Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Industri atau Kegiatan Usaha

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan


baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan
perekayasaaan industri. Kelompok industri adalah bagian – bagian utama kegiatan
industri, yaitu kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri besar,
kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil. Sedangkan pengelompokkan
industri merupakan bagian dari suatu kelompok industri yang mempunyai ciri
umum sama dalam proses produksi ( Undang – Undang RI No. 5 tahun 1984 tentang
perindustrian ).
Pengertian industri sangat luas, dapat dalam lingkup makro maupun mikro.
Secara mikro industri adalah kumpulan dari perusahaan - perusahaan yang
menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai
sifat yang saling mengganti sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan yaitu
cenderung bersifat makro. Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan
nilai tambah. Jadi batasan industri yaitu secara mikro 13 sebagai kumpulan
perusahaan yang menghasilkan barang sedangkan secara makro dapat membentuk
pendapatan (Hasibuan,2000 ).
Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang
berkembang sangat pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai jenis
makanan dan minuman dengan tampilan yang menarik terus diproduksi demi
meningkatkan nilai estetika dan daya tarik konsumen. Proses produksi makanan
dan minuman meliputi pemilihan bahan baku, proses pengolahan makanan dan
minuman, pengujian kualitas makanan dan minuman, pengemasan hingga proses
distribusi makanan dan minuman. Setiap proses yang berlangsung harus dikontrol
agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh
konsumen (Anwar, S,1997).

1
1.2 Potensi Polutan yang Dihasilkan
Polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran
lingkungan serta manusia. Bahan pencemar tersebut berasal dari ruamh
tangga,industri,dari hasil suatu kegiatan ataupun pekerjaan misalnya bekas galian
dan bekas tebangan,dan lain-lain. Pada industri makanan dan minuman polutannya
seperti aluminium yang terdapat pada kaleng minuman dan makanan,sterofoam
pada makanan,pembungkus plastik makanan dan lainnya.Berikut ini adalah polutan
dan dampaknya terhadap lingkungan dan manusia:
a. Kaleng Makanan dan Minuman (Aluminium)
Alumunium adalah polutan yang terdapat pada kaleng makanan dan
minuman. Dampak yang ditimbulkan yaitu:
- Dampak Lingkungan : Kaleng yang mengandung karat akan menggangu
kesuburan tanah, Zat logam yang mencemari air tanah.
- Dampak Manusia : Apabila ditimbun kaleng bekas makanan dan minuman
tersebut bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia seperti
demam berdarah, Zat logam yang mencemari air tanah,apabila digunakan
oleh manusia akan terkena logam pada kaleng, Mengonsumsi kadar air yang
mengandung logam bisa menurunkan IQ rendah.

b. Styrofoam (Polistiren)
Polistiren ataupun sterofoam termasuk kedalam jenis plastik dan memiliki
dampak yang buruk terhadap lingkungan dan pada manusia.
- Dampak Lingkungan : Susah untuk diurai
- Dampak Manusia : Bila ditumpuk akan menyebabkan DBD,juga
menyebabkan kanker

c. Silika (Botol Kaca)


Silika atau botol kaca sering dijadikan sebagai wadah untuk minuman.
- Dampak Lingkungan : Susah untuk terurai

2
- Dampak Manusia : Ketika menggunakan botol kaca yang terkena panas
akan pecah dan ketika terjatuh juga akan pecah dan apabila terkena manusia
maka bisa menyebabkan luka dan tetanus.

d. Ampas Tahu.(BOD,COD , TSS, dan minyak/lemak)


Ampas tahu ini mempuyai dampak buruk bagi lingkungan maupun terhadap
manusia.
- Dampak Lingkungan : Menimbulkan bau yang busuk dan apabila limbah
tersebut dibuang ke sungai maka sungai tersebut akan tercemar.
- Dampak Manusia :
 Bau busuk dari polutan ini akan mengakibatkan sakit pernapasan
 Sungai yang tercemar dari limbah ampas tahu ini apabila dikonsumsi
oleh manusia akan menyebabkan diare,gatal-gatal dan lainnya.
 Menimbulkan gas buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan Sulfur yang
tidak sedap dan mengganggu kesehatan.

e. Ampas Tapioka .
- Dampak Lingkungan:
 Menimbulkan bau yang tidak sedap dan mencemari air apabila dibuang
ke sungai bisa tercemar dan bisa terancamnya kehidupan biota air.
- Dampak Manusia
 Asap dari pabrik tersebut bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti
pada pernapasan
 Sungai yang tercemar apabila digunakan bisa menyebabkan diare,dan
sebagainya.

f. Karbon monoksida (CO)


- Dampak Lingkungan : Penurunan kualitas udara dan mencemari lingkungan
sekitar.
- Dampak Manusia : Menyebabkan gangguan pada kesehatan seperti tekanan
darah tinggi,meningkatkan denyut jantung dan sebagainya.

3
BAB II
PERATURAN TERKAIT

Peraturan Keterangan
Peraturan pemerintah (kepala badan Ayat: 1 & 2 tentang kemasan yang
pengawas obat dan makanan republik digunakan sebagai kemasan pangan
Indonesia) tahun 2011 Bab 10 harus memenuhi proses daur ulang dan
dikelola dengan sistem jaminan
kualitas yang menjamin plastik
memenuhi ketentuan dan mendapat
otorisasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun Ayat 6 & 7 tentang pengertian produksi
2012 pasal 1 pangan dan ketersediaan produksi
pangan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun Ayat 2 tentang industri pangan wajib
2012 pasal 91 memilki izin edar

Tentang ketentuan modal perusahaan


PP No 184 Tahun 1961 pasal 7 industri makanan dan minuman

4
BAB III
POTENSI 4R

Potensi 4R adalah potensi yang dimiliki oleh polutan yang meliputi Reduse,
Reuse, Recycle, Recovery.

Timbulan kaleng dapat dikurangi dengan menerapkan prinsip 5-R yaitu


dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle
(mendaur ulang sampah), Replace (mengganti) mulai dari sumbernya, dan Replant
(menanam kembali) (Suyoto,2008), namun cara yang paling tepat untuk
mengurangi timbulan kaleng adalah melakukan recycle (daur ulang), yaitu dengan
memanfaatkan kandungan aluminium yang terdapat didalam kaleng dalam
pembuatan tawas kalium yang dapat digunakan untuk menjernihkan air (Purnawan,
2014). Bahan kaleng minuman dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
tawas karena mengandung aluminium berkisar antara 92,5-97,5% (Robertson,
2006).

Recycle Styrofoam yaitu pemanfaatan styrofoam untuk dijadikan sebagai


alternatif salah satu bahan pengisi campuran pembuatan batako mortar
semenBeberapa penelitian tentang pemanfaatan limbah stryofoam dilakukan
sebagai upaya pemecahan masalah dalam mengatasi pencemaran lingkungan.
Misalnya: batako berbahan dasar stryofoam komposit (Wancik, Ahmad, dkk,
2008).

Reuse ampas tahu adalah untuk peningkatan kualitas pakan perlu dilakukan
dan salah satunya adalah pemanfaatan ampas tahu yang dapat diperoleh dari hasil
ikutan pembuatan tahu sebagai limbah industri rumah tangga. Ampas tahu mudah
didapat dan masih mempunyai gizi yang baik. Bahan yang berasal dari kacang tanah
dan kacang kedelai mempunyai kadar protein yang tinggi dengan asam amino yang
cukup lengkap. Hal ini dibuktikan oleh Fahmy et al. (1992) dengan bungkil kacang
tanah dan kacang kedele sebagai sumber protein utamanya untuk menggemukkan

5
berbagai bangsa domba. Hasilnya adalah pertambahan bobot hidup 189 – 186 g per
ekor/hari. Menurut Merchen & Titgemeyer (1992) penambahan bahan sumber
protein ke dalam ransum akan meningkatkan jumlah asam amino di dalam digesta
dan terbatasnya asam amino di dalam ransum akan membatasi penampilan ternak.

Reuse ampas tapioka (onggok) saat ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Ternak yang diberi pakan onggok antara lain, sapi, kerbau, kambing, babi,
ayam, dan ikan (Nurhasanah, 1993).

6
BAB IV
POTENSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Potensi pengelolaan lingkungan yang dapat kita lakukan untuk mengurangi


dampak dari gas CO adalah dengan cara penanaman pohon untuk menyeimbangkan
antara 𝑂2 dengan CO. Kemudian melalui aspek kelembagaan dengan cara
menyelenggarakan sosialisasi tentang pengelolaan pencemaran udara yang efektif
dan efisien.

7
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S,1997. Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi, Pusat Pendidikan Tenaga Sanitasi. Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan Depkes RI. Jakarta.

Fahmy, M. H., J. M. Boucher, L. M. Poste, R. Gregoire, G. Butler & J. E.


Comeau. 1992. Feed efficiency, carcass characteristics and sensory quality of
lambs, with or without prolific ancestry, fed diets with different protein
supplements. J. Anim. Sci. 70: 1365 – 1374.

Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi


Revisi.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Merchen, N. R. & E.C. Titgemeyer. 1992. Manipulation of amino acid supply to


the growing ruminant. J. Anim. Sci. 70 : 3238 – 3247.

Nurhasanah, Bb Pramuddyanto. 1993. Penanganan Limbah Cair In- dusrti Kecil


Tapioka. Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari). Jakarta. 103 hlm.

Purnawan, I dan Ramadhani, R. 2014. Pengaruh Konsentrasi KOH Pada


Pembuatan Tawas Dari Kaleng Aluminium Bekas. Jurnal Teknologi No 6 Vol 2:
09-119.

Robertson, G, L. 2006. Food packaging principles and practice, 2nd edition. CRC
Press. Boca Raton: Florida.
Suyoto, B. 2008. Fenomena Gerakan Mengelola Sampah. Jakarta. PT Prima
Infosarana Media.

Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984. Tentang Perindustrian.

8
Wancik, Akhmad, dkk, 2008, Batako styrofoam komposit mortar semen, Jurnal
Forum Teknik Sipil No. XVIII/2-Mei 2008.

www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/89/2292.bpkp.

Anda mungkin juga menyukai