Anda di halaman 1dari 33

Allah sebagai Sang Khalik (Pencipta)

Allah sebagai Sang Khalik (Pencipta)

Seringkali kita mendapat pertanyaan dari Kaum Atheis yang meragukan keberadaan Allah ? Bagaimana
kita membuktikan bahwa Allah itu ada di dunia? Cobalah kita perhatikan benda-benda di sekeliling kita,
dari bumi, pepohonan, Alam semesta dan seisinya. Sebagai contoh misalkan kita lihat di rumah kita
terdapat meja, kursi, almari, buku, tv, radio, dan segala macam perabotan, alat-alat dapur dsb. Apakah
semua itu terjadi dengan sendirinya? Tentu tidak, semua itu pasti ada yang membuatnya. Siapakah yang
membuatnya? Meski kita tidak tahu namanya, bagaimana bentuk tubuhnya, warna kulitnya, tetapi kita
yakin bahwa yang membuat barang-barang itu tentulah manusia. Kita tentu akan menolak jika ada yang
mengatakan bahwa barang-barang itu ada dengan sendirinya. Akal kita tidak menerima kalau benda-
benda itu dibuat oleh hewan, atau yang serupa dengan benda itu. Misalnya meja, dibuat oleh makhluk
yang rupa dan jenisnya seperti meja.

Bila kita arahkan pandangan ke lingkungan yang lebih luas lagi, kita akan menemukan banyak benda
berupa hewan, ada yang jinak dan liar, yang berkaki dua, dan empat. Ada yang terbang dan ada pula
berjalan lamban. Kita juga dapat menjumpai beraneka jenis tumbuh-tumbuhan, tanaman lunak dan
keras. Ada yang berpohon menjalar, dan ada pula yang tinggi. Buahnya juga beraneka macam, besar,
kecil, dengan rasa manis, kecut dan pahit. Bunga-bungaan juga menampilkan aneka warna indah yang
menyenangkan mata memandangnya.

Kita berkeyakinan bahwa tak mungkin benda-benda itu terjadi dengan sendirinya. Pastilah ada yang
menciptakan, meskipun tidak pernahmelihat Penciptanya. Kita pun menolak kalau dikatakan bahwa
yang mencipta itu sama dengan benda-benda yang diciptakan. Pencipta ayam sama dengan
ayam,pencipta manusia sama dengan manusia. Atau setidak-tidaknya ada keserupaan pencipta dengan
makhluk, mempunyai mata, telinga, hidung, berwajah, berkaki, bertangan dan sebagainya. Atau
mungkinkah patung dapat menciptakan sesuatu. Kalau ya,alangkah lucunya dan kalau tidak mengapa
ada yang menyembahnya, atau mengangkatnya sebagai Tuhan?

Pencipta memang tidak sama dengan yang dicipta. Khalik tidak sama dengan makhluk. Ia adalah Zat
Yang Wajib Adanya (Zat Wajibul Wujud). Bagaimana jenis dan bentuknya bukanlah jangkauan akal
manusia, karena itu dilarang memikirkan Zat Tuhan. Pikirkanlah ciptaan-Nya, jangan pikirkan Zat-Nya.
Dengan melihat ciptaan yang begitumenakjudkan, kitapercaya bahwa yang mencipta tentulah lebih
Agung lagi.

QS. Az-Zumar (39): 62-63

Artinya: Allah pencipta segala sesuatu dan Dia pemelihara segala sesuatu (62) Bagi Nya
perbendaharaan langit dan bumi. Dan orang orang yang ingkar terhadap ayat ayat Allah mereka
itulah orang orang yang jahil (63).

QS. Al-Baqarah (2): 255


Artinya: Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Ynga Hidup Kekal lagi Berdiri Sendiri. Dia tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat
member syafaat di sisi Allah tanpa izin Nya? Dia mengetahui apa apa yang ada di hadapan mereka
dan apa apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi (kekuasaan) Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak
berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.

QS. Thaha (20): 114

Artinya: Maha Tinggi Allah, Raja Yang Benar. Dan janganlah engkau tergesa gesa membaca Quran
sebelum selesai diwahyukan kepada engkau, dan katakanlah, Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku
ilmu.

Allah SWT Sebagai Khalik


ALLAH SEBAGAI KHALIK

1. A. ALLAH SEBAGAI PENCIPTA,PENGATUR dan PEMELIHARA

Allah sebagai pencipta,pengatur dan pemelihara diterangkan dalam firman-Nya.Hal itu antara lain
terdapat di dalam Surat Al-Baqarah : 29 yang menerangkan tentang penciptaan bumi seisinya yang
diperuntukan bagi manusia,serta penyempurna langit menjadi tujuh langit.Adapun ayatnya berbunyi
:

Dalam surat Al-Anam : 101-102 diterangkan bahwa Allah adalah pencipta dan pemelihara yang
tidak sama dengan sifat-sifat mahluk-Nya.




Artinya : Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak pernah
mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Mengetahui segala sesuatu.





(Yang memiliki sifat yang ) demikian itu adalah Allah Tuhan kamu; tiada Tuhan (yang berhak
disembah ) selain Dia; Pencipta segala sesuatu,maka sembah lah Dia; dan Dia adalah pemelihara
segala sesuatu .

Dalam surat Al-Hasyr (59) : 24 menerangkan bahwa Allah adalah pencipta. Adapun bunyi ayatnya
seperti berikut :

Artinya : Dialah Allah yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang
mempunyai nama-nama Yang Paling Baik..

Bertasbih kepada-Nya apa yang ada dilangit dan di bumi.Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi maha
bijaksana.
Uraian tersbut dapat disimpulkan bahwa Allah sebagai pencipta,pengatur dan pemelihara adalah
Yang Maha Sempurna tidak sama dengan mahluk-Nya. Allah adalah Dzat yang tidak berawal dan
berakhir,tidak berputra dan diputrakan.Dia adalah tempat bergantung para mahluknya. Itulah Allah
sebagai Khalik dan itulah Rabbulalamin.

2.2 Hak Khalik Untuk Disembah


Sebagai Rabbulalamin seperti digambarkan di muka,maka Dia mempunyai hak untuk disembah
oleh mahluk-Nya.Karena itu sangat beralasan jika Allah memerintahkan kepada mahluk-Nya untuk
menyembah (beribadah) kepda-Nya,bahkan bagi mahluk-Nya yang beribadah hanya kepada-Nya
merupakan jalan yang paling lurus.
Hal tersebut dapat diambil dari firman-Nya seperti dalam surat Al-Baqarahayat : 21, Surat An-Nisa :
36,Surat Al-Maidah ayat : 72,117,Surat Al-Arof : 59,65,73,85, Surat Hud : 50,61,84, Surat An-Nahl :
36, dan lain-lain yang semuanya berjumlah tidak kurang dari 21 ayat surat-surat tersebut
diantaranya adalah berikut :
Surat Al-Baqarah : 21

Artinya : Hai manusia,sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang


sebelummu,agar kamu bertakwa.

Surat An-Nisa : 36 :

Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutkan-Nya dengan sesuatu pun..

Di dalam surat Yasin : 60-62,Allah mengingatkan bahwa syaitan adalah musuh yang nyata bagi
manusia,dan karenanya,janganlah menyembah kepadanya. Menyembahlah hanya kepada Allah
karena inilah jalan yang lurus.

Adapun secara lengkap bunyi ayat tersebut seperti berikut :




Artinya : Bukanlah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak
menyembah syaitan ? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. (60)

Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. (61)

Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu. Maka apakah kamu
tidak memikirkan? (62)

Dari uraian di atas ada beberapa hal yang sangat penting dan perlu direnungkan lebih lanjut,yaitu
pengertian mengenai ibadah dalam setiap perintahnya di dalam Al-Quran dan mengapa ibadah
kepada Allah merupakan jalan yang lurus.

Dipandang dari berbagai aspek keilmuan ibadah mempunyai banyak arti. Pengertian ibadah secara
etimologis berbeda dengan pengertian menurut para ahli ilmu tauhid,ahli ilmu akhlak,ahli
bahasa,ahli tasawuf,dan seterusnya.
Secara etimologis (harafiah),ibadah berasal dari kata: abada-yabudu-ibadatan-waubbudiyyatan
yang dapat berarti beribadah,menyembah atau mengabdi..(Al-Munawir). Para ahli bahasa
mengartikan ibadah sebagai menurut,mengikut,tunduk,thaat dan doa. Karena itu,menurut arti
harfiah dan arti bahasa,ibadah yang artinya menyembah,menurut,mengikut,tunduk ataupun
mentaati Allah sebagai Khalik (Rabb) itu tentu akan berjalan di jalan yang lurus,jalan yang benar.

2.3 Allah Maha Kuasa dan Pemberi Rizki

Di akhir surat Al-Jumah (62),Allah SWT menegaskan bahwa Dialah Dzat yang sebaik-baik
pemberi rizki.ayat tersebut berbunyi :

Artinya : . dan Allah Sebaik-baik Pemberi Rizki

Pernyataan ini akan diterima sebagai suatu kebenaran jika dilandasi dengan keimanan dan
renungan yang mendalam pada kehidupan pedangang dipasar,yang dapat digambarkan sebagai
berikut :

Tersebutlah tiga orang pedagang kain sarung yang masing-menempati pintu utara,tengah
selatan,selatan. Tiga orang yang menjajakan kain berkualitas sama dengan kualitas pelayanan yang
sama pula,suatu saat pembeli masuk melalui pintu ujung utara. Calon pembeli sarung itu langsung
menawar milik penjual A dengan tawaran X-3. Dengan harga tersebut ,A sebenarnya sudah dapat
untung,tetapi belum maksimal sebagaimana yang diharapkan.

Karena persediaan uangnya terbatas,pembeli tadi pindah ke penjual B yang ada di pintu
tengah.,dengan harga X-2. Namun,B belum juga melepaskan daganganya. Sehingga pembeli
akhirnya pindah ke pedagang C menawar harga kain X-1.Pedagang C menerima tawaran harga
tersebut karena sudah memenuhi keuntungan yang diharapkan. Dengan demikian C dapat rezki dari
Allah. Seandainya perjalanan tawar-menawar harga kain itu prosesnya melalui pintu paling
selatan,dimungkinkan A yang memperoleh keuntungan tersebut.

Pertanyaannya adalah mengapa proses jual-beli itu dimulai dari utara? Tentu saja jawaban yang
paling tepat adalah Allah SWT,sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa dan Pemberi Rizki.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sanya rizki setiap manusia tidak akan pernah tertukar
satu sama lain walapun berdekatan sekalipun tempat usaha mereka karena semua rizki
,bala,jodoh,meninggal setiap manusia,sudah diatur dalam ketentuan Allah SWT.

Tidak semata-mata itu semua telah diatur oleh Allah SWT kita bisa enjoy,bermalas-malasan
menunggu datang sendiri dan sesungguhnya Allah menyuruh kita untuk berikhiar.

Sesuai dengan firman nya dala surat Al-Rad ayat 11

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [3]
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia.

Sudah jelas bahwa sanya Allah menyuruh kita untuk berusaha/berikhtiar semaksimal mungkin. Perlu
diamati bahwa sanya kita setiap manusia lupa akan bersyukur kepada nikmat kita yang yelah Allah
berikan kepada kita,diantaranya nikmat sehat,nikmat rizki dll.

Sesungguhnya Allah mengaskan dalam surat.

Surat Ibrahim ayat 7 :





Artinya : Dan [ingatlah juga], tatkala Tuhanmu memalumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah [nimat] kepadamu, dan jika kamu mengingkari [nimat-Ku], maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
Allah-lah satu-satunya pemberi rizki. Ia adalah al-Razzaq, yang Maha memberi rizki. Allah
menciptakan semua jenis rizki itu dan Allah pula yang memberikannya kepada makhluk-makhluk-
Nya.

Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
(Adz-Dzariyat: 58)
Sebagaimana Allah adalah satu-satunya pencipta, Allah pulalah satu-satunya pemilik dan pemberi
rizki. Allah membagi-bagikan rizki itu kepada siapa saja yang dikehendakinya.

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia (Az-
Zukhruf: 32)
Allah meluaskan dan menyempitkan rizki itu kepada siapa saja yang diinginkan-Nya, tentu untuk
hikmah tertentu dan sejalan dengan sifat adil-Nya. Perhatikan beberapa firman Allah berikut ini:

Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan
menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-
Nya. (Al-Isra: 30)




Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba- hamba-Nya dan Dia
(pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-
Ankabut: 62.




Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan
menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (Saba: 36)
Perlu diingat, bahwa Allah tidak memberikan rizki duniawi itu kepada orang yang berambisi saja,
namun juga bagi orang yang tidak menginginkannya. Senyatanya, betapa banyak orang yang
berambisi mengejar rizki itu, hingga seluruh hidupnya hanya ia pertaruhkan untuk mencarinya,
namun Allah tidak memberikannya. Hidupnya justru sengasara dalam kemiskinan. Celakanya, ia
semakin sengsara dengan ambisinya yang terus mendesak-desak.

Sebaliknya, banyak orang yang mampu berlaku zuhud, pola hidupnya sederhana dan tidak begitu
berambisi mendapatkan kehidupan dunia, namun ia adalah seorang yang kaya raya. Allah berikan
harta kepadanya, untuk kemudian Allah semakin memuliakannya dengan harta tersebut. Semua itu
karena rizki adalah hak Allah.

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia
itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka
jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (Al-Isra: 18)

2.3.1 Rizki langit


Rizki itu ada di langit. Dari atas lah Allah menurunkan rizki-Nya. Allah berfirman,

Dan di langit terdapat rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. (Adz-Dzariyat:
22)
Syaikh as-Sadi rahimahullah- mengatakan bahwa yang dimaksud di langit dalam ayat ini adalah
sumber-sumber rizki. Diantaranya air hujan dan ketentuan-ketentuan Allah. Rizki langit ini mencakup
rizki agama dan dunia.
Untuk itu manusia seharusnya tidak terlalu khawatir, takut, sedih dan tamak. Karena rizki
sesungguhnya janji Allah dari langit. Siapa pun makhluk Allah itu, shaleh atau durhaka, taat atau
sesat, akan Allah berikan jatah rizkinya sesuai dengan ketentuan-Nya.

Manusia harus yakin, bahwa Allah telah menentukan dengan sangat adil dan bijaksana semua yang
manusia butuhkan di dunia ini, hingga batas waktu yang juga telah Allah tentukan. Manusia tidak
akan mati sebelum menghabiskan seluruh jatah rizkinya, persis seperti yang pernah dituliskan pada
saat ia berumur empat bulan dalam kandungan ibunya.

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Masud, ia berkata, Rasulullah orang yang benar dan
dibenarkan- menceritakan kepada kami, Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya
di dalam perut ibunya selama empatpuluh hari dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi alaqah
selama empatpuluh hari juga, kemudian menjadi mudhghah selama empat puluh hari juga.
Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya lalu ia meniupkan ruh kepadanya dan diperintah
untuk menuliskan empat perkara: menuliskan rizki, ajal dan amalnya, serta ia menjadi orang yang
bahagia atau sengsara. (Hadis riwayat Bukhari Muslim)

Tidak akan ada yang terlewat. Semua makhluk akan mendapatkannya sesuai dengan apa yang
telah ditulis dalam lembar takdir yang terjaga. Manusia hanya dapat berusaha, tidak dapat sedikit
pun menentukan. Hanya bisa memohon, tidak bisa menjamin apa pun. Untuk itu upayakanlah rizki
tersebut dengan niat ikhlas dan tidak keluar dari areal perbuatan mencari keridhoan Allah tabaraka
wa taala. Niscaya rizki dunia itu kelak berbuah rizki yang mulia.

2.3.2 Beribadah kepada Ar-Razzaq


Allah sebagai pemberi rizki adalah kenyataan yang tidak dapat terbantahkan. Manusia akan
mengakui bahwa Allah adalah pemberi rizki, sebagaimana Allah adalah pencipta, pengurus, raja
dan penguasa semesta ini. Manusia beserta makhluk Allah yang lain hanya tunduk pada aturan dan
ketetapan-Nya yang azali.

Kenyataan ini kemudian Allah jadikan sebagai salah satu hujjah atas manusia tentang keberhakan
Allah dalam hal ubudiah atau penyembahan. Jika Allah satu-satunya yang memberi rizki, maka
selayaknya kemudian manusia hanya menghambakan dirinya kepada Allah, beribadah dengan
mentauhidkan-Nya. Argumentasi dengan logika ini Allah nyatakan berulang-ulang dalam Al-Quran.
Diantaranya firman Allah SWT,




Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal
kamu mengetahui. (Al-Baqarah: 22)
Selain Allah, tidak ada yang mampu mendatangkan rizki kepada siapapun makhluk. Untuk itu
penyembahan kepada selain Allah (syirik) termasuk kezaliman yang paling besar. Karena
sesembahan yang manusia sembah selain Allah itu sama sekali tidak memiliki kekuasaan dan tidak
mampu memberi manfaat sedikit pun. Termasuk diantaranya memberi rizki. Allah menjelaskan
tentang perbuatan orang-orang musyrik dalam hal ini,

Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka
sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit jua pun). (An-Nahl: 72)




Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala,$dan kamu membuat dusta.
Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka
mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. hanya kepada-
Nyalah kamu akan dikembalikan. (Al-Ankabut: 17)
Lalu atas dasar apa orang-orang musyrik itu menyekutukan Allah? tidakkah mereka berfikir?
Tidakkah mereka berakal?

Allah sering menyinggung kemampuan nalar dan berfikir manusia untuk membuktikan bahwa
kesyirikan jelas tidak sesuai dengan akal sehat. Kehujahan rizki dalam kekuasaan Allah semata atas
kewajiban tauhid tentu tidak mungkin bisa diingkari oleh siapapun yang mau berfikir, menggunakan
dan mengikuti akalnya, serta menjauhi ajakan hawa nafsunya. Itulah orang-orang yang kembali
kepada jalan Allah, orang-orang yang mampu mengambil pelajaran.

Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu


rezki dari langit. dan Tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada
Allah). (Al-Mumin: 13)




Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al-Jatsiah: 13)
Ini adalah konsep yang pertama kali harus manusia fahami dalam konteks mengusahakan rizki.
Rizki sebagai pemberian Allah itu pertama kali harus manusia syukuri dengan melaksanakan amal-
amal ketauhidan, membentengi diri dari keyakinan-keyakinan serta perbuatan-perbuatan yang dapat
mencacati tauhid.

Dengan demikian, tauhid adalah pangkal pertama kesyukuran manusia atas rizki Allah di dunia ini.
Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah, jika tauhid belum betul-betul murni dan kuat tertanam
dalam hati seseorang. Semakin kuat pemahaman dan pengamalan tauhid seseorang, semakin
benarlah pandangan, orientasi dan caranya dalam mencari rizki Allah di dunia ini.

D. SIFAT-SIFAT BAGI ALLAH SWT


D.1. Sifat Yang Wajib Bagi Allah SWT
1. Wujud : Artinya Ada
Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Taala yang tiada disebabkan dengan sesuatu
sebab. Maka wujud ( Ada ) disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukan ia
ain maujud dan bukan lain daripada ain maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah (
yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari
wujud itu ain Al-maujud , karena wujud itu zat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan
kepada zat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua
kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang
bermaksud :

Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata
mereka itu Allah yang menjadikan ( Surah Luqman : Ayat 25 )
2. Qidam : Artinya Sedia
Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-
tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap
sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Taala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka
hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah
ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu
Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu
yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiap-tiap qadim itu
azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim
dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian :

Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Taala )

Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Taala )

Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada
anak )

Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )

Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Taala.

3. Baqa : Artinya Kekal


Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan ada
kesudahan bagi wujud Allah Taala. Adapun yang lain daripada Allah Taala , ada yang kekal dan
tidak binasa Selama-lamanya tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar ) Bahkan
kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga,
Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara perkara tersebut kekal secara mendatang
tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Taala pada mengekalkannya. Segala
jisim semuanya binasa melainkan ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tungking
manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan
jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua. Disini
nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan itu terbahagi kepada 3 bagian :

Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.

Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain
lagi.

Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang
diatas tadi ( Kedua ).
4. Mukhalafatuhu Taala Lilhawadith. Artinya : Bersalahan Allah Taala dengan segala yang
baharu.
Pada zat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telahada atau yang belum ada. Pada
hakikat nya adalah menafikan Allah Taala menyerupai dengan yang baharu pada zatnya , sifatnya
atau perbuatannya. Sesungguhnya zat Allah Taala bukannya berjirim dan bukan aradh Dan tiada
sesekali zatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis leburan , tumbuh-tumbuhan ,
tiada berpihak ,tiada bertempat dan tiada dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Taala itu tiada
bersamaan dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Taala itu qadim lagi azali dan melengkapi
taaluqnya. Sifat Sama ( Maha Mendengar ) bagi Allah Taala bertaaluq ia pada segala maujudat
tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja. Sesungguhnya di dalam Al-
Quraan dan Al-Hadith yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu hendaklah
kita iktiqadkan thabit ( tetap ) secara yang layak dengan Allah Taala Yang Maha Suci daripada
berjisim dan Maha Suci Allah Taala bersifat dengan segala sifat yang baharu.

5. Qiyamuhu Taala Binafsihi : Artinya : Berdiri Allah Taala dengan sendirinya .


Tidak berkehendak kepada tempat berdiri ( pada zat ) dan tidak berkehendak kepada yang
menjadikannya Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan Allah SWT. berkehendak kepada
tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya. Allah SWT itu terkaya dan tidak berhajat kepada
sesuatu sama adapada perbuatannya atau hukumannya. Allah SWT menjadikan tiap-tiap sesuatu
dan mengadakan undang-undang semuanya untuk faedah dan maslahah yang kembali kepada
sekalian makhluk . Allah SWT menjadikan sesuatu ( segala makhluk ) adalah karena kelebihan dan
belas kasihannya bukan berhajat kepada faedah. Allah SWT. Maha Terkaya daripada mengambil
apa-apa manafaat di atas kataatan hamba-hambanya dan tidak sesekali menjadi mudharat kepada
Allah Taala atas sebab kemaksiatan dan kemungkaran hamba-hambanya. Apa yang diperintahkan
atau ditegah pada hamba-hambanya adalah perkara yang kembali faedah dan manafaatnya kepada
hamba-hambaNya jua. Firman Allah SWT. yang bermaksud :

Barangsiapa berbuat amal yang soleh ( baik ) maka pahalanya itu pada dirinya jua dan
barangsiapa berbuat jahat maka balasannya (siksaannya ) itu tertanggung ke atas dirinya jua . (
Surah Fussilat : Ayat 46 ).
Syeikh Suhaimi r.a.h berkata adalah segala yang maujudat itu dengan nisbah berkehendak kepada
tempat dan kepada yang menjadikannya, terbahagi kepada empat bagian :

Terkaya daripada tempat berdiri dan daripada yang menjadikannya Yaitu zat Allah SWT.
Berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya Yaitu segala aradh (
segala sifat yang baharu ).

Terkaya daripada zat tempat berdiri tetapi berkehendak kepada yang menjadikannya Yaitu
segala jirim. ( Segala zat yang baharu ) .

Terkaya daripada yang menjadikannya dan berdiri ia pada zat Yaitu sifat Allah Taala.

6. Wahdaniyyah. Artinya : Esa Allah Taala pada zat, pada sifat & pada perbuatan.
Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan pada perbuatan
sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang munfasil ( yang bercerai ).

Makna Esa Allah SWT pada zat itu Yaitu menafikan Kam Muttasil pada Zat ( menafikan bilangan
yang berhubung dengan zat ) seperti tiada zat Allah Taala tersusun daripada darah , daging , tulang
,urat dan lain-lain. Dan menafikan Kam Munfasil pada zat ( menafikan bilangan yang bercerai pada
zat Allah Taala )seperti tiada zat yang lain menyamai zat Allah Taala.

Makna Esa Allah SWT pada sifat Yaitu menafikan Kam muttasil pada Sifat ( menafikan bilangan
yang berhubung pada sifatnya ) Yaitu tidak sekali-kali bagi Allah Taala pada satu-satu jenis sifatnya
dua qudrat dan menafikan Kam Munfasil pada sifat ( menafikan bilangan bilangan yang bercerai
pada sifat ) Yaitu tidak ada sifat yang lain menyamai sebagaimana sifat Allah SWT. yang Maha
Sempurna.

Makna Esa Allah SWT pada perbuatan Yaitu menafikan Kam Muttasil pada perbuatan ( menafikan
bilangan yang berceraicerai pada perbuatan ) Yaitu tidak ada perbuatan yang lain menyamai
seperti perbuatan Allah bahkan segala apa yang berlaku di dalam alam semuanya perbuatan Allah
SWT sama ada perbuatan itu baik rupanya dan hakikatnya seperti iman dan taat atau jahat rupanya
tiada pada hakikat-nya seperti kufur dan maksiat sama ada perbuatan dirinya atau perbuatan yang
lainnya ,semuanya perbuatan Allah SWT dan tidak sekali-kali hamba mempunyai perbuatan pada
hakikatnya hanya pada usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas. Maka wajiblah bagi Allah
Taala bersifat Wahdaniyyah dan ternafi bagi Kam yang lima itu Yaitu :

1. Kam Muttasil pada zat.

2. Kam Munfasil pada zat.


3. Kam Muttasil pada sifat.

4. Kam Munfasil pada sifat.

5. Kam Munfasil pada perbuatan.

Maka tiada zat yang lain , sifat yang lain dan perbuatan yang lain menyamai dengan zat , sifat dan
perbuatan Allah SWT . Dan tertolak segala kepercayaan-kepercayaan yang membawa kepada
menyekutukan Allah Taala dan perkara-perkara yang menjejaskan serta merusakkan iman.

7. Al Qudrah : Artinya : Kuasa qudrah Allah SWT.


Memberi bekas pada mengadakan meniadakan tiap-tiap sesuatu. Pada hakikatnya ialah satu sifat
yang qadim lagi azali yang thabit ( tetap ) berdiri pada zat Allah SWT. yang mengadakan tiap-tiap
yang ada dan meniadakan tiap-tiap yang tiada bersetuju dengan iradah. Adalah bagi manusia itu
usaha dan ikhtiar tidak boleh memberi bekas pada mengadakan atau meniadakan , hanya usaha
dan ikhtiar pada jalan menjayakan sesuatu . Kepercayaan dan iktiqad manusia di dalam perkara ini
berbagai-bagaiFikiran dan fahaman seterusnya membawa berbagai-bagai kepercayaan dan iktiqad.

a. Iktiqad Qadariah :

Perkataan qadariah Yaitu nisbah kepada qudrat . Maksudnya orang yang beriktiqad akan segala
perbuatan yang dilakukan manusia itu sama ada baik atau jahat semuanya terbit atau berpunca
daripada usaha dan ikhtiar manusia itu sendiri dan sedikitpun tiada bersangkut-paut dengan kuasa
Allah SWT.

b. Iktiqad Jabariah :

Perkataan Jabariah itu nisbah kepada Jabar ( Tergagah ) dan maksudnya orang yang beriktiqad
manusia dan makhluk bergantung kepada qadak dan qadar Allah semata-mata ( tiada usaha dan
ikhtiar atau boleh memilih samasekali ).

c. Iktiqad Ahli Sunnah Wal Jamaah :


Perkataan Ahli Sunnah Wal Jamaahialah orang yang mengikut perjalanan Nabi dan perjalanan
orang-orang Islam Yaitu beriktiqad bahwa hamba itu tidak digagahi semata-mata dan tidak memberi
bekas segala perbuatan yang disengajanya, tetapi ada perbuatan yang di sengaja pada zahir itu
yang dikatakan usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas sebenarnya sengaja hamba itu
daripada Allah Ta;ala jua. Maka pada segala makhluk ada usaha dan ikhtiar pada zahir dan
tergagah pada batin dan ikhtiar serta usaha hamba adalah tempat pergantungan taklif ( hukum ) ke
atasnya dengan suruhan dan tegahan ( ada pahala dan dosa ).

8. Iradah : Artinya : Menghendaki Allah Taala.


Maksudnya menentukan segala mumkin ttg adanya atau tiadanya. Sebenarnya adalah sifat yang
qadim lagi azali thabit berdiri pada Zat Allah Taala yang menentukan segala perkara yang harus
atau setengah yang harus atas mumkin . Maka Allah Taala yang selayaknya menghendaki tiap-tiap
sesuatu apa yang diperbuatnya. Umat Islam beriktiqad akan segala hal yang telah berlaku dan yang
akan berlaku adalah dengan mendapat ketentuan daripada Allah Taala tentang rezeki , umur , baik
, jahat , kaya , miskin dan sebagainya serta wajib pula beriktiqad manusia ada mempunyai nasib (
bagian ) di dalam dunia ini sebagaimana firman Allah SWT. yang bermaksud : Janganlah kamu
lupakan nasib ( bagian ) kamudi dalam dunia . (Surah Al Qasash : Ayat 77). Kesimpulannya ialah
umat Islam mestilah bersungguh-sungguh untuk kemajuan di dunia dan akhirat di mana menjunjung
titah perintah Allah Taaladan menjauhi akan segala larangan dan tegahannyadan bermohon dan
berserah kepada Allah SWT.

9. Ilmu : Artinya : Mengetahui Allah Taala .


Maksudnya nyata dan terang meliputi tiap-tiap sesuatu sama ada yangMaujud (ada) atau yang
Maadum ( tiada ). Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada ( thabit ) qadim lagi azali berdiri pada
zat Allah Taala. Allah Taala Maha Mengetahui akan segala sesuatu sama ada perkara. Itu
tersembunyi atau rahasia dan juga yang terang dan nyata. Maka ilmu Allah Taala Maha Luas
meliputi tiap-tiap sesuatu diAlam yang fana ini.

10. Hayat . Artinya : Hidup Allah Taala.


Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Taala . Segala sifat
yang ada berdiri pada zat daripada sifat Idrak ( pendapat ) Yaitu : sifat qudrat, iradat , Ilmu , Sama
Bashar dan Kalam.

11. Sama : Artinya : Mendengar Allah Taala.


Hakikatnya ialah sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada Zat Allah Taala. Yaitu
dengan terang dan nyata pada tiap-tiap yang maujud sama ada yang maujud itu qadim seperti ia
mendengar kalamnya atau yang ada itu harus sama ada atau telah ada atau yang akan diadakan.
Tiada terhijab (terdinding ) seperti dengan sebab jauh , bising , bersuara , tidak bersuara dan
sebagainya. Allah Taala Maha Mendengar akan segala yang terang dan yang tersembunyi.
Sebagaimana firman Allah Taala yang bermaksud :

..

..Dan ingatlah Allah sentiasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui .( Surah An-Nisaa
Ayat 148 )
12. Bashar : Artinya : Melihat Allah Taala .
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Taala. Allah
Taala wajib bersifat Maha Melihat sama ada yang dapat dilihat oleh manusia atau tidak, jauh atau
dekat , terang atau gelap , zahir atau tersembunyi dan sebagainya. Firman Allah Taala yang
bermaksud :

Dan Allah Maha Melihat akan segala yang mereka kerjakan . ( Surah Ali Imran Ayat 163 )
13 .Kalam : Artinya : Berkata-kata Allah Taala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Taala.
Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang wajib, maka ia menunjukkan atas yang
wajib sebagaimana firman Allah Taala yang bermaksud :

Aku Allah , tiada tuhan melainkan Aku . ( Surah Taha Ayat 14 )


Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Taala yang bermaksud

: Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Bahwasanya Allah salah satu dari yang
tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Tuhan Yang Esa. Jika
mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara
mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (Surah Al-Maidah Ayat 73).
Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah Taala yang bermaksud :

Padahal Allah yang mencipta kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu. (Surah Ash.
Shaffaat Ayat 96).

Kalam Allah Taala itu satu sifat jua tiada berbilang. Tetapi ia berbagai-bagai jika dipandang dari
perkara yang dikatakan Yaitu :

1. Menunjuk kepada amar ( perintah ) seperti tuntutan mendirikan solat dan lain-lain kefardhuan.

2. Menunjuk kepada nahyu ( tegahan ) seperti tegahan mencuri dan lain-lain larangan.

3. Menunjuk kepada khabar ( berita ) seperti kisah-kisah Firaundan lain-lain.

4. Menunjuk kepada waad ( janji baik ) seperti orang yang taat dan beramal soleh akan dapat
balasan syurga dan lain-lain.

5. Menunjuk kepada waud ( janji balasan siksa ) seperti orang yang mendurhaka kepada ibu &
bapak akan dibalas dengan azab siksa yang amat berat.

14. Kaunuhu Qadiran : Artinya : Keadaan Allah Taala Yang Berkuasa Mengadakan Dan
Mentiadakan.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum ,
Yaitu lain daripada sifat Qudrat.

15.Kaunuhu Muridan : Artinya : Keadaan Allah Taala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-
tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala , tiada ia maujud dan tiada ia maadum ,
Yaitu lain daripada sifat Iradat.

16.Kaunuhu Aliman : Artinya : Keadaan Allah Taala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum ,
Yaitu lain daripada sifat Ilmu.

17.Kaunuhu Hayyun : Artinya : Keadaan Allah Taala Yang Hidup.


Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum ,
Yaitu lain daripada sifat Hayat.

18.Kaunuhu Samian : Artinya : Keadaan Allah Taala Yang Mendengar akan tiap-tiap yang
Maujud.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum,
Yaitu lain daripada sifat Sama.

19.Kaunuhu Bashiran : Artinya : Keadaan Allah Taala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat (
Benda yang ada ).
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum ,
Yaitu lain daripada sifat Bashar.

20.Kaunuhu Mutakalliman : Artinya : Keadaan Allah Taala Yang Berkata-kata.


Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum ,
Yaitu lain daripada sifat Kalam.

D.2 Sifat Mustahil Bagi Allah SWT


Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan
daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat
yang mustahil satu-persatu .

1. Adam artinya tiada

2. Huduth artinya baharu

3. Fana artinya binasa

4. Mumathalatuhu Lilhawadith artinya menyerupai makhluk

5. Qiyamuhu Bighayrih artinya berdiri dengan yang lain


6. Taaddud artinya berbilang-bilang

7. Ajz artinya lemah

8. Karahah artinya terpaksa

9. Jahl artinya jahil/bodoh

10. Mawt artinya mati

11. Samam artinya tuli

12. Umy artinya buta

13. Bukm artinya bisu

14. Kaunuhu Ajizan artinya keadaannya yang lemah

15. Kaunuhu Karihan artinya keadaannya yang terpaksa

16. Kaunuhu Jahilan artinya keadaannya yang jahil/bodoh

17. Kaunuhu Mayyitan artinya keadaannya yang mati

18. Kaunuhu Asam artinya keadaannya yang tuli

19. Kaunuhu Ama artinya keadaannya yang buta

20. Kaunuhu Abkam artinya keadaannya yang bisu.

ALLAH SEBAGAI KHALIQ FIAI-UII UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ( AKIDAH) MATA


KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
ALLAH SEBAGAI KHALIQ ALLAH SEBAGAI PENCIPTA, PENGATUR DAN PEMELIHARA
firman Allah QS. Al-baqarah : 29 berikut ini:
Dialah Allah yang telah menjadikan atau menciptakan
segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu
menjadikan Nya tujuh langit.Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu FIAI - UII ( AKIDAH
) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA ALLAH SEBAGAI KHALIQ ( AKIDAH )
MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
ALLAH SEBAGAI PENCIPTA (lanjutan) FIAI -UII SURAT AL-ANAM : 101-102

Dia pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai
anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu. ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI
UTAMA
FIAI -UII ALLAH SEBAGAI PENCIPTA (lanjutan) ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN ,
KOMPETENSI UTAMA Dialah Allah yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang mempunyai Nama-Nama
Yang Paling baik
Kesimpulan Allah sebagai pencipta, pengatur dan pemelihara adalah Yang Maha Sempurna
tidak sama dengan makhluk-Nya. Allah adalah dzat yang tidak berawal dan berakhir, tidak
berputra dan tidak diputrakan. Dia adalah tempat bergantung para makhluk. Itulah Allah
sebagai Khalik dan itulah Rabbul alamin. FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN ,
KOMPETENSI UTAMA
HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Allah sebagai Rabbul Alamin menyembah (beribadah)
hanya kepadaNya ( 21 )
(60 :( ) 36: ) FIAI-UII (
AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH (61 : ) Dan hendaklah kamu
menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus (63 : )
Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkansebagian besar di antaramu. Maka apakah
kamu tidak memikirkan? FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI
UTAMA
(KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH seluruh benda alam semesta ini tunduk
kepada Allah, patuh kepada kekuasaanNya, berjalan menurut kehendak dan perintahNya.
Tidak satu pun makhluk yang mengingkariNya Semua menjalankan tugas dan perannya
masing-masing serta berjalan menurut aturan yang sangat sempurna. Penciptanya sama
sekali tidak memiliki sifat kurang, lemah dan cacat FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH
KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
(KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di
dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan
memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka (Al-Isra;44) seluruh makhluk
baik yang bicara maupun yang tidak, yang hidup maupun yang mati, semuanya tunduk
kepada perintah kauniyyah Allah. Semuanya menyucikan Allah dari segala kekurangan dan
kelemahan, baik secara keadaan maupun ucapan. FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH
KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
(KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Ibnu Taemiyyah (ilmuan muslim): Mereka
tunduk menyerah, pasrah dan terpaksa dari berbagai segi, di antaranya (Shalih bin
Fauzan;2001;37): Keyakinan bahwa mereka sangat membutuhkanNya Kepatuhan mereka
kepada qadla . qadar dan kehendak Allah yang ditulis atas mereka Permohonan mereka
kepadaNya ketika dalam keadaan darurat atau terjepit FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH
KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
(KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Seorang mukmin tunduk kepada kepada
perintah Allah secara ridla dan ikhlas( cobaan, ia sabar menerimanya). Sujudnya alam dan
benda-benda adalah ketundukan mereka kepada Allah. Masing-masing benda bersujud
menurut kesesuaiannya(sujud yang sesuai dengan kondisinya tunduk kepada Ar-rabb.)
Bertasbihnya masing-masing benda adalah hakikat, bukan majaz, (sesuai dengan
kondisinya masing-masing). FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI
UTAMA
(KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Syaikhul Islam Ibnu Taemiyyah
menafsirkan firman Allah :
(83 ) ketundukan benda-benda secara sukarela dan terpaksa, karena seluruh
makhluk wajib beribadah kepadaNya dengan penghambaan yang umum, tidak peduli
apakah ia mengakuiNya atau mengingkariNya. Mereka semua tunduk dan diatur.Mereka
patuh dan pasrah kepadaNya secara rela maupun terpaksa. FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA
KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
(KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Tidak satupun dari makhluk ini yang
keluar dari kehendak , takdir dan qadlaNya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin
Allah. Dia adalah pencipta dan penguasa alam. Semua milikNya . Dia bebas berbuat
terhadap ciptaanNya, diatur, diciptakan, diberi fitrah, membutuhkan dan dikendalikanNya.
Dialah Yang Maha suci, Maha Esa, Maha perkasa , Pencipta, Pembuat dan Pembentuk
FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
ALLAH MAHA KUASA DAN MAHA PEMBERI RIZKI STUDI SIFAT-SIFAT ALLAH setiap
nama dari nama-namaNya menunjukkan sifat dari sifat-sifatNya
Sifat-sifat Allah terbagi menjadi dua bagian. (1) Dzatiyah , Al-ilmu,Al-Qudratu, Assamu, Al-
Basaru, Alizzatu, Al-hikmatu,Aluluwwu, Aladzamatu, Al-wajhu, Al-yadain, Al-ainain ) Filiy
yaitu sifat yang Dia perbuat jika berkehendak, seperti bersemayam di atas Arasy, turun ke
langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir malam, dan datang pada hari Kiamat. FIAI-UII (
AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
ALLAH MAHA KUASA DAN MAHA PEMBERI RIZKI Di akhir s. Al-Jumah :62 Allah SWT
menegaskan bahwa Dialah Dzat yang sebaik-baik pemberi rizki....
Pernyataan ini akan diterima sebagai suatu kebenaran jika dilandasi dengan keimanan dan
renungan yang mendalam pada kehidupan seseorang, rutinitas kejadian transaksi
perdagangan di manapun berada (tradisional maupun modern). FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA
KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
SIFAT WAJIB TIGA BELAS BAGI ALLAH YANG WAJIB DIIMANI DAN SIFAT MUSTAHIL
SEBALIKNYA Wujud, =VS= adam (Allah tidak ada). Qidam, =VS= HUDUS ( baru ) Al-Baqa
(tetap ), = VS = AL-FANA ( rusak /hilang Al-Mukhalafatul lil hawadisi = VS =mumasalatul
lil-hawadisi Qiyamuhu Binafsihi = VS = qiyamuhu bi-ghairihi Al-Wahdaniyyah (Esa ). = VS
=lebih dari satu Al-Iradah = VS =AL-KARAHAH FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH
KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA
SIFAT WAJIB TIGA BELAS BAGI ALLAH YANG WAJIB DIIMANI DAN SIFAT MUSTAHIL
SEBALIKNYA 8.Qudrah, (kuasa) AL-AJZU ( lemah/tidak mampu. ) 9. Al-Ilmu, ( pandai ).
AL-JAHLU ( bodoh ) 10. As-samu (mendengar ). AS-SHAMAM ( tuli ) 11. Al-Bashar (
melihat ) AL-AMA ( buta ) 12. Al-Kalam ( berfirman ), AL-BAKAM( bisu/tidak dapat berfirman
13. Al-Hayah ( hidup) , AL-MAUT ( mati) FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN ,
KOMPETENSI UTAMA
Terima Kasih

Khalik dan Makhluk


A. PENGERTIAN KHALIK.

Secara etimologi, kata khalik berasal dari bahasa Arab, dari kata kerja yang berarti menciptakan.

Kata ini diubah menjadi atau pelaku sehingga terbentuklah kata yang berarti pencipta, pencipta alam
semesta.

Pengertian ini menunjuk kepada Allah swt. sebagai pencipta seluruh makhluk yang hidup di alam semesta.6
Kata-kata di dalam al-Quran selain berarti pencipta, dapat pula berarti :

1. Tuhan yang disembah > Surah al-Anam (6) : 102


102. (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta
segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.

2. Pengatur dan Pemelihara > Surah al-Anam (6) : 102

3. Pemberi bentuk > Surah al-Hasyr (59) : 24

24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna.
bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

4. Tuhan Yang Maha Perkasa > Surah ar-Radu (13) : 16

16. Katakanlah: Siapakah Tuhan langit dan bumi? Jawabnya: Allah. Katakanlah: Maka Patutkah kamu
mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula)
kemudharatan bagi diri mereka sendiri?. Katakanlah: Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau
samakah gelap gulita dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat
menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka? Katakanlah:
Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

B. PENGERTIAN MAKHLUK

Kata makhluk juga terambil dari kata yang diubah menjadi ( penderita) sehingga terbentuk kata makhluk
yang berarti yang diciptakan.

C. PEMBAGIAN MAKHLUK

Berdasarkan pengertian makhluk diatas, maka makhluk dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Makhluk ghaib (alam ghaib) yaitu segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia.
Menurut sifatnya, makhluk ghaib ini dibagi menjadi 2, yaitu :

Makhluk ghaib hakiki (mutlak), yaitu segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia,
misalnya surga, neraka, malaikat dan sebagainya.

Makhluk ghaib idhafi (nisbi), yaitu segala sesuatu yang pada saat sekarang tidak dapat ditangkap oleh panca
indera, tetapi pada masa lampau atau pada masa yang akan datang dapat ditangkap oleh panca indera manusia,
misalnya peristiwa sejarah, ilmu pengetahuan dan ilmu hitam (black magic).

b. Makhluk syahadah (alam nyata) yaitu segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Makhluk
syahadah terbagi menjadi 2, yaitu :

Makhluk jamadi, seperti benda-benda mati : batu, emas, perak dan sebagainya.
Makhluk hayati, terbagi menjadi 3, yaitu :

a. Makhluk nabati.

b. Makhluk hayawani.

c. Makhluk insani (manusia).

A. Pengertian khalik & makhluk


Dalam keagamaan terdapat kata khalik dan makhluk.
Khalik adalah pencipta, sedangkan makhluk adalah yang diciptakan
Dalam pengertian yang secara mutlak istilah khalik hanya mengacu
pada tuhan, sementara makhluk mengacu pada semua realitas selain
dirinya,atau yang diciptakanya,seperti manusia,hewan dan lain-lain.
Dan diantara sekian banyak ciptaan sang khalik itu,manusia yang
paling tinggi dan prima kedudukannya.
Sebagai sang khalik Allah swt memiliki sipat-sipat yang tentunya tidak
sama dengan sipat yang dimiliki manusia ataupun makhluk lainya.
Mengenal sipat-sipat ALLAH SWT dapat meningkatkan keimanaan
kita.

B. Sifat-sifat sang khalik(Allah swt)

1. Wujud
Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman menyakini bahwa Allah
swt itu ada. Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau
mempertanyakan keberadaannya. Keimanaan seseorang akan
membuatnya dapat berfikir dengan akal sehat bahwa alam semesta
beserta isinya ada karena allah yang menciptakannya. Dalam al-quran
disebutkan yang artinya
Sesungguhnya rabb,engkau ialah Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa,lalu ia bersemayam diatas arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang dan mengikutinya dengan cepat dan
(diciptakanya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang(masing-
masing) tunduk kepada perintah-NYA.
Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanya hak Allah. Maha suci
Allah,Rabb semesta alam.(QS. AL-Araf: 54)

4
2. Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah swt sebagai pencipta lebih dulu daripada semesta alam dan isinya
yang ia ciptakan. Dalam al-quran disebutkan yang artinya :
Dialah yang awal dan yang akhir yang Zhahir dan Bathin; dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu.(QS. AL-Hadid: ayat 3)

3. Baqa
Sifat Allah Baqa yaitu kekal. Manusia,hewan,tumbuhan,dan makhluk
lainya selain allah akan mati dan hancur kita akan kembali kepada-Nya
dan itu pasti. Hanya allah lah yang kekal. Dalam al-quran disebutkan,
yang artinya:
semua yang ada dibumi itu akan binasa,dan tetap kekal wajah Rabb-
mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.(QS.Ar-Rahman: 26-
27)

4. Mukhalafatu lil hawadits


Sifat Allah ini artinya adalah berada dengan ciptaan-Nya. Itulah
keistemewaan dan keagungan Allah swt. Dalam al-quran disebutkan
yang artinya:
tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia,dan Dialah yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS.Asy-Syura: ayat 11)

5. Qiyamuhu binafsihi
Qiyamuhu biniafsihi artinya Allah berdiri sendiri. Allah menciptakan
alam semesta, membuat takdir,menghadirkan surga dan neraka,dan lain
sebagainya. Tanpa bantuan makhluk apapun.berbeda dengan manusia
yang sangat lemah,dan pastinya membutuhkan satu sama lain. Telah
disebutkan dalam al-quran yang artinya :
Allah tidak ada ilah(yang berhak disembah)melainkan Dia,yang maha
kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.(QS.Ali-Imran ayat :
2)

5
6. Wahdaniyyah
Sifat Allah wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan
kalimat syahadat, asyhadu alaa ilaa ha illallah washadu anna
muhamadarsullwla, tiada tuhan selain Allah.
Dalam al-quran telah disebutkan yang artinya:
sekiranya ada dilangit dan di bumi ilaha-ilah selain ALLAH, tentunya
keduanya itu sudah rusak dan binasa, maka maha suci ALLAH,yang
mempunyai arsy daripada apa yang mereka sifatkan.(QS.Al-Anbiya:
22)

7. Qudrat
Qurat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala
yang ada atau yang telah diciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda
dengan kekuasaan manusia di dunia.Allah memiliki kuasa terhadap
hidup dan mati segala makhluk.
Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan
kekuasaan manusia di dunia dapat hilang atas kuasa Allah.dalam al-
quran disebutkan, yang artinya:
seungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. (QS.Al-
Baqarah:20)

8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah
berkehendak terhadap takdir atau nasib seseorang,maka ia takkan
dapat mengelak atau menolaknya. Kehendak Allah ini juga kemauan
Allah tanpa ada campur dari tangan manusia atau makhluk lainya.
dalam al-quran telah disebutkan,yang artinya: seungguhnya Tuhanmu
maha pelaksana terhadap apa yang Dia
kehendaki.(QS.Hud:107)

6
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui.ALLAH Maha mengetahui segala
sesuatu,meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari
penglihatan Allah.
Dalam al-quran telah disebutkan yang artinya,katakanlah(kepada
mererka): apakah kamu akn memberitahukan kepada ALLAH tentang
agamamu(keyakinanmu),padahal ALLAH mengetahuai apa yang ada
dilangit dan apa yang ada dibumi,dan Allah maha mengetahui segala
sesuatu.(QS.Al-Hujarat: ayat 16)

10. Hayat
Sifat ALLAH hayat atau hidup,namun hidupnya Allah tidak seperti
manusia,karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa
mati,Allah tidak mati, Allah akan hidup terus selama-lamanya. Dalam
al-quran disebutkan yang artinya:
Allah tidak ada ilah(yang berkehendak disembah)melainkan Dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus(makhluk-Nya),tidak
mengantuk dan tidak tidur.(QS.AL-Baqarah: ayat 255)

11. Samun
Sifat Allah samun atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal
yang diucapkan manusia,meskipun ia berbicara dengan halusnya atau
tidak terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak
akan pernah sirna. Dalam al-quran disebutkan yag artinya: dan Allah-
lah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.(QS.Al-Maidah: ayat
76)
12. Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas.ia dapat
melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secra
sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat ,baik yang besar maupun
yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat allah ini menandakan
bahwa Allah maha sempurna.

7
Dalam al-quran telah disebutkan,yang artinya: sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang ghaib dilangit dan dibumi,dan maha melihat apa
yang kamu kerjakan.(QS.AL-Hujarat: 18)

13. Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya
al-quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia didunia. Al-quran
merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
Saw. Dalam al-quran disebutkan yang
artinya: Dan Allah telah berbicara kepada musa dengan langsung.(QS.
An-Nisa: 164)

14. Qadirun
Sifat allah ini berarti Allah adalah Dzat yang maha berkuasa. Allah tidak
lemah, ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya. Dalam
al-quran disebutkan yang artinya: sesungguhnya Allah berkuasa atas
segala sesuatu.(QS.Al-Baqarah: 20)

15. Muridun
Allah mempunyai sifat muridun,yaitu sebagai dzat yang maha
berkehendak. ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia. Dalam al-
quran telah disebutkan,yang artinya :
sesungguhnya tuhanmu maha melaksanakan apa yang dia
kehendaki.(QS.Hud :107)
16. Alimun
Sifat Allah alimun,yaitu dzat yang maha mengetahui. Allah mengetahui
segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun
dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia. Dalam al-quran telah
disebutkan, yang artinya: dan Allah maha mengetahui
sesuatu.(QS.An-Nisa: 176)

8
17. Hayyun
Artinya,Allah adalah dzat yang hidup tidak akan pernah mati,tidak akan
pernah tidur ataupun lengah. Dalam al-quran disebutkan,yang artinya:
dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak
mati.(QS.Al-Furqon :58)

18. Samiun
Allah adalah dzat yang maha mendengar. Allah selalu mendengar
pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambanya. Dalam al-quran
disebutkan yang artinya:Allah maha mendengar dan maha
mengetahui.(QS.Al-Baqarah :256)

19. Basirun
Allah dzat yang maha melihat. Sifat Allahini tidak terbatas seperti
halnya manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu
hendaknya kita selalu berbuat baik. Dalam al-quran disebutkan yang
artinya: dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.(QS.Al-
Hujarat :18)

20. Mutakalimun
Sifat Allah ini berarti yang berbicara. Allah tidak bisu, ia berbicara atau
berfirman melalui ayat-ayat al-quran. Bila al-quran menjadi pedoman
hidup kita,maka kita telah patuh dan tunduk kepada Allah swt.

9
C. Macam-macam makhluk

Makhluk terbagi 2 kelompok :


1. Makhluk nyata
2. Makhluk gaib

1. Makhluk nyata yaitu makhluk yang bisa dilihat oleh pancaindara


manusia.
Contohnya : manusia,hewan,tumbuhan,bakteri,virus,dll.
2. Makhluk gaib yaitu makhluk yang tidak dapat dilihat oleh pancaindra
manusia.
Contohnya : malaikat,jin,ruh, setan dll.

D. Sifat-sifat makhluk

1. Manusia
Manusia sebagai makhluk yang hidup diatas bumi dengan ketersediaan
sarana kebutuhan hidupnya dan fasilitas-fasilitas yang allah berikan
secukupnya, manusia mempunyai sifat yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainya.
Ada yang bersifat egois,lemah lembut,baik dll.
Manusia yang hidup di mana pun pasti berasal dari satu
yaitu Adam as.
Kemudian berkembang biak dan bertebaran dibumi.
Dalam hal ini Allah berfirman: Q.S. An-Nissa (4)

Yaa ayyuhan naasut taquu rabbakumul ladzii


khalaqakum minnafsiw
waahidatiw wa khalaqa minhaa zaujahaa wa batstsa
minhumaa rijaalan
katsiiraw wa nisaa aw wat taqullaahal ladziitasaa-aluuna
bihii
wal arhaama, innallaaha kaana 'alaikum raqiibaa.

10
Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kamu
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
daripada satu diri,dan daripadanya allah menciptakan
pasangannya,dan memperkembangbiakan
dari keduanya lelaki dan perempuan.
yang banyak, dan bertakwa lah kepada Allah yang
kamu saling meminta dengan menyebut nama-Nya,
dan periharalah hubungan keluarga,karena
sesungguhnya allah sangat memperhatikan kamu.

2. Malaikat.
Malaikat sebagai makhluk gaib,tidak memasuki alam yang nyata
ini,tetapi dia memasuki alam rohaniah, dia bertugas sebagai perantara
dan pelaksana kehendak allah terutama yang berhubungan dengan alam
rohaniah manusia.

3. Jin
Jin adalah makhluk gaib dan termasuk golongan makhluk halus. Ia tidak
dapat disentuh oleh pancaindara manusia,tetapi dia bisa menjelmakan
dirinya sebagai manusia biasa,binatang-binatang sehingga dapat
ditangkap oleh pancaindra manusia. Jin ada yang bersifat jahat dan
bersifat baik.

4. Setan
Setan adalah makhluk halus yang allah ciptakan dari api,sifatnya jahat.
Setan kerjanya menyesatkan manusia kejalan yang tidak diridhoi oleh
allah.

Anda mungkin juga menyukai