Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KE-1 TUTORIAL ONLINE

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama : Pradiska Suryanata


NIM : 858457748

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-Quran berkaitan dengan assyaddu hubban
(QS. Al-Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-Baqarah (2): 165 dengan teliti dan benar!

ؕ ِ ‫ش ُّد ُحبًّا هّٰلِّل‬


َ َ‫س َم ۡن يَّتَّ ِخ ُذ ِم ۡن د ُۡو ِن هّٰللا ِ اَ ۡندَادًا ُّي ِح ُّب ۡونَ ُهمۡ َك ُح ِّب هّٰللا ِؕ َوالَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡ ٓوا ا‬
ِ ‫َو ِمنَ النَّا‬
َ َ ‫اب اَنَّ ۡالقُ َّوةَ هّٰلِل ِ َج ِم ۡي ًعا ۙ َّواَنَّ هّٰللا‬
ِ ‫ش ِد ۡي ُد ۡال َع َذا‬
‫ب‬ َۙ ‫َولَ ۡو يَ َرى الَّ ِذ ۡينَ ظَلَ ُم ۡ ٓوا اِ ۡذ يَ َر ۡونَ ۡال َع َذ‬
Artinya :
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat
zhalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan
itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka
menyesal).

i. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?


Berdasarakan ayat tersebut terdapat ayat Asyaddu huban lillahi. Asyaddu adalah kata
superlatif syadid (sangat), huban itu artinya kecintaan atau kerinduan. Lillahi artinya
kepada Allah. Sehingga arti dari hubban diatas adalah sikpa yang menunjukan
kecintaan atau kerinduan yang luar biasa kepada Allah.

ii. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
Iman itu artinya percaya, Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya
kepada Allah melebihi cinta orang musyrik kepada sesembahan dan berhala mereka.
Mereka tidak mempersekutukan Allah dengan apa pun. Sekiranya orang-orang yang
berbuat zalim itu melihat dan mengetahui, ketika mereka melihat, menerima, dan
merasakan azab pada hari kiamat, sedang mereka dan sesembahan mereka tidak
mampu berbuat apa-apa, maka mereka baru menyadari bahwa kekuatan itu semuanya
milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya.
b. Tuliskan ayat dan terjemaah QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?

‫ب اَّل يَ ۡفقَ ُه ۡونَ بِ َها َولَ ُهمۡ اَ ۡعيُنٌ اَّل‬ ٌ ‫س‌ۖ لَ ُهمۡ قُلُ ۡو‬ ‌ِ ‫َولَـقَ ۡد َذ َر ۡانَا لِ َجـ َهنَّ َم َكثِ ۡي ًرا ِّمنَ ۡال ِجنِّ َوااۡل ِ ۡن‬
ٰۤ ٰۤ
‫ول ِٕٮ َك ُه ُم‬ َ َ‫ول ِٕٮ َك َكااۡل َ ۡن َع ِام بَلۡ هُمۡ ا‬
ُ‫ض ُّ‌ل ؕ ا‬ ُ‫ص ُر ۡونَ بِ َها َولَ ُهمۡ ٰا َذانٌ اَّل يَ ۡس َم ُع ۡونَ بِ َها ؕ ا‬ ِ ‫يُ ۡب‬
َ‫ۡال ٰغفِلُ ۡون‬
Artinya :
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan
ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah..

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf
(7):179 tersebut?
Banyak manusia yang diazab di neraka jahanam karena akal dan perasaan mereka
tidak dipergunakan untuk memahami keesaan dan kebesaran Allah, padahal
kepercayaan pada keesaan Allah itu membersihkan jiwa mereka dari segala macam
was-was dan dari sifat hina serta rendah diri, lagi menanamkan pada diri mereka rasa
percaya terhadap dirinya sendiri.

d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?
Mereka tidak memahami bahwa tujuan mereka diperintahkan menjauhi kemaksiatan,
dan berbuat kebajikan, adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak
memahami hukum-hukum masyarakat dan pengaruh kepercayaan agama Islam dalam
mempersatukan umat. Mereka tidak memahami tanda-tanda keesaan Allah, baik
dalam diri manusia maupun yang ada di permukaan bumi. Mereka tidak memahami
dan merenungkan wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Rasul-Nya. Mereka tidak
dapat memanfaatkan mata, telinga, dan akal sehingga mereka tidak memperoleh
hidayat Allah yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaan
mereka seperti binatang bahkan lebih buruk dari binatang, sebab binatang tidak
mempunyai daya-pikir untuk mengolah hasil penglihatan dan pendengarannya.
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal in
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat QS. Ali-Imran (3) : 190-191
dan QS. Qaaf (50) : 16.
a. Tuliskan terjemah QS. Ali-Imran (3) :190-191 dan jelaskan secara ringkas
hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!
Artinya :
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.

Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah SWT
bagi ulil albab atau orang-orang yang berakal. Ayat ini menggambarkan penciptaan
langit dan bumi, proses bergantinya siang dan malam, serta fenomena alam lain yang
menjadi kekuasaan mutlak Allah. Silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab. Allah mengarahkan hamba-Nya untuk
merenungkan alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan agar hamba-Nya
mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara siang dan malam.
Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah.

b. Tuliskan terjemah QS. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut!
Artinya : Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Q.S. Qaaf (50): 16 menjelaskann bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh
manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Allah
menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dan berkuasa penuh untuk
menghidupkannya kembali pada hari Kiamat. Allah dekat kepada manusia (putra
Adam) dalam empat keadaan; Ia lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Ia
seolah-olah dinding antara manusia dengan hatinya. Ia memegang setiap binatang pada
ubun-ubunnya, dan Ia bersama dengan manusia dimana saja ia berada.

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!


Hakikat Manusia adalah makhluk yang memiliki Akal dan mampu
menggunakannya untuk mengingat allah, mengetahui keagungan-Nya, kebijaksanaan-
Nya, keadilan-Nya, dan kekuasaan-Nya. Baik dengan melihat tanda-tanda kekuasaan
allah melalui ayat kauniyah maupun ayat qouliyah. Allah mengetahui apa yang
dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-
Nya. Kekuasaan Allah SWT terpampang nyata yang di gambarkan dengan penciptaan
langit dan bumi, proses bergantinya siang dan malam, serta fenomena alam lain yang
menjadi kekuasaan mutlak Allah Allah mengarahkan hamba-Nya untuk merenungkan
alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan agar hamba-Nya mempergunakan pikirannya
dan memperhatikan. Ulil albab yang diterjemahkan sebagai orang- orang berakal
memiliki dua ciri utama yakni dzikir dan piker.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat?
Pertama-tama, masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang
tinggal bersama di suatu wilayah tertentu dan memiliki budaya, nilai, dan norma yang
sama. Masyarakat juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem sosial yang terdiri dari
individu-individu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Dalam terminologi sosiologi, masyarakat diartikan sebagai sebuah sistem sosial
yang terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Dalam masyarakat, individu-individu tersebut memiliki peran dan
fungsi yang berbeda-beda, seperti pemimpin, pengusaha, pekerja, dan sebagainya.
Dalam terminologi antropologi, masyarakat diartikan sebagai sebuah sistem sosial
yang terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Masyarakat juga diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang
memiliki kebudayaan yang sama dan saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Dalam terminologi politik, masyarakat diartikan sebagai suatu kelompok manusia
yang hidup di dalam suatu wilayah dan memiliki hak-hak dan kewajiban sebagai
warga negara. Dalam masyarakat, individu-individu tersebut memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan negara dan memiliki tanggung jawab
untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitarnya.
Dari pengertian terminologis tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat
merupakan suatu kelompok manusia yang tinggal bersama di suatu wilayah tertentu,
memiliki budaya, nilai, dan norma yang sama, serta saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Masyarakat juga memiliki sistem sosial, budaya, dan
politik yang berbeda-beda, tergantung dari latar belakang sejarah dan kebudayaannya.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat:


13 dan QS. Az-Zukjruf: 32
QS. Al-Hujuraat: 13

ۡ‫ٓاٮ َل لِتَ َعا َرفُ ۡوا‌ ؕ اِنَّ اَ ۡك َر َم ُكم‬ ُ ۡ‫اس اِنَّا َخلَ ۡق ٰن ُكمۡ ِّم ۡن َذ َك ٍر َّواُ ۡن ٰثى َو َج َع ۡل ٰن ُكم‬ ۤ
ِٕ َ‫ش ُع ۡوبًا َّوقَب‬ ُ َّ‫ٰياَيُّ َها الن‬
‫ِع ۡن َد هّٰللا ِ اَ ۡت ٰقٮ ُكمۡ‌ ؕ اِنَّ هّٰللا َ َعلِ ۡي ٌم َخبِ ۡي ٌر‬
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti.

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki
(Adam) dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-bangsa,
bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi
supaya saling mengenal dan menolong. Allah tidak menyukai orang-orang yang
memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan, atau kekayaannya
karena yang paling mulia di antara manusia pada sisi Allah hanyalah orang yang paling
bertakwa kepada-Nya.
QS. Az-Zukjruf: 32

‫شتَ ُهمۡ فِى ۡال َح ٰيو ِة الد ُّۡنيَا َو َرفَ ۡعنَا‬ َ َ‫س ُم ۡونَ َر ۡح َمتَ َربِّكَ‌ ؕ نَ ۡحنُ ق‬
َ ‫سمۡ نَا بَ ۡينَ ُهمۡ َّم ِع ۡي‬ ِ ‫اَهُمۡ يَ ۡق‬
‫س ۡخ ِريًّا‌ ؕ َو َر ۡح َمتُ َربِّ َك َخ ۡي ٌر ِّم َّما‬ُ ‫ضا‬ ً ‫ض ُهمۡ بَ ۡع‬ ُ ‫ت لِّيَـتَّ ِخ َذ بَ ۡع‬ َ ‫ض ُهمۡ فَ ۡو‬
ٍ ‫ق بَ ۡع‬
ٍ ‫ض َد َر ٰج‬ َ ‫بَ ۡع‬
َ‫يَ ۡج َم ُع ۡون‬
Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang
menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah
meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian
mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan.

Ayat ini menunjukkan penolakan terhadap keinginan orang-orang musyrik yang tak
mau menerima pengangkatan Muhammad saw sebagai rasul; seakan-akan merekalah
yang paling berhak dan berwenang membagi-bagi dan menentukan siapa yang pantas
menerima rahmat Tuhan. Allah menyatakan, "Sekali-kali tidaklah demikian halnya,
Kamilah yang berhak dan berwenang mengatur dan menentukan penghidupan hamba
dalam kehidupan dunia. Kami-lah yang melebihkan sebagian hamba atas sebagian
yang lain; ada yang kaya dan ada yang lemah, ada yang pandai dan ada yang bodoh,
ada yang maju dan ada yang terbelakang, karena apabila Kami menyamakan di antara
hamba di dalam hal-hal tersebut di atas, maka akan terjadi persaingan di antara
mereka, atau tidak terjadi situasi saling bantu-membantu antara satu dengan yang lain,
dan tidak akan terjadi saling memanfaatkan antara satu dengan yang lain, sebaliknya
mereka saling mengejek.

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang


masyarakat madani!
Masyarakat madani yang dideklarasikan oleh Nabi adalah masyarakat yang adil,
terbuka dan demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran-
Nya. Taqwa kepada Allah adalah semangat ketuhanan yang diwujudkan dengan
membangun hubungan yang baik dengan Allah dan manusia. Hubungan ini tentu saja
harus dilandasi dengan berbudi luhur dan akhlak mulia. Dalam konteks ini menjadi
jelas masyarakat berkualitas dan beradab.
Aturan dan hukum yang dimaksud itu tidak dibuat sewenang-wenang oleh
penguasaakan tetapi berdasarkan perjanian (mitasq), kesepakatan (mu’ahadah),
kontrak (akad) dan janji setia (bay’at) yang kesemuanya mencerminkan kerelaan,
bukan kepaksaan. Karena itu, ketaatan dalam masyarakat madani bersifat terbuka,
rasional, kontraktual dan transaksional, bukan pola ketaatan yang tertutup, tidak
rasional, tidak kritis dan bersifat hanya satu arah.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan


sejahtera!
Untuk mencapai masyarakat yang beradab dan sejahtera itu maka masyarakat madani
harus ditegakkan atas prinsip-prinsip berikut ini :
1. Keadilan
Keadilan merupakan sunnatulllah di mana Allah menciptakan alam semesta ini
dengan prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam Al-Qur’an keadilan itu disebut
sebagai hukum keseimbangan yang menjadi hukum jagat raya. Keadilan juga
merupak sikap yang paling dekat dengan taqwa. Karena itu setiap praktik
ketidakadilan merupakan suatu bentuk penyelewengan dari hakikat kemanusian
dan dikutuk keras oleh Al-Qur’an.
2. Supremasi Hukum
Keadilan harus di praktikan dalam semua aspke kehidupan, dimulai dari
menegakkan hukum. Menegakkan hukum yang adil merupakan Amanah yang
diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak. Untuk mewujudkan
Supremasi Hukum itu maka kita harus menerapkan hukum kepada siapa pun tanpa
pandang bulu, bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun, kita tetap
harus berlaku adil.
3. Egalitarianisme
Egalitarianism artinya adalah bahwa masyarakat madani tidak melihat keutaman
atas dasar keturunan, ras, etnis dan lain-lain. Melainkan atas prestasi yang dalam
Bahasa Al-Qur’an adalah takwa.
4. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap di mana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus
diterima sebagai bagian dari realitas obyektif. Pluralisme yang dimaksud tidak
sebatas mengaui bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan
sikap yang tulus bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan
rahmat-Nya. Kesadaran pluralisme ini kemduian diwujudkan dengan bersikap
toleran dan saling menghormati di antara sesame anggota yang berbeda baik dalam
hal etnis, suku, bangsa maupun agama.
5. Pengawsan Sosial
Yang di sebut dangan amal saleh pada dasarnya dalah suatu kegaiatan demi
kebaikan Bersama. Kegiatan manusia apapun merupakan suatu konsekuensi logis
dari adanya keterbukaan dimana setiap warga memiliki kebebasan untuk
melakukan tindakan. Karena manusia secara fitra baik dan suci maka kejahatan
yang di lakukan bukan karena inhren dalam dirinya akan tetapi di sebabkan oleh
factor luat yang memengaruhinya. Agar manusia dan warga tetap berada dalam
kebaikan sebagaimana fitranya di perlukan adanya oengawasan sosial. Pengawasan
sosial baik secara individu ataupun Lembaga merupakan suatu keharusan dalam
suatu usahan pembentukan masyarakat beradab dan sejahtera. Pengawasan tersebut
harus di dasarkan pada prinsip fitrah manusia baik sehingga senantiasa bersikap
husnu al-dzan. Prinsip pengawasan sosial berdiri atas dasar tidak bersalah sebelum
terbukti sebaliknya.

Refrensi :
BMP MKDU 4221 Edisi 2
https://kalam.sindonews.com/ayat/165/2/al-baqarah-ayat-165
https://kalam.sindonews.com/ayat/179/7/al-araf-ayat-179
https://kalam.sindonews.com/ayat/16/50/qaf-ayat-16
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/21/141433969/masyarakat-madani-definisi-
dan-karakteristiknya

Anda mungkin juga menyukai