Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR JAWABAN TUGAS TUTORIAL ONLINE I

Nama Mahasiswa : Ayub Sudrajad


Nomor Induk Mahasiswa : 042749526
Fakultas : Sains dan Teknologi
Program Studi : Teknologi Pangan
Kode/Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam (MKWU4101)
Soal :

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.
Al-Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

1. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
2. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?
3. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
4. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
5. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?
6. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan
Q.S. Qaaf (50):16.

1. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas
hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!
2. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut!
3. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

1. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?


2. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat:
13 dan QS. Az-Zukhruf: 32
3. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang
masyarakat madani!
4. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!
Jawaban :

1.
1. Ayat dan Terjemahan QS. Al-Baqarah (2): 165:

Ayat:

َ ‫ِين َءا َم ُن ٓو ْا َأ َش ُّد ُح ٗ ّبا هَّلِّل ِۗ َو َل ۡو َي َرى ٱلَّذ‬


“‫ِين َظ َلم ُٓو ْا‬ َ ‫ون ٱهَّلل ِ َأندَ ٗادا ُي ِحبُّو َنهُمۡ َكحُبِّ ٱهَّلل ۖ ِ َوٱلَّذ‬
ِ ‫اس َمن َي َّتخ ُِذ مِن ُد‬
ِ ‫َوم َِن ٱل َّن‬
ۡ ‫هَّلل‬ ‫َأ‬ ‫هَّلِل‬
ِ ‫اب نَّ ٱلقُوَّ َة ِ َجم ِٗيعا َو نَّ ٱ َ َشدِي ُد ٱل َع َذا‬
‫ب‬ ۡ ‫َأ‬ ۡ ۡ
َ ‫”ِإذ َي َر ۡو َن ٱل َع َذ‬

Terjemahan: "Dan di antara manusia ada yang menjadikan


tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

2. Pengertian Hubban dalam Ayat Tersebut:

Dalam konteks ayat QS. Al-Baqarah 2:165, “hubban” berarti “cinta” atau
“kasih sayang”. Ayat ini menyatakan bahwa mereka mencintai Allah
dengan kecintaan yang besar, penuh kesetiaan, pengabdian, dan
ketaatan.

3. Pengertian Iman kepada Allah SWT Menurut Ayat Tersebut:

Dalam ayat ini, iman kepada Allah SWT diartikan sebagai cinta dan
kasih sayang yang sangat kuat kepada Allah, melebihi cinta kepada
apapun yang ada di dunia ini, termasuk sesuatu yang mungkin menjadi
penyembahannya.

4. Ayat dan Terjemahan QS. Al-A’raaf (7):179:

Ayat:

“ ‫س َل ُه ْم قُلُ ْوبٌ اَّل َي ْف َقه ُْو َن ِب َه ۖا َو َل ُه ْم اَعْ يُنٌ اَّل ُيبْصِ ر ُْو َن ِب َه ۖا َو َل ُه ْم ٰا َذانٌ اَّل‬ ‫ْأ‬
ۤ ۤ ِ ۖ ‫َو َل َق ْد َذ َر َنا ل َِج َه َّن َم َك ِثيْرً ا م َِّن ْال ِجنِّ َوااْل ِ ْن‬
‫ك ُه ُم ْال ٰغ ِفلُ ْو َن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ٰ ُ ‫ض ُّل ۗ ا‬
َ َ‫ك َكااْل َ ْن َع ِام َب ْل ُه ْم ا‬
َ ‫ول ِٕى‬ ٰ ُ ‫” َيسْ َمع ُْو َن ب َه ۗا ا‬
ِ

Terjemahan: "Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari
kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti
hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lengah.

5. Pengertian Iman kepada Allah SWT Menurut Ayat QS. Al-A’raaf


(7):179:

Dalam ayat ini, iman kepada Allah SWT diartikan sebagai pemahaman
dan pengetahuan tentang ayat-ayat Allah, tanda-tanda kekuasaan Allah,
dan ajaran-ajaran Allah. Orang-orang yang tidak menggunakan hati, mata,
dan telinga mereka untuk memahami, melihat, dan mendengarkan
ayat-ayat Allah dianggap seperti hewan ternak dan lebih sesat lagi.

6. Pengertian Iman kepada Allah SWT dari Kedua Ayat Tersebut:

Dari kedua ayat tersebut, iman kepada Allah SWT dapat diartikan
sebagai cinta dan kasih sayang yang sangat kuat kepada Allah, serta
pemahaman dan pengetahuan tentang ayat-ayat Allah, tanda-tanda
kekuasaan Allah, dan ajaran-ajaran Allah. Iman adalah keyakinan yang
mendalam yang berdasarkan pengetahuan dan pemahaman, dan bukan
hanya penerimaan buta.

2.

1. Q.S. Ali-Imran (3): 190-19112:


○ Terjemahan: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.
○ Hakikat Manusia: Ayat ini menekankan pada kecerdasan dan kesadaran
manusia dalam memahami tanda-tanda kebesaran Tuhan yang tercermin
dalam penciptaan alam semesta. Manusia diharapkan untuk selalu
mengingat Tuhan dalam segala kondisi dan merenungkan tentang
penciptaan langit dan bumi.
2. Q.S. Qaaf (50): 1634:
○ Terjemahan: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya.”
○ Hakikat Manusia: Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menciptakan
manusia dan mengetahui segala yang ada dalam diri manusia, bahkan
hal-hal yang paling tersembunyi sekalipun. Ini menunjukkan bahwa tidak
ada sesuatu pun tentang manusia yang luput dari pengetahuan Tuhan.

3. Hakikat Kesempurnaan Manusia:

Kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut terletak pada


kemampuan manusia untuk menggunakan akal dan kesadaran mereka dalam
memahami dan menghargai penciptaan Tuhan, serta menyadari bahwa Tuhan
selalu dekat dan mengetahui segala sesuatu tentang mereka. Kesempurnaan ini
bukan hanya dari segi fisik, tetapi lebih kepada aspek non fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan mereka.

3.

1. Pengertian terminologis tentang masyarakat: Masyarakat (dari bahasa Latin:


societas) merujuk pada suatu sistem yang terdiri dari penggunaan dan prosedur,
otoritas dan bantuan saling, banyak pengelompokan dan divisi, kontrol perilaku
manusia dan kebebasan. Masyarakat adalah kumpulan individu yang berbagi
wilayah geografis yang sama, memiliki budaya yang sama, dan menganggap diri
mereka sebagai entitas yang terintegrasi dan terpisah.

2. Asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS.
Az-Zukhruf: 32:
○ QS. Al-Hujuraat: 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.”
○ QS. Az-Zukhruf: 3245: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat
Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan.”

3. Kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat


madani: Masyarakat beradab dan sejahtera biasanya ditandai oleh adanya
sistem pendidikan yang baik, akses yang sama terhadap peluang, penanganan
terhadap kekerasan berbasis gender dan diskriminasi, serta promosi
keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. Masyarakat beradab dan
sejahtera juga menekankan pada kemajuan ekonomi, politik, budaya, sosial, dan
lingkungan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

4. Prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera:


○ Pendidikan: Pendidikan yang baik dan merata adalah fondasi dari
masyarakat yang beradab dan sejahtera. Pendidikan membantu
masyarakat untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk berkontribusi dalam masyarakat.
○ Kesetaraan: Masyarakat beradab dan sejahtera menekankan pada
kesetaraan dalam akses terhadap peluang dan hak asasi manusia.
○ Kesejahteraan Sosial: Masyarakat beradab dan sejahtera berusaha
untuk memastikan bahwa semua anggota masyarakatnya memiliki akses
terhadap layanan dasar seperti perawatan kesehatan dan pendidikan.
○ Keberlanjutan Lingkungan: Masyarakat beradab dan sejahtera
menghargai dan melindungi lingkungan mereka. Mereka berusaha untuk
mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan.
○ Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat: Masyarakat beradab dan
sejahtera mendorong partisipasi aktif dan keterlibatan semua anggota
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Sumber referensi : BMP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MKDU4221

Anda mungkin juga menyukai