Anda di halaman 1dari 5

AL KHABIR

(MAHA MENGETAHUI PERKARA YANG TERSEMBUNYI)

Al Khabir artinya Maha Mengetahui Rahasia


ْ artinya Maha Mengetahui rahasia. Maha Mengetahui segala
Al Khabir  (‫)ال َخبِي ُر‬
sesuatu yang tersembunyi. Yakni, Allah maha mengetahui hal yang terjadi
pada masa lalu dan masa yang akan datang. Mengetahui hakikat sesuatu
sebelum terjadinya dan hakikat yang tersimpan dalam segala hal.

Asmaul husna ke-31 ini juga bermakna Allah Maha Mengetahui segala hal
yang terjadi dan kelak akan mengabarkan di yaumul mahsyar, yaumul
hisab. Tak ada yang luput dari pengetahuan-Nya dan tak ada yang bisa
bersembunyi dari pengungkapan-Nya.

Definisi “Al-Khabir”
Secara bahasa, Al-Khabir diambil dari mashdar al-khibru, al-khubru, al-khibrah, al-khubroh, al-
makhbarah, dan al-mukhbarah, yang semuanya berarti pengetahuan terhadap sesuatu.
Sedangkan al-khabir adalah yang mengetahui sesuatu itu

Sedangkan definisi yang disebutkan oleh para ulama adalah Dzat yang mengetahui hal-hal
yang mendetail pada segala sesuatu, Dzat yang ilmu-Nya sampai pada tingkatan meliputi
perkara-perkara batin dan yang tersembunyi, sebagaimana ilmu-Nya juga meliputi perkara-
perkara yang tampak. Allah Ta’ala berfirman,
‫يف ْال َخبِي ُر‬ َ َ‫َأاَل يَ ْعلَ ُم َم ْن َخل‬
ُ ‫ق َوهُ َو اللَّ ِط‬
“Sejatinya yang menciptakan itu sangat mengetahui. Dan Dia adalah yang Maha Lembut dan Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Mulk: 14)

Al-Khabir Yang mengetahui mata-mata yang khianat dan juga perkara-perkara yang
disembunyikan dalam dada. Dan Dia Maha Mengetahui terhadap jiwa yang memiliki dada

Ketika menafsirkan nama Allah Al-Khabir pada surah Al-An’am ayat 18, Syekh Abdurrahman
As-Sa’di rahimahullah berkata, “Ia adalah yang menyingkap pengetahuan terhadap hal-hal
yang bersifat rahasia, apa-apa yang ada dalam hati, dan perkara-perkara yang tersembunyi.”

Imam Ibnu Jarir rahimahullah berkata dalam kitab tafsir beliau, “Al-Khabir adalah Yang
Mengetahui maslahat dan mafsadat segala sesuatu, tidak tersembunyi darinya akibat dari
segala urusan

Dalil-dalil yang menunjukkan Al-Khabir sebagai nama


Allah Ta’ala
Dalam menetapkan suatu nama sebagai nama Allah Ta’ala, para ulama mensyaratkan adanya
penyebutan nama tersebut dalam Al-Qur’an atau hadis-hadis yang sahih. Karena perkara-
perkara yang berkaitan dengan Allah Ta’ala seperti ini bersifat tauqifiyyah atau baku dari
pembuat syariat, dan akal manusia sama sekali tidak memiliki peran untuk berijtihad.[5]
Dalil dari Al-Qur’an
Syaikh Muhammad Al-Hamud dalam kitabnya An-Nahjul Asma mengatakan bahwa nama “Al-
Khabir” telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 45 kali. Di antaranya,
‫َوهُ َو ْال َح ِكي ُم ْال َخبِي ُر‬

“Dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 18)
‫قَا َل نَبََّأنِ َي ْال َعلِي ُم ْال َخبِي ُر‬

“Beliau berkata,“Saya diberitahu oleh Yang Maha Mengetahui lagi Maha teliti’.” (QS. At-Tahrim: 3)
‫ِإ َّن َربَّهُ ْم بِ ِه ْم يَوْ َمِئ ٍذ لَ َخبِي ٌر‬

“Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu benar-benar mengetahui tentang diri mereka.” (QS.
Al-‘Adiyat: 11)
Dalil dari Hadis
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha tatkala beliau
menyembunyikan sesuatu dari Rasulullah,
‫لَتُ ْخبِ ِرينِي َأوْ لَي ُْخبِ َرنِّي اللَّ ِطيفُ ْال َخبِي ُر‬

“Engkau harus memberitahukanku atau Allah Yang Mahalembut dan Maha Mengetahui yang akan
memberitahukanku.” (HR. Muslim, no. 1625)

Perbedaan antara Al-‘Alim dengan Al-Khabir


Al-‘Alim dan Al-Khabir sama-sama berarti yang mengetahui. Akan tetapi dari sisi objek,
keduanya memiliki perbedaan. Al-‘Alim berasal dari kata al-‘ilmu, sedangkan Al-Khabir berasal
dari kata al-khibrah.

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan al-‘ilmu itu zhahir (bagian luar dari pengetahuan), sedangkan
al-khibrah merupakan batin (bagian dalam yang tersembunyi). Dan merupakan kesempurnaan
ilmu adalah ketika mampu menyingkap al-khibrah tersebut. Dengan begitu al-khibrah
merupakan bagian dalam dari ilmu serta kesempurnaannya

Dan diantara kesempurnaan Allah ‘Azza wa Jalla adalah memiliki dua nama ini sekaligus,
Al-‘Alim dan Al-Khabir.

Kandungan nama Allah “Al-Khabir”


Para ulama telah membuat kaidah bahwa pada setiap nama Allah yang menunjukkan sifat
muta’addi (membutuhkan objek) atau yang berkaitan dengan sesuatu yang ada atau berwujud,
memiliki tiga kandungan.[7] Dan nama Allah “Al-Khabir” termasuk nama yang menunjukkan
sifat muta’addi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa ada tiga hal yang terkandung di dalamnya.
Pertama, penetapan “Al-Khabir” sebagai salah satu asmaul husna atau nama-nama Allah yang
maha indah.
Kedua, penetapan al-khibrah sebagai sifat bagi Allah, yaitu mengetahui perkara-perkara yang
tersembunyi.
Ketiga, konsekuensi dari nama Allah “Al-Khabir” ini adalah Allah mengetahui segala sesuatu,
baik itu yang tampak maupun yang tersembunyi. Allah mengetahui segala perbuatan makhluk
dan segala yang tebersit dalam lubuk hati mereka. Dan tidak ada sesuatupun baik di langit
ataupun bumi yang tersembunyi serta luput dari pengetahuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Letak keindahan nama Allah “Al-Khabir”
Telah disebutkan diatas, bahwa “Al-Khabir” merupakan salah satu nama Allah Ta’ala. Dan
Allah Ta’ala telah menegaskan bahwa nama-nama yang dimiliki-Nya adalah nama-nama yang
memiliki keindahan. Allah Ta’ala berfirman,

‫َوهَّلِل ِ اَأْل ْس َما ُء ْال ُح ْسنَى فَا ْد ُعوهُ بِهَا‬


“Dan Allah itu memiliki nama-nama yang maha indah. Maka berdoalah kalian dengan nama-nama itu.”
(QS. Al-A’raf: 180)
Sedangkan diantara letak keindahan pada nama Allah “Al-Khabir” adalah pada dua segi,
kandungan dan lafal.

Secara lafal, Allah Ta’ala tidak memilih Al-‘Arif sebagai nama-Nya walaupun artinya sama,
yaitu mengetahui. Namun, Dia memilih Al-Khabir dan Al-‘Alim sebagai nama-Nya karena lebih
mudah diucapkan dan lebih nyaman didengar.
Letak keindahan lain dari Al-Khabir adalah dari segi kandungannya. Padanya terkandung sifat
pengetahuan yang sangat sempurna. Dan kesempurnaan sifat tersebut bersifat mutlak dari
berbagai sisi. Pengetahuan-Nya tidak didahului dengan kebodohan, tidak ternodai dengan
kelupaan, dan tidak pernah berkurang ataupun hilang.

Pada nama Al-Khabir, terdapat kelaziman penetapan sifat-sifat lain (selain al-khibrah) bagi
Allah. Diantaranya adalah:
1. Al-‘ilmu (mengetahui)
2. Al-hayah (hidup)
3. As-sam’u (mendengar)
4. Al-bashar (melihat)

Pengaruh nama Allah “Al-Khabir”


dalam ibadah
Ketika seorang muslim telah mengetahui bahwa Allah Ta’ala itu Al-Khabir dan memahami
maknanya dengan benar, maka ini akan memberikan efek positif dalam ibadahnya. Diantara
efek positif tersebut adalah:
1. Menumbuhkan rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah) yang sempurna dalam jiwa
seorang hamba. Karena ia mengetahui bahwa Allah Ta’ala itu Maha Mengetahui segala
perbuatan dan dosa-dosanya.[8]
2. Menumbuhkan pada jiwa seorang hamba keinginan untuk menyucikan hati dari berbagai
penyakit hati berupa hasad/iri, riya’ (ingin amalannya dilihat orang lain), kemunafikan, dan
yang lainnya.[9]
3. Menumbuhkan rasa takut kepada Allah Ta’ala. Karena Allah Ta’ala melihat dan mengetahui
segala sesuatu yang ada pada batinnya, sehingga ia menjaga lisannya dari berbuat bohong,
ghibah, adu domba, dan yang lainnya. Dan ia juga akan menjaga anggota tubuhnya dari
berbuat jahat kepada orang lain.[10]

Dalil Asmaul Husna Al Khabir


Banyak ayat Al-Qur’an yang menyebut Al Khabir. Dalam bentuk ma’rifat,
asmaul husna ini ada dalam 6 ayat Al-Qur’an. Dalam bentuk nakirah, ada
dalam 25 ayat Al-Qur’an.
Dalil asmaul husna Al Khabir  dalam Al-Qur’an antara lain terdapat pada
firman-Nya:

‫ق ِعبَا ِد ِه َوهُ َو ْال َح ِكي ُم ْال َخبِي ُر‬


َ ‫َوهُ َو ْالقَا ِه ُر فَ ْو‬
Dan Dia-lah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dia–lah
Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.  (QS. Al An’am: 18)

‫يف ْال َخبِي ُر‬


ُ ‫ار َوهُ َو اللَّ ِط‬ َ ‫ك اَأْلب‬
َ ‫ْص‬ َ ‫اَل تُ ْد ِر ُكهُ اَأْلب‬
ُ ‫ْصا ُر َوهُ َو يُ ْد ِر‬
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.  (QS. Al An’am: 103)

Contoh dan Pengamalan dalam Kehidupan


Sehari-hari
Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui rahasia, segala hal yang
tersembunyi. Apalagi yang tampak. Dia mengetahui segala hal yang terjadi
baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan.

ُّ ‫ون قَ ْولُهُ ْال َح‬


ُ‫ق َولَه‬ ُ ‫ق َويَ ْو َم يَقُو ُل ُك ْن فَيَ ُك‬ ِّ ‫ض بِ ْال َح‬َ ْ‫ت َواَأْلر‬ َ َ‫َوهُ َو الَّ ِذي َخل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
‫ب َوال َّشهَا َد ِة َوهُ َو ْال َح ِكي ُم ْال َخبِي ُر‬ ِ ‫ور َعالِ ُم ْال َغ ْي‬ ُ ‫ْال ُم ْل‬
ِ ُّ‫ك يَ ْو َم يُ ْنفَ ُخ فِي الص‬
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan
benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: “Jadilah, lalu
terjadilah”, dan di tangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala
ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al An’am: 73)

Ada asmaul husna yang terjemahnya mirip dengan Al Khabir. Yakni Al Alim.
Terjemahannya sama-sama Maha Mengetahui. Bedanya, Al Khabir sering
kali merupakan perpaduan mengetahui dan mengabarkan atau
memberitakan. Sebagaimana makna khabar adalah mengabarkan.  Maka
kelak di akhirat, Allah akan mengabarkan amal-amal hamba yang semua
telah Dia ketahui.

َ ُ‫َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َمل‬


‫ون َخبِي ٌر‬
Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.  (QS. Al Baqarah: 234)

َ ُ‫ِإ َّن هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َمل‬


‫ون‬
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  (QS. Al
Maidah: 8)
Asmaul husna juga berarti Allah Maha Mengetahui segala keadaaan kita.
Karenanya, Syaikh Musthafa Wahbah menjelaskan bahwa menghayati Al
Khabir membuat kita tidak meminta-minta kepada manusia. Hanya berdoa
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengetahui persis kondisi dan
kebutuhan kita.

Berakhlak dengan Asmaul Husna Al Khabir


Meyakini Al Khabir berarti kita meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui
segala perbuatan kita dan kelak akan mengabarkannya di yaumul mahsyar,
kecuali apa yang Dia tutupi dari aib-aib kita. Keyakinan ini membuat kita
menjaga perbuatan kita agar selalu mentaati Allah dan menjauhi larangan-
Nya.

Keyakinan terhadap Al Khabir juga membuat kita banyak berdoa kepada


Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya kepada-Nya kita berdoa dan meminta
pertolongan. Sebab hanya Dia yang tahu persis segala kondisi dan
masalah-masalah kita. Dia pula yang mengetahui solusinya. Maka,
perbanyak munajat kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai