Bencana Alam
BANDUNG - Lahan kritis di Provinsi Jawa Barat mencapai lebih dari 700.000
hektare. Kondisi tersebut dikhawatirkan memicu terjadinya bencana alam.
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, lahan kritis tersebut
tersebar di seluruh Jabar. Umumnya, lahan kritis terjadi akibat alih fungsi
lahan.
"Lahan kritis tersebut umumnya terjadi karena alih fungsi lahan menjadi
kawasan ekonomi," ungkap Uu dalam Pencanangan Tanam dan Pelihara
Pohon di Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Hidayah, Desa Mandala Mekar,
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Senin (25/7/2022).
Menurut Uu, dampak lahan kritis itu kini telah banyak dirasakan masyarakat,
seperti terjadinya bencana alam. Dia mencontohkan, banjir di Kabupaten
Garut beberapa waktu lalu juga terjadi akibat alih fungsi lahan di wilayah hulu
sungai. "Jadi lahan kritis di Jabar ini merata, ada yang dianggap dulunya
hutan sekarang sudah tidak hutan karena keperluan pembangunan
masyarakat sekitar. Ada pula yang dulunya hutan, jadi perkebunan sayur,
meski sekarang banyak yang sudah dikembalikan fungsinya oleh
pemerintah," jelasnya. Oleh karenanya, lanjut Uu, program penghijauan lahan
kritis di Jabar kini sangat penting. Upaya penghijauan, kata Uu, harus
dilakukan secara masif, agar dampak lahan kritis di Jabar tidak terus
mengancam keselamatan masyarakat.
Bogor - Hujan deras yang melanda Kota Bogor mengakibatkan tebing setinggi 10 meter di
Kelurahan Cibogor, Kota Bogor, longsor. Satu unit rumah ambruk tertimpa longsor dan dua
penghuninya mengalami luka tertimpa rumah yang ambruk.
Salah satu korban longsor Timbul Sitompul (55) mengatakan tebing setinggi 10 meter di
belakang rumahnya longsor dan menimpa rumahnya sekitar pukul 2.30 WIB dini hari tadi. Saat
itu Timbul sudah terbangun untuk bersiap berdagang kopi di Pasar. Sementara istri dan anak-
anaknya masih tertidur di kamarnya masing-masing.
"Kejadiannya semalam ya, pas istri sama anak-anak saya lagi tidur, sekitar jam 2.30 ya. Waktu
itu saya memang lagi siap-siap mau dagang kopi di pasar," kata Timbul saat ditemui di lokasi
kejadian, Selasa (26/7/2022).
"Pas kejadian itu saya memang sudah bangun, tiba-tiba saya dengar suara 'brak' gitu, kayak
pohon patah, terus nggak lama denger suara seperti tsunami gitu, suara gemuruh, tanah
longsor itu. Pokoknya suaranya gemuruh kayak tsunami gitu," tambahnya.
Timbul mengaku sempat panik karena seketika itu juga rumahnya ambruk tertimpa longsor. Ia
langsung menarik istrinya yang sedang tidur dan memintanya keluar rumah. Ia juga langsung
mencari anaknya karena terus teriak minta tolong dari dalam kamar.
"Di dalam rumah ada ada istri sama anak saya dua orang. Istri saya saya ajak keluar, terus
bantu anak yang kepalanya ketimpa kayu rumah. Kalau anak saya yang satu lagi sudah keluar
duluan dia lari ke saluran air itu depan rumah," kata Timbul.
Akibat kejadian itu, Timbul mengalami luka di kakinya karena tertimpa kayu. Sementara satu
anak Timbul bernama Rian (29), mengalami luka di kepala karena tertimpa kayu.
Saat ini, kedua korban sudah mendapat penanganan medis. Sementara di lokasi kejadian,
petugas gabungan dari BPBD dan warga sekitar masih mengevakuasi material longsor yang
sempat menutup saluran irigasi di depan rumah korban.
"Korban sudah ditangani, tadi dibawa ke RSUD, sudah pulang lagi ke rumah. Anaknya luka di
kepala, kena 7 jahitan. Kalau bapaknya itu kakinya keseleo saja kali ya," kata ketua RT
setempat, Zainudin.
Warga di Depok Keluhkan Kali Tersumbat Sampah Bikin
Rumah Terendam Banjir
Depok - Banjir melanda permukiman di tiga RT wilayah Mampang, Depok, Jawa Barat
(Jabar). Warga mengeluhkan sampah yang menyumbat sungai atau kali setempat
menjadi pemicu banjir.
Pantauan detikcom di Jalan Sawah 3, RT 03 RW 06, pukul 12.05 WIB, Senin
(25/7/2022), air tampak menggenangi jalan dengan ketinggian sekitar 30 cm. Beberapa
rumah juga masih tergenang air.
Warga setempat tampak berupaya mengeluarkan air dalam rumah mereka
menggunakan ember. Banjir menggenangi tiga RT di Mampang, yakni RT 03 RW 06,
RT 06 RW 06, dan RT 05 RW 06. Salah satu warga menyebut banjir sudah terjadi dari
Sabtu (22/7).
"Kemarin pagi surut terus banjir lagi semalam sampai ini. Belum surut-surut. (Kemarin)
sempat surut, terus banjir lagi," kata salah satu warga, Saniah (44).
Saniah mengatakan tak ada hujan yang mengguyur wilayahnya kemarin. Dia menduga
air meluap dari Kali Licin yang tersumbat sampah.
"Ini tumben dua hari, biar nggak hujan juga suka banjir. Bukan karena hujan, karena
yang di masjid itu, perempatan, (kali tersumbat) sampah, airnya meluap, banjir dari
situ," katanya.
Warga lainnya, Marzuki, juga menyebut air datang dari Kali Licin yang meluap. Dia
mengatakan air dari kali naik ke jalanan lalu mengalir ke permukiman.
"Kalinya mah kering, air melimpah ke jalan raya karena jalan raya tinggi turun ke sini,
kita kena imbasnya," kata Marzuki.
"Perempuan itu hendak menitipkan makanan untuk warga binaan inisial MR (41)," kata
petugas BKO Kanwil Kemenkumham Sulsel, Dhuha dalam rilisnya, Minggu (17/7).
"Kemudian saat menerima barang titipan tersebut, lalu memeriksa langsung di hadapan
pemilik barang titipan," ujarnya.
Anwar menyebut wanita itu meletakan paket sabu di dalam tempat makan. Paket
tersebut diselipkan di antara ikan dan sayur.
"Karena curiga, sehingga petugas memanggil warga binaan tersebut, agar membuka
langsung bungkusan itu. Setelah dibuka ditemukan diduga sabu sebanyak dua saset,"
katanya.
Menurut Anwar, MR mengakui jika paket sabu itu adalah miliknya. Perempuan yang
membawa makanan tersebut merupakan keponakan MR.
Lapas Takalar pun menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian untuk diselidiki lebih
lanjut.
Dua Gempa Guncang Pangandaran Bikin Warga Ingat Tragedi 2006
"Warga tetap diam di rumah dan tidak panik," kata Ketua Tagana Pangandaran Nay kepada
detikJabar. Sabtu (16/7/2022) malam.
Nay menurutnya, peristiwa gempa kemarin mengingatkan masyarakat akan tsunami yang tepat
jatuh pada hari ini 16 tahun yang lalu. Banyak warga Pangandaran yang mengunggah status
media sosial soal kejadian kelam ini.
Nay menurutnya, peristiwa gempa kemarin mengingatkan masyarakat akan tsunami yang tepat
jatuh pada hari ini 16 tahun yang lalu. Banyak warga Pangandaran yang mengunggah status
media sosial soal kejadian kelam ini.
Bangun Penampungan Air, Gereja di Lebak Bulus
Mampu Cegah Banjir
Budi mengatakan penampungan air sementara atau bak kontrol ini akan
menampung air saat hujan kemudian nantinya dipompa keluar agar air
tak meluap.
Wilayah Jakarta sempat dilanda hujan pada Jumat-Sabtu (15-16 Juli) lalu
menimbulkan banjir pada beberapa lokasi termasuk di GPIB Jemaat
Sumber Kasih Lebak Bulus.
Penampungan air sementara ini sudah dipasang sejak 2007 yang saat ini
53 Orang Tewas Akibat Banjir-Longsor di Iran, Belasan Hilang
Teheran - Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Iran
bertambah menjadi sedikitnya 53 orang. Belasan orang lainnya dilaporkan masih
hilang, dengan para petugas penyelamat terus melakukan pencarian.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (30/7/2022), kepala operasional darurat pada
Masyarakat Bulan Sabit Merah, Mehdi Valipour, menuturkan kepada televisi pemerintah
Iran bahwa 16 orang masih hilang setelah banjir menerjang selama dua hari.
Banjir itu dilaporkan berdampak pada sekitar 400 kota dan desa yang tersebar di 18
provinsi Iran -- dari total 31 provinsi. Banyak ruas jalan raya di Iran yang terpaksa
ditutup akibat banjir dan longsor.
Wilayah yang terdampak paling parah adalah Firouz Kooh yang terletak di kaki
Pegunungan Alborz, sebelah timur laut ibu kota Teheran. Gubernur Teheran Mohsen
Mansour melaporkan sedikitnya 10 orang tewas di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan yang dikutip beberapa media lokal, Mansour menyebut sekitar enam
orang lainnya masih hilang di wilayah yang sama.
Banjir terus menggenangi bagian utara Teheran pada Jumat (29/7) waktu setempat.
Mansour menambahkan bahwa para pendaki masih mendatangi area Firouz Kooh
meskipun beberapa peringatan terus dirilis.
Kota Firouz Kooh, yang berjarak 140 kilometer dari Teheran, menjadi tujuan liburan
favorit karena suhu udara yang sejuk di tengah musim panas. Jalur rimbun di area itu
juga populer di kalangan pendaki.
Nelayan di Labuhanbatu yang Temukan 20 Kg Sabu Jadi
Tersangka
Labuhanbatu - Polisi menetapkan dua orang nelayan sebagai tersangka dalam kasus
penemuan sabu seberat 20 kilogram di perairan Panai Tengah, Labuhanbatu. Dari
penyelidikan, keduanya diketahui terlebih dahulu telah menyisihkan sabu seberat 4 kilogram.
"Awalnya dua orang nelayan ini dijadikan saksi. Namun setelah dilakukan penyelidikan intensif
bersama tim dari Direktorat Narkoba Polda Sumut, sehingga selama sepekan tim gabungan
akhirnya bisa mengungkap kasus ini dan menjadikan keduanya tersangka," ucap Kasat
Narkoba Polres Labuhanbatu AKP Martualesi Sitepu kepada wartawan, Senin (1/8/2022).
Martualesi mengatakan kedua tersangka ini bernama Agus Salim (37) dan Jainal Arifin (46),
warga Desa Sei Merdeka, Panai Tengah, Labuhanbatu. Keduanya adalah nelayan yang
sebelumnya mengaku menjaring sebuah tas berisi 20 kilogram sabu dari dalam lautan.
Setelah menyelidiki lebih lanjut, polisi akhirnya mengetahui pengakuan kedua tersangka tidak
seluruhnya benar. Karena selain 20 kilogram yang telah diserahkan, keduanya ternyata telah
menyimpan 4 kilogram sabu lainnya.
"Total barang bukti yang berhasil kita amankan dari awal 20 bungkus (kemasan 1 Kilogram)
berkembang menjadi 24 bungkus. Dengan catatan 1 dari 4 bungkus yang disita belakangan,
telah dibuka dan dipergunakan sebagian oleh salah satu tersangka," ujar Martualesi.
Adapun kronologis kasus ini, Martualesi menjelaskan bermula dari beredarnya informasi di
kalangan nelayan terkait adanya tas berisi narkoba yang jatuh ke dalam lautan. Mendengar
informasi itu, kedua nelayan ini kemudian berusaha mencari dan ternyata berhasil menemukan
nya dengan jaring.
Setelah menemukannya, kedua nelayan ini kemudian berusaha menguasai narkoba tersebut
dengan menyimpannya di dua tempat berbeda. Hal itu dilakukan karena keduanya tahu
narkoba tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
"Dari hasil keterangan mereka ini, mereka berniat untuk mengambil, menguasai dan
menyimpan narkoba ini adalah untuk mereka tahu ini nilainya besar. Sehingga timbul niat itu
apabila nanti berhasil bisa digunakan untuk modal usaha," kata Martualesi.
Rumah Tukang Bubur di Tasik Disatroni Maling, Uang Raib-
Istri Dibacok
Korbannya adalah pasangan suami istri Ujang Solihin (55) dan Sumiati. Ujang pedagang bubur
ayam sementara istrinya penjual sayuran.
"Sekitar jam 2 pagi, saya mau belanja sayuran ke pasar Cikurubuk. Tapi saya disuruh ambil
beras dulu oleh istri, untuk bikin bubur," kata Ujang.
Ujang tak menyaksikan langsung kejadian Curas itu, yang jelas saat balik ke rumah yang
terletak di dalam gang, Ujang mendapati Sumiati sudah menangis sambil bersimbah darah.
Sementara itu Sumiati mengatakan beberapa saat setelah suaminya pergi. Dia mendengar ada
suara mencurigakan. "Semula saya mengira suara burung. Kan di rumah banyak burung. Tapi
kok beda," kata Sumiati.
Setelah itu Sumiati melihat pelaku berusaha kabur. "Dia langsung lari lewat pintu depan, tapi
karena dikunci dia kabur ke pintu samping. Untung anak saya tidak disakiti," kata Sumiati.
Sumiati menggambarkan sosok pelaku berperawakan sedang dan tidak terlalu tinggi. Pelaku
berbicara dengan bahasa Sunda. "Badannya biasa, tak terlalu tinggi. Ngomongnya Sunda.
Wajahnya asing, saya nggak kenal," kata Sumiati.
Pelaku juga diduga sudah mengambil uang di dompet milik korban yang tersimpan di kamar
depan, sebelum dipergoki oleh Sumiati.
"Hanya uang saja yang diambil, sekitar Rp 1,5 juta yang disimpan di dompet saya," kata Ujang.
Pihak kepolisian belum memberikan komentar terkait kejadian ini. Tapi sejak pagi buta tim
identifikasi dan petugas Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota terlihat melakukan penyelidikan.
Petugas dari Polsek Cisayong pun terlihat ada di rumah korban.