Anda di halaman 1dari 3

ْ – Yang Maha Berilmu

Home  Syarah Asmaul Husna  Al-‘Alim (‫)العَ لِي ُم‬


 Syarah Asmaul Husna

ْ – Yang Maha Berilmu


Al-‘Alim (‫)ال َعلِي ُم‬
Asmaul Husna
(Al-‘Alim (‫ – )ا ْل َعلِي ُم‬Yang Maha Berilmu)
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Nama Allah Subhanahu wa ta’ala Al-‘Alim datang dalam beberapa bentuk lafal, di antaranya
ْ bahkan disebutkan lebih dari 150 kali
seperti ‫ َعاَّل ٌم‬,‫عَالِ ٌم‬, dan yang paling banyak adalah lafal ‫ال َعلِ ْي ُم‬,
di dalam Al-Quran. Arti dari nama Allah Al-‘Alim adalah Yang Maha Berilmu. Adapun berbicara
tentang makna ‫ال َعلِ ْي ُم‬, ْ maka ada beberapa makna di antaranya:

1. Yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Mengetahui segala sesuatu


Ayat di dalam Al-Quran yang menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala Maha
Mengetahui sangatlah banyak. Di antaranya seperti firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
‫َوهُ َو بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬
“Dan Dia Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 29)
‫َوهَّللا ُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬
“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 282)
‫َوَأ َّن هَّللا َ قَ ْد َأ َحاطَ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء ِع ْل ًما‬
“Dan (agar kamu mengetahui bahwa) ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS.
Ath-Thalaq: 12)
‫اب ْال َج ِح ِيم‬ َ ‫ْت ُك َّل َش ْي ٍء َرحْ َمةً َو ِع ْل ًما فَا ْغفِرْ لِلَّ ِذ‬
َ َ‫ين تَابُوا َواتَّبَعُوا َسبِيل‬
َ ‫ك َوقِ ِه ْم َع َذ‬ َ ‫َربَّنَا َو ِسع‬
“(Malaikat pemikul ‘Arsy berkata) Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi
segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan
(agama-Mu) dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala.” (QS. Ghafir: 70)
ْ ‫ ُكلُّ ش‬, dan ini
Beberapa ayat yang kita sebutkan di atas, semuanya datang dalam lafal ‫َي ٍء‬
memberikan faedah kemumuan, bahwasanya ilmu Allah Subhanahu wa ta’ala meliputi segala
sesuatu tanpa terkecuali.
Mengapa dikatakan ilmu Allah meliputi segala sesuatu? Maka ada beberapa sebab,

 Karena sebelum Allah Subhanahu wa ta’ala mencipta segala sesuatu, Allah Subhanahu
wa ta’ala sudah menakdirkan atau merencanakan terlebih dahulu. Ini menunjukkan
bahwa sebelum menciptakan segala sesuatu, Allah Subhanahu wa ta’ala telah
mengetahui segala sesuatu tersebut. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
‫ِإنَّا ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَاهُ بِقَ َد ٍر‬
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan takdir.” (QS. Al-Qamar: 49)
Oleh karenanya wajar kalau Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Mengetahui segala sesuatu,
karena sebelum Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan, Allah Subhanahu wa ta’ala telah
mengetahui segala sesuatu tersebut.

 Karena sudah merupakan konsekuensi bahwa yang mencipta tahu tentang ciptaannya.
Allah Subhanahu wa ta’ala yang menciptakan kita semua, maka konsekuensinya adalah
Allah tentu tahu segala hal yang berkaitan dengan kita. Allah Subhanahu wa ta’ala
menciptakan alam semesta, maka Allah Subhanahu wa ta’ala juga tahu apa yang ada di
alam semesta, karena semua adalah ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya
Allah Subhanahu wa ta’ala mengatakan dalam firman-Nya,
‫يف ْال َخبِي ُر‬ َ َ‫َأاَل يَ ْعلَ ُم َم ْن َخل‬
ُ ‫ق َوهُ َو اللَّ ِط‬
“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Maha Halus, Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Mulk: 14)
Kemudian juga dalam ayat yang telah kita sebutkan, yaitu di akhir surah Ath-Thalaq, dimana
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
‫ض ِم ْثلَه َُّن يَتَنَ َّز ُل اَأْل ْم ُر بَ ْينَه َُّن لِتَ ْعلَ ُموا َأ َّن هَّللا َ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء‬
ِ ْ‫ت َو ِم َن اَأْلر‬ ٍ ‫ق َس ْب َع َس َما َوا‬ َ َ‫هَّللا ُ الَّ ِذي َخل‬
‫قَ ِدي ٌر َوَأ َّن هَّللا َ قَ ْد َأ َحاطَ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء ِع ْل ًما‬
“Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah
berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu,
dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 12)
Demikianlah konsekuensi Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai pencipta seluruh apa yang ada di
alam semesta ini. Bahkan kita katakan konsekuensi itu bukan hanya bagi Allah, bahkan bagi
manusia pun demikian. Bukankah seseorang yang membuat kue tahu tentang apa yang bikin?
Dia tahu cara membuatnya, dia tahu campuran dari adonannya, bahkan dia tahu rasanya
setelah jadi akan seperti apa. Demikianlah Allah Subhanahu wa ta’ala, ketika Dia yang
menciptakan segala sesuatu, maka sangat wajar apabila Allah Subhanahu wa ta’ala
mengetahui segala sesuatu tersebut.

2. Yaitu ilmu Allah Subhanahu wa ta’ala meliputi segala sesuatu


ْ yaitu ilmu Allah Subhanahu
Di antara makna nama Allah Subhanahu wa ta’ala Al-‘Alim ( ‫)ال َعلِ ْي ُم‬
wa ta’ala meliputi segala sesuatu. Cakupan ilmu Allah Subhanahu wa ta’ala tersebut meliputi
beberapa sisi di antaranya:

 Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui sebelum terjadinya sesuatu


 Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui yang telah terjadi
 Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui yang sedang terjadi
 Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui yang akan terjadi
 Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui sesuatu yang tidak terjadi, dan bahkan Allah
Subhanahu wa ta’ala juga mengetahui seandainya hal tersebut terjadi. Untuk poin ini,
ada banyak dalil yang menyebutkan akan hal ini. Di antaranya seperti firman Allah
Subhanahu wa ta’ala,
َ ‫ضعُوا ِخاَل لَ ُك ْم يَ ْب ُغونَ ُك ُم ْالفِ ْتنَةَ َوفِي ُك ْم َس َّما ُع‬
ُ ‫ون لَهُ ْم َوهَّللا‬ َ ‫لَ ْو َخ َرجُوا فِي ُك ْم َما َزا ُدو ُك ْم ِإاَّل َخبَااًل َوَأَل ْو‬
َ ‫َعلِي ٌم بِالظَّالِ ِم‬
‫ين‬
“Jika (mereka berangkat bersamamu), niscaya mereka (orang-orang munafik) tidak akan
menambah (kekuatanmu), malah hanya akan membuat kekacauan, dan mereka tentu
bergegas maju ke depan di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan (di
barisanmu); sedang di antara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan
(perkataan) mereka. Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” (QS. At-Taubah: 47)
Demikian juga Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
َ ‫َولَ ْو ُر ُّدوا لَ َعا ُدوا لِ َما نُهُوا َع ْنهُ َوِإنَّهُ ْم لَ َكا ِذب‬
‫ُون‬
“Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang
telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta.” (QS. Al-An’am: 28)
Demikian juga firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
َ ُ ‫صف‬
‫ون‬ ِ ْ‫ان هَّللا ِ َربِّ ْال َعر‬
ِ َ‫ش َع َّما ي‬ َ ‫ان فِي ِه َما آلِهَةٌ ِإاَّل هَّللا ُ لَفَ َس َدتَا فَ ُس ْب َح‬
َ ‫لَ ْو َك‬
“Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu
keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy dari apa yang mereka sifatkan.”
(QS. Al-Anbiya’: 22)
Demikian juga firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
‫ُون‬ ِ ‫َولَ ْو َعلِ َم هَّللا ُ فِي ِه ْم َخ ْيرًا َأَل ْس َم َعهُ ْم َولَ ْو َأ ْس َم َعهُ ْم لَتَ َولَّ ْوا َوهُ ْم ُمع‬
َ ‫ْرض‬
“Dan sekiranya Allah mengetahui ada kebaikan pada mereka, tentu Dia jadikan mereka dapat
mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka berpaling,
sedang mereka memalingkan diri.” (QS. Al-Anfal: 23)
Inilah beberapa ayat yang menyebutkan bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala tahu apa
yang tidak terjadi, dan bahkan Allah Subhanahu wa ta’ala tahu bagaimana hal tersebut jika
terjadi, hanya saja Allah kehendaki untuk tidak terjadi.
Inilah beberapa poin yang harus kita perhatikan berkaitan cakupan ilmu Allah Subhanahu wa
ta’ala.

3. Yaitu ilmu Allah Subhanahu wa ta’ala berbeda dengan ilmu makhluk-Nya


Perbedaan antara ilmu Allah Subhanahu wa ta’ala dengan ilmu makhluk tentu sangatlah
banyak. Beberapa di antaranya sebagai berikut,
 Ilmu Allah Subhanahu wa ta’ala tidak kenai oleh lupa dan lalai, adapun makhluk ilmunya
terkena lupa dan lalai. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman tentang perkataan Nabi
Musa ‘alaihissalam,
‫ضلُّ َربِّي َواَل يَ ْن َسى‬ ٍ ‫ِع ْل ُمهَا ِع ْن َد َربِّي فِي ِكتَا‬
ِ َ‫ب اَل ي‬
“Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku, di dalam sebuah Kitab (Lauhul Mahfuzh),
Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa.” (QS. Thaha: 52)

 Ilmu Allah Subhanahu wa ta’ala tidak melalaikan satu ilmu dengan yang lainnya.
Maksudnya adalah, misalnya manusia memiliki 100 ilmu, ketika manusia berbicara
tentang satu ilmu maka 99 ilmu lainnya tidak kita bisa fokus terhadapnya, kita hanya
bisa fokus pada satu ilmu, adapun Allah Subhanahu wa ta’ala bisa mengetahui semua
ilmu tanpa melalaikan satu ilmu pun karena Dia Maha Berilmu.

Faedah
Faedah dari mempelajari bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Berilmu antara lain
adalah kita akan semakin takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala untuk bermaksiat karena
meyakini bahwasanya  Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui segala sesuatu. Oleh karenanya
sebagaimana telah kita sebutkan bahwasanya Syaikh Al-Amin Asy-Syinqithi menyebutkan
bahwasanya perkara paling besar yang mampu membuat orang jera bermaksiat adalah kalau
seseorang yakin bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Mengetahui segala apa yang
kita kerjakan. Sesungguhnya seseorang berani bermaksiat itu karena kurangnya keimanan
terkait nama Allah Subhanahu wa ta’ala ini. Oleh karenanya dalam suatu riwayat yang
disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali, ada seorang wanita yang diajak oleh seorang laki-laki
untuk berzina di padang pasir, maka laki-laki tersebut berkata,
ُ‫َما يَ َرانَا ِإاَّل ْال َك َوا ِكب‬
“Tidak ada yang melihat kita kecuali bintang-bintang.”
Maka sang wanita tersebut berkata,
‫َأي َْن ُم َك ْو ِكبُهَا؟‬
“Di mana pencipta bintang-bintang tersebut?”[1]
Oleh karenanya, inilah faedah utama dari meyakini bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala
Maha Berilmu.
Footnote:
__________
[1] Jami’ al-‘Ulum wa Al-Hikam (1/409).

Anda mungkin juga menyukai