Anda di halaman 1dari 49

Salat merupakan ibadah yang paling awal disyari’atkan

dalam Islam dan mempunyai kedudukan yang paling penting


dari rukun Islam yang ada.
Perintah untuk melakukan salat terdapat di dalam Al-Qur’an,
diantaranya seperti yang terdapat dalam surah :

1.Al-Baqarah ayat 43,


“Dirikanlah salat dan tunaikan zakat.”

2.Al-Hajj ayat 17,


“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, dan
sujudlah kamu, sembahlah Rabb-mu.”
Pengertian Sholat

Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara


istilah, sholat merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri
dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan
persyaratan tertentu.

Menurut hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa


kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan rasa takut kepada
Allah & bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada
setiap jiwa terhadap kebesaran & kekuasaan Allah SWT.
SHOLAT FARDLU DAN SUNNAH

Sholat dibagi dua yaitu :

1.Sholat Fardlu ( Wajib )


a. Sholat Dluhur
b. Sholat Ashar
c. Sholat Maghrib
d. Sholat Isya’
e. Sholat Subuh
2. Sholat Sunnah

a. Sholat Wudlu
b. Sholat Tahiyatul Masjid
c. Sholat Dhuha
d. Sholat Rawatib
e. Sholat Tahajut
f. Sholat Istikharah
g. Sholat Hajat
2. Sholat Sunnah

h. Sholat Mutlaq
i. Sholat Taubat
j. Sholat Tasbih
k. Sholat Tarawih
l. Sholat Witir
m. Sholat dua ( 2) Hari Raya
n. Sholat Khusuf
o. Istiqo’
WAKTU SHOLAT
sholat lima waktu harus dikerjakan pada waktunya, dalilnya
adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
-
ْ ‫صاَل ةَ َك>انَ ْت َعلَى‬
‫ا>>ل ُم ْؤ ِمنِ َين ِك>تَابًا َم ْوقُوتًا‬ َّ ‫إِ> َّنا>>ل‬
-

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang


ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
[ QS. An Nisa’ (4) : 103]

1. Sholat Dhuhur
‫ص ُر‬ ُ ‫ان ِظ ُّل ال َّر ُج ِل َكطُولِ ِه َما لَ ْم يَ ْح‬
ْ ‫ض ِر ا ْل َع‬ َ ‫س َو َك‬
ُ ‫ش ْم‬ ِ َ‫ظ ْه ِر إِ َذا َزال‬
َّ ‫ت ال‬ ُّ ‫…… َو ْقتُ ال‬..
“Waktu Sholat Zhuhur adalah ketika telah tergelincir
matahari (menuju arah tenggelamnya) hingga bayangan
seseorang semisal dengan tingginya
2. Shalat Ashar
Waktu shalat ashar dimulai sejak bayangan benda sama
panjangnya dengan benda tersebut sampai terbenamnya
matahari. Sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari No.
554 :

.....‫“ ومنأدرك ركع>ة منا>>لعصر ق>>بلأ>نت>>>غ>ر>با>>لشمسف>>>ق>د أدرك ا>>لعصر‬

“Barangsiapa mendapati satu rakaat shalat ashar


sebelum matahari terbenam, maka ia telah mendapati
waktu ashar.”
3. Shalat Maghrib

Waktu shalat maghrib dimulai sejak terbenamnya


matahari hingga hilangnya awan berwarna merah
dari cakrawala. Sebagaimana hadits riwayat Imam
Muslim no. 612:
‫“ وقت المغرب ما لم يغب الشفق‬

Waktu maghrib berakhir hingga hilangnya awan


merah dari cakrawala.”
4. Shalat Isya

Waktu shalat isya dimulai sejak selesainya waktu


maghrib hingga terbitnya waktu fajar sebagai
pertanda waktu masuknya sembahyang shubuh.
5. Shalat Shubuh
Awal waktu shalat shubuh ialah terbitnya fajar sidiq
hingga terbitnya matahari. Sebagaimana keterangan
hadits riwayat Muslim No. 612:

‫ وقت صالة الصبح من طلوع الفجر ما‬:- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫قال رسول هللا‬
‫“ لم تطلع الشمس‬

Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:


“Waktu shalat shubuh ialah sejak terbitnya fajar
hingga terbitnya matahari.”
Syarat – Syarat Sah nya Shalat

1. Beragama Islam.
2. Sudah baligh dan berakal.
3. Suci dari hadast atau najis
4. Suci seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat.
5. Menutup aurat;
6. Telah masuk waktu yang sudah ditentukan untuk
masing-masing shalat.
7. Menghadap kiblat.
8. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang
sunnat
RUKUN SHOLAT

1.Membaca niat
2.Takbiratul ihram.
3.Berdiri tegak bagi yang mampu, boleh sambil
duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
4.Membaca surah Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at.
5.Ruku’ dengan thuma’ninah.
6.I’tidah dengan thuma’ninah.
RUKUN SHOLAT

7.Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah.


8.Duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah.
9.Membaca tasyahud akhir.
10.Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir.
11.Membaca salam yang pertama.
12.Tertib; berurutan dalam mengerjakan rukun-
rukun shalat.
Yang Membatalkan Shalat

1.Bila sala satu syarat atau rukunnya tidak dikerjakan


atau sengaja tidak dikerjakan.
2.Terkena najis yang tidak dimaafkan.
3.Terbuka auratnya.
4.Berkata-kata dengan sengaja walau hanya satu
huruf tapi yang memberi pengertian.
5.Mengubah niat; misalnya ingin memutuskan shalat.
Yang Membatalkan Shalat

6. Tertawa terbahak-bahak.
7. Membelakangi kiblat.
8. Mendahului imamnya dua rukun (jika shalat
berjamah).
9. Murtad (keluar dari Islam).
10. Menambah rukun yang berupa perbuatan seperti
ruku’ dan sujud.
11. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti
melangkah atau berjalan dengan sengaja.
Yang disunahkan sebelum Shalat

1. Adzan.
Artinya pemberitahuan masuknya waktu sholat
fardlu.
2. Iqomah.
Pemberitahuan kepada hadirin supaya siap bediri
untuk melaksanakan sholat.

Sebagian ulama menghukumi keduanya sunah,


sebagian lainnya menghukumi fardlu kifayah.
1. Syarat adzan dan iqomah.

a. Muslim
b. Mumayiz ( berakal )
c. Telah masuk waktu sholat.
d. Membaca sholawat
e. Disunahkan membaca do’a diantar
adzan dan iqomah.
2. Membatasi tempat sholat.
Dengan sajadah atau lainnya
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫أح ٌد أنْ يَجتا َز بين‬ ِ ‫إذا صلَّى أح ُد ُكم إلى شي ٍء يستُ ُرهُ من النا‬
َ ‫فأرا َد‬،‫س‬
‫شيطان‬
ٌ ‫ فإنما هو‬،ُ‫ فإنْ أبى فَليُقاتِله‬،ُ‫ فليدفَ ْعه‬،‫“يد ْي ِه‬

“Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu


yang ia jadikan sutrah terhadap orang lain, kemudian
ada seseorang yang mencoba lewat di antara ia dengan
sutrah, maka cegahlah. jika ia enggan dicegah maka
tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya ia
adalah setan”
(HR. Al Bukhari 509)
3. Kiblat ka’bah atau jihadnya (arah).

Tidak ada perbedaan mengenai menghadap kiblat. Bagi yang


bisa melihat ka’bah wajib menghadap dengan sungguh
sungguh, namun bagi yang jauh ada 2 :

a. Madzhab Imam Syafi’i


Wajib menyengaja menghadap ‘ain ka’bah.

b. Madzhab Hanafi
Cukup menghadap ke jihat ( arah ) Ka’bah.
4. Boleh tidak menghadap Ka’bah pada
beberapa hal :
a. Ketika sangat takut, shg tak persis
Misal dalam keadaan perang.
Dalilnya firman Allat Ta’ala:
ْ َ‫فَإِنْ ِخ ْفتُ ْم فَ ِر َجاالً أَ ْو ُر ْكبَانا ً فَإ ِ َذا أَ ِم ْنتُ ْم ف‬
‫اذ ُك ُروا هَّللا َ َك َما َعلَّ َم ُك ْم َما لَ ْم‬
‫تَ ُكونُوا تَ ْعلَ ُمون‬
“Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil
berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman,
maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
QS. Al-Baqarah: 239.
b. Perjalanan di atas kendaraan

Wajib menghadap kiblat saat Takbirotul Ihram.


Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma mengatakan :

‫ كان يصلي التطوع وهو راكب في‬ ‫أن النبي صلى هللا عليه وسلم‬
‫غير القبلة‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat


sunah di atas kendaraan tanpa menghadap kiblat”
(HR. Bukhari 1094)
c.Bila arah kiblat tidak dapat diketahui.

Hal ini bisa dilakukan dengan bebecara cara:

1.Bertanya kepada penduduk setempat atau orang yang


tahu.
2.Jika tidak mungkin untuk bertanya maka bisa
menggunakan tanda-tanda alam. Seperti sinar matahari,
arah angin, dsb.
3.Dan jika dua cara di atas tidak memungkinkan maka
shalat menghadap ke arah manapun berdasarkan
dugaan kuat bahwasanya arah itu adalah kiblat.
Jika ternyata arahnya salah, ulama berbeda pendapat
dalam hal ini :
Pertama,
shalatnya wajib diulangi secara mutlak. Ini pendapat
madzhab Syafiiyah.
Dalilnya :
‫ فَلَ ْو تَيَقَّنَهُ فِي َها‬،‫ضى فِي اأْل َ ْظ َه ِر‬
َ َ‫صلَّى بِااِل ْجتِ َها ِد فَتَيَقَّ َن ا ْل َخطَأ َ ق‬ َ ْ‫َو َمن‬
‫ستِ ْئنَافُ َها‬
ْ ‫َو َج َب ا‬
“Orang yang shalat (ke arah kiblat) berdasarkan
ijtihad, kemudian dia tahu ternyata itu salah, maka
dia wajib mengqadha, menurut pendapat yang kuat.
Dan ketika dia tahu kesalahannya di tengah shalat,
wajib mengulangi dari awal”.
Kedua,
Shalatnya sah dan tidak perlu diulangi.
Menurut Madzhab hanafi,
‫وإن اشتبهت عليه القبلة وليس له من يسأله اجتهد وصلى وال يعيد‬
‫ وإن صلى‬،‫ فإن علم بالخطأ وهو في الصالة استدار وبنى‬،‫وإن أخطأ‬
‫بغير اجتهاد فأخطأ أعاد‬
“Jika ada orang tidak tahu arah kiblat dan tidak ada
seorangpun yang bisa ditanya, maka dia bisa berijtihad
(dalam menentukan kiblat), dan shalatnya tidak perlu
diulang, meskipun arah kiblatnya salah. Jika dia tahu
kesalahan arah kiblat di tengah shalat, maka dia langsung
berputar (ke arah yang benar) dan melanjutkan shalatnya.
Dan jika dia shalat tanpa berusaha mencari arah kiblat yang
benar, lalu ternyata salah, maka wajib mengulangi
shalatnya”.
Ketiga,
Dibedakan antara kondisi safar dan mukim.
Ini pendapat sebagian ulama Hambali.
Al-Mardawi mengatakan :

‫الصحيح من المذهب أن البصير إذا صلى في الحضر فأخطأ عليه اإلعادة مطلقا‬
‫ احتج أحمد بقضية أهل قباء‬،‫ وعنه ال يعيد إذا كان عن اجتهاد‬،‫وعليه األصحاب‬

1.Pendapat yang kuat dalam madzhab hambali, bahwa orang yang bisa
melihat, ketika dia shalat dalam keadaan mukim, kemudian salah
kiblatnya, maka dia wajib mengulang shalatnya secara mutlak. Dan
inilah pendapat yang dipegangi para ulama madzhab.
2.Dan ada riwayat dari Imam Ahmad bahwa dia tidak perlu mengulangi
shalat, jika dia salah setelah berijtihad (berusaha mencarinya).
Imam Ahmad berdalil dengan kejadian shalat di masjid Quba.
Makmum yang mendengar bacaan Al Fatihah Imamnya
Surat Al-A’raf Ayat 204

ِ ‫ستَ ِم ُعوا لَهُ َوأَ ْن‬


َ ‫صتُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر َح ُم‬
‫ون‬ ْ ‫آن فَا‬ َ ‫َوإِ َذا قُ ِر‬
ُ d‫ئ ا ْلقُ ْر‬
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-
baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat”.

Hukumnya:
1.Tetap membaca Surat Al Fatihah, karena merupakan rukun
sholat, jadi kalau tidak membaca sholatnya tidak sah.
2.Tidak perlu membaca Surat Al Fatihah, karena ia harus
mendengarkan imam saat sedang membaca.
RUKUN SHOLAT

1.Membaca niat
2.Takbiratul ihram.
3.Berdiri tegak bagi yang mampu, boleh sambil
duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
4.Membaca surah Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at.
5.Ruku’ dengan thuma’ninah.
6.I’tidah dengan thuma’ninah.
RUKUN SHOLAT

7.Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah.


8.Duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah.
9.Membaca tasyahud akhir.
10.Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir.
11.Membaca salam yang pertama.
12.Tertib; berurutan dalam mengerjakan rukun-
rukun shalat.
SUNAT SUNAT SHOLAT

1.Mengangkat kedua tangan ketika Takbiratul


Ihram.
2.Mengangkat kedua tangan ketika akan ruku’,
ketika berdiri dari ruku’ dan ketika berdiri dari
tasyahud awal.
3.Meletakkan telapak tangan kanan diatas
punggung tangan kiri, dan keduanya diletakkan
dibawah dada dan sebagian diletakkan dibawah
pusar.
SUNAT SUNAT SHOLAT

4.Melihat kearah tempat sujud, selain pada waktu


membaca tasyahud, hendaklah melihat telunjuk.
5.Membaca do’a iftitah sesudah takbiratul ihram.
6.Membaca a’udzubillah sebelum membaca
bismillah.
7.Membaca Aamiiin sehabis membaca fatihah
8.Membaca surat pendek
SUNAT SUNAT SHOLAT
9.Membaca surat setelah membaca Al Fatihah,
bagi Imam dan sholat sendirian.
10.Makmum mendengarkan bacaan imamnya.
11.Mengeraskan bacaan pada salat Subuh dan
pada dua rakaat yang pertama sholat maghrib
dan isya’, bagitu juta sholat jum’at, sholat hari
raya, Tarawih dan witir.
12.Takbir tatkala turun dan bangkit, selain ketika
bangkit dari ruku’
13.Ketika bangkit dari ruku’ mambaca
sami’allahuliman hamidah,
SUNAT SUNAT SHOLAT
14.Ketika ‘Itidal membaca “Robbana walakal
hamdu”
15.Meletakkan kedua telapak tangan diatas lutut
ketika ruku’.
16.Membaca tasbih 3 x ketika ruku’
17.Membaca tasbih 3x ketika sujud
18.Membaca do’a ketika duduk antara dua sujud.
19.Dudu Iftirasy (bersimpuh) pada semua duduk
dalam sholat, kecuali duduk akhir.
SUNAT SUNAT SHOLAT
20.Duduk Tawarru’ di duduk akhir
21.Duduk istirahat (sebentar) sesudah sujud
kedua sebelum berdiri.
22.Bertumpu pada tanah ketika hendak berdiri
dari duduk.
23.Memberi salam yang kedua, hendaklah
menoleh ke sebelah kiri sampai pipi yang kiri itu
kelihatan dari belakang.
24.Ketika memberi salam diniati memberi salam
pada orang disebelah kanan dan kirinya, baik
terhadap manusia maupun pada malaikat.
SUNAT MU’AKAT ( YANG LEBIH PENTING )
1.Membaca tasyahud pertama sesudah sujud kedua
dari rakaat yang kedua sebelum berdiri pada rakaat
yang ketiga.
2.Membaca do’a Qunut pada sholat subuh.
3.Bertumpu pada tanah ketika hendak berdiri dari
duduk.
4.Memberi salam yang kedua, hendaklah menoleh ke
sebelah kiri sampai pipi yang kiri itu kelihatan dari
belakang.
5.Ketika memberi salam diniati memberi salam pada
orang disebelah kanan dan kirinya, baik terhadap
manusia maupun pada malaikat.
HALANGAN SHOLAT BERJAMA’AH

1.Karena hujan yang menyusahkan perjalanan


ketempat sholat berjama’ah.

Dari Jabir, kami telah berjalan bersama Rosulullah


dalam perjalanan itu kami kehujanan, Rosulullah
berkata “Orang yang hendak sholat, sholatlah
dikendaraan masing masing”

( riwayat Ahmad dan Muslim )


HALANGAN SHOLAT BERJAMA’AH

2.Karena angin kencang

“Pada suatu malam yang dingin serta berangin badai,


Nabi Saw menyuruh seseorang supaya berseru,
Ketahuilah ! Sholatlah kamu diatas kendaraan kamu”

( riwayat Syafii )
HALANGAN SHOLAT BERJAMA’AH

3.Sakit yang menyusahkan berjalan ketempat


berjama’ah

“Tatkala Rosulullah Saw sakit, beliau tinggalkan sholat


berjama’ah beberapa hari”

( riwayat Buchori Muslim )


HALANGAN SHOLAT BERJAMA’AH

4.Karena lapar dan haus, sedangkan makanan sudah


tersedia, bagitu juga ketika sangat ingin buang air
besar atau kecil.

“Dari Aisyah Rosulullah Saw telah bersabda : Jangan


sholat sewaktu makanan telah dihidangkan
(dihadapannya) dan sewaktu orang yang
bersangkutan menahan hajatnya (kencing dan buang
air besar”

( riwayat Ahmad dan Muslim )


HALANGAN SHOLAT BERJAMA’AH

5.Karena baru makan makanan yang menyebabkan


mulut bau, dan baunya sukar dihilangkan, seperti
bawang, petai, jengkol dan sebagainya.

“Barang siapa makan bawang merah, bawang putih,


atau kucai, maka ia jangan mendekati masjid”

( riwayat Bukhori Muslim )


HALANGAN SHOLAT BERJAMA’AH

6.Ada sesuatu yang membawa masyaqot (kesulitan)


untuk menjalankan sholat berjama’ah. Halangan
tersebut ialah terhadap orang yang tidak mungkin
berjama’ah dimasjid/musholla, kalau bisa berjama’ah
di rumahnya sebaiknya berjama’ah dirumahnya.
Sakit dsb.
SHOLAT QOSHOR DAN JAMAK
Qoshor : artinya sholat yang diringkas
Jamak : artinya sholat yang digabung, sholat dluhur dengan
ashar, maghrib dengan isya’
Hukum sholat qoshor menurut madzhab Syafi’i boleh bahkan
lebih baik bagi orang yang dalam perjalanan dan syaratnya
syaratnya cukup.
Dalilnya An Nisa : 101
ْ‫صاَل ِة إِن‬
َّ ‫وا ِم َن ال‬d‫ص ُر‬ ُ ‫اح أَنْ تَ ْق‬ ٌ َ‫س َعلَ ْي ُك ْم ُجن‬ ِ ‫ض َر ْبتُ ْم فِي اأْل َ ْر‬
َ ‫ض فَلَ ْي‬ َ ‫َوإِ َذا‬
َ ‫ِخ ْفتُ ْم أَنْ يَ ْفتِنَ ُك ُم الَّ ِذ‬
َ ‫ين َكفَ ُروا ۚ إِ َّن ا ْل َكافِ ِر‬
‫ين َكانُوا لَ ُك ْم َع ُد ًّوا ُمبِينًا‬

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah


mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu
takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang
kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Syarat syah sholat Qoshor

1.Perjalanan yang dilakukan bukan untuk maksiat (terlarang) seperti ;


haji, silaturahmi, berniaga, dll.
2.Perjalanan berjarak jauh sekurang kurangnya 80,640 km lebih
Dalilnya.
َ ‫صالَ ِة فَقَا َل َك‬
‫ان‬ َّ ‫ص ِر ال‬ْ َ‫س ْب َن َمالِ ٍك َعنْ ق‬ َ َ‫سأ َ ْلتُ أَن‬
َ ‫َعنْ يَ ْحيَى ْب ِن يَ ِزي َد ا ْل ُهنَائِ ِّى قَا َل‬
ِ ‫ال أَ ْو ثَالَثَ ِة فَ َر‬
– ‫اس َخ‬ ٍ َ‫سي َرةَ ثَالَثَ ِة أَ ْمي‬
ِ ‫ إِ َذا َخ َر َج َم‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫َر‬
‫صلَّى َر ْك َعتَ ْي ِن‬ َ – ُّ‫ش ْعبَةُ الشَّاك‬ ُ
“Dari Yahya bin Yazid Al Huna-i, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada
Anas bin Malik mengenai qashar shalat. Anas menyebutkan, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menempuh jarak 3 mil atau 3
farsakh –Syu’bah ragu akan penyebutan hal ini-, lalu beliau
melaksanakan shalat dua raka’at (qashar shalat).” (HR. Muslim no. 691).
Syarat syah sholat Qoshor

3.Sholat yang diqoshor sholat ada’an (tunai), bukan


sholat qodho.

4.Berniat qoshor ketika takbiratul ihram.


Sholat yang harus dijama’

Sholat jama’ adalah sholat fardlu ( sholat 5 waktu )


yang digabung pelaksanaannya.
Sholat yang boleh dijama’ hanya antara dluhur
dengan ashar, dan Maghrib dengan Isya’, sedangkan
subuh tidak boleh di jama’ dan diqoshor.

a.Jama’ Taqdim ( dahulu )


Ialah sholat Dluhur dan Ashar yang dilakukan pada
waktu dluhur, sholat maghrib dan Isyak yang
dilaksanakan pada waktu maghrib.
Sholat yang harus dijama’

a.Jama’ Ta’khir ( dikemudiankan )


Ialah sholat Dluhur dan Ashar yang dilakukan pada
waktu ashar dan sholat maghrib dan isyak dilakukan
pada waktu Isyak.
Syarat Jama’ Taqdim

Syarat Jama’ Taqdim menurut sebagian ulama ada 3 :

1.Hendaklah dimulai dengan sholat yang pertama


2.Berniat Jama’ agar berbeda dari sholat yang
terdahulu karena lupa.
3.Berturut turut, sebab keduanya seolah olah satu
sholat.
Syarat Jama’ Ta’khir

Syarat Jama’ Ta’khir menurut sebagian ulama ada 3 :

1.Berniat Jama’ agar berbeda dari sholat yang


terdahulu karena lupa.
2.Hendaklah berniat akan melakukan sholat yang
pertama diwaktu yang kedua.
3.Berturut turut, sebab keduanya seolah olah satu
sholat.
Sholat orang sakit

Orang yang sedang sakit tetap wajib menjalankan


sholat fardlu, adapun pelaksanaannya sesuai dengan
kemampuannya. Bila tidak mampu berdiri boleh
dengan duduk dengan gerakan tangan dan kepala,
bila tidak mampu duduk boleh dengan berbaring ke
sebelah kanan menghadap kiblat, namun bila tidak
mampu, maka boleh dengan tidur terlentang dan
kedua kakinya kearah kiblat.
Sholat Jum’at

Sholat Jum’at adalah sholat 2 rakaat sesudah khotbah


pada waktu dluhur di hari Jum’at.

Hukumnya : fardlu ‘ain artinya wajib atas setiap laki


laki

Anda mungkin juga menyukai