ‬ َّ ‫ََل ال‬
Artinya: Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang.
Masing-masing beredar pada garis edarnya.

Ayat di atas mengandung pelajaran bahwa keteraturan, keserasian dan keseimbangan benda-
benda di alam raya atau makrokosmos ini pastilah ada yang mengaturnya. Yang mengatur tersebut
pastilah mewujud, wujud yang hakiki. Ayat di atas ini selaras dengan filsafat telelologis, yaitu –menurut
Juhaya S. Praja (Filsafat Hukum Islam) merupakan aliran- filsafat yang berpandangan yang ada ini, alam
raya ini serba teratur serba memiliki arah dan tujuan.

2. Allah swt Esa dalam “qidam”-Nya.

Ayat al-Quran yang dapat dijadikan rujukan sebagai dalil atau petunjuk tentang sifat qidam Allah antara
lain QS. 57: 3:

‫ع ِلي ٌم‬
َ ٍ‫ىء‬
ْ ‫ش‬ ِ َ‫ظ ِه ُر َوٱ ْلب‬
َ ‫اط ُن َوه َُو ِب ُك ِل‬ َّ ‫اخ ُر َوٱل‬ ْ ‫ه َُو ْٱْل َ َّو ُل َو‬
ِ ‫ٱل َء‬

Artinya: Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.

Dari ayat di atas, dapat informasi yang jelas bahwa Allah swt adalah memiliki sifat al-awwal, yakni
ia yang permulaan, yang awal yang tidak ada mulanya. Menurut al-‘Asyqar, Ia ada sebelum ada segala
sesuatu. Dalam istilah ulama ahli kalam/aqidah/tauhid sifat ini ditahkikkan sebagai sifat qidam. Dalam
kajian filsafat Ia adalah sebab segala sesuatu, kausa prima. Semntara alam semesta, adalah
musababnya.

3. Allah swt Esa dalam “baqa`”-Nya

Siafat baqa` ini dapat merujuk kepada QS 57: 3 pada bagian sebelumnya. Ia adalah al-akhir, yang
akhirnya tidak berkesudahan. Menurt al-‘Asyqar, ‫( َو ْاَلخِ ُر‬dan Yang Akhir), Yakni akhir dari segalanya.
Yang tetap ada setelah kehancuran seluruh makhluk-Nya.

Sifat baqa juga dapat merujuk pada QS. 55: 27:

ِ ْ ‫َو َي ْبقَى َوجْ هُ َر ِبكَ ذُو ٱ ْل َج َل ِل َو‬


‫ٱْل ْك َر ِام‬
Artinya: Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Menurut al-Sa’di, maksudnya, semua makhluk yang ada di muka bumi, baik manusia, jin, binatang
maupun alam semesta akan mati dan binasa, dan tetap kekall (baqa)-lah Allah Yang Mahahidup (Kekal)
Yang tidak akan mati. Demikian juga Shihab, dalam Tafsir al-Mishbah, menjelaskan bahwa segala
sesuatu tanpa kecuali akan binasa, yang kekala abadi hanya Allah swt.

Ayat ini senada dengan QS. 28: 88:

َ‫ىءٍ هَا ِلكٌ ِإ ََّل َوجْ َههُۥ َلهُ ْٱل ُح ْك ُم َو ِإ َل ْي ِه ت ُ ْر َجعُون‬ َ ‫َل ِإ َلهَ ِإ ََّل ه َُو ُك ُّل‬
ْ ‫ش‬ َٰٓ َ ۘ ‫ٱَّلل ِإ َل ًها َءاخ ََر‬
ِ َّ ‫َو ََل تَ ْدعُ َم َع‬
Artinya: Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-
Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Menurur al-Sa’di, ‫( هَا ِلكٌ إِ ََّل َوجْ َههُۥ‬pasti binasa, kecuali Allah). Yakni kecuali Dzat-Nya. Menurut al-
Zuhaili, Setiap sesuatu yang ada di alam ini pasti rusak kecuali Dzat Allah SWT. Dialah Dzat Yang Maha
Abadi lagi Maha Kekal.

4. Allah swt Esa dalam “mukhalafah li al-hawadits”-Nya

Dalam al-Qur’an, ada satu ayat yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat
atau hadis terkait sifat Allah. Ayat yang menjelaskan bahwa tiada yang serupa dengan-Nya
sesuatu pun. Ayat itu adalah QS. 42: 11:

‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫س َك ِم ۡث ِل ِهۦ ش َۡیء َوه َُو ٱلس َِّمي ُع ۡٱل َب‬
َ ‫ َل ۡي‬...
5. Allah swt Esa dalam “qiyamuhu binafsi”-Nya

Ayat yang menjadi dalil bagi sifat qiyamuhu binafsishi, yakni Allah swt berdiri sendiri, tidak
membutukan ruang dan waktu atau tidakmembutuhkan apa pun dan siapa pun. Melainkan Ia yang
dibutuhkan oleh apapun antara lain QS. 17: 111:

ٌّ ‫َّلل َّٱلذِى َل ْم َيتَّ ِخ ْذ َو َلدًا َو َل ْم َي ُكن َّلهُۥ ش َِريكٌ ِفى ْٱل ُم ْل ِك َو َل ْم َي ُكن َّلهُۥ َو ِل‬
ً ۢ ‫ى ِمنَ ٱل ُّذ ِل َوك َِب ْرهُ تَ ْك ِب‬
‫يرا‬ ِ َّ ِ ‫َوقُ ِل ْٱل َح ْم ُد‬
Artinya: Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai
sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia
dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.

6. Allah swt Esa dalam “wahdaniyah”-Nya

Adapun ayat yang menjadi dalil naqli sifat wahdaniyah Allah, yakni Allah Esa dalam zat, sifat, dan
af’al-Nya anatara lain QS. 21: 22:

َ‫صفُون‬ َ ‫ب ٱ ْل َع ْر ِش‬
ِ َ‫ع َّما ي‬ ِ ‫ٱَّلل َر‬ ُ َ‫س َدتَا ف‬
ِ َّ َ‫س ْب َحن‬ ُ َّ ‫َل ْو َكانَ فِي ِه َما َٰٓ َءا ِل َهةٌ ِإ ََّل‬
َ َ‫ٱَّلل َلف‬
Artinya: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.

7. Allah swt Esa dalam “qudrat”-Nya

Sifat qurah yakni llah maha Kuasa antara lain dapat merujuk pada QS. 67: 1:

ٌ ‫ىءٍ قَد‬
‫ِير‬ ْ ‫ش‬ َ ‫تَبَ َركَ َّٱلذِى بِيَ ِد ِه ْٱل ُم ْلكُ َوه َُو‬
َ ‫ع َلى ُك ِل‬
Artinya: Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu,

8. Allah swt Esa dalam “iradat”-Nya

Sementara itu, ayat al_Quran yang menjadi dalil sifat berkehendaknya Allah swt antara lain QS. 36:
82:

ُ‫شي ًْٔـا أَن يَقُو َل َلهُۥ ُكن فَيَ ُكون‬


َ ‫ِإنَّ َما َٰٓ أَ ْم ُرهُۥَٰٓ ِإذَآَٰ أَ َرا َد‬
Artinya: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

9. Allah swt Esa dalam “’ilmu”-Nya

Sedangkan ayat yang menunjukkan sifat ilmu atau maha Mengetahuinya Allah swt antara lain QS.
57: 3:

‫ع ِلي ٌم‬
َ ٍ‫ىء‬
ْ ‫ش‬ ِ َ‫ٱلظ ِه ُر َو ْٱلب‬
َ ‫اط ُن َوه َُو بِ ُك ِل‬ َّ ‫اخ ُر َو‬ ْ ‫ه َُو ْٱْل َ َّو ُل َو‬
ِ ‫ٱل َء‬
Artinya: Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.

10. Allah swt Esa dalam “hayah”-Nya

Ayat al-Quran yang dapat dirujuk sebagai dalil sifat hayah, yakni Allah Mahahidup antara lain QS.
2: 255:
‫ض ۗ َمن ذَا ٱ َّلذِى‬ ِ ‫ت َو َما فِى ْٱْل َ ْر‬ َّ ‫ى ٱ ْلقَيُّو ُم ََل تَأْ ُخذُهُۥ ِسنَةٌ َو ََل ن َْو ٌم َّلهُۥ َما فِى ٱل‬
ِ ‫س َم َو‬ ُّ ‫َل ِإ َلهَ ِإ ََّل ه َُو ٱ ْل َح‬ َٰٓ َ ‫ٱَّلل‬
ُ َّ
َ ‫ىءٍ ِم ْن ِع ْل ِم ِهۦَٰٓ ِإ ََّل ِب َما‬
‫شا َٰٓ َء َو ِس َع‬ ْ ‫ش‬
َ ‫طونَ ِب‬ ُ ‫َي ْشفَ ُع ِعن َدهُۥَٰٓ ِإ ََّل ِبإِ ْذ ِن ِهۦ َي ْع َل ُم َما َبيْنَ أَ ْيدِي ِه ْم َو َما َخ ْلفَ ُه ْم َو ََل ي ُِحي‬
‫ى ٱ ْل َع ِظي ُم‬
ُّ ‫ظ ُه َما َوه َُو ٱ ْل َع ِل‬
ُ ‫ض َو ََل يَ ُٔـو ُدهُۥ ِح ْف‬ َ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َو‬ َّ ‫ُك ْر ِسيُّهُ ٱل‬
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit
dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

11. Allah swt Esa dalam “sama’”-Nya

Sifat sama’ yakni Allah Mahamendengan antara lain dapat merujuk QS. 6: 13:

‫س ِمي ُع ْٱلعَ ِلي ُم‬ ِ ‫س َكنَ فِى َّٱل ْي ِل َوٱلنَّ َه‬


َّ ‫ار َوه َُو ٱل‬ َ ‫۞ َو َلهُۥ َما‬
Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang. Dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.

12. Allah swt Esa dalam “bashar”-Nya

Adapun ayat yang menjadi dalil sifat bashar yakni Allah maha melihat antara lain QS. 6: 103:

ُ ِ‫يف ْٱل َخب‬


‫ير‬ َّ ‫ص َر َوه َُو‬
ُ ‫ٱلل ِط‬ َ ‫ص ُر َوه َُو يُد ِْركُ ْٱْل َ ْب‬
َ ‫ََّل تُد ِْر ُكهُ ْٱْل َ ْب‬
Artinya: Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang
kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

13. Allah swt Esa dalam “kalam”-Nya

Berikutnya, yang menjadi landasan bagi sifat kalam atau Allah Maha berdirman antara lain QS. 4:
164:

‫سى تَ ْك ِلي ًما‬ ُ َّ ‫ع َليْكَ َوك ََّل َم‬


َ ‫ٱَّلل ُمو‬ َ ‫ص ُه ْم‬ ُ ‫س ًل َّل ْم نَ ْق‬
ْ ‫ص‬ ُ ‫ع َليْكَ ِمن قَ ْب ُل َو ُر‬
َ ‫صنَ ُه ْم‬ َ َ‫س ًل قَ ْد ق‬
ْ ‫ص‬ ُ ‫َو ُر‬

Artinya: Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah
berbicara kepada Musa dengan langsung.

C. TAUHID AF’AL ALLAH

Tauhid af’alullah, yakni hanya Allah sajalah yang memiliki kerja, karya, atau cipta yang hakiki.
Mengenai tauhid af’aflullah ini Allah swt berfirman dalam QS. 42: 11:
‫ى ٌء‬ َ ‫ْس ك َِمثْ ِل ِهۦ‬
ْ ‫ش‬ َ ‫ض َجعَ َل َل ُكم ِم ْن أَنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َو ًجا َو ِمنَ ْٱْل َ ْنعَ ِم أَ ْز َو ًجا يَ ْذ َر ُؤ ُك ْم فِي ِه َلي‬
ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َو‬َّ ‫اط ُر ٱل‬ ِ َ‫ف‬
‫ير‬
ُ ‫ص‬ ِ ‫س ِمي ُع ٱ ْل َب‬َّ ‫َوه َُو ٱل‬
Artinya: (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembangbiak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang
Maha Mendengar dan Melihat.

Juga masih dalam QS. 42 ayat berikutnya, yaitu ayat ke 12 Allah swt menjelaskan:

‫ع ِلي ٌم‬
َ ٍ‫ىء‬ َ ‫شا َٰٓ ُء َو َي ْقد ُِر ِإنَّهُۥ ِب ُك ِل‬
ْ ‫ش‬ َ ‫ٱلر ْزقَ ِل َمن َي‬
ِ ‫ط‬ ُ ‫س‬ ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬
ُ ‫ض َي ْب‬ َّ ‫َلهُۥ َمقَا ِلي ُد ٱل‬
ِ ‫س َم َو‬
Artinya: Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan-(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Kedua ayat dalam Surat al-Syura di atas mengajarkan mengenai sipa tuhan, apa siafat dan asmanya
serta seperti apa kedudukan-Nya. Ia adalah Pencipta langit dan bumi serta seluruh isisnya; ia pula yang
menciptkan pasangan hidup bagi manusia; Ia juga yang telah menyiapkan sumber daya alam untuk
kepentingan manusia antara lain binatang ternak; Ia juga memperkenalkan sifat diri-Nya yang tidak ada
yang menyerupai-Nya sesuatu-pun; Ia Maha Mendengar dan Maha Melihat; Ia Yang meluaskan dan
menyempitkan rizki; dan Ia Maha Megetahui segala sesuatu.

Dalam hal tauhid af’alullah ini, para ulama membagi af’alullah -yang erat kaitannya dengan taqdir-
dibedakan menjadi dua kategori, yakni af’alullah yang mubram (langsung) dan mu’allaq (terkait),
maknanya af’alullah yang dikaitkan dengan af’al hamba-Nya. Ayat al-Quran yang menjadi dalil bagi
af’alullah yang mubram antara lain QS. 13: 2:

ِ ‫س َو ْٱلقَ َم َر ُك ٌّل َي‬


‫جْرى ِْل َ َج ٍل‬ َ ‫ع َلى ْٱل َع ْر ِش َو‬
َّ ‫س َّخ َر ٱل‬
َ ‫ش ْم‬ َ ‫ع َم ٍد ت ََر ْونَ َها ث ُ َّم ٱ ْست ََوى‬ َ ‫ت ِبغَي ِْر‬ َّ ‫ٱَّلل َّٱلذِى َر َف َع ٱل‬
ِ ‫س َم َو‬ ُ َّ
َ‫ت َل َع َّل ُكم بِ ِلقَا َٰٓ ِء َربِ ُك ْم تُوقِنُون‬ ْ ‫َص ُل‬
ِ َ‫ٱل َءاي‬ ِ ‫س ًّمى يُ َدبِ ُر ْٱْل َ ْم َر يُف‬
َ ‫ُّم‬
Artinya: Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian
Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga
waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-
Nya), supaya kamu meyakini pertemuan-(mu) dengan Tuhanmu.

Sedangkan dalil yang menjadi pijakan bagi af’alullah yang mu’allaq antara lain QS. 6: 17

َ َّ ‫سنًا ِإ َّن‬
‫ٱَّلل‬ َٰٓ َ َ‫ى ٱ ْل ُمؤْ ِمنِينَ ِم ْنهُ ب‬
َ ‫ل ًء َح‬ َ َّ ‫ٱَّلل قَتَ َل ُه ْم َو َما َر َميْتَ ِإ ْذ َر َميْتَ َو َل ِك َّن‬
َ ‫ٱَّلل َر َمى َو ِليُ ْب ِل‬ َ َّ ‫فَ َل ْم تَ ْقتُلُوهُ ْم َو َل ِك َّن‬
‫ع ِلي ٌم‬
َ ‫س ِمي ٌع‬َ
Artinya: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang
membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang
melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan
kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
D. SIMPULAN

Allah Esa dalam Dzat, Sifat, dan Af’al-Nya. Terdapat bayak ayat yang menunjukkan dan mengajarkan
dalam mengenal Allah/ma’rifatullah ini. Bukan hanya dalil naqli dari ayat suci, melaikan dapat
dibuktikan dengan argumentasi/dalil ‘aqli.

Keesaan Allah atau tauhidullah perspektif Islam sebagaimana rujukan dari ayat-ayat al-Quran
berbeda dengan taudullah perspektif agama lain. Berbeda dengan Perspektif Yahudi, Nasrani, Hindu,
Budha dan agama lainnya. Baik agama samawi maupun agama bumi.

E. LATIHAN SOAL
1. Sebutkan 1 ayat lengkap beserta tafsirnya yang menjadi dalail tentang tauhidullah pada aspek
Dzat-Nya!
2. Sebutkan 1 ayat lengkap beserta tafsirnya yang menjadi dalail tentang tauhidullah pada aspek
Sifat-Nya!
3. Sebutkan 1 ayat lengkap beserta tafsirnya yang menjadi dalail tentang tauhidullah pada aspek
Af’al-Nya!
4. Sebutkan 1 ayat lengkap beserta tafsirnya yang menjadi dalail pembeda tentang tauhidullah
dalam Islam dan perpektif agama lainnya!

Anda mungkin juga menyukai