Anda di halaman 1dari 21

i

HAKIKAT ILMU KALAM


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam

Oleh :

NIM : 41032124181043 NAMA : Anzas Riyanto


NIM : 41032124181028 NAMA : Ikhsan Firmansyah
NIM : 41032124181015 NAMA : Fathan Akbar Fauzi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2019
i

KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Segala puji dan Syukur kepada Allah Swt. Yang telah memberikan kemudahan

serta kekuatan kepada Kami dalam mewujudkan makalah ini. Dengan ini Kami berharap

mudah – mudahan segala usaha yang telah dilakukan dalam mewujudkan makalah ini

mampu mendatangkan kebaikan serta dinilai sebagai ibadah kepada Allah Swt. Dalam

rangka Thalaabul ‘Ilmi. Dengan kuasa-Nya Kami mampu menyelesaikan makalah yang

berjudul HAKIKAT ILMU KALAM.

Tersusun dengan baiknya makalah ini adalah harapan besar penulis, namun

kemampuanlah yang membatasinya. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini

masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, Kami mengharapkan kritik ataupun saran yang bersifat membangun

demi perbaikan makalah ini, Terimakasih.

I
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Lata Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2

BAB II HAKIKAT ILMU KALAM ................................................................... 4

A. Pengertian Aqidah Ilmu Kalam ................................................ 4

B. Nama-nama Aqidah Ilmu Kalam .............................................. 5

C. Ruang Lingkup Aqidah Ilmu Kalam ........................................... 7

D. Sejarah Munculnya Aqidah Ilmu Kalam .................................... 8

E. Sumber-sumber Ilmu Kalam .................................................... 10

F. Faktor-faktor Timbulnya Ilmu Kalam........................................ 13

G. Hubungan Aqidah Ilmu Kalam Dengan Ilmu Keislaman Lainnya 15

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 21

A. Kesimpulan ............................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

II
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aqidah ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar

dari suatu agama. Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya

secara mendalam, perlu mempelajari akidah yang terdapat dalam agamanya.

Mempelajari akidah/teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang

berdasarkan pada landasan yang kuat , yang tidak mudah diombang-ambingkan

oleh peredaran zaman.

Teologi dalam Islam disebut juga ilmu At-Tauhid. Kata Tauhid mengandung arti

satu/esa dan keEsaan dalam pandangan Islam merupakan sifat yang terpenting

diantara sifat-sifat Tuhan. Teologi Islam disebut juga ilmu kalam.

Akan tetapi banyak timbul berbagai macam permasalahan dari munculnya

golongan-golongan baru tentang pemahaman keyakinan dalam beragama maka

dengan dilatar belakangi oleh permasalahan tersebut di atas, penulis menyusun

sebuah makalah yang membahas tentang AQIDAH ILMU KALAM.

1
2

B. Perumusan Masalah

Dalam permasalahan yang telah penulis kemukakan maka dalam makalah ini

penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian Aqidah Ilmu Kalam ?

2. Apa Nama-nama Aqidah Ilmu Kalam ?

3. Apa Ruang Lingkup Aqidah Ilmu Kalam ?

4. Bagaimana Sejarah Munculnya Ilmu Kalam ?

5. Apa Sumber-sumber Ilmu Kalam ?

6. Apa Faktor-faktor Timbulnya Ilmu Kalam ?

7. Apa Hubungan Aqidah Ilmu Kalam Dengan Ilmu Keislaman Lainnya ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mempunyai beberapa

tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian Aqidah Ilmu Kalam.

2. Untuk mengetahui Nama-nama Aqidah Ilmu Kalam.

3. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Aqidah Ilmu Kalam.

4. Untuk mengetahui Sejarah Munculnya Ilmu Kalam.

5. Untuk Mengetahui Sumber-sumber Ilmu Kalam.

6. Untuk Mengetahui Faktor-faktor Timbulnya Ilmu Kalam.

7. Untuk Mengetahui Aqidah Ilmu Kalam Dengan Ilmu Keislaman Lainnya.


4

BAB II

HAKIKAT ILMU KALAM

A. Pengertian Aqidah Ilmu Kalam

Aqidah Ilmu Kalam secara bahasa terdiri dari kata Aqidah dan ilmu kalam.

ُِ
Aqidah berasal dari bahasa arab yaitu ‫د‬ ‫َائ‬
‫َق‬‫ع‬ ُِ
‫د ج‬ ‫يعق‬ ََ
َ – ‫د‬ ‫َق‬
‫ ع‬yang

artinya ikatan, perjanjian dan keyakina. Adapun secara Istilah dalam agama islam

aqidah adalah :

‫ّ وجل‬
‫التصديق الجازم فيما يجب هلل عز‬

‫ واإلفراد‬،‫ والربوبية‬،‫من الوحدانية‬

،‫ واإليمان بأسمائه الحسنى‬،‫بالعبادة‬

. ‫وصفاته العليا‬

Sedangkan ilmu kalam artinya Ilmu yang membicarakan/membahas tentang

masalah ketuhanan/ketauhidan (mengesakan Tuhan). Jadi Aqidah Ilmu Kalam

artinya ilmu yang mempelajari ikatan/keyakinan seseorang tentang masalah

ketuhanan dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan disertai alasan-alasan yang

rasional.

Secara istilah pengertian aqidah ilmu kalam yaitu :


5

1. Menurut Musthafa Abdul Raziq definisi aqidah ilmu kalam adalah ilmu yang

berkaitan dengan aqidah imani yang dibangun dengan argumentasi-

argumentasi rasional.

2. Menurut Al-Farabi definisi aqidah ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang

membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin

mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati

yang berlandaskan doktrin Islam

3. Menurut Ibnu Khaldun definisi aqidah ilmu kalam adalah ilmu yang

mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat

dalil-dalil rasional.

4. Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi ilmu kalam adalah ilmu yang

membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib baginya, sifat-sifat

yang jaiz baginya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan darinya dan Ilmu

kalam juga membahas tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan

kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, hal-hal jaiz

dihubungkan pada diri mereka dan hal-hal yang terlarang untuk

dihubungkan kepada diri mereka.

B. Nama-nama Aqidah Ilmu Kalam

Aqidah ilmu kalam atau yang biasa disebut dengan ilmu kalam mempunyai

beberapa nama yaitu :


6

1. Ilmu ushuluddin : Alasan dinamai dengan ilmu Ushuluddin yaitu karena

ilmu ini membahas tentang prinsip-prinsip agama Islam atau dikatakan

pula “Ilmu yang membahas padanya tentang prinsip-prinsip

kepercayaan agama dengan dalil-dalil qath’I dan dalil-dalil akal fikiran”.

2. Ilmu tauhid : Sebab dinamai ilmu Tauhid dikarenakan ilmu ini

membahas keesaan Allah, sifat-sifat yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi

Allah dan Rasul-Nya, kemudian juga mengupas dalil-dalil sam’iyat (As-

Sam’iyyat merupakan perkara yang tidak dapat digambarkan dengan

pancaindera manusia dan hanya dapat diketahui melalui al-quran dan

al-hadis) guna mempercayai sesuatu dengan yakin.

3. Ilmu Ma’rifah : Ma’rifah artinya adalah pengenalan atau mengenal.

Dalam Islam, tentang ilmu ketuhanan ini sering disebut dengan ilmu

Ma’rifah karena ilmu ini membahas terhadap hal-hal yang berkenaan

dengan sifat-sifat-Nya yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi-Nya.

4. Fiqh al-akbar dan teologi Islam : Abu Hanifah menyebut nama ilmu ini

dengan fiqh al-akbar, karena menurut persepsinya hukum Islam yang

dikenal dengan istilah fiqh terbagi menjadi dua yaitu: fiqh al-akbar

(membahas keyakinan/ pokok-pokok agama/ilmu tauhid dan fiqh al-

asghar (membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah).

Teologi Islam merupakan istilah yang diambil dari Bahasa Yunani, terdiri

dari dua kata yaitu “theos” yang berarti Tuhan dan “logos” yang berarti

ilmu. Oleh karena itu theology bermakna ilmu tentang tuhan atau ilmu

tentang ketuhanan kemudian diserap kedalam bahasa inggris


7

“theology”, William L Reese mendefinisikan dengan “discourse or

concerning” (percakapan/pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip

William Ockhn Reese lebih lanjut mengatakan “Theologi to be a

discipline and independent of both philosophy and science” (teologi

merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta

independensi antara filsafat dan ilmu pengetahuan). Sementara itu

Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan,

perbuatan dan pengalaman agama secara rasional.

C. Ruang Lingkup Aqidah Ilmu Kalam

Masalah yang dibahas dalam aqidah ilmu kalam adalah mempercayai adanya

Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul Allah, hari kiyamat, Qadha’ dan

Qadar, Akhirat, akal dan wahyu, surga , neraka, dosa besar, dan masalah iman dan

kafir. yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah-aqidah

yang menyimpang.

Menurut Hasan Al-Banna ruang lingkup pembahasan ilmu kalam mencakup:

1. Ilahiyat yaitu kajian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Ilah (Tuhan

Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af'al Allah dan

lain-Iain.

2. Nubuwat yaitu kajian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan nabi dan

rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mukjizat, karomah

dan lain sebagainya.


8

3. Ruhaniyat yaitu kajian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan alam

metafisik seperti malaikat. jin, iblis, setan, roh dan lain sebagainya.

4. Sam’iyyat yaitu kajian tentang segala hal yang hanya bisa diketahul lewat

sam'i (dalil naqli / berupa Al-Qur‘an dan sunnah) seperti alam barzakh,

akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, dan neraka dan lain

sebagalnya.

D. Sejarah Kelahiran Aqidah Ilmu Kalam

Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan

politik yang menyangkut peristiwa terbunuhnya Usman bin affan yang berbuntut

pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara

. Mu’awiyah dan Ali bin Abi Thalib mengkristal menjadi perang siffin yang berakhir

dengan keputusan Tahkim (arbitrase). sikap ali yang menerima tipu muslihat Amr

bin Ash(utusan Mu’awiyah dalam tahkim), tidak disetujui oleh sebagian tentaranya.

Mereka berpendapat bahwa persoalan yang terjadi saat itu tidak dapat diputuskan

melalui tahkim. Putusan datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum

Al-Qur’an La Hukma Ila Lillah(tidak ada hukum selain dari hukum Allah). atau La

Hukma Illa Allah( tidak ada perantara selain Allah) menjadi semboyan mereka.

Mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga meninggalkan

barisannya, mereka terkenal dengan nama khawarij. dan kelompok yang tetap

mendukung Ali bin Abi Thalib dikenal dengan nama syiah.


9

Harun lebih lanjut mengatakan bahwa persoalan kalam yang pertama kali

muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Dalam arti

siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap dalam Islam. Khawarij

sebagaimana yang telah disebutkan, memandang bahwa orang-orang yang terlibat

dalam peristiwa tahkim yakni Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, Abu Musa Al-Asy’ari

adalah kafir berdasarkan firman Allah surat Al-Maidah ayat 44. Persoalan ini telah

menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam yaitu:

1. Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir,

dalam arti telah keluar dari Islam atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.

2. Aliran Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar masih tetap

mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, hal itu terserah

kepada Allah untuk mengampuni atau menghukumnya.

3. Aliran Mu’tazilah , yang tidak menerima pendapat kedua diatas. Bagi mereka

orang yang berdosa besar bukan kafir , tetapi bukan mukmin. Mereka

mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang dalam bahasa arabnya terkenal

dengan istilah al-manzilah manzilatain (posisi diantara dua posisi). Aliran

Mu’tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan

tradisional Islam yaitu aliran Asy’ariyah dan Aliran Maturidiyah.

Dalam Islam timbul pula dua aliran teologi yang terkenal dengan Qadariyah dan

Jabariyah. menurut Qadariyah, manusia mempunyai kemerdekaan dalam

kehendak dan perbuatannya. adapun Jabariyah berpendapat sebaliknya, manusia

tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Aliran


10

Mu’tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan

tradisional Islam yaitu aliran Asy’ariyah dan Aliran Maturidiyah.

E. Sumber-sumber Ilmu Kalam

Pembahasan ilmu kalam selalu berdasarkan/bersumber pada dua dalil yaitu

dalil naqli (al-qur’an dan hadits) dan dalil aqli (dalil fikiran). Sebagai sumber Ilmu

Kalam, Al-quran banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah

ketuhanan, diantaranya adalah

1. Q. S. Al-Ikhlas (112): 3-4.


ٌ َ ُ ُ َُ ُ َ َْ َ ْ َ
]4 ،3 :‫)} [اإلخالص‬4( ‫) َول ْم َيك ْن له كف ًوا أ َحد‬3( ‫{ل ْم َي ِلد َول ْم ُيولد‬

ayat ini menunjukkan bahwa tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta

tidak satupun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.

2. Q. S. Asy-Syura(42):11.

ْ َ ‫س َك ِم ْث ِل ِه‬
‫ش ٌء‬ ً ‫اْل ْن َعام َأ ْز َو‬
َ ‫اجا َي ْذ َر ُؤ ُك ْم ِفي ِه َل ْي‬ َ ْ َ َ ً َ َْ ْ ُ ُ َْ ْ ْ ُ َ َ َ َ
‫ض جعل لكم ِمن أنف ِسكم أزواجا و ِمن‬ ْ َ ْ َ ‫الس َم َاو‬ َ
َّ ‫{فاط ُر‬
‫ي‬ ِ ِ ‫ات واْلر‬ ِ ِ
ْ ُ َّ َ ُ َ
]11 :‫)} [الشورى‬11( ‫يع ال َب ِص ر ُي‬‫وهو الس ِم‬

( 11 ) (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis

kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-

pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak

ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar

dan Melihat.
11

ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia

Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

3. Al-Furqan(25):59.
َ َ ْ َ ُ َ ْ َّ ْ ‫ض َو َما َب ْي َن ُه َما ف ِس َّت ِة َأ َّيام ُث َّم ْاس َت َوى َع ََل ْال َع‬ َْ َ َ َ َّ َ َ َ َّ
‫اسأ ْل ِب ِه خ ِب ر ًيا‬ ‫ش الرحمن ف‬ ِ ‫ر‬ ‫ي‬ ِ
َ ‫اْل ْر‬‫ات و‬
ِ ‫{ال ِذي خلق السماو‬

]59 :‫)} [الفرقان‬59(

( 59 ) Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya

dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy, (Dialah) Yang

Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih

mengetahui (Muhammad) tentang Dia.

ayat ini menunjukkan bahwa tuhan Yang Maha Penyayang bertahta diatas Arsy.

Ia pencipta langit, bumi, dan semua yang ada diantara keduanya.

4. Q. S. Al-Fath. (48):10.
َ َ ْ َ َ َ ُ ُ ْ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ ُ َ َ َّ َ ُ َ ُ َ َّ َ َ ُ َ ُ َ َّ َّ
‫اَّلل ف ْوق أ ْي ِد ِيه ْم ف َم ْن نكث ف ِإن َما َينكث عَل نف ِس ِه َو َم ْن أ ْوف‬
ِ ‫ِ{إن ال ِذين يب ِايعونك ِإنما يب ِايعون اَّلل يد‬
ً ‫اَّلل َف َس ُي ْؤتيه َأ ْج ًرا َعظ‬
]10 :‫)} [الفتح‬10( ‫يما‬ َ َّ ‫اه َد َع َل ْي ُه‬
َ َ َ
‫ِبما ع‬
ِ ِ ِ

( 10 ) Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu

sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan

mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia

melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati

janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.

ayat ini menunjukkan Tuhan mempunyai tangan yang selalu berada diatas

tangan-tangan orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh

dengan janji Allah.

5. Q. S. Thaha(20):39.
12

ً َ َ َ ُ َ َْ ُ َ ُ َ َُ ْ ُ ْ ُّ َ ْ ْ ُ ْ َ ِّ َ ْ ْ َ ُ َّ ْ
‫اح ِل َيأخذ ُه عد ٌّو ِ يل َوعد ٌّو له َوألق ْيت عل ْيك َم َح َّبة‬ َّ
ِ ‫يه ِ يف اليم فليل ِق ِه اليم ِبالس‬
ِ ‫وت فاق ِذ ِف‬
ِ ‫يه ِ يف التاب‬
ِ ‫{ن اق ِذ ِف‬
ِ
َ ََ َ ُ
]39 :‫)} [طه‬39( ‫ِم ِّ ين َو ِلت ْصن َع عَل ع ْي ِ ين‬

( 39 ) Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian

lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi,

supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah

melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu

diasuh di bawah pengawasan-Ku,

ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai mata yang selalu digunakan

untuk mengawasi seluruh gerak , termasuk gerakan hati makhluknya.

6. Q. S. Ar-Rahman(55):27.
ْ ْ َ ْ ُ َ ُ َ َ
]27 :‫)} [الرحمن‬27( ‫{و َي ْبق َو ْجه َ ِّربك ذو ال َجال ِل َو ِاإلك َر ِام‬

( 27 ) Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan

kemuliaan.

ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai wajah yang tidak akan rusak

selama-lamanya.

7. Q. S. An-Nisa’(4)125.
ً َ َ َ ْ ُ َّ َ َ َّ َ ً َ َ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ ٌ ْ ُ َ ُ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َّ ً ُ َ ْ َ ْ َ َ
‫يم خ ِليال‬ ‫َّلل وهو مح ِسن واتبع ِملة ِإبر ِاهيم ح ِنيفا واتخذ اَّلل ِإبر ِاه‬
ِ ِ ‫{ومن أحسن ِدينا ِممن أسلم وجهه‬

]125 :‫)} [النساء‬125(

( 125 ) Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas

menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan

ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi

kesayangan-Nya.
13

ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama .

seseorang dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila

melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah.

F. Faktor-faktor Timbulnya Ilmu Kalam

1. Faktor secara Intern

a) Adanya pemahaman dalam islam yang berbeda. Perbedaan ini terdapat

dalam hal pemahaman ayat AlQur’an, sehingga berbeda dalam

menafsirkan pula. Mufasir satu menemukan penafsiranya berdasarkan

hadist yang shahih, sementara mufasir yang lain penafsiranya belum

menemukan hadist yang shahih. Bahkan ada yang mengeluarkan

pendapatnya sendiri atau hanya mengandalkan rasional belaka tanpa

merujuk kepada hadist.

b) Adanya pemahaman ayat Al Qur’an yang berbeda. Para pemimpin aliran

pada waktu itu dalam mengambil dalil Al Qur’an beristinbat menurut

pemahaman masing-masing

c) Adanya penyerapan tentang hadis yang berbeda. Penyerapan hadist

berbeda, ketika para sahabat menerima berita dari para perawinya dari

aspek "matan" ada yang disebut hadist riwayah (asli dari Rasul) dan

diroyah (redaksinya disusun oleh para sahabat), ada pula yang di

pengaruhi oleh hadist (isra’iliyah), yaitu: hadist yang disusun oleh orang-

orang yahudi dalam rangka mengacaukan islam.


14

d) Adanya kepentingan kelompok atau golongan. Kepentingan kelompok

pada umumnya mendominasi sebab timbulnya suatu aliran, sangat jelas,

dimana syiah sangat berlebihan dalam mencintai dan memuji Ali bin Abi

Thalib, sedangkan khawarij sebagai kelompok yang sebaliknya.

e) Mengedepankan akal. Dalam hal ini, akal di gunakan setiap keterkaitan

dengan kalam sehingga terkesan berlebihan dalam penggunaan akal,

seperti aliran Mu’tazilah.

f) Adanya kepentingan politik. Kepentingan ini bermula ketika ada

kekacauan politik pada zaman Ustman bin Affan yang menyebabkan

wafatnya beliau, kepentingan ini bertujuan sebagai sumber kekuasaan

untuk menata kehidupan.

g) Adanya beda dalam kebudayaan. Orang islam masih mewarisi yang di

lakukan oleh bangsa quraish di masa jahiliyah. Seperti menghalalkan

kawin kontrak yang hal itu sebenarnya sudah di larang sejak zaman

Rasulullah. Kemudian muncul lagi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib

oleh aliran Syi’ah.

2. Faktor secara ekstern

a) Banyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula beragam

yahudi, masehi dan lain-lain, setelah fikiran mereka tenang dan

sudah memegang teguh Islam, mereka mulai mengingat-ingat

agama mereka yang dulu dan dimasukkannya dalam ajaran-ajaran

Islam.
15

b) Golongan Islam yang dulu, terutama golongan mu’tazilah

memusatkan perhatiannya untuk penyiaran agama Islam dan

membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi Islam. mereka

tidak akan bisa menghadapi lawan-lawanya kalau mereka sendiri

tidak mengetahui pendapat-pendapat lawan-lawannya beserta dalil-

dalilnya. sehingga kaum muslimin memakai filsafat untuk

menghadapi musuh-musuhnya. Para mutakallimin ingin

mengimbangi lawan-lawanya yang menggunakan filsafat, dengan

mempelajari logika dan filsafat dari segi ketuhanan.

G. Hubungan Aqidah Ilmu Kalam Dengan Ilmu Keislaman Lainnya

1. Titik persamaan

Ilmu kalam, filsafat dan tasawwuf mempunyai obyek kemiripan. Obyek

ilmu kalam ketuhanan dan yang berkaitan dengan-Nya. Obyek kajian filsafat

adalah masalah ketuhanan disamping masalah alam, manusia, dan segala

sesuatu yang ada. Sementara itu obyek kajian tasawwuf adalah Tuhan, yakni

upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi dilihat dari aspek objeknya,

ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.

Argumentasi filsafat sebagaimana ilmu kalam dibangun diatas dasar logika.

Oleh karena itu , hasil kajiannya bersifat spekulatif(dugaan yang tak dapat

dibuktikan secara empiris, riset, dan eksperimen). Baik ilmu kalam, filsafat,

maupun tasawwuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran yang

rasional.
16

2. Titik Perbedaan

Perbedaan ketiga ilmu itu tersebut terletak pada aspek metodologinya.

Ilmu kalam , sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumentasi-

argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran

agama, yang sangat tampak nilai-nilai ketuhananya. Ilmuwan bahkan

mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek

dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang

dijelaskan dengan pendekatan rasional.

Sementara filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk

memperoleh kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah

metode rasional. filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan

(mengembarakan atau mengelana) akal budi secara radikal (mengakar) dan

integral (menyeluruh) serta universal tidak merasa terikat oleh ikatan

apapun kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.

Adapun ilmu tasawwuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari

pada rasio. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu

tasawwuf bersifat subyektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman

seseorang. Dilihat dari aspek aksiologi(manfaatnya), teologi diantaranya

berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio

sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional.

Adapun filsafat, lebih berperan sebagai ilmu yang lebih berperan

sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang yang mempunyai rasio
17

secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui pengamatan

dan kajian langsung. Adapun tasawwuf lebih peran sebagai ilmu yang

memberi kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara

bebas karena tidak memperoleh yang ingin dicarinya. Sebagian orang

memandang bahwa ketiga ilmu itu memiliki jenjang tertentu . jenjang

pertama adalah ilmu kalam, kemudian filsafat dan yang terakhir adalah ilmu

tasawwuf.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Aqidah Ilmu kalam adalah artinya ilmu yang mempelajari

ikatan/keyakinan seseorang tentang masalah ketuhanan dengan menggunakan

dalil-dalil fikiran dan disertai alasan-alasan yang rasional. Nama-nama ilmu kalam

yaitu ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar dan teologi Islam. dan Ruang

lingkupnya adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan-dengan

dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqiah-aqidah yang menyimpang.

1. Sejarah munculnya ilmu kalam adalah ketika Rasulullah meninggal dunia

dan peristiwa terbunuhnya usman diman antara golongan yang satu

dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang

paling benar. dan sumber-sunber ilmu kalam adalah dalil naqli(al-qur’an

dan hadits) dan dalil aqli (dalil fikiran)

2. Faktor timbulnya ilmu kalam ada dua yaitu faktor intern dan ekstern.

3. Hubungan ilmu kalam dengan ilmu keIslaman lainnya(filsafat dan tasawwuf

mempunyai persamaan dan perbedaan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Muhammad Abdurarahman Al-Khumais. I'tiqad Al-A'immah Al-Arba'ah edisi

Indonesia Aqidah Imam Empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, Ahmad), Bab

Aqidah Imam Malik bin Anas Hanifah, oleh, Penerbit Kantor Atase Agama

Kedutaan Besar Saudi Arabia Di Jakarta

Dr. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, CV Pustaka Setia, 1998

https://www.nomifrod.com/2016/08/sejarah-dan-faktor-munculnya-aliran.html

https://www.kompasiana.com/izulbungsu0013/5bb341e76ddcae22133550b3/aliran

-al-asy-ariyah-dan-maturidiyah-dalam-prespektif-ilmu-kalam?page=all

https://www.kompasiana.com/deviyanti99407/5bab0929aeebe16f6b124eb3/meng

kaji-lebih-dalam-aliran-asy-ariyah

22

Anda mungkin juga menyukai