Anda di halaman 1dari 2

IMAN KEPADA ALLAH

Umat Islam tentunya sudah mengenal rukun iman. Nah rukun iman yang pertama
adalah iman kepada Allah. Rukun iman merupakan pokok-pokok kepercayaan dalam
Islam yang harus dikerjakan orang yang beriman dan dituangkan dalam diri melalui tiga
tahap, seperti yang dilansir dari buku Rukun Iman oleh Hudarrohman. Tiga tahap itu di
antaranya iman diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
aggota badan.

Mengutip dari buku Rukun Iman Islam dan Ihsan karya Agus Setiyanto, pengertian
iman kepada Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah itu ada (wujud). Artinya, setiap muslim wajib mempercayai-Nya walaupun belum
pernah melihat wujud-Nya, mendengar suara-Nya, bahkan menyentuh-Nya. Untuk
mempercayai tentang keberadaan Allah, wajib bagi setiap hamba-Nya mengenal sifat
wajib yang dimiliki-Nya. Adapun sifat-sifat wajib bagi Allah yang wajib kita Imani ada 20
sifat diantaranya sebagai berikut.

1. Wujud (Ada)
Bukti keberadaan Allah ditandai dengan keberadaan hasil penciptaan-Nya, yaitu
alam semesta dan seisinya. Sebagaimana Allah pernah berfirman dalam surat
Ar Rum ayat 8:
‫َأْل‬
‫َأَو َلْم َي َتَفَّك ُروا ِفي َأْنُفِس ِه ْم ۗ َم ا َخ َلَق ُهَّللا الَّسَم اَو اِت َو ا ْر َض َو َم ا َب ْي َن ُهَم ا ِإاَّل ِباْلَح ِّق َو َأَج ٍل ُم َس ًّم ىۗ َو ِإَّن َك ِث يًر ا ِمَن الَّن اِس‬
‫ِبِلَقاِء َر ِّب ِه ْم َلَك اِفُروَن‬
Artinya: "Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan.
Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan
pertemuan dengan Tuhannya."
2. Qidam (Terdahulu)
Allah sudah ada sebelum adanya yang lain. Artinya Dia juga tidak berawal dari
ketiadaan seperti yang termaktub dalam surat Al Hadid ayat 3:

‫ُه َو اَأْلَّو ُل َو اآْل ِخُر َو الَّظ اِهُر َو اْلَباِط ُن ۖ َو ُه َو ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليٌم‬
Artinya: "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
3. Baqo (Kekal)
Sesungguhnya Allah itu kekal keberadaannya dan tidak terkena waktu. Sebab
waktu adalah ciptaan-Nya. Sifat ini juga dijelaskan dalam surat Ar Rahman ayat
27:

‫ُذ ْل‬
‫َو َي ْب َقٰى َو ْج ُه َر ِّب َك و ا َج اَل ِل َو اِإْلْك َر اِم‬
Artinya: " Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan."
4. Mukholafatu Lil Hawaditsi (Berbeda dengan ciptaan-Nya)
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah tidaklah serupa dengan-Nya baik
Dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya yang dijelaskan dalam QS. Asy-Syura ayat
11:

‫ِهۚ َلْي َس َك ِم ْث ِل ِه َش ْي ٌءۖ َو ُه َو‬11‫َفاِط ُر الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض ۚ َج َع َل َلُك ْم ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َأْز َو اًج ا َو ِمَن اَأْلْن َع اِم َأْز َو اًج اۖ َي ْذ َر ُؤ ُك ْم ِفي‬
‫يُر‬ ‫ِميُع اْلَبِص‬ ‫الَّس‬
Artinya: "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis
kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-
pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak
ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar
dan Melihat."
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendiri-Nya)
Allah tidak memerlukan apa pun dari makhluk-Nya dan tidak memerlukan
tempat. Sebab Allah Maha Kaya atas segala sesuatu. Sesuai firman Allah QS.
Al Ankabut ayat 6:

‫َو َم ْن َج اَه َد َف ِإَّن َم ا ُي َج اِه ُد ِلَن ْف ِس ِهۚ ِإَّن َهَّللا َلَغ ِنٌّي َع ِن اْلَع اَلِميَن‬
Artinya: "Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu
adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."
6. Wahdaniyat (Esa)
Tidak ada bagi Allah pasangan, tandingan-Nya, menyerupai-Nya, dan Allah
tidak beranak maupun diperanakkan. Hal ini secara gamblang difirmankan
dalam surat Al Ikhlas ayat 1 : ‫ُقْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد‬
Artinya: "Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa."

Anda mungkin juga menyukai