Anda di halaman 1dari 13

Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-

kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin.


Ada pula, pengertian atau defenisi ilmu kalam yang dikemukakan oleh para ahli, antara
lain:

Dr. Nuzaffaruddin Nadvi, dalam bukunya Muslim Thought and Its source ia
mengatakan bahwa ilmu kalam tiada lain adalahIlmu berpikir, yang lahir pada saat
terjadinya percekcokan antara penganut islam ortodoks dengan penganut islam baru.
Penganut islam baru adalah orang orang yang baru memeluk agama islam, yang
pemikirannya masih bercampur dengan ide ide keagamaan lama dan pemikiran leluhur
mereka, seperti yahudi, hindu, budha dan isme-isme lainnya.

Muhammad Abduh mengartikan ilmu kalam dengan ilmu yang berisi alasan alasan,
atau sekumpulan argumentasi, guna mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman
dengan menggunakan dalil dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang
orang yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunnah.
Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut:
Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta
eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia
sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing
akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis.

Ibnu Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut:


Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi
tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.

Musthafa Abdul Raziq mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut


Ilmu ini (Ilmu Kalam) yang berkaitan dengan akidah imani ini sesungguhnya
dibangun di atas argumentasi-argumentasi rasional. Atau, ilmu yang berkaitan
dengan akidah Islam ini bertolak atas bantuan nalar.
Ilmu tahuhid ? Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, soal-soal
yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan Rasul-Nya, serta mengupas dalil-dalil yang
mungkin sesuai dengan akal, guna membuktikan adanya zat yang mewujudkan,
kemudian juga mengupas dalil-dalil samiyat guna mempercayai sesuatu dengan yakin.
Sebab dinamai ilmu Tauhid dikarenakan ilmu ini membahas keesaan Allah.

Ilmu ushuludin ? Ushuluddin adalah serangkaina kata yang terdiri dari ushul dan ad-din.
Ushul adalah jama dari ashl yang berarti pokok, dasar, fundamen sedangkan ad-din
artinya adalah agama. Jadi perkataan Ushuluddin menurut loghatnya berarti pokok atau
dasar-dasar agama.
Alasan dinamai dengan ilmu Ushuluddin yaitu karena ilmu ini membahas tentang
prinsip-prinsip agama Islam Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang membahas padanya
tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil-dalil qathI dan dalil-dalil akal
fikiran

Ilmu Marifah ? Marifah artinya adalah pengenalan atau mengenal. Dalam Islam, tentang
ilmu ketuhanan ini sering disebut dengan ilmu Marifah karena ilmu ini membahas
terhadap hal-hal yang berkenaan dengan sifat-sifat-Nya yang wajib, mustahil, dan jaiz
bagi-Nya.
1. Al-Quran

Al-Quran : Banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya:
( : 4-1( )4( ) 3( ) 2( ) 1(

)59: (


Artinya : Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah
(tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.







)10: (
Artinya : Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka
berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang
melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan
barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.
a. Q.S. Al-Ikhlas (112): 3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakan, serta tidak ada
sesuatu pun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.
b. Q.S. Asy-Syura (42): 7. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui.
c. Q.S. Al-Furqan (25): 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Penyayang bertahta di atas Arsy. Ia
Pencipta langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya
d. Q.S. Al-Fath (48): 10. Ayat ini menunjukkan Tuhan mempunyai tangan yang selalu berada di atas tangan
orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah.
e. Q.S. Thaha (20): 39. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai mata yang selalu digunakan untuk
mengawasi seluruh gerak, termasuk gerakan hati makhluk-Nya.
f. Q.S. Ar-Rahman (55): 27. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai wajah yang tidak akan rusak
selama-lamanya.
g. Q.S. An-Nisa (4): 125. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama. Seseorang akan
dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah.
h. Q.S. Luqman (31): 22. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah
disebut sebagai orang muhsin.
i. Q.S. Ali Imran (3): 83. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah tempat kembali segala sesuatu, baik secara
terpaksa maupun secara sadar.
j. Q.S. Ali Imran (3): 84-85. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang menurunkan petunjuk jalan kepada para
nabi.
k. Q.S. Al-Anbiya (21): 92. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai suku, ras, atau etnis, dan agama
apapun adalah umat Tuhan yang satu. Oleh sebab itu, semua umat, dalam kondisi dan situasi apapun, harus
mengarahkan pengabdiannya hanya kepada-Nya.
l. Q.S. Al-Hajj (22): 78. Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang yang ingin melakukan suatu kegiatan yang
sungguh-sungguh akan dikatakan sebagai jihad kalau dilakukannya hanya karena Allah SWT semata.
Hadis Nabi SAW. pun banyak yang menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah
ketuhanan, diantaranya:

: :


: :
: :


: :

(


. : : : )
Dari Abi Hurairah ia berkata: Suatu hari Nabi SAW. nampak di tengah manusia, lalu
seorang laki-laki mendatanginya dan bertanya: Apakah iman itu? Rasul menjawab:
Iman ialah engkau percaya pada Allah, Malaikat-Nya, bertemu dengan-Nya, Rasul-Nya
dan bangkit dari kubur (hari kiamat). Lelaki itu bertanya lagi: Apakah Islam itu?. Rasul
menjawab: Islam adalah Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan-Nya,
dirikanlah shalat, tunaikan zakat fardhu, dan berpusa bulan Ramadhan. Lelaki itu
bertanya lagi: Apakah Ihsan itu?. Rasul menjawab: Hendaklah engkau
beribadah/menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Allah, lalu jika engkau tak
melihat-Nya ketahuilah sesungguhnya Dia melihatmu. Lelaki itu bertanya lagi: Kapan
terjadi hari kiamat?: Rasul menjawab: Tidaklah orang yang ditanya tentang hal ini
(rasul) lebih mengetahui jawabannya dari si penanya, aku akan jelaskan tentang tanda-
tanda kiamat (ialah): apabila seorang budak melahirkan tuannya, apabila para
penggembala binatang ternak telah berlomba bermegah dalam bangunan, ia termasuk
lima hal yang tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah, lalu Rasul membaca ayat :
sampai ayat terahir. Lalu lelaki itu pergi dan Nabipun berkata kepada para
sahabat: Panggillah lelaki itu, tetapi tak seorangpun dari sahabat melihatnya lagi. Lalu
Nabi berkata: Lelaki itu adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan kepada manusia
tentang agama. (HR. Bukhari dan Muslim)
Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam sendiri atau
pemikiran yang berasal dari luar umat Islam.

Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam sendiri
telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan ayat-ayat Al-Quran, terutama yang belum jelas maksudnya (al-mutayabihat).
Keharusan untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat
Al-Quran, di antaranya:


(24 : (

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka


terkunci. (Q.S. Muhammad [47]: 24)
Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan. Oleh sebab itu,
kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia
pertama. Abbas Mahmoud Al-Akkad mengatakan bahwa keberadaan mitos
merupakan asal-usul agama di kalangan orang-orang primitif. Tylor justru
mengatakan bahwa animisme anggapan adanya kehidupan pada benda-
benda mati- merupakan asal-usul kepercayaan adanya Tuhan. Adapun
Spencer mengatakan lain lagi. Ia mengatakan bahwa pemujaan terhadap
nenek moyang merupakan bentuk ibadah yang paling tua. Keduanya
menganggap bahwa animisme dan pemujaan terhadap nenek moyang
sebagai asal-usul kepercayaan dan ibadah tertua terhadap Tuhan yang
Maha Esa, lebih dilatarbelakangi oleh adanya pengalaman setiap manusia
yang suka mengalami mimpi.
Abbas Mahmoud Al-Akkad, pada bagian lain, mengatakan bahwa sejak pemikiran
pemujaan terhadap benda-benda alam berkembang, di wilayah-wilayah tertentu
pemujaan terhadap benda-benda alam berkembang secara beraga,. Di Mesir,
masyarakatnya memuja Totemisme. Mereka menganggap suci terhadap burung
elang, burung nasr, ibn awa (semacam anjing hutan), buaya, dan lain-lainnya.
Anggapan itu lalu berkembang menjadi percaya adanya keabadian dan balasan bagi
amal perbuatan yang baik.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepercayaan adanya Tuhan, secara instingtif,
telah berkembang sejak keberadaan manusia pertama. Oleh sebab itu, sangat
wajar kalau William L. Resee mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan dengan
ketuhanan, yang dikenal dengan istilah theologia, telah berkembang sejak lama. Ia
bahkan mengatakan bahwa teologi muncul dari sebuah mitos (thelogia was
originally viewed as concerned with myth). Selanjutnya, teologi itu berkembang
menjadi theology natural (teologi alam) dan revealed theology (teologi
wahyu).
SEJARAH KEMUNCULAN PERSOALAN ILMU KALAM

Menurut pandangan Harun Nasution , Persoalan persoalan kalam dipicu


kemunculannya oleh persoalan politikyang menyangkut peristiwa Utsman
bin Affan pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bn Abi Tholib
.Meraka berpendapat bahwa yang terjadi tidak dapat diputuskan melalui
tahkim,putusan hanya datang pada Allah dan kembali oada hukumyang
ada di Al-Quran.Mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah
sehingga meraka minggalkan barisannya dalam sejarah terkenal dengan
nama Khawarij (orang yang keluar dan memisahkan diri).
Sedangkan Harun lebih lanjut melihat bahwa persoalan kalam yang
pertama kali muncul adalah siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir
dalam arti siapa yang keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap dalam
Islam. Khawarij sebagaimana telah disebutkan,memandangkan orang
orang yang terlihat dalam peristiwa Tahkim, yakni Ali muawiyah,amr bin
al-assh,abu musa al-Asyari adalah kafir berasarkan firman Allah pada Surat
al-maidah ayat 44.
Persoalan di atas telah menimbulkan tiga aliran Teokogi dalam
Islam,yaitu sebagai berikut.

1.Aliran Khawarij yang mengatakan bahwa orang yang berdosa besar


adalah kafir,dalam arti keluar dalam Islam atau Murtad dan wajib di
bunuh.

2.Aliran Murjiah menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa beras


nasih tetap mukmin dan bukan kafir adapun soal dosa yang dilakukan
hal terserah kepada Allah untk menghukum atau mengampuninya.

3.Aliran Mutazilah tidak menerima pendapat di atas.Bagi mereka,


orang yang berdosa besar bukan kafir,tetapi bukan pula mikmin. Orang
yang serupa ini mengambil posisi diantara ke dua posisi mukmin dan
kafir, yang dalam bahasa Arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah
bin al-manzilatain (posisi di antara dua posisi).
Dalam Islam timbul dua Aliran. Qadariah dan Jabariah.Menurut
Qadariah mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbutannya.
Sebaliknya Jabariah berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai
kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya.

Aliran aliran Khawarij,mutazilah dan murjiah tidaknmempunyai wujud


lagi kecuali dalam sejarah. Sekarang adalah aliran Asyriah dan
Maturudiah yang masih ada keduanya disebut Ahlussunnah Wal Jamaah

Anda mungkin juga menyukai