Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR TAUHID

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu


 Mata kuliah: Tauhid
(SERTAKAN SUMBER KETIKA MENGCOPY)

Makalah “Konsep Dasar Tauhid”ini membahas keseluruhan tentang mata kuliah


Tauhid.Submasalah yang dimuat dalam makalah ini adalah sebagai berikut: Pertama
adalah   definisi Tauhid, Ilmu Kalam, Ilmu ‘Aqaid, Ushuludin dan Teologi Islam baik
secara etimologi dan terminology.Kedua, perbedaan antara Tauhid,Ilmu Kalam,Ilmu
‘Aqaid,Teologi Islam dan Ushuludin dengan sumber-sumber referensi yang jelas Ketiga,
penjelasan mengenai pentingnya mempelajari Ketauhidan.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, makalah ini bersifat kepustakaan.Data
penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan (Library Research).
Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan  membaca telaah pustaka buku-
buku yang berkaitan dengan penulisan  makalah ini. Tidak hanya itu, untuk menambah
bahan kajian penulisan makalah ini, penulis juga mencari sumber-sumber referensi
makalah ini dari Internet.
Berdasarkan  studi  kepustakaan  yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan  bahwa,
yang   dimaksud   dengan Tauhid adalah mempercayai bahwa Allah itu Esa dan Ilmu Tauhid
adalah ilmu yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil dalil
keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mem-percayakan Allah itu
esa.Sedangkan perbedaan antara Tauhid,Ilmu Kalam,Ilmu ‘Aqaid,Teologi Islam dan
Ushuludin. titik tekan pembahasan yang berbeda sebagai respon terhadap problem-
problem umat Islam pada penggal sejarah tertentu dan terikat dengan ruang dan
waktu.Sedangkan tujuan dari mempelajari Ketauhidan adalah ma’rifatullah (mengetahui
adanya Allah), tashdiqullah (membenarkan, meyakini adanya Allah) dan tauhidullah
(mengEsakan Allah).
Klaten, 09 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN COVER                                                                                 1
JUDUL MAKALAH                                                                                 2
ABSTRAK                                                                                                  2
KATA PENGANTAR                                                                               3
DAFTAR ISI                                                                                              4
BAB I PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG                                                                       5
B.   RUMUSAN MASALAH                                                                  6
C.   KERANGKA TEORI                                                                                    6
BAB II PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN TAUHID                                                               7
B.     PERBEDAAN TAUHID,ILMU KALAM,
ILMU ‘AQAID, USHULUDIN, TEOLOGI ISLAM                    13
C.     TUJUAN MEMPELAJARI TAUHID                                            14
BAB III KESIMPULAN
A.    SIMPULAN                                                                                     15
DAFTAR PUSTAKA                                                                                16       

 
BAB I

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Konsep dasar dalam sistem ajaran Islam yaitu teretak pada tauhid. Tauhid merupakan
konsep dasar ajaran yang mengandung dua bidang pokok permasalahan. Pertama,bidang
kepercayaan (aqidah) dan yang ke-dua,bidang perundang-undangan (syari‟ah). Dengan
demikian aqidah diartikan kepercayaan Islam dan syari‟ah adalah hukum perundang-
undangan Islam.
Tauhid merupakan pondasi dasar dalam beragama. Ibarat sebuah bangunan, apabila
pondasinya rapuh, maka semua akan menjadi rapuh. Pun demikian dengan tauhid, jika
tauhidnya kokoh, maka dalam beragama juga semakin kuat. Namun saat perkembangan
zaman yang begitu luar biasa ini akidah dan iman mengenai ke-Esaan Allah sebagai Tuhan
umat manusia menjadi terkikis sedikit demi sedikt dikarenakan kekuatan-kekuatan alam
semesta yang mempengaruhi dan menjadikan umat manusia lupa kepada Allah SWT. Mereka
belum mengenal secara luas tentang arti tauhid. Padahal, Tauhid mengambil peranan penting
dalam membentuk pribadi-pribadi yang sesuai dengan ‘Aqidah Islamiyah. untuk itu
disusunlah makalah tentang Ilmu Tauhid ini yang membahas mengenai cara meyakini bahwa
Allah SWT itu Esa.
  Diharapkan dari penulisan makalah ini, selain pengetahuan yang lebih luas tentang
Tauhid secara etimologi dan terminologi kita juga dapat membedakan perbedaan antara
Tauhid, Ilmu Kalam,Ilmu ‘Aqaid, Ushuludin dan Teologi Islam serta dapat menata kembali
tujuan dalam meng-Esakan Allah SWT.

B.   Rumusan Masalah
  Dalam makalah ini rumusan makalah yang dapat kami paparkan adalah sebagai
berikut:
1.      Menjelaskan definisi Tauhid ,Ilmu Kalams, Ilmu ‘Aqaid, Teologi Islam dan Ushuludin ecara
etimologi dan terminology
2.      Menjelaskan perbedaan antara Tauhid, Ilmu kalam, Ilmu ‘Aqaid,Teologi Islam,dan
Ushuludin
3.      Menjelaskan tujuan dari mempelajari Tauhid

C.   Kerangka Teori
Konsep tauhid merupakan satu konsep utama yang menjadikan asas dalam semua
sudut pandangan dan seluruh aspek kehidupan umat muslim.Tauhid merupakan satu
asas keimanan dalam Islam.Tauhid yang berasal dari kalimah Arab merupakan satu
konsep yang melambangkan bahwa Islam mempercayai bahwa Tuhan itu satu.Dalam
bahasa aarab tauhid bermaksud penyatuan dan didalam Agama Islam dikhususkan
kepaada penyatuan dengann Allah SWT.
Dalam kajian makalah ini menggunakan metode penelitian pustaka (library research)
dan mencari sumber-sumber referensi lain dari internet.Sumber data tersebut diantaranya
buku Risalah Tauhid terjemahan Firdaus ciptaan Syekh Muhammad Abduh, buku Tauhid
ciptaan Musthofa,dkk terbitan Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,kemudian buku Alam
Pemikiran Islam Pemikiran Klam oleh m.Yunan yusuf terbitan Kencana Prenada media
Group tahun 2014 dan lain-lain.

BAB II

PEMBAHASAN
A.   Pengertian Tauhid, Ilmu Kalam, Ilmu ‘Aqaid, Ushuludin ,Teologi Islam
1.       Secara Etimologi dan Terminologi
Ilmu Tauhid adalah aqidah. Aqidah berarti keyakinan. Keyakinan bahwa Allah itu
Maha Esa. Aqoid juga berarti sebuah  ikatan  yang  kuat  antara  manusia  sebagai
makhluk  dengan  Allah  sebagai Khaliq. Ikatan yang kuat antara sesama manusia dalam satu
keyakinan. Satu tauhid dan tauhid yang satu.
Secara Etimologis “Tauhid berasal dari kata Wahhada (‫)وحد‬  dan Yuwahhidu (
‫)يوحد‬   yang berarti “menjadikan Esa” [1].Mentauhidkan Allah (tauhidullah) berarti
menjadikan, mengakui, dan meyakini bahwa Allah SWT itu Esa[2].
Pengertian ini sejalan  dengan  pengertian  tauhid yang digunakan  dalam  bahasa
Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui akan  keesaan
Allah;mengeesakan Allah”. Jubaran Mas’ud menulis bahwa tauhid bermakna “beriman
kepada Allah, Tuhan yang Esa”, juga sering disamakan dengan “‫”الاله اال هللا‬ “ tiada Tuhan
Selain Allah”. Seperti firman Allah SWT dalam QS.Al-Baqarah ayat 163:
ِ ‫اح ٌد الَ ِإلَهَ ِإالَّ هُ َو الرَّحْ َمنُ الر‬
)163(‫َّحي ُم‬ ِ ‫َوِإلَهُ ُك ْم ِإلَهٌ َو‬
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada ,Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Dan dalam QS.AL-Ikhlas ayat 1


٤﴿ ‫﴾ َولَ ْم َي ُكن لَّهُۥ ُكفُ ًوا َأحَ ۢ ٌد‬٣﴿ ‫﴾ لَ ْم َيل ِْد َولَ ْم يُولَ ْد‬٢﴿ ‫ص َم ُد‬
َّ ‫﴾ ٱهَّلل ُ ٱل‬١﴿ ‫قُ ْل ه َُو ٱهَّلل ُ َأحَ ٌد‬

Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa , Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu ,Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia
Dan hadis mengenai Tauhid :
َّ‫ َوَأن‬، ‫ َوَأنَّ مُحَ مَّداً عَ ْب ُدهُ َورَ سُولُ ُه‬، ‫ َمنْ َش ِهدَ َأنْ الَ ِإلَ َه ِإالَّ هَّللا ُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِريكَ َل ُه‬:َ‫عَن ال َّن ِبىِّ صلى هللا عليه وسلم َقال‬
ِ ‫ت‬ ِ ‫عَ نْ ُعبَادَ َة ب‬
ِ ‫ْن الصَّا ِم‬
ْ َ َ َ َّ ْ ‫هَّللا‬ َ َ ْ ‫َأ‬ ٌّ َّ ٌّ ُ َّ ْ ْ َ َ ْ ‫َأ‬ ُ َ
‫ دخل ُه ُ الجَ نة عَ لى مَا كانَ مِنَ العَ م َِل‬، ‫ َوالجَ نة حَ ق َوالنا ُر حَ ق‬، ‫ َورُو ٌح ِمن ُه‬، ‫ لقاهَا ِإلى َمرْ َي َم‬، ‫عِ يسَ ى عَ ْبد ِ َورَ سُول ُه َوكلِ َمت ُه‬ ُ ‫هَّللا‬ ُ

Dari Ubadah bin Ash Shaamit radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Barang  siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah
hamba-Nya dan utusan-Nya, demikian pula bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan
utusan-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan dengan tiupan ruh
dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga adalah benar dan neraka adalah benar, maka Allah
akan memasukkannya ke dalam surga bagaimana pun amal yang dikerjakannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Secara luas Tauhid berarti suatu ilmu yang membahas tentang “Wujud Allah” tentang
sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya,sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan
tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya, juga membahas tentang
Rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka ,meyakinkan apa yang wajib ada pada diri
mereka, apa yang boleh dihubungkan (nisbah) kepada diri mereka dan apa yang terlarang
menghubungkannya  kepada  diri mereka.
Seandainya ada orang tidak mempercayai  keesaan  Allah atau mengingkari  perkara-
perkara  yang  menjadi  dasar  ilmu  tauhid,  maka orang itu dikategorikan bukan muslim dan
digelari kafir. Begitu pula halnya, seandainya
seorang  muslim  menukar  kepercayaannya  dari  mempercayai  keesaan  Allah,
maka  kedudukannya  juga  sama  adalah  kafir
 Walaupun  kita  tidak  bisa melihat  Allah,
bukan  berarti  Allah  itu  tidak  ada.Allah  ada mesikpun  kita tidak  bisa  melihat-Nya,
tapi  kita  bisa  merasakan  ciptaannya. Pernyataan bahwa Allah itu tidak ada hanya karena
panca indera manusia yang sangat terbatas, karena  Dia tidak bisa
diraba  dan  tidak  bisa  dilihat,  makanya  kita  tidak bisa mengetahui keberadaan Allah
kecuali dengan bukti-bukti ciptaan Nya.Berikut adalah ayat yang menyatakan bukti  keEsaan
Allah
‫نز َل هّللا ُ مِنَ ال َّسمَاء مِن مَّاء َفَأحْ يَا ِب ِه‬َ ‫َار َو ْالفُ ْلكِ الَّتِي َتجْ ِري فِي ْال َبحْ ِر ِبمَا يَن َف ُع ال َّناسَ َومَا َأ‬
ِ ‫اخ ِتالَفِ اللَّي ِْل َوال َّنه‬ ِ ْ‫ت َواَألر‬
ْ ‫ض َو‬ َ ‫ِإنَّ فِي َخ ْل ِق ال َّسم‬
ِ ‫َاوا‬
ْ
‫ب المُسَ ِّخ ِر َب ْينَ ال َّسمَاء‬ َّ
ِ ‫ َوبَث فِيهَا مِن ُك ِّل دَآ َّب ٍة َو َتصْ ِريفِ الرِّ ي‬w‫األرْ ضَ َبعْ دَ م َْو ِت َها‬
ِ ‫َاح َوالسَّحَ ا‬
ُ
 ١٦٤﴿ َ‫ت ل َق ْو ٍم َيعْ قِلون‬ ِّ ٍ ‫ض آليَا‬ ‫َأل‬
ِ ْ‫﴾ َوا ر‬
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(164)
Ilmu Kalam
Ilmu Tauhid juga sering disebut dengan Ilmu Kalam. Dalam bahasa  Arab: ‫الكال‬ ‫علم‬
‫م‬  yang berarti Kata-kata maksud dari kata-kata adalah Ilmu Kalam menggunakan  kata-
kata  dalam  menyusun  argumen-argumen.Ada dua maksud “kalam” yang pertama
adalah  “kalam  al-nas” yang berarti perkataan manusia dan “kalam Allah” atau perkataan
Allah. Kalam al-nas menggunakan mantiq (logika)[3].Adapun metodologi yang digunakan
oleh ilmu kalam dikenal dengan dalil naqli(dalil yang menggunakan nash-nash agama, yakni
Al-Quran dan Hadist Nabi) serta dalil aqli (dalil yang menggunakan argumentasi
rasional).Dalam menggunakan dua metode tersebut timbulah dua corak pemikiran
kalam,yakni pemikiran kalam rasional dan pemikiran kalam tradisional.
Pemikiran kalam rasional mempunyai ciri-ciri: memberi makna metaforis terhadap
nash, manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat, sunnatullah tidak
berubah-ubah, kekuasaan dan kehendak Tuhan terbatas,dan member daya yang besar kepada
akal.Sebaliknya pemikiran kalam tradisional mempunyai ciri:memberi makna harfi kepada
nash, manusia terikat dalam berkehendak dan berbuat,sunnatullah berubah-ubah,kekuasaan
dan kehendak mutlak Tuhan berlaku semutlak-mutlaknya, dan member daya yang kecil
kepada akal.   
Jika ditinjau dari latar belakang sejarah, ilmu kalam muncul ketika muculnya kaum
khawarij yang pada awalnya adalah salah satu kelompok atau barisan dari pendukung Ali.
Namun ada kekecewaan dari sebagian kelompok atas keputusan Ali yang menerima tawaran
damai ketika pe-rang dengan Muawiyah. Kelompok yang tidak sepakat menerima keputusan
itu disebut khawarij, dan khawarij menuding bahwa Ali telah kafir, karena beliau mau
menerima hasil keputusan muyawarah (Tahkim/arbitrase), dan menga-baikan hukum Tuhan.
Disinilah awal mula munculnya aliran kalam[4]
Al-iji pernah mengidentifikasi beberapa sebab yang mungkin menjadi alasan penamaan
disiplin keilmuan ini dengan istilah ilmu kalam, yaitu : (1) ilmu kalam sebagai oposisi bagi
logika di kalangan filsuf; (2) diambil dari judul bab-bab dalam buku dengan pembahasan
terkait yang umumnya diawali dengan perkataan “al-kalam fi…” ( atau: pembahasan tentang
…); dan (3)dinisbatkan kepada para isu paling populer dalam perdebatan kaum mutakallim
(ahli kalam), yaitu tentang kalam Allah[5]. Bila yang dimaksud dengan Kalam itu adalah
sabda Tuhan (Kalam Allah) Abu Hanifah menyebut nama ilmu ini dengan fiqh al-akbar.
Menurut persepsinya, hukum islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua
bagian. Pertama,fiqh al-akbar, membahas keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu
tauhid. Kedua, fiqh al-ashghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan
masalah  muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabang saja.
Syekh Muhammad Abduh  menjelaskan  ilmu kalam sebagai suatu ilmu
yang  membahas  tentang  wujud  Allah, sifat-sifat  wajib yang ada bagi-Nya, sifat-sifat
jaiz  yang  disifatkan  bagi-Nya, dari sifat-sifat yang tidak ada bagi-Nya, juga membahas
tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada
dirinya, hal-hal jaiz yang dihubungkan pada diri mereka, dan hal-hal terlarang yang
dihubungkan kepada diri mereka.[6]
Menurut al-Farabi, ilmu ini dapat berguna untuk mempertahankan atau menguatkan
penjelasan tentang akidah dan pemahaman keagamaan islam dari serangan lawan-lawannya
melalui penalaran rasional. Tetapi patut dicatat bahwa ilmu kalam yang berkembang dalam
Islam ini, sekalipun dalam pembahasannya banyak mempergunakan argumen-argumen
rasional, umumnya tetap tunduk kepada wahyu. Perbedaan yang kerap muncul hanya terletak
pada tingkat pengakuan fungsi akal untuk memahami wahyu serta tingkat iberalisasi
interpretasi dari skripturalisas (kehafiahan) pembacaan atas teks.Ilmu kalam merupakan ilmu
yang membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan uluhiah, termasuk kalmullah.
Ilmu ‘Aqaid
Ilmu kalam juga dinamakan Ilmu ‘Aqaid, karena persoalan kepercayaan yang menjadi
pokok ajaran agama.Secara bahasa aqaid merupakan bentuk jamak dari aqidah
atau keyakinan yang tersimpul kokoh di dalam hati, mengikat, secara istilah berarti perkara-
perkara yang hati kita  membenarkannya dan  dapat mendatangkan ketenteraman
serta menjadikan rasa yakin pada diri anda tanpa tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Ushuludin
Ilmu tauhid juga dinamakan ilmu ushuluddin karena persoalan kepercayaan yang
menjadi pokok ajaran islam itulah yang menjadi pokok pembicaraannya. Selain itu, sebutan
ilmu ushuluddin digulirkan untuk menetapkan ideologi-ideologi religius melalui dalil-dalil
ideologis, yaitu pembangunan ideologi islam berdasarkan atas asas-asas rasionalisme
demonstratif (aqliyyah burhaniyyah), sehingga memungkinkan untuk memahami,
memunculkan, dan membela ideologi islam tersebut.
     Ilmu Ushuludin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok (dasar) agama, yaitu
akidah, tauhid dan I’tikad (keyakinan) tentang rukun Iman yang enam : 1) beriman kepada
Allah, 2) Al-Qur’an dan kitab-kitab suci samawi, 3) Nabi Muhammad dan para Rasul, 4) para
Malaikat, 5) perkara ghaib (alam kubur, alam akhirat, mashar, mizan, sirot, surga-neraka), 6 )
Takdir baik dan buruk.Sebutan lain bagi Ilmu Ushuludin adalah ilmu Theologi (ketuhanan),
karena membahas tentang ke tauhid-an (ke-Esa an) Allah, sifat dan asma’ (nama) Allah.
Teologi Islam
Teologi Islam lebih banyak dikenal di Indonesia dengan Ilmu kalam atau Ilmu
tauhid .Theologi terdiri dari “Theos”, yang artinya Tuhan dan “Logos” yang diartikan
Ilmu.Jadi, ilmu tentang Ketuhanan yaitu yang membicarakan Zat Tuhan dari segala seginya
dan hubungannya dengan alam.theologi bisa tidak bercorak agama, tetaoi merupakan bagian
dari filsafat atau Filsafat Ketuhanan.
Sedangkan pengertian teologi islam secara terminologi terdapat berbagai perbedaan.
Menurut abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala
sesuatu yang berkait dengan-NYA secara rasional.
B.   Perbedaan antara Tauhid, Ilmu Kalam,Ilmu ‘Aqaid,Teologi Islam,dan
Ushuludin
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan pada hubungan dan
perbedaan antara Tauhid dengan ilmu ‘Aqaid, ilmu Kalam, Ushuluddin. Hubungannya yaitu
sama-sama membahas tentang keyakinan atau kepercayaan kepada Tuhan.Yang membedakan
nama tersebut adalah karena memiliki titik tekan pembahasan yang berbeda sebagai respon
terhadap problem-problem umat Islam pada penggal sejarah tertentu dan terikat dengan ruang
dan waktu. Meskipun sebagai sumber normatifnya tetap al-Qur’an dan as-Sunnah, namun
rumusan-rumusan, ide-ide dan rancang bangun epistemologisnya dari masing-masing firqoh
(sekte) dalam Islam berbeda satu sama lain, akibat perbedaan kreasi penalaran manusia yang
tersekat oleh ruang dan waktu yang berlainan.
Ilmu Tauhid sebenarnya ilmu yang membahas tentang keesaan Allah dan hal-hal yang
berkaitan denganNya.Secara objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi
argumentasi lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.Oleh sebab itu, sebagian teolog
menganggap bahwa ilmu kalam berbeda dengan ilmu tauhid. [7]
Adapun perbedaannya antara lain:
1.      Tauhid lebih menekankan pada keyakinan untuk mengesakan Tuhan, dengan mengupas dalil-
dalil yang mungkin sesuai dengan akal dan juga mengupas dalil-dalil sam’iyat.
2.      Ilmu ‘Aqaid merupakan hal yang diyakini dalam hati hingga tak ada keraguan sedikitpun.
3.      Ilmu Kalam dalam pembahasannya tidak lepas dari argumentasi-argumentasi dan dalil-dalil
akal yang sesuai dengan logika dalam persoalan yang dibahasnya.
4.      Ushuluddin membahas prinsip-prinsip kepercayaan dengan dalil akal pikiran dan dalil
qath’i.Ilmu yang mempelajari dasar Agama Islam

C.   Tujuan Mempelajari Tauhid


Tujuan Ilmu Tauhid adalah mengEsakan Allah SWT agar manusia mengetahui Allah
(ma’rifatullah) dengan sega hal yang wajib ada padaNya dan yang mustahil ada
padaNya.Kekuatan-kekuatan di alam semesta yang sebenarnya sangat terbatas, banyak yang
mempengaruhi dan menjadikan manusia lupa kepada Allah.Mereka lupa bahwa semua
kekuatan yang ada di alam semesta ini diberikan oleh Allah karena kekuatan Allah tidak
terbatas.Untuk itu,pentingnya mempelajari Ilmu tauhid adalah untuk Mengesakan Allah
SWT.
Adapun tujuan dari mempelajaari Ilmu Tauhid adalah:
1.      Agar manusia membenarkan ada-Nya (tashdiqullah).
2.      Agar manusia mengEsakan-Nya (tauhidullah)  
3.      Agar manusia mengEsakan-Nya (tauhidullah)
4.      Mengetahui tentang Allah dengan segala hal yang ada pada-Nya.
5.      Mendapatkan informasi tentang rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab dan
Hari kiamat) dan rukun Islam
6.      Melaksanakan perintahNya, dan menjauhi segala laranganNya serta semakin meningkatkan
dan memperteguh keimanan kita.

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tauhid adalah Percaya kepada Allah SWT
yang maha Esa dan tidak aada sekutu bagi-nya
 Ilmu Tauhid dalam perkembangannya sering juga dinamakan dengan ilmu kalam, ilmu
ushuluddin, dan teologi islam Dinamakan ilmu tauhid karena membahas tentang keesaan
Allah, dinamakan Ilmu kalam karena kalamullah sebagai obyek pembahasannya, dan
dinamakan Ushuluddin karena didalamnya membahas tentang pokok-pokok
agama.Namun  pada dasarnya Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuludin, Ilmu Kalam, dan Teologi Islam
memiliki pengertian yang sama yaitu tentang meng-Esakan Allah SWT yang diperkuat
dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah-aqidah yang menyimpang.
Tahapan mentauhidkan Allah dari ma’rifatullah (mengetahui adanya Allah),
tashdiqullah (membenarkan, meyakini adanya Allah) dan tauhidullah (mengEsakan Allah) ini
mengharuskan manusia memiliki ilmu atau pengetahuan tentang Allah melalui tuntunan Al-
Quran (wahyu) dan akal fikiran manusia
A.     DAFTAR PUSTAKA

1.             Muhammad,Abduh.Risalah Tauhid.Jakarta:Bulan Bintang,1996.


2.             Musthofa.Tauhid.Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan kalijaga,2005
3.             Yusuf, M Yunan.Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2008
4.             Anwar,Khaerul.“Dasar-dasar Ilmu Tauhid”.Diambil pada tanggal 11 September
2016.Dari http://tugaskuliahaway.blogspot.co.id/2014/12/ilmu-tauhid-2.html
5.             Erisandi, Fregio.“Hubungan Ilmu Kalam Dan Ilmu Ushuludin“.Diambil pada tanggal 11
September 2016.Diambil dari http://fregoerisandi.blogspot.co.id/2015/11/hubungan-ilmu-
kalam-dan-ilmu-ushuluddin.html
6.             Rozak,Abdul dan Rosihon Anwar.Ilmu kalam:Edisi revisi.Bandung: Pustaka Setia,2015
7.             A.Hanafi.Theologi Islam.Jakarta: Bulan Bintang,1993

Anda mungkin juga menyukai