Anda di halaman 1dari 37

Artinya :

“Dan Tuhan mu itu, Tuhan Yang Maha


Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang
Maha Pemurah dan Maha Penyayang.”
1. IMAN TAKLID
Keimanan berdasarkan ucapan orang
lain (ulama biasanya) tanpa memahami
dalilnya. Keimanan seperti ini sah
meskipun ia terbilang bermaksiat karena
meninggalkan upaya pencarian dalil
sendiri bila ia termasuk orang yang
dalam kategori mampu melakukan
pencarian dalil.
2. IMAN ILMU / ILMUL YAQIN

Keimanan ini didasarkan pada


pemahaman aqidah berikut dalil-
dalilnya. “Orang dengan kategori
keimanan pertama dan kedua terhijab
dari Dzat Allah Azza Wajalla”.
3. IMAN ‘IYAN / AINUL YAQIN

Dengan keimanan ini seseorang


mengetahui Allah (makrifatullah)
dengan jalan pengawasan batin. Dengan
keimanan ini, Allah tidak ghaib sekejap
pun dari mata batinnya. Bahkan “gerak-
gerik” Allah selalu hadir di dalam
batinnya seakan ia memandang-Nya.
Ini maqam muraqabah.
4. IMAN HAQ / HAQQUL YAQIN

Dengan keimanan ini, seseorang


memandang Allah melalui batinnya. Ini
yang dibilang oleh para ulama bahwa
“arif (orang dengan derajat makrifat)
memandang Tuhannya pada segala
sesuatu.”
Ini maqam musyahadah.
5. IMAN HAKEKAT

Dengan keimanan ini, orang menjadi


lenyap karena Allah dan dimabuk oleh
cinta kepada-Nya. Ia tidak menyaksikan
apapun selain Allah. Bahkan ia sendiri
tidak menyaksikan dirinya. Seperti
tenggelam di laut, ia tidak melihat adanya
pantai.
Orang ini berada di maqam fana.
Derajat keimanan tiap orang berbeda di sisi
Allah Swt, sesuai dengan maqomnya masing
masing.
Adapun keimanan dua kategori pertama
dapat diupayakan (wilayah ikhtiar manusia).
Oleh karena itu, seseorang wajib mendalami
keimanan melalui pencarian dalil dan wajib
mempelajari sedapat mungkin sifat-sifat
Allah.
Sedang tingkatan berikutnya merupakan ilmu
rabbani/anugerah ilahi, tidak bisa diikhtiarkan karena
didasarkan pada kehendak Allah.

‫والواجب على الشخص أحد القسمين األولين أما الثالثة اآلخر فعلوم‬
‫ربانية يخص بها من يشاء من عباده‬

Artinya, “Seseorang wajib berada di dua level pertama.


Sedangkan tiga level setelah itu adalah ilmu rabbani
[anugerah ilahi] yang Allah berikan secara khusus
kepada sejumlah hamba-Nya yang dikehendaki,”
Menurut Syekh Ibnu Athaillah dalam Al-
Hikam, tingkatan ada 6 yaitu : maqam
baqa/ sempurna.
Dengan keimanan ini, seseorang
memandang Allah sebagai Wujud Hakiki
dan makhluk-Nya sebagai wujud majazi,
Dan ia tetap menjaga hubungan dengan
alam, manusia, hewan, selain menjaga
hubungan dengan Allah
‫وقد قال أبو بكر الصديق رضي هللا عنه لعائشة رضي‬
‫هللا عنها لما نزلت براءتها من اإلفك على لسان رسول هللا‬
‫صلى هللا عليه و سلم ‪ :‬يا عائشة اشكري رسول هللا صلى‬
‫هللا عليه و سلم فقالت ‪ :‬وهللا ال أشكر إال هللا دلها أبو بكر‬
‫رضي هللا عنه على المقام األكمل مقام البقاء المقتضي‬
‫ك‬‫إلثبات اآلثار وقد قال هللا تعالى أن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِدَ ْي َ‬
‫وقال صلى هللا عليه و سلم ال يشكر هللا من ال يشكر‬
‫الناس وكانت هي في ذلك الوقت مصطلمة عن شاهدها‬
‫غائبة عن اآلثار فلم تشهد إال الواحد القهار‬
Artinya, “Sahabat Abu Bakar al-Ṣiddiq RA
memerintahkan Aisyah RA ketika turun ayat
pembebasannya dari fitnah melalui lisan
Rasulullah, ‘Wahai A‘isyah, sampaikan
ucapan terima kasih kepada Rasulullah!”
“Demi Allah, aku tidak akan berterima kasih
kecuali kepada Allah,’ jawab Aisyah RA
Sahabat Abu Bakar al-Ṣiddiq RA lalu
menunjukinya dengan maqam yang lebih
sempurna, yaitu maqam baqa yang menuntut
ketetapan eksistensi ciptaan-Nya.
Luqman : 14
ِ ‫ك ِا َلىَّ ۡال َم‬
‫ص ۡي ُر‬ ۡ ‫اَ ِن‬
َؕ ‫اش ُك ۡر لِ ۡى َولِ َـوالِ َد ۡي‬

“Bersyukurlah kepada-Ku dan bersyukurlah


kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-
Ku tempat kembali,”
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak dianggap
bersyukur kepada Allah kalau tidak
berterima kasih kepada orang lain.” Tentu
saja ketika itu Siti Aisyah sedang tercabut
dari penglihatannya dan lenyap dari ciptaan-
Nya sehingga ia hanya menyaksikan Allah
yang maha esa dan maha perkasa.”
Kutipan dari Al-Hikam ini menunjukkan
tingkatan keimanan keenam, yaitu maqam
baqa. Pada maqam ini, seseorang yang
semakin tenggelam dalam fana justru
bertambah baqa. Semakin mabuk cinta
kepada Allah, orang ini semakin sadar.
Semakin mengakui keesaan Allah, orang ini
bertambah adab kepada makhluk-Nya.
Wallahu a‘lam.
Sebagai umat Islam, wajib mengetahui sifat wajib Allah dan
artinya. Hal ini karena mempelajari sifat-sifat wajib Allah
adalah salah satu upaya untuk memahami ilmu ketauhidan.
Karena tauhid merupakan pilar utama dalam ilmu agama islam.
Oleh karena itu, hendaknya kita mengenal Allah lebih dekat
dengan mempelajari sifat wajib-Nya.
Manusia tidak akan mampu membayangkan wujud dari sifat
wajib Allah tersebut, namun tetap wajib mengimaninya.
Adapun sifat wajib Allah Swt sbb :
2
a. Nafsiyah - Dzat Allah yaitu : WUJUD - ADA
Maksudnya, Allah SWT ada dengan sendirinya, tidak ada
yang menciptakan.
‫ش ۚ يَ ْعلَ ُم َما يَلِ ُج فِى‬ ِ ْ‫ض فِى ِستَّ ِة َأي ٍَّام ثُ َّم ٱ ْستَ َو ٰى َعلَى ْٱل َعر‬ َ ْ‫ت َوٱَأْلر‬ ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ َ َ‫هُ َو ٱلَّ ِذى َخل‬
‫نز ُل ِم َن ٱل َّس َمٓا ِء َو َما يَ ْع ُر ُج فِيهَا ۖ َوهُ َو َم َع ُك ْم َأي َْن َما ُكنتُ ْم‬
ِ َ‫ض َو َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْنهَا َو َما ي‬ ِ ْ‫ر‬ ‫َأْل‬ ‫ٱ‬
‫صي ٌر‬ِ َ‫ون ب‬ َ ُ‫ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َمل‬
Artinya : “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang
keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja
kamu berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.” ( Al-Hadid ayat 4 )
a. Salbiyah - keberadaan dan kesempurnaannya :
1. Qidam - Dahulu
Allah SWT itu terdahulu dan tidak didahului sesatu. Sebab, jika
Allah ada permulaan-Nya, berarti ada yang menciptakan-Nya.
Jika ada yang menciptakan, artinya Allah itu huduts (baru)
seperti mahluk lainnya.
Dalam surat Al-Hadid ayat 3, Allah SWT berfirman :

َ ‫اط ۚ ُن َو ُه َو بِ ُك ِّل‬
‫ش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬ ِ َ‫ُه َو ااْل َ َّو ُل َوااْل ٰ ِخ ُر َوالظَّا ِه ُر َوا ْلب‬

Artinya : "Dialah yang awal dan yang akhir yang zhahir dan yang
bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
2. Baqa - Kekal
Sudah menjadi hukum Allah bahwa setiap mahluk berproses
menuju kehancuran atau kebinasaan. Sedangkan, sebagai sang
pencipta, Allah SWT kekal dan tidak berubah-ubah. Dalam surat
Al-Qasas ayat 88, Allah berfirman :

ْ‫ش ْي ٍء َهالِ ٌك اِاَّل َو ْج َه ٗه ۗ لَهُ ا ْل ُحك ُم‬ ُ ۗ ‫اَّل‬ ٰ ۘ َ ٰ ٰ ‫هّٰللا‬


َ ‫ع َم َع ِ اِل ًها اخ َر ٓاَل اِلهَ اِ ُه َو ك ُّل‬ ُ ‫َواَل تَ ْد‬
‫َواِلَ ْي ِه تُ ْر َج ُع ْو َن‬

Artinya : “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah)


Allah, Tuhan apa pun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali
Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah
kamu dikembalikan."
3 Mukhalafatu lil hawaditsi - Berbeda dengan semua mahluk
Baik zat maupun sifatnya.
Allah sang Maha Pencipta tidak mungkin sama dengan
mahluk ciptaannya. Dalam surat Asy-Syura ayat 11, Allah
SWT berfirman :

‫اج ۚا‬
ً ‫ َو‬:‫اجا َّو ِم َن ااْل َ ْن َع ِام اَ ْز‬ ً ‫ َو‬:‫س ُك ْم اَ ْز‬ِ ُ‫ض َج َع َل لَ ُك ْم ِّمنْ اَ ْنف‬
ِ ۗ :‫ت َوااْل َ ْر‬
ِ ‫س ٰم ٰو‬ َّ ‫اط ُر ال‬ ِ
:‫ص ْي ُر‬ِ َ‫س ِم ْي ُع ا ْلب‬َّ ‫ش ْي ٌء ۚ َو ُه َو ال‬ َ ‫ُؤ ُك ْم فِ ْي ۗ ِه لَ ْي‬:‫يَ ْذ َر‬
َ ‫س َك ِم ْثلِ ٖه‬
Artinya: "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari
jenis kamu sendiri yang berpasangan-pasangan dan dari jenis
binatang ternak yang berpasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya
kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat."
4. Qiyamuhu binafsihi
Berdiri sendiri. Allah SWT tidak membutuhkan
bantuan apa pun dan dari siapapun.
Dalam surat Al-Ankabuut ayat 6, Allah SWT
berfirman :
ْ ٰ ْ َ َ ‫هّٰللا‬
 ‫َو َم ْن َجاهَ َد فَاِنَّ َما يُ َجا ِه ُد لِنَ ْف ِس ٖه ۗاِ َّن َ لغنِ ٌّي َع ِن العل ِمي َن‬
َ

Artinya : "Dan barang siapa yang berjihad, maka


sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam."
5. Wahdaniyah
Maha Esa. Allah hanya satu. Tidak ada dua Tuhan.
Mustahil Allah SWT bersifat ta’addud atau
berbilang. Dalam surat Al-Anbiya ayat 22, Allah
berfirman :
ُ
‫صف ْو َن‬ ْ‫ر‬ ْ ‫هّٰللا‬ ٰ َ ۚ َ َ َ ‫هّٰللا‬ ‫اَّل‬ ٌ ٰ َ ‫لَ ْو َك‬
‫ان فِ ْي ِه َمٓا‬
ِ َ‫ش َع َّما ي‬
ِ ‫ع‬َ ‫ال‬ ‫ب‬
ِّ n
‫ر‬
َ ِ ‫ن‬
َ ‫ْح‬‫ب‬‫س‬ُ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ت‬‫د‬َ ‫س‬
َ ‫ف‬ ‫ل‬ ُ ِ ‫ا‬ ‫ة‬َ ‫ه‬ِ ‫ل‬‫ا‬
Artinya : "Sekiranya ada di langit dan di bumi
Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu
telah rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang
mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan." (QS. Al-Anbiya')
c. Ma’ani – dapat digambarkan oleh manusia dengan
panca indra
1. Qudrat
Kuasa. Jagat raya beserta isinya merupakan bentuk
nyata kuasa Allah. Dalam surat Al-Ahzab ayat 27,
Allah berfirman :
‫ان هّٰللا ُ َع ٰلى ُك ِّل‬ َ َ‫ضا لَّ ْم ت‬
َ ‫طـُٔ ْوهَا ۗ َو َك‬ َ ْ‫َواَ ْو َرثَ ُك ْم اَر‬
ً ْ‫ضهُ ْم َو ِديَا َرهُ ْم َواَ ْم َوالَهُ ْم َواَر‬
‫ࣖ َش ْي ٍء قَ ِدي ًْرا‬
Artinya: "Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah,
rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu
pula) tanah yang belum kamu injak. Dan Allah
Mahakuasa terhadap segala sesuatu."
2. Iradat
Berkehendak. Allah bebas berkehendak tanpa
ada siapapun yang memerintah atau
melarangnya. Segala sesuatu Dia ciptakan atas
kehendaknya.
ِ‫نَّ َمٓا اَ ْمر ٗ ُٓه اِ َذٓا اَ َرا َد َش ْيـًٔ ۖا اَ ْن يَّقُ ْو َل لَ ٗه ُك ْن فَيَ ُك ْو ُن‬

Artinya: "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia


menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia." (QS.
Yasin: 82).
3. Ilmu
Mengetahui. Allah mengetahui segala sesuatu, baik
yang tampak maupun yang tidak, besar maupun
kecil, yang sudah maupun yang akan terjadi. Allah
juga mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam
hati.
nٌ ‫ م‬nٌ ‫م‬n‫ ْي‬nِ‫ ٍء َعل‬n‫ ْي‬n ‫ َش‬n‫ ِّل‬n‫ ُك‬nِ‫ هّٰللا َ ب‬n‫ َّن‬nِ‫ا‬

Artinya: "Sesungguhkanya Allah Maha Mengetahui


segala sesuatu."
(QS. Al-Anfaal: 75).
4. Hayat
Hidup. Allah hidup dengan sendirinya, tidak ada yang
menghidupkan dan mustahil untuk mati.
َِ ۗ ْ‫ت َو َما ِفى ااْل َر‬
‫ض‬ ‫و‬ٰ ‫َّم‬
ٰ ‫س‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬ ٗ
‫ه‬ َ ‫ل‬ ۗ
‫م‬ ‫و‬ْ َ ‫ن‬ ‫اَل‬‫و‬َّ ٌ ‫ة‬َ ‫ن‬‫س‬ ‫ه‬ ُ
‫ذ‬ ُ
‫خ‬ ‫ْأ‬َ ‫ت‬ ‫اَل‬ ‫ە‬
ۚ ‫م‬ ‫ُّو‬
ْ ‫ي‬َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫ي‬ ‫ح‬‫ل‬ْ َ ‫ا‬ ۚ
‫و‬ ُ ‫ه‬ ‫اَّل‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ل‬ٰ ‫ا‬ ‫ٓاَل‬ ُ ‫هّٰلل‬
ِ ِ َ ٌ ِ ٗ ُ ُّ َ َ ِ َ ِ
‫َم ْن َذا الَّ ِذيْ يَ ْشفَ ُع ِع ْن َد ٗ ٓه اِاَّل بِاِ ْذنِ ٖ ۗه يَ ْعلَ ُم َما بَي َْن اَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما َخ ْلفَهُ ۚ ْم َواَل ي ُِح ْيطُ ْو َن بِ َش ْي ٍء ِّم ْن‬
‫ض َواَل يَـُٔ ْو ُد ٗه ِح ْفظُهُ َم ۚا َوهُ َو ْال َع ِل ُّي ْال َع ِظ ْي ُم‬ َ ۚ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ ‫ِع ْل ِم ٖ ٓه اِاَّل بِ َما َش ۤا ۚ َء َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ الس َّٰم ٰو‬
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk
dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang
dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-
apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar." (QS. Al-
Baqarah: 255).
5. Sama’
Mendengar. Allah maha mendengar apa yang ada di
langit dan bumi, yang lantang maupun yang lirih.
Pendengaran Allah tidak terbatas.
Allah berfirman :
‫س ِم ْي ُع ال ُّد َع ۤا ِء‬
َ َ‫اِ َّن َربِّ ْي ل‬

Artinya: "Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar


Maha Mendengar (memperkenankan) doa.".
(QS. Ibrahim: 39).
6. Bashar
Melihat. Allah melihat segala sesuatunya tanpa
terbatas waktu. Dia melihat yang telah, sedang,
maupun yang akan terjadi. Semua mahluk tidak lepas
dari pengelihatan Allah. Dalam Al-Qur’an surat Al-
Buruj ayat 9, Allah berfirman :
‫ش ِه ْي ٌد‬ ٰ ‫هّٰللا‬
َ ‫َو ُ َعلى ُك ِّل‬
َ ‫ش ْي ٍء‬
Artinya: “Dan Allah Maha menyaksikan segala
sesuatu.” (QS. Al-Buruuj: 9 ).
7. Kalam
Berfirman atau berbicara. Allah berfirman :

ُ ‫ك ۗ َو َكلَّ َم هّٰللا‬ ْ ‫ ُساًل لَّ ْم نَ ْقص‬n‫ك ِم ْن قَ ْب ُل َو ُر‬


َ ‫ُصهُ ْم َعلَ ْي‬ َ ‫ص ٰنهُ ْم َعلَ ْي‬ َ َ‫َو ُر ُساًل قَ ْد ق‬
ْ ‫ص‬
‫ُم ْو ٰسى تَ ْكلِ ْي ًم ۚا‬

Artinya: “Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang


sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah
berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-
Nisa': 164 )
d. Ma’ani – sifat yg berhubungan dengan
perbuatan Allah Swt
1. Qodiron
Maha Kuasa. Allah adalah zat yang Maha Kuasa atas
segala sesuatunya. Dalam Al-Qur’an surat Al-
Maidah ayat 120, Allah berfirman :
ْ َ َ ُ ٰ ُ َّ ْ
ِ‫ض َو َما فِي ِهن ۗ َوه َو َعلى ك ِّل ش ْي ٍء ق ِدي ٌر‬ ْ‫ر‬َ ‫اْل‬ ‫ت َوا‬ ٰ ُ ْ ّ ٰ
ِ ِ ‫ࣖ ل ِه ُملك الس َّٰمو‬
Artinya: “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan
bumi dan apa yang ada di dalamnya, dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-
Maidah: 120).
2. Muridan
Maha Berkehendak. Allah SWT berfirman
‫هّٰللا‬ ُ َ ُ ُ َ ْ َّ ُ ُ َ ‫هّٰللا‬
‫و‬ ۗ ‫م‬ ‫ك‬ ْ
‫ي‬
ُ َ ْ َ َ ْ ََ ْ ِ ‫ل‬‫ع‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ت‬‫ي‬‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬‫ب‬ْ ‫ق‬ ‫ن‬ ِ َ ِ َ ُ ْ َ ِ َ َ ْ َ ِّ َ ُ ِ ُ ‫ي ُِر ْي ُد‬
‫م‬ ‫ْن‬‫ي‬‫ذ‬ ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫ن‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ي‬‫د‬ ْ
‫ه‬ ‫ي‬‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ي‬ ‫ل‬
‫َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬
Artinya: “Allah hendak menerangkan (hukum
syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada
jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para Nabi
dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu.
Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(QS. An-Nisa': 26).
3. Aliman
Maha Mengetahui. Pengetahuan Allah tidak
terbatas, baik yang tampak maupun yang tidak
tampak. Allah SWT berfirman :

ُ ‫هّٰللا‬
‫اِ َّن َ بِك ِّل ش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬
َ

Artinya: “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui


segala sesuatu.”
(QS. Al-Mujadalah: 7).
4. Hayyan
Maha Hidup. Allah Maha Hidup dan kekal selama-
lamanya. Allah berfirman :

‫هّٰلل ُ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَي ُّْو ۗ ُ َم‬

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak


disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi
terus menerus mengurus makhluk-Nya.”
(QS Ali Imran :2).
5. Sami’an
Maha Mendengar. Allah mendengar segala sesuatu,
baik yang bersuara maupun yang tidak.
َ َّ‫ت َواِ ْس ٰم ِع ْي ۗ ُل َربَّنَا تَقَب َّْل ِمنَّا ۗ اِن‬
َ ‫ك اَ ْن‬
‫ت‬ ِ ‫َواِ ْذ يَ ْرفَ ُع اِ ْب ٰر ٖه ُم ْالقَ َوا ِع َد ِم َن ْالبَ ْي‬
‫ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan
(membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada
kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-
Baqarah: 127).
6. Bashiron
Maha Melihat atas segala sesuatu.
‫ب ِعبَا ِد ٖه َخبِ ْي ًر ۢا‬ ٍۗ ‫َو َك ْم اَ ْهلَ ْكنَا ِم َن ْالقُر ُْو ِن ِم ۢ ْن بَ ْع ِد نُ ْو‬
َ ِّ‫ح َو َك ٰفى بِ َرب‬
ِ ‫ك بِ ُذنُ ْو‬
‫ص ْي ًرا‬ِ َ‫ب‬
Artinya: “Dan berapa banyaknya kaum sesudah
Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu
Maha mengetahui lagi Maha melihat dosa hamba-
hamba-Nya.”
(QS. Al-Isra' : 17 ).
7. Mutakalliman
Maha Berkata-kata (berbicara). Allah SWT berfiman
:
ۚ‫ َو َكلَّ َم هّٰللا ُ ُم ْو ٰسى تَ ْكلِ ْي ًما‬.

Artinya: “Dan Allah telah berbicara kepada Musa


dengan langsung.”
(QS. An-Nisa': 164).

Anda mungkin juga menyukai