Karena sebelum Allah Subhanahu wa ta’ala mencipta segala sesuatu, Allah Subhanahu
wa ta’ala sudah menakdirkan atau merencanakan terlebih dahulu. Ini menunjukkan
bahwa sebelum menciptakan segala sesuatu, Allah Subhanahu wa ta’ala telah
mengetahui segala sesuatu tersebut. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ِإنَّا ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَاهُ بِقَ َد ٍر
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan takdir.” (QS. Al-Qamar: 49)
Oleh karenanya wajar kalau Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Mengetahui segala sesuatu,
karena sebelum Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan, Allah Subhanahu wa ta’ala telah
mengetahui segala sesuatu tersebut.
Karena sudah merupakan konsekuensi bahwa yang mencipta tahu tentang ciptaannya.
Allah Subhanahu wa ta’ala yang menciptakan kita semua, maka konsekuensinya adalah
Allah tentu tahu segala hal yang berkaitan dengan kita. Allah Subhanahu wa ta’ala
menciptakan alam semesta, maka Allah Subhanahu wa ta’ala juga tahu apa yang ada di
alam semesta, karena semua adalah ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya
Allah Subhanahu wa ta’ala mengatakan dalam firman-Nya,
يف ْال َخبِي ُر َ ََأاَل يَ ْعلَ ُم َم ْن َخل
ُ ق َوهُ َو اللَّ ِط
“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Maha Halus, Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Mulk: 14)
Kemudian juga dalam ayat yang telah kita sebutkan, yaitu di akhir surah Ath-Thalaq, dimana
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ض ِم ْثلَه َُّن يَتَنَ َّز ُل اَأْل ْم ُر بَ ْينَه َُّن لِتَ ْعلَ ُموا َأ َّن هَّللا َ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء
ِ ْت َو ِم َن اَأْلر ٍ ق َس ْب َع َس َما َوا َ َهَّللا ُ الَّ ِذي َخل
قَ ِدي ٌر َوَأ َّن هَّللا َ قَ ْد َأ َحاطَ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء ِع ْل ًما
“Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah
berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu,
dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 12)
Demikianlah konsekuensi Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai pencipta seluruh apa yang ada di
alam semesta ini. Bahkan kita katakan konsekuensi itu bukan hanya bagi Allah, bahkan bagi
manusia pun demikian. Bukankah seseorang yang membuat kue tahu tentang apa yang bikin?
Dia tahu cara membuatnya, dia tahu campuran dari adonannya, bahkan dia tahu rasanya
setelah jadi akan seperti apa. Demikianlah Allah Subhanahu wa ta’ala, ketika Dia yang
menciptakan segala sesuatu, maka sangat wajar apabila Allah Subhanahu wa ta’ala
mengetahui segala sesuatu tersebut.
Ilmu Allah Subhanahu wa ta’ala tidak melalaikan satu ilmu dengan yang lainnya.
Maksudnya adalah, misalnya manusia memiliki 100 ilmu, ketika manusia berbicara
tentang satu ilmu maka 99 ilmu lainnya tidak kita bisa fokus terhadapnya, kita hanya
bisa fokus pada satu ilmu, adapun Allah Subhanahu wa ta’ala bisa mengetahui semua
ilmu tanpa melalaikan satu ilmu pun karena Dia Maha Berilmu.
Faedah
Faedah dari mempelajari bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Berilmu antara lain
adalah kita akan semakin takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala untuk bermaksiat karena
meyakini bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui segala sesuatu. Oleh karenanya
sebagaimana telah kita sebutkan bahwasanya Syaikh Al-Amin Asy-Syinqithi menyebutkan
bahwasanya perkara paling besar yang mampu membuat orang jera bermaksiat adalah kalau
seseorang yakin bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Mengetahui segala apa yang
kita kerjakan. Sesungguhnya seseorang berani bermaksiat itu karena kurangnya keimanan
terkait nama Allah Subhanahu wa ta’ala ini. Oleh karenanya dalam suatu riwayat yang
disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali, ada seorang wanita yang diajak oleh seorang laki-laki
untuk berzina di padang pasir, maka laki-laki tersebut berkata,
َُما يَ َرانَا ِإاَّل ْال َك َوا ِكب
“Tidak ada yang melihat kita kecuali bintang-bintang.”
Maka sang wanita tersebut berkata,
َأي َْن ُم َك ْو ِكبُهَا؟
“Di mana pencipta bintang-bintang tersebut?”[1]
Oleh karenanya, inilah faedah utama dari meyakini bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala
Maha Berilmu.
Footnote:
__________
[1] Jami’ al-‘Ulum wa Al-Hikam (1/409).