Anda di halaman 1dari 5

TRILOGI USAHA DOA DAN TAWAKAL

َ َ َ
ْ ‫ أشْ هَد ُ أ‬،ِ‫ي الكَريم‬
‫ن‬ ّ ِ ‫منَا ب َِشَ رِيْعَ َةِ النَّب‬ َ َ‫ وَأفْه‬،ِ‫سالَم‬ ّ ‫ل ال‬ ُ ‫مد ُ للهِ الّذي هَدَانَا‬
َ ُ ‫سب‬ ْ ‫ح‬ َ ‫مد ُ للهِ اْل‬ ْ ‫ح‬ َ ‫اْل‬
‫مدًا‬َّ ‫ح‬َ ‫م‬ ُ ‫سيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا‬َ ‫ن‬ ّ ‫ وَأشْ هَد ُ أ‬،‫الل وَاإلكْرام‬ ِ ‫ج‬ َ ‫ ذ ُو اْل‬،‫حدَهُ ال شَ رِيك لَه‬ ْ ‫ه إِاَّل الله َو‬ َ َ ‫اَل اِل‬
ِ‫صحابِه‬ ْ ‫مدٍ وعلى اله وأ‬ ّ ‫ح‬َ ‫م‬ ُ ‫سيِّدِنا‬َ ‫ك عَلَى‬ ْ ِ‫م وَبار‬ ْ ِّ ‫سل‬
َ ‫لو‬ ِّ ‫ص‬َ ‫م‬ َّ ُ‫ اللّه‬،‫عَبْدُهُ وَ َرسولُه‬
‫ أوصيكم و نفسي بتقوى الله‬،‫ فيايها اإلخوان‬:‫ أما بعد‬،‫سان إلَى يَوْم ِ الد ِّين‬ ِ ‫ح‬
ْ ‫عين بِإ‬
َ ِ ‫وَالتَّاب‬
‫ أعوذ بالله من الشيطان‬:‫ قال الله تعالى في القران الكريم‬،‫وطاعته لعلكم تفلحون‬
َ َ
L،‫سدِيدًا‬ َ ‫منُوا اتَّقُوا الله َوقُولُوا قَوْاًل‬ َ ‫ين آ‬ َ ِ‫ يَا أيُّهَا الَّذ‬:‫بسم الله الرحمان الرحيم‬ ،‫الرجيم‬
َ َ َ َ
‫ما‬ً ‫ه فَقَد ْ فَا َز فَوْ ًزا عَظِي‬ ُ ‫سول‬ ُ ‫ن يُط ِ ِع الله وَ َر‬ ْ ‫م‬َ َ‫م و‬ ْ ُ ‫م ذ ُنُوبَك‬ْ ُ ‫م وَيَغْفِ ْر لك‬ ْ ُ ‫مالك‬ َ ْ‫م أع‬ ْ ُ ‫ح لَك‬
ْ ِ ‫صل‬ ْ ُ‫ي‬
َ َّ َ
‫ن‬
َ ْ‫مو‬ ُ ِ ‫سل‬
ْ ‫م‬ ُ ‫م‬ْ ُ ‫ن إِال َّ وَأنْت‬َّ ُ ‫موْت‬ُ َ ‫حقَّ تُقَاتِهِ وَال َ ت‬ َ ‫ه‬ َ ‫منُوْا اتَّقُوْا الل‬ َ ‫نآ‬ َ ْ ‫وقال تعالى يَا ايُّهَا الذِي‬.
‫صدق الله العظيم‬

Jamaah Jumat rohimakumulloh


Perlahan, perdebatan seputar penanganan penularan virus Corona (Covid-19) memasuki halaman
depan rumah keyakinan dan keimanan umat beragama (khususnya Islam). Dalam perspektif ini,
setidaknya ada 2 perdebatan yang muncul terkait virus Corona:
Pertama, Takutlah pada Allah SWT jangan takut pada Corona.
Pernyataan ini benar tapi cacat logika/nalar. Benar karena sangat jelas takut hanya pada
Allah SWT. Salah, karena Allah tidak bisa (tidak boleh) dibandingkan dengan Corona.
Logika ini sama dengan ungkapan orang tua pada anaknya, “Sudah besar koq tidak bisa
berenang, kalah sama ikan teri”.
Tapi logika ini bukan tanpa dasar teologis. Logika bepikir ini masuk pada paham
Jabariyah dalam teologi Islam. Intinya, paham ini memiliki keyakinan semua sudah diatur
oleh Allah SWT sehingga tidak ada ruang ikhtiar bagi manusia. Manusia hanya menjalani
nasib.
Kedua, Virus Corona sangat berbahaya, manusia harus berikhtiar/usaha mencegah
penularannya.
Pernyataan ini benar, kemudian banyak yang berikhtiar gunakan masker (walau tidak
sakit), pakai hand sanitizer, salam siku, dll.
Ikhtiar ini juga sebenarnya bersandar pada paham teologi Qadariyah. Paham ini pada
prinsipnya berkeyakinan bahwa manusia memiliki kebebasan menentukan jalan hidupnya
sendiri.
Tapi saat paham ini dipraktikkan dalam ibadah keagamaan, misalnya menghentikan
sholat Jum’at atau sholat jama’ah dengan jarak aman 2 meter setiap jamaah, mulai
muncul perdebatan. Yang kadang, (maaf) tidak berguna bagi pencegahan penularan virus

Jamaah Jumat rohimakumulloh


Masalah takdir antara doa dan usaha adalah persoalan diskursus teologi yang sudah
lama dalam sejarah perkembangan pemikiran Islam. Oleh karena saat ini, penyebaran
virus corona yang semakin merajalela, tiada hari tanpa pemberitaan mengenai korbannya
yang bertambah terus, akhirnya masyarakat menyikapinya sesuai dengan keyakinan dan
aliran teologi yang dianutnya. 
Dalam sejarah pemikiran Islam atau teologi, ada beberapa aliran yang terkait masalah
takdir, doa dan usaha, yaitu:
 1. Aliran Jabariyah. 
Mereka ini punya keyakinan bahwa manusia hidup dan apa saja yang terjadi pada dirinya
semuanya adalah takdir Allah, manusia tidak punya kemampuan apa-apa untuk berusaha
merubah apalagi menolaknya. Manusia seperti dipaksa menerima semua ketentuan
takdir. 
Mereka mendasarkan pemahamannya terhadap ayat al-Qur’an:
َ
ُ َّ ‫ن يَشَ اءَ الل‬
‫ه‬ ْ ‫ن إِاَّل أ‬
َ ‫ما تَشَ اءُو‬
َ َ‫و‬
Kamu tidak menghendaki, kecuali apabila dikehendaki Allah. (QS. al-Insan 76: 30).  
Atas dasar inilah, muncul kepercayaan kepasrahan diri sepenuhnya tanpa berusaha,
semuanya itu Allah yang mengatur dan menentukan. Akhir-akhir ini, ada postingan yang
tersebar, “nggak usah panik sama virus corona. Malaikat Izrail (pencabut nyawa) sudah
punya daftar nama siapa saja yang harus dipanggil duluan. Itu pasti, nggak akan tertukar
dan nggak bisa dinego”.  
Saya kira ini cerminan dari pemahaman aliran Jabariyyah. Berlebih-lebihan dalam
kepasrahan diri kepada takdir Allah mengabaikan usaha manusia.
2. Aliran Qadariyah atau Mu’tazilah. 
Mereka berkeyakinan bahwa manusia mempunyai Qadar (kemampuan) untuk merubah
dan menentukan segalanya termasuk merekayasa takdirnya. Alasannya, Allah sudah
membekali manusia berupa akal, hati, nafsu, fisik, dan alam semesta ini. 
Mereka mendasarkan pada pemahaman terhadap ayat al-Qur’an.
 
َ
‫م‬
ْ ِ‫سه‬
ِ ُ‫حتَّى يُغَي ِّ ُروا ما بِأنْف‬ َ َّ ‫ن الل‬
َ ٍ ‫ه ال يُغَي ِّ ُر ما بِقَوْم‬ َّ ِ ‫إ‬
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. (QS. ar-Ra’d, 13: 11). 
Aliran pemikiran ini juga dianggap berlebih-lebihan, karena terlalu percaya terhadap
kemampuan manusia, dan mengabaikan doa dan kekuasaan Allah. 
3. Aliran Asy’ariyyah. 
Mereka yang mempercayai bahwa manusia diberi kebebasan dan kemampuan oleh Allah
untuk berusaha, tetapi Allah lah yang menentukan segalanya. Manusia yang makan dan
minum, tapi yang menentukan manusia itu bisa kenyang dan hilang rasa hausnya adalah
Allah. Manusia yang berusaha berobat dari sakit dan penyakitnya, tapi Allah-lah yang
menyembuhkan segalanya. Manusia yang belajar, tapi Allah lah yang menentukan
kecerdasannya. Manusia yang berusaha mencari rezeki, tapi Allah lah yang menentukan
kaya dan miskinnya seseorang. 
Aliran Asy’ariyah inilah yang disebut Aliran Ahlussunnah Wal Jamaah. Inilah aliran
pemikiran Islam yang moderat, wasathiyyah, adil dan terbaik.  
Aliran Jabariyyah bertolak belakang dengan aliran Qadariyyah atau Mu’tazilah. Tapi dua-
duanya berlebih-lebihan. Jabariyyah berlebih-lebihan pasrah kepada Allah tanpa usaha.
Mu’tazilah atau Qadariyyah berlebih-lebihan percaya pada kemampuan manusia
mengabaikan doa dan kekuasaan Allah. 
Aliran Asy’ariyyah Ahlussunnah Wal Jamaah, Kalau di Indonesia namanya Ahlussunnah
Wal Jamaah, inilah paham moderat atau tawassuth dan  tawazun. Pemahaman dan
keyakinan seperti inilah yang cocok dan relevan bagi masyarakat Indonesia dalam
menyikapi berbagai masalah bangsa, termasuk masalah wabah virus Corona. 
Tidak boleh terlalu panik, terlalu percaya driri, terlalu pasrah, tanpa ikhtiar. Dalam hadis,
Rasulullah SAW. bersabda: 
‫مرِ إِاَّل الْب ِ ُّر‬
ُ ُ‫ضا َء إِاَّل الدُّعَاءُ وَاَل يَزِيد ُ ِفي الْع‬
َ َ‫اَل ي َ ُرد ُّ الْق‬
Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang menambah umur kecuali
kebaikan itu sendiri. (HR. Tirmidzi dari Tsauban asisten Nabi SAW).
Jamaah Jumat rohimakumulloh
Kita yakin bahwa Allah adalah sumber keselamatan, maka berdoa kepadanya adalah hal
mutlak, bahkan dalam hadis ini, keampuhan doa bisa merubah dan menolak takdir.
Bahkan dalam hadis lain, disebutkan doa adalah senjata bagi orang beriman.
Di samping berdoa juga harus diirngi dengan usaha yang maksimal. Dalam hadis di atas,
dijelaskan bahwa usaha kebaikan yang dilakukan juga bisa merubah takdir, termasuk
memperpanjang umur. Doa dan usaha harusnya berbarengan dalam menyikapi takdir. 
Usaha terhadap sakit dan penyakit termasuk wabah virus corona adalah dengan
mencegahnya dan mengobati bagi mereka yang sudah terserang virusnya. 
Dalam kaedah ushul fiqh, para ulama menggunakan 
‫درء المفاسد مقدم على جلب المصالح‬
dara' almufasid muqadim ‘alaa jalbin almasalih
Mencegah sesuatu yang bisa mendatangkan bahaya dan kerusakan didahulukan dari
pada yang mendatangkan maslahat. 
Usaha memakai masker, membiasakan pola hidup bersih, dengan mencuci tangan, mandi
bersih, teratur, menghindari tempat-tempat yang berpotensi penularan wabah virus corona
serta usaha-usaha lainnya termasuk kebijakan pemerintah membatasi kegiatan
keramaian yang dianggap berpotensi, bahkan meng-isolasi pasien-pasien adalah bagian
dari usaha pencegahan. 
Ketika terjadi wabah di suatu daerah, Nabi SAW, mengisolasi melarang keluar sebagai
bagian dari usaha agar tidak terjadi penularan yang lebih meluas. Nabi SAW. bersabda: 
َ َ َ
‫ه‬
ُ ْ ‫من‬
ِ ‫ارا‬ ُ ‫م بِهَا فاَل تَخ ُْر‬
ً ‫جوا فِ َر‬ ْ ُ ‫ض َوأنْت‬ َ ُ َ ‫ض فاَل تَقْد‬
ٍ ‫موا عَليْهِ َوإِذ َا وَقَعَ بِأ ْر‬ ٍ ‫م بِهِ بِأ ْر‬
ْ ُ ‫معْت‬
ِ ‫س‬
َ ‫إِذ َا‬
Apabila kamu mendengar berita wabah virus menjangkiti suatu negeri, maka janganlah ke
sana, tapi jika telah terjadi wabah virus di suatu negeri dan kamu berada di dalamnya,
maka jangan kamu keluar lari dari padanya”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdurrahman
Corona.
َ ْ ‫ن آيَةِ َوذِكْرِ ال‬
ِ ‫حكِيْم‬ ْ ‫م‬
ِ ِ‫مافِيْه‬َ ِ‫م ب‬ ْ ُ ‫ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاك‬،ِ‫آن اْلعَظِيْم‬ ِ ‫م فِى اْلق ُْر‬ ْ ُ ‫ك الله لِي َولَك‬ َ ‫ار‬ َ َ‫ب‬
َ َ ُ
‫ه‬
َ ‫ستَغْفِ ُر الل‬ْ ‫ل قَوْلِي هَذ َا فَأ‬ُ ْ‫ َوأقُو‬،‫م‬ ُ ْ ‫ميْعُ العَلِي‬
ِ ‫س‬
َّ ‫ه هُوَ ال‬
ُ َّ ‫ه َوإِن‬ُ َ ‫م تِالوَت‬
ْ ‫منْك‬ ِ َ‫منَّا و‬
ِ ‫ه‬ُ ‫ل الل‬ َ َّ ‫وَتَقَب‬
‫حيْم‬ِ ‫الر‬
َّ ‫ه هُوَ الغَفُوْ ُر‬ ُ َّ ‫م إِن‬
َ ْ ‫العَظِي‬
Khutbah Kedua

َ َ
َ ‫ن ال‬ ْ ‫ أشْ هَد ُ أ‬.‫ن‬ َ ْ ‫مي‬ِ ِ ‫ن إِاَّل عَلَى الظَّال‬ َ ‫ َواَل عُدْوَا‬،‫ن‬ ُ ْ ‫ة لِل‬
َ ْ ‫متَّقِي‬ ُ َ ‫ وَاْلعَاقِب‬،‫ن‬ َ ْ ‫مي‬ ِ َ ‫ب الْعَال‬ ِّ ‫لِلَّهِ َر‬  ُ ‫مد‬ ْ ‫ح‬َ ْ ‫اَل‬
َ َ
ُ ُ ‫سوْل‬
،‫ه‬ ُ ‫مدًا عَبْدُهُ َو َر‬ َّ ‫ح‬َ ‫م‬ُ ‫ن‬ َّ ‫ َوأشْ هَد ُ أ‬،‫ن‬ ُ ْ ‫حقُّ ال‬
ُ ْ ‫مبِي‬ َ ْ ‫ملِكُ ال‬ َ ْ ‫ ال‬،‫ه‬ ُ َ‫ك ل‬َ ‫حدَهُ ال َ شَ ريْـ‬ ْ َ‫ه و‬ ُ ‫ه إِال َّ الل‬ َ َ ‫إِل‬
ِ‫َلي آلِه‬
َ ‫ َوع‬،ٍ‫مد‬ َّ ‫ح‬ َ ‫م‬ُ ‫ه عَلَى عَلَى نَبِيِّـنَا‬ ُ ‫م‬ُ َ ‫سال‬َ َ‫ات اللهِ و‬ ُ َ‫صلَو‬ َ َ ‫ و‬.‫ن‬ َ ْ ‫مي‬ِ َ ‫ة لِلْعَال‬ ً ‫م‬ َ ‫ح‬
ْ ‫ث َر‬ ُ ْ‫مبْعُو‬ َ ْ ‫ال‬
ُ َ َ َ َ
ِ‫ي بِتَقْوَى الله‬ ْ ‫س‬ ِ ْ‫م وَنَف‬ ْ ُ ‫صيْك‬ ِ ْ ‫ أ و‬،‫ن‬ ِ ْ ‫ن فِـى الدِّي‬ ُ ‫ما بَعْـد ُ فَيَاأيُّهَا اإْل ِخْوَا‬ َّ ‫ أ‬.‫ن‬ َ ْ ‫حابِهِ أجْـمَـعِي‬ َ ‫ص‬ْ ‫وَأ‬
َ ْ‫م تَشْ ك ُ ُرو‬
‫ن‬ ْ ُ ‫ لَعَلَّك‬،ُ‫حقَّ تَقْوَاه‬ َ .
Beberapa firman Allah SWT dalam Al-Qur’an ini dapat diacu untuk menjelaskan tiga relasi
tersebut:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’d [13]: 11)
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.” (QS al-Baqarah [2]:
45).
“Dan betapa banyak Nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya)
yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan
Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah
mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali ‘Imran [3]: 146).
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah”.
(QS Ali Imran [3]: 159)
Semoga bencana kemanusiaan dengan virus corona ini segera berakhir. Semoga semua
usaha yang dilakukan oleh pemerintah bersama rakyat berhasil mengatasinya. Bagi
mereka yang sedang sakit, semoga segera sembuh dan sehat kembali. Semoga kita
semua tidak panik berlebih-lebihan, juga tidak menganggap remah dan lalai dari usaha
pencegahan virus corona dan virus-virus lainnya. 
Marilah  kita  akhiri  renungan Jum’at  ini  dengan  berdoa  ke hadirat Allah SwT. Semoga
Allah menjadikan kita, antara lain, sebagai hamba-Nya yang selalu waspada akan
kemungkinan munculnya ujian/cobaan atau musibah yang datangnya sering kali tiba-tiba
dan tidak pernah kita duga.

َ َ
‫الى‬ َ ‫ فَقَا‬.ِ‫سه‬
َ َ‫ل تَع‬ ِ ْ ‫مالَئِكَةِ قُد‬ َ ِ ‫ وَثَنَّى ب‬.ِ‫سه‬ ِ ْ‫مرٍ بَدَأ فِيْهِ بِنَف‬ ْ ‫م بِأ‬ ْ ُ ‫م َرك‬ َ َ‫ه ا‬ َ ‫ن الل‬ َّ َ ‫موْاا‬ُ َ ‫وَاع ْل‬
َ ْ ‫ى يَا َ يُّهَاالَّذِي‬
‫ن‬ ْ ِ ‫َلى النَّب‬
َ ‫نع‬ َ ْ‫صلُّو‬ ُ َ ‫مالَئِكَت‬
َ ُ‫ه ي‬ َ َ‫ه و‬ َ ‫ن الل‬ َّ ِ ‫ ا‬:‫ما‬ ً ْ ‫ل قَائِالًعَلِي‬ ْ ‫م ي َ َز‬ ْ َ ‫وَل‬
‫ما‬
ً ْ ‫سلِي‬ْ َ ‫موْا ت‬ ُ ِّ ‫سل‬
َ َ‫صلُّوْاع َلَيْهِ و‬ َ ‫منُوْا‬ َ ‫آ‬
‫م وَع َلَى‪ِ L‬‬
‫آل‬ ‫ت ع َلَى إِب ْ َراهِي ْ َ‪L‬‬ ‫صلَّي ْ َ‬
‫ما َ‬ ‫مد ٍ ك َ َ‬ ‫ح َّ‬‫م َ‬ ‫آل ُ‬ ‫مد ٍ وَع َلَى ِ‬ ‫ح َّ‬ ‫م َ‬‫ل ع َلَى ُ‬ ‫ص ِّ‬ ‫م َ‬ ‫اَللَّهُ َّ‬
‫ت‬‫ارك ْ َ‬‫ما ب َ َ‬ ‫مد ٍ ك َ َ‬ ‫ح َّ‬‫م َ‬ ‫آل ُ‬ ‫مد ٍ وَع َلَى ِ‬ ‫ح َّ‬ ‫م َ‬‫ك ع َلَى ُ‬ ‫جيْدٌ‪ .‬وَبَارِ ْ‬ ‫م ِ‬ ‫ميْد ٌ َ‬ ‫ح ِ‬ ‫ك َ‬ ‫م‪ ،‬إِن َّ َ‬ ‫إِب ْ َراهِي ْ َ‬
‫جيْد ٌ‬ ‫م ِ‬‫ميْد ٌ َ‬ ‫ح ِ‬ ‫ك َ‬ ‫م‪ ،‬إِن َّ َ‬ ‫آل إِب ْ َراهِي ْ َ‬ ‫م وَع َلَى ِ‬ ‫ع َلَى إِب ْ َراهِي ْ َ‪L‬‬
‫م‬
‫منْهُ ْ‬ ‫حيَاءِ ِ‬ ‫ات األ َ ْ‬ ‫من َ ِ‬ ‫ن وَالمؤ ْ ِ‬ ‫منِي ْ َ‬ ‫ات وَالمؤ ْ ِ‬ ‫م ِ‬ ‫سل ِ َ‬‫ن وَالم ْ‬ ‫مي ْ َ‬ ‫سل ِ ِ‬ ‫م ْ‬ ‫ف ْر لِل ْ ُ‬ ‫م اغ ْ ِ‬ ‫اللهُ َّ‬
‫ات إِن َّ َ‬ ‫َ‬
‫ب الدَّع ْوَةِ‬ ‫جي ْ ُ‬ ‫م ِ‬ ‫ب ُ‬ ‫ميْعٌ قَرِي ْ ٌ‬ ‫س ِ‬ ‫ك َ‬ ‫مو َ ِ‬ ‫وَاأل ْ‬
‫َ‬
‫ن‬
‫سرِي ْ َ‬ ‫ن الْخَا ِ‬ ‫م َ‬ ‫ن ِ‬ ‫منَا لَنَكُوْن َ َّ‬ ‫ح ْ‬ ‫م تَغْفِ ْر لَنَا وَت َ ْر َ‬ ‫ن لَـ ْ‬ ‫سنَا وَإ ِ ْ‬ ‫منَا أنْفُ َ‬ ‫َربَّــنَا ظَل َ ْ‬
‫يع‬
‫م ِ‬‫ج ِ‬‫ك وَ َ‬ ‫مت ِ َ‬ ‫جاءَةِ نِقْ َ‬ ‫ك وَفُ َ‬ ‫ل ع َافِيَت ِ َ‬ ‫حوُّ ِ‬ ‫ك وَت َ َ‬ ‫مت ِ َ‬ ‫ال نِعْ َ‬ ‫ن َزوَ ِ‪L‬‬ ‫م ْ‬ ‫ك ِ‬ ‫م إِنَّا نَعُوْذ ُ ب ِ َ‬ ‫االلَّهُ َّ‬
‫خط ِ َ‬
‫ك‬ ‫س َ‬ ‫َ‬
‫ماتَةِ‬ ‫ضاءِ وَشَ َ‬ ‫سوْءِ الْقَ َ‬ ‫ك الشَّ قَاءِ وَ ُ‬ ‫جهْد ِ الْبَاَل ءِ‪ L‬وَد َ ْر ِ‬ ‫ن َ‬ ‫م ْ‬ ‫ك ِ‬ ‫م إِنَّا نَعُوْذ ُ ب ِ َ‬ ‫اَللَّهُ َّ‬
‫اأْل َعْدَاءِ‬
‫َ‬
‫سقَام ِ‬ ‫ئ اأْل ْ‬ ‫سي ِّ ِ‬ ‫ن َ‬ ‫م ْ‬ ‫جذ َام ِ وَ ِ‬ ‫ن وَال ْ ُ‬ ‫جنُوْ ِ‬ ‫ص وَال ْ ُ‬ ‫م َ ْ‬
‫ن الب َ َر ِ‬ ‫ك ِ‬ ‫م إِنَّا نَعُوْذ ُ ب ِ َ‬ ‫اللَّهُ َّ‬
‫َاب النَّار‬ ‫ة وَقِنَا عَذ َ‬ ‫سن َ ً‬ ‫ح َ‬ ‫خ َرةِ َ‬ ‫ة وَفِى اْآل ِ‬ ‫سن َ ً‬ ‫ح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا َ‬
‫مدُِ للهِ‪ ‬‬ ‫ح ْ‬ ‫ْ‬
‫ن‪ ،‬وَال َ‬ ‫سلِي ْ َ‬ ‫م ْر َ‬ ‫ْ‬
‫م ع َلى ال ُ‬ ‫َ‬ ‫سال َ ٌ‬ ‫ن‪ ،‬و َ َ‬ ‫صفُوْ َ‬ ‫ما ي َ ِ‬ ‫ب الْعِ َّزةِ ع َ َّ‬ ‫ك َر ِّ‬ ‫ن َرب ِّ َ‬ ‫حا َ‬ ‫سب ْ َ‬ ‫ُ‬
‫ن‬
‫مي ْ َ‬ ‫َ‬
‫ب العَال ِ‬ ‫ْ‬ ‫َر ِّ‬

Anda mungkin juga menyukai