Anda di halaman 1dari 20

MATERI KULIAH

AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN 1
AQIDAH - AKHLAQ

Sesi-5
AQIDAH ISLAM
SISTEM KEYAKINAN ISLAM: IMAN KEPADA ALLAH
(TAUHID RUBUBIYAH).
AQIDAH ISLAM
SISTEM KEYAKINAN ISLAM: IMAN KEPADA ALLAH.

Mungkin berbeda dengan agama lainnya, Islam sangat tegas dalam


prinsip monotheisme. Tuhan umat Islam hanyalah Allah. Dia itu
Esa/Tunggal, tak ada yang menyerupai-Nya, sebagaimana firman-
Nya: “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia." (QS. al-Ikhlas [112]: 1-4).
AQIDAH ISLAM

PENGERTIAN :
Secara etimologi, akidah berasal dari bahasa Arab: aqada –
ya’qidu – aqidatan (aqidah) yang artinya: simpul, ikatan,
perjanjian, dan kokoh (al-Munawar, 1984: 1023). Adapun secara
terminologi (istilah), akidah adalah ajaran Islam yang berkaitan
dengan keyakinan. Mengapa keyakinan? Karena sebagian
besar pembahasannya banyak berkaitan dengan sesuatu yang
ghaib, hal-hal metafisis, yang tidak bisa dibuktikan secara
empiris, tidak bisa diindera dengan indera fisik (panca indera).
AQIDAH ISLAM
Selanjutnya ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk menyebut ajaran akidah, yaitu:

1. Akidah.
Seperti telah disinggung di atas, akidah berasal dari kata aqidah yang artinya simpul, ikatan,
janji, atau kokoh. Mengapa dikatakan simpul/ikatan? Karena ajaran-ajaran yang berkenaan
dengan akidah merupakan simpul utama ajaran Islam. Tanpa aqidah, pengamalan terhadap
ajaran Islam yang lain tak diakui. Disebut “janji” karena akidah berisi keyakinan yang tidak
cukup hanya diyakini secara pasif. Tetapi keyakinan aktif. Keyakinan yang mengandung
konsekuensi dan janji untuk mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Keyakinan yang tak dibarengi dengan pemenuhan janji ini berarti keimanan yang ingkar janji.
Arti “kokoh” mengandung pengertian bahwa keimanan ini haruslah keimanan yang kokoh,
keimanan yang kuat. Hanya keimanan yang kokohlah yang akan membawa dampak positif
dan mempunyai arti bagi seseorang.
AQIDAH ISLAM
2. Tauhid.
Tauhid bersal dari kata: wahhada-yuwahhidu-tauhidan (tauhid) yang artinya
“esa/tunggal”. Ini merujuk pada sifat Allah yang tunggal. Mengapa merujuk pada
keesaan Allah? Karena inti utama dari ajaran ini adalah mengesakan Allah,
menjadikan Allah sebagai sumber utama segala hal. Allah adalah titik fokus
kehidupan, titik fokus konsentrasi. Allah adalah tujuan utama segala amal
perbuatan.

3. Ushuluddin.
Ushuluddin merupakan bahasa Arab ushul ad-din yang artinya pokok-pokok
agama. Ajaran ini merupakan ajaran pokok agama. Orang yang akan memeluk
Islam pertama-tama harus memahami tentang ajaran ini. Jadi ini adalah ilmu
dasar yang harus dipahami oleh setiap orang yang memeluk Islam. Tanpa
memahami dan meyakini ajaran ini, keberislaman kita tak ada gunanya.
AQIDAH ISLAM
4. Fikih Akbar.
Fiqh akbar artinya pemahaman terbesar, atau pemahaman yang paling penting.
Ajaran ini adalah ajaran yang harus mendapat prioritas, pemahaman yang sangat
penting sehingga disebut fiqh akbar.
AQIDAH ISLAM
SYARAT UTAMA AKIDAH.
Memang benar bahwa asas utama akidah adalah keyakinan. Namun demikian,
dalam ajaran Islam, keimanan bukan sesuatu yang serta-merta dipercaya begitu
saja. Dia harus memenuhi syarat dan alasan tertentu untuk bisa dipercaya sebagai
kebenaran. Alasan inilah yang disebut dengan dalil (landasan argumentasi).
Landasan argumentasi ini terbagi menjadi dua: argumentasi logika (dalil aqliyyah)
dan argumentasi berdasarkan ayat suci (dalil naqliyyah). Kedua dalil inilah yang
menjadi ujian awal bagi sebuah akidah yang lurus (aqidah shihah).

Jadi, aqidah adalah kepercayaan argumentatif yang bisa diklarifikasi sumber


kebenarannya. Inilah bedanya aqidah dengan mitos.

Mitos adalah kepercayaan yang tak berdasar dan tak bisa diklarifikasi sumber
kebenarannya.
AQIDAH ISLAM
Urgensi AKIDAH.
Pertama, akidah adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini
diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa darah
kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan akidah. Dialah yang menjadi ruh
ajaran Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan Allah.

Pada gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang
Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa adanya
keimanan. Demikian juga kualitas keberagamaan kita, kualitas ibadah kita juga diukur
dengan seberapa besar keimanan kita kepada Allah. Mungkin kita shalat dan melakukan
kebajikan lain, tapi apakah kita benar-benar mengingatnya? Apakah Allah senantiasa hadir
dalam kehidupan kita? Apakah kalau kita sedang shalat kita merasa benar-benar sedang
menghadap Allah? Apakah saat kita mendapat keberuntungan kita sadar bahwa itu
datangnya dari Allah SWT?
AQIDAH ISLAM
Urgensi AKIDAH.
Kedua, akidah mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini sangat
labil, penuh dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi situasi semacam ini manusia
memerlukan pegangan yang kokoh, memerlukan sandaran yang kuat, membutuhkan
mental yang tahan banting. Bagaimana cara mendapatkan semuanya? Caranya adalah
dengan beriman kepada Allah. Jadi beriman kepada Allah adalah konsep dasar untuk
membentuk pribadi yang tangguh.

Sebagaimana firman Allah : “ Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah
akan menjadi sosok tangguh yang kebal dari rasa takut dan kesedihan “ (QS. al-
Baqarah [2[: 38).
AQIDAH ISLAM
SIFAT AKIDAH.
Sifat akidah bagi manusa adalah bawaan (fithrah) manusia. Manusia secara secara
kodrati sudah mempunyai kecenderungan atau naluri untuk bertuhan. Sifat inilah yang
oleh Mircle Eliade disebut sebagaihomo religious. Danah Zohan dan Ian Mashall
menyebutnya sebagai “God spot”. (Pasha, 2005: 164). Dari waktu ke waktu, meski tanpa
mengenal ayat Tuhan dan para rasul, sejarah manusia selalu diwarnai dengan pencarian
dan penyembahan akan Tuhan.

Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT berfirman:


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap Ini (keesaan Tuhan). (QS. al-Araf [7]: 172).
AQIDAH ISLAM
SIFAT AKIDAH

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa sebelum manusia terlahir ke dunia Allah
pernah mengambil sumpah terhadap jiwa-jiwa kita dengan menanyakan kepada
jiwa-jiwa itu: "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?“ kemudian para jiwa itu
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi".

Jadi para jiwa itu telah mengakui bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Jadi para jiwa
itu telah mempunyai ingatan tentang “Allah” di “alam bawah sadar” mereka.
Karenanya, dalam konteks ini, mengajak orang untuk bertuhankan “Allah” pada
hakikatnya hanyalah mengingatkan atau membangunkan ingatan bawah sadar
mereka, dan berTuhan “Allah” bagi manusia adalah kembali pada hakikatnya
kemanusiaan yang sesungguhnya.
AQIDAH ISLAM
RUANG LINGKUP AKIDAH.
Apa yang akan kita pelajari dalam akidah ini? Ulama telah membagi ruang lingkup
pembahasan akidah ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu:
1. Ilahiyyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan
utamanya pembahasan tentang Allah.
2. Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah,
yaitu para nabi dan para rasul Allah.
3. Ruhaniyyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti
Jin, Malaikat, dan Iblis.
4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam
kubur, akhirat, surga, neraka, qadha dan qadar.
AQIDAH ISLAM
RUANG LINGKUP AKIDAH.
Dan sebagian Ulama dalam mengupas Akidah, yang terkait dengan Tauhid
Ilahiyah ini membagi ke dalam 3 (tiga) pembahasan, yaitu:
– Tauhid Rububiyyah.
– Tauhid Uluhiyyah.
– Tauhid Asmaa’ wa Shifat.
AQIDAH ISLAM
RUANG LINGKUP AKIDAH
Tauhid Rububiyyah :

Tauhid Rububiyyah adalah : Suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah subhaanahu
wa ta’ala satu-satunya pencipta, pemberi rizki, menghidupkan dan mematikan,
serta mengatur semua urusan makhluk-makhluk-Nya tanpa ada sekutu bagi-Nya.

Dalil-dalil yang menunjukkan Tauhid Rububiyyah ini diantaranya firman Allah


subhaanahu wa ta’ala :
ّ َ‫عال‬
َ ‫م‬
‫ين‬ ْ ّ‫ب‬
َ ‫ال‬ ّ ‫م ُد ّ ه‬
ِّ ‫َلِل َر‬ ْ ‫ح‬ ْ
َ ‫ال‬

”Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” [QS. Al-Fatihah/1(pembukaan) : 2].
AQIDAH ISLAM
RUANG LINGKUP AKIDAH
Tauhid Rububiyyah :

Juga firman-Nya :

َ ‫ب ا ْلعَالَ ِم‬
‫ين‬ َ َ‫األم ُر تَب‬
‫ار َك ه‬
ُّ ‫َّللاُ َر‬ ُ ‫أَال لَهُ ا ْل َخ ْل‬
ْ ‫ق َو‬
”….. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam” [QS. Al-A’raf /7(tempat tertinggi): 54].

Dalam ayat di atas Allah menjelaskan kepada hamba-Nya bahwa Dia-lah satu-
satunya pencipta dan pemilik seluruh alam semesta ini serta Dia pulalah yang
mengaturnya secara mutlak, tidak ada pengecualian (yang luput) dari-Nya
sesuatupun.
AQIDAH ISLAM
RUANG LINGKUP AKIDAH
Tauhid Rububiyyah :

Di samping dua ayat di atas, Allah juga menjelaskan tentang Rububiyyah-Nya


dengan firman-Nya :

‫ض قُ ِل ه‬
ُ‫َّللا‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ ُّ ‫قُ ْل َم ْن َر‬
‫ب ال ه‬
“Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah.” …..” [QS. Ar-
Ra’d /13(guruh): 16].
AQIDAH ISLAM
RUANG LINGKUP AKIDAH
Tauhid Rububiyyah :

Dan juga firman-Nya :

‫ت‬ِ ‫اوا‬َ ‫س َم‬‫ب ال ه‬ ُّ ‫ون * قُ ْل َم ْن َر‬ َ ‫لِل قُ ْل أَفَال تَذَك ُهر‬ َ ُ‫سيَقُول‬
ِ ‫ون ِ ه‬ َ * ‫ون‬ َ ‫ض َو َم ْن ِفي َها ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم‬ ُ ‫األر‬ ْ ‫قُ ْل ِل َم ِن‬
ُ ‫ش ْي ٍء َو ُه َو يُ ِج‬
‫ير‬ َ ‫ون * قُ ْل َم ْن ِبيَ ِد ِه َملَ ُكوتُ ُك ِ ِّل‬ َ ُ‫لِل قُ ْل أَفَال تَت هق‬ َ ُ‫سيَقُول‬
ِ ‫ون ِ ه‬ َ * ‫ب ا ْلعَ ْر ِش ا ْلعَ ِظ ِيم‬ ُّ ‫س ْب ِع َو َر‬
‫ال ه‬
َ ‫س ََ ُر‬
‫ون‬ ْ ُ ‫لِل قُ ْل فَأ َنه ت‬ َ ُ‫سيَقُول‬
ِ ‫ون ِ ه‬ َ * ‫ون‬ َ ‫علَ ْي ِه ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم‬ َ ‫ار‬ُ ‫َوال يُ َج‬
Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?”.
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?”. Katakanlah:
“Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?”. Mereka akan
menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?”. Katakanlah: “Siapakah
yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang
dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?”. Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.”
Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” [QS. Al-Mukminun /23(orang-2 yg
beriman): 84-89].
AQIDAH ISLAM
RUANG LINGKUP AKIDAH
Tauhid Rububiyyah :

Dari pengertian ayat di atas, tiada keraguan bagi orang yang berakal tentang
rububiyyah Allah bahwa Dia-lah satu-satunya Dzat yang mampu menciptakan
langit dan bumi, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan. Demikian pula
pengakuan mereka (orang-orang Quraisy) ketika ditanya tentang siapa pencipta
langit dan bumi ? Dan siapa Rabb langit dan bumi ? Mereka akan mengatakan :
”Allah”.
Sebagaimana firman Allah :

‫ض لَيَقُولُ هن ه‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ َ َ‫سأ َ ْلت َ ُه ْم َم ْن َخل‬
‫ق ال ه‬ َ ‫َولَ ِئ ْن‬
”Dan jika kamu bertanya kepada mereka : Siapakah yang menciptakan tujuh langit
dan bumi. Pasti mereka akan mengatakan : Allah” [QS. Luqman/31(luqman) : 25].
AQIDAH ISLAM
RUANG LINGKUP AKIDAH
Tauhid Rububiyyah :

Juga firman-Nya :

َ ُ‫لِل قُ ْل أَفَال تَتهق‬


‫ون‬ ِ ‫ون ِ ه‬ َ * ‫ب ا ْلعَ ْر ِش ا ْلعَ ِظ ِيم‬
َ ُ‫سيَقُول‬ ُّ ‫س ْب ِع َو َر‬
‫ت ال ه‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ ُّ ‫قُ ْل َم ْن َر‬
‫ب ال ه‬

Katakanlah : ”Siapakah Rabb langit yang tujuh dan ’Arsy yang besar ?”.
Pasti mereka akan mengatakan : ”Allah”. Katakanlah: “Maka apakah kamu
tidak bertakwa?” [QS. Al-Mukminun/23(orang2 yg beriman) : 86-87].

Allah banyak menyebutkan dalam Al-Qur’an pengakuan orang-orang kafir


Quraisy terhadap rububiyyah Allah, akan tetapi dengan pengakuan
tersebut mereka tetap menyekutukan Allah dengan yang lainnya. Maha
Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Sekian
Terima kasih
‫ﻭﺍﻠﺳﻼﻢﻋﻠﻴﻛﻢ ﻮﺮﺣﻣﺔ ﺍﷲ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬

Wassalam,
ES WARTIJA

Anda mungkin juga menyukai