Anda di halaman 1dari 11

‫ون‬

ِ ‫د‬ُ ُ ‫ب‬‫ع‬ْ َ ‫ي‬ِ ‫ل‬ ‫اَّل‬ ‫س‬


َ ْ
‫ن‬
‫ِإْل ِإ‬‫ا‬‫و‬َ َّ
‫ن‬ ‫ج‬
ِ ْ
‫ال‬ ُ
‫ت‬ ْ
‫ق‬ َ‫َو َما َخل‬
(QS. Adz-Dzaariyaat : 56).

Hakikat manusia diciptakan oleh Allah SWT


adalah semata-mata untuk ta’abbudi yaitu
penghambaan.
Ada tiga komponen yang saling berkaitan satu
sama lain dan sangat urgen untuk dijaga dan
diamalkan oleh seorang hamba.
Yaitu : Iman, Islam, dan Ihsan.
A. Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan
1. Pengertian Iman

Iman adalah kepercayaan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.


Syahadatain (dua persaksian: bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah)
merupakan suatu pernyataan sebagai kunci dalam memasuki
gerbang Islam. Pernyataan bahwa hanya Allah (Yang Esa) satu-
satunya Tuhan yang wajib disembah, merupakan pokok ajaran yang
menjadi misi segala Nabi yang pernah diutus oleh Allah ke bumi di
sepanjang sejarah kehidupan manusia.

2
Menurut Ar-Raghib al-Ashfahani (ahli kamus Al-quran)
mengatakan, iman didalam Al-quran ada 3 golongan :

1. Sebatas dibibir saja sedang hati dan perbuatannya tidak


beriman.

2. Sebatas pada perbuatannya saja, sedang hati dan


ucapannya tidak beriman dan

3.Diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan di


amalkan dalam perbuatan sehari-hari.

“Tashdiqun bil qolbi ikrarun bil lisan wa 'amalun bil arkan”


2
Iman itu perkataan dan perbuatan, yaitu perkataan hati dan
lisan, dan perbuatan hati, lisan, dan anggota badan. Ia
bertambah karena ketaatan dan berkurang karena maksiat,
dan orang yang beriman itu bertingkat keimanannya.
Perkataan dan perbuatan adalah makna syahadatain
(persaksian tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad
utusan Allah), yang seseorang tidak sah memeluk agama
Islam tanpa dua kalimat syahadat ini. Ia merupakan
amalan hati dengan mengitikadkannya dan amalan lisan
dengan mengucapkannya dengan segala konsekuensi.
Allah berfirman dalam QS Al-hujurat: 7
“… tetapi Allah menjadikanmu cinta kepada keimanan
dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu…”

3
2. Pengertian Islam

Secara genetik kata Islam berasal dari Bahasa Arab terambil dari kata
“salima” yang berarti selamat sentosa. Dari kata itu dibentuk kata
“aslama” yang berarti menyerah, tunduk, patuh, dan taat. Kata
“aslama” menjadi pokok kata Islam. Sebab itu orang yang melakukan
“aslama” atau masuk islam dinamakan Muslim. Selanjutnya dari kata
“salima” juga terbentuk kata “silmun” dan “salamun” yang berarti
damai.
Karenanya seorang yang menyatakan dirinya muslim adalah harus
damai dengan Allah dan dengan sesama manusia.

2
Islam artinya penyerahan diri kepada Allah, tuhan yang Maha
Kuasa,Maha Perkasa, dan Maha Esa. Penyerahan itu diikuti dengan
kepatuhan dan ketaatan untuk menerima dan melakukan apa saja
perintah dan larangan-Nya. Tunduk pada aturan dan undang-undang
yang diturunkan kepada manusia melalui hamba pilihan-Nya (para
rasul).

Aturan dan undang-undang yang dibuat oleh Allah itu dikenal dengan
istilah “Syari’ah”. Kadang-kadang syari’ah itu disebut juga din
(agama). Innaddina ‘indallahi al-islam (sesungguhnya agama di sisi
Allah adalah Islam QS. 3:19), karena memang agama di sisi Allah ialah
penyerahan yang sesunggguhnya kepada Allah.

Maka walaupun seseorang mangaku memeluk agama Islam, kalau


tidak menyerah yang sesungguhnya kepada Allah, tidak mau
mematuhi suruhan dan larangannya, belumlah dia Islam.
Dengan memasuki Islam seseorang akan selamat, damai, dan sentosa
dalam kehidupan yang seimbang lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Islam memang mempunyai arti (selamat, damai, dan sentosa), suatu
agama yang diturunkan oleh Allah kepada segenap nabi dan rasul-
Nya.

Allah SWT juga menegaskan bahwa siapa saja yang memeluk agama
selain Islam tidak akan diterima (QS. 3:85), karena itu tentulah para
nabi membawa dan memeluk ini, karena Islam memang
diperuntukkan bagi segenap manusia.

Ajaran Islam itu, oleh karenanya merata, mengatur manusia dalam


segala seginya, bukan semata mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya, dan manusia dengan lingkungannya (alam semesta).
3. Pengertian Ihsan

Ihsan, menurut kamus berasal dari kata :


ahsana-yuhsinu-ihsan yang berarti, baik, bagus, kebajikan
atau saleh.

Menurut makna istilah, seperti dikemukakan dalam


hadits nabi di permulaan tulisan ialah: “engkau
menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan
jika engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Ia
melihat engkau.”
Kesimpulan
Iman yang sebenarnya adalah hakikat yang tersusun dari: (1)
pemahaman tentang semua perkara yang dibawa oleh Rasulullah dari
segi pengetahuan (2) pembenaran terhadap semua itu dalam bentuk
akidah (3) pengakuan terhadap semua itu dalam bentuk ucapan (yaitu
syahadat) (4) ketaatan terhadap semua itu dalam bentuk cinta dan
ketundukan (5) pengamalan terhadap semua itu secara lahir dan batin
(6) melaksanakan dan menyerukaan semua itu sesuai kemampuan.
Dalam iman terdapat terdapat 5 tingkatan yaitu tingkatan iman
pertama disebut dengan ilathitsu, tingkatan iman kedua disebut
dengan iman ma’sum, Tingkatan iman ketiga disebut dengan makbul,
Tingkatan iman yang keempat disebut iman mauquf, Tingkatan iman
yang kelima disebut dengan iman mardud.

20
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jauziah Ibnu Qayyim, Mendulang Faidahdari Lautan Ilmu, Pustaka Al kautsar,
Jakarta, 1998.
Habanakah, Abdurrahman, Pokok-Pokok Aqidah Islam, Geme Insani, Jakarta,
1998.
Didiek Ahmad Supadie, Pengantar Studi Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 2012.
Hakim Atang ABD, Metodologi Studi Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
1999.
Kaelany, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
Rauyan Sa’dullah, Risalah, BPPMNU Banat, Kudus, 2007.
Sutoyo, Fiqih, Al-Kautsar, jepara, 2007.
Syekh Hafizh Hakimi, 200 Tanya Jawab Akidah Islam, Gema Insani Press, Jakarta,
1998.
Syukur Amin, Pengantar Studi Islam, Pustaka Nuun, Semarang, 2010.
http://Pustaka_Online_Media ISNET-Nadirsyah.html (Di akses tanggal 28-03-15, 01:20
AM)

Anda mungkin juga menyukai