Anda di halaman 1dari 44

PEMBELAJARAN

AQIDAH ISLAM
Dalam pembahasan ini diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami
tentang :
Pengertian
Syarat Utama Akidah
Urgensi Akidah
Sifat Akidah
Ruang Lingkup Akidah
Sumber Akidah.
• PENGANTAR
Salah satu ajaran pokok Islam yang harus diketahui oleh semua umat
Islam pada khususnya dan manusia secara umum adalah AQIDAH.
Banyak orang yang telah ber Islam tapi barangkali belum mengetahui
secara benar bagaimana akidah Islam dan cara mengamalkannya. Ini
bisa dipahami lantaran banyak diantara kita yang memeluk agama
Islam hanya untik mendapat identitas (KTP) saja, kemudian sebagian
yang lain karena semata-mata lahir dari orangtua dan lingkungan
Islam. Cara beragama seperti ini jelas tidak benar. Karenanya sangat
penting untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar akidah Islam.
• PENGERTIAN
Secara etimologi, akidah berasal dari bahasa Arab: aqada – ya’qidu –
aqidatan (aqidah) yang  artinya: simpul, ikatan, perjanjian, dan kokoh
(al-Munawar, 1984: 1023). Adapun secara terminologi (istilah), akidah
adalah ajaran Islam yang berkaitan dengan keyakinan. Mengapa
keyakinan? Karena sebagian besar pembahasannya banyak berkaitan
dengan sesuatu yang ghaib, hal-hal metafisis, yang tidak bisa dibuktikan
secara empiris, tidak bisa diindera dengan indera fisik (panca indera).

Selanjutnya ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk menyebut


ajaran akidah, yaitu:
1. AQIDAH :
• Seperti telah disinggung bhw, akidah berasal dari kata aqidah yang
artinya SIMPUL, IKATAN, JANJI, KOKOH. Mengapa dikatakan
simpul/ikatan? Karena ajaran-ajaran yang berkenaan dengan akidah
merupakan simpul utama ajaran Islam. Tanpa aqidah, pengamalan
terhadap ajaran Islam sbg pemenuhan janji ini berarti keimanan yang
ingkar janji. Arti “KOKOH” mengandung pengertian bahwa keimanan
ini haruslah keimanan yang kokoh, keimanan yang kuat. Hanya
keimanan yang kokohlah yang akan membawa dampak positif dan
mempunyai arti bagi seseorang.
2. Tauhid :

• Tauhid bersal dari kata: wahhada-yuwahhidu-


tauhidan (tauhid) yang artinya “ESA/TUNGGAL”. Ini
merujuk pada sifat Allah yang tunggal. Mengapa
merujuk pada keesaan Allah? Karena inti utama dari
ajaran ini adalah mengesakan Allah, menjadikan
Allah sebagai sumber utama dalam segala hal. Allah
adalah titik fokus kehidupan, titik fokus konsentrasi.
Allah adalah tujuan utama segala amal perbuatan.
3. USHULUDDIN :

• Ushuluddin merupakan bahasa Arab ushul ad-


din yang artinya pokok-pokok dan dasar agama.
Ajaran ini merupakan ajaran pokok agama. Orang
yang akan memeluk Islam pertama-tama harus
memahami tentang ajaran ini. Ushuluddin ini adalah
ilmu dasar yang harus dipahami oleh setiap orang
yang memeluk Islam. Tanpa memahami dan meyakini
ajaran ini, keberislaman seseorang tak ada gunanya.
4. FIQHI AKBAR :
•Fiqh akbar artinya pemahaman terbesar,
atau pemahaman yang paling penting.
•Ajaran ini adalah ajaran yg harus
mendapat prioritas, pemahaman
mendalam dan sangat urgen sehingga
disebut “al - Fiqhul Akbar”.
SYARAT UTAMA AKIDAH :

• Memang benar bahwa asas utama akidah adalah keyakinan. Namun


demikian, dalam ajaran Islam, keimanan bukan sesuatu yang serta-
merta dipercaya begitu saja. Dia harus memenuhi syarat dan alasan
tertentu untuk bisa dipercaya sebagai kebenaran. Alasan inilah yang
disebut dengan dalil (landasan argumentasi). Landasan argumentasi
ini terbagi menjadi dua: (1) Argumentasi logika (dalil aqliyyah) dan (2)
argumentasi berdasarkan ayat suci (dalil naqliyyah). Kedua dalil inilah
yang menjadi ujian awal bagi sebuah akidah yang lurus (aqidah
shihah). Dengan demikian maka, aqidah adalah kepercayaan
argumentatif yang bisa diklarifikasi sumber kebenarannya. Inilah
bedanya aqidah dengan MITOS. Mitos adalah kepercayaan yang tak
berdasar dan tak bisa diklarifikasi sumber kebenarannya.
• Selanjutnya, argumentasi ‘aqliyyah dan naqliyyah di atas
barulah prasyarat awal atau sebut saja sebagai pintu masuk.
• Dengan kata lain, kedalaman keimanan bukan terletak pada
kemampuan seseorang dalam memahami argumentasi-
argumentasi itu. Tapi terletak pada dimensi batin, terletak
pada dimensi ghaib, dimensi spiritual yang tidak terindera.
• Untuk mempertajam keimanan tidak bisa hanya melakukan
penalaran logis dan pemahaman atas teks kitab suci. Tapi
harus disertai dengan latihan-latihan spiritual (Riyadhah)
atau sebut saja latihan untuk menghidupkan indera keenam.
URGENSI AKIDAH

• Mengapa orang mesti mempunyai akidah atau keyakinan? Karena


keyakinan adalah mesin yang menggerakkan sikap dan perbuatan
seseorang. Sebagai contoh, orang yang punya keyakinan bahwa
dirinya akan sukses pasti akan tergerak untuk mencapai kesuksesan
tersebut. Sebaliknya, orang yang yakin kalau dirinya tak akan pernah
sukses, maka ia cenderung pasif dan malas. Orang yang yakin kalau
harta adalah sumber kebahagiaan, maka ia juga akan berusaha keras
untuk mendapatkannya. Demikian seterusnya. Intinya, keyakinan
adalah penggerak semua aktifitas manusia. Sikap dan perbuatan
manusia pada dasarnya adalah cerminan dari keyakinannya.
Aqidah menjadi penting karena dua hal :

PERTAMA : Akidah adalah  bagian terpenting dalam Ajaran Islam. Jika ajaran
Islam ini diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang
memompa darah kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan akidah.
Dialah yang menjadi ruh Ajaran Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan
dinilai di hadapan Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan
mengarahkan perilaku seorang Mukmin. Bahkan, Shalat, Puasa, Haji, dan
seluruh amal ibadah lainnya tidak ada gunanya tanpa adanya (Aqidah) keimanan
yang baik. Demikian juga kualitas keberagamaan, kualitas ibadah kita juga diukur
dengan seberapa besar keimanan kita kepada Allah. Mungkin kita shalat dan
melakukan kebajikan lain, tapi apakah kita benar-benar mengingatnya? Apakah
Allah senantiasa hadir dalam kehidupan kita? Apakah kalau kita sedang shalat
kita merasa benar-benar sedang menghadap Allah? Apakah saat kita mendapat
keberuntungan kita sadar bahwa itu datangnya dari Allah … ???
• KEDUA : Akidah mempunyai manfaat yang besar dalam
kehidupan. Hidup ini sangat labil, penuh dengan ujian dan
cobaan. Untuk menghadapi situasi semacam ini manusia
memerlukan pegangan yang kokoh, memerlukan sandaran
vertikal yang kuat, membutuhkan mental yang tahan banting.
Bagaimana cara mendapatkan semuanya ? Caranya adalah
dengan beriman kepada Allah. Jadi beriman kepada Allah
adalah konsep dasar untuk membentuk pribadi yang tangguh.
Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah akan
menjadi sosok tangguh yang kebal dari rasa takut dan
kesedihan (QS. al-Baqarah [2[: 38).
SIFAT AKIDAH

• Sifat Akidah bagi manusa adalah bawaan (fithrah)


manusia.  Manusia secara kodrati sudah mempunyai
kecenderungan atau naluri untuk bertuhan. Sifat
inilah yang oleh Mircle Eliade disebut sebagai homo
religious. Danah Zohan dan Ian Mashall menyebutnya
sebagai “God Spot”. (Pasha, 2005: 164). Dari waktu ke
waktu, meski tanpa mengenal ayat Tuhan dan para
Rasul, sejarah manusia selalu diwarnai dengan
pencarian dan penyembahan akan Tuhan.
• Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT berfirman: Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan
Tuhan). (QS. al-Araf [7]: 172).
• Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sebelum manusia terlahir ke dunia
Allah pernah mengambil sumpah terhadap jiwa-jiwa mereka
dengan menanyakan kepada jiwa-jiwa itu: "Bukankah Aku Ini
Tuhanmu?" kemudian para jiwa itu menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". Jadi para jiwa itu telah mengakui
bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Jadi para jiwa itu telah
mempunyai ingatan tentang “Allah” di “alam bawah sadar”
mereka. Karenanya, dalam konteks ini, mengajak orang untuk
bertuhan“Allah”pada hakikatnya hanyalah mengingatkan atau
membangunkan ingatan bawah sadar mereka, dan bertuhan
“Allah” bagi manusia adalah kembali pada hakikatnya adalah
kembali pada hakikatnya kemanusiaan yang sesungguhnya.
RUANG LINGKUP AKIDAH

• Apa yang akan kita pelajari dalam akidah ini? Ulama telah membagi
ruang lingkup pembahasan akidah ke dalam 4 (empat) pokok
bahasan, yaitu:
• Ilahiyyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah
ketuhanan utamanya pembahasan tentang Allah.
• Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-
utusan Allah, yaitu para nabi dan para rasul Allah.
• Ruhaniyyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib,
seperti Jin, Malaikat, dan Iblis.
• Sam’iyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib,
seperti alam kubur, akhirat, surga, neraka, serta qadha dan qadar.
SUMBER AKIDAH :

• Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa akidah atau keyakinan yang
kita maksud bukanlah sekedar keyakinan, tapi keyakinan yang mempunyai
sumber shahih atau otoritatif. Keyakinan yang tak berdasar kita sebut
sebagai mitos. Semua informasi yang berkenaan dengan keyakinan ini
harus mempunyai referensi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sebagaimana telah disinggung di sebelumnya, bahwa sumber utama
akidah adalah al-Quran, sumber utama ajaran Islam. Selanjutnya adalah
ucapan, perbuatan, ketetapan dari Nabi Muhammad SAW yang disebut
dengan Sunah.  Petanyaannya adalah, mengapa harus kitab suci al-Quran
dan Sunah? Mengapa tidak kitab suci yang lain? Apakah kitab ini bisa
dipercaya sebagai sumber kebenaran? Apa sebenarnya al-Quran dan apa
pula Sunah/al-Hadits ini? Apakah keduanya bisa dipercaya? Mari kita
bahasa satu-persatu melalui penjelasan berikut.
Pentingnya Sumber Kebenaran

• Anda pasti pernah menyaksikan sidang pengadilan, kan? Dalam


dunia tata hukum, pengadilan adalah tempat untuk membuktikan
suatu kebenaran yang kemudian juga diketahui mana pihak yang
salah. Nah, untuk mendapatkan kebenaran ini, suatu kasus yang
disidangkan harus mempunyai alat bukti yang kuat. Bukti itu bisa
material ataupun keterangan para saksi yang terpercaya. Hakim
boleh jadi tak melihat langsung kejadian. Tapi dia bisa memutuskan
mana benar dan mana salah berdasarkan kesaksian atau berita
yang didapat dari para saksi ini. Jadi, untuk mendapatkan bukti
kebenaran dapat melalui 2 (dua) cara: menyasikan langsung, atau
melalui sumber dan bukti-bukti yang terpercaya.
• Akidah sebagaimana telah didefinisikan sebelumnya adalah ajaran Islam yang
berkenaan dengan keyakinan. Lebih jelasnya, isi dari akidah yang kita maksud di sini
adalah berupa informasi-informasi yang sebagian banyak berkenaan dengan obyek
ghaib/metafisis yang tidak dapat disaksikan langsung dengan pancaindera, tidak
empiris. Sampai sini barangkali ada yang menyangkal: kalau tidak bisa dicerna dengan
pancaindera apakah itu bisa disebut dengan kebenaran? Bukankah yang disebut dengan
“kebenaran ilmiah” harus memenuhi 2 syarat pokok: empiris dan rasional. Syarat ini
memang benar untuk hal-hal yang kasat mata, hal-hal yang empiris. Tapi sekali lagi kan
tadi sudah dibilang, yang dibicarakan dalam akidah kebanyakan bukanlah hal-hal yang
kasat mata. Jadi nilai kebenarannya tidak bisa diukur dengan ukuran yang diberlakukan
untuk hal-hal yang kasat mata. Jadi alat ukur kebenaran itu berbeda-beda sesuai dengan
jenis obyeknya. Alat penimbang berat tentu tidak bisa digunakan untuk mengukur jarak
tempuh, berbeda pula dengan alat pengukur suhu, dan seterusnya.
• Atau tidak usah jauh-jauh ngomongin dokter. Dalam kehidupan sehari-hari saja
kita seringkali menyatakan kebenaran dengan percaya begitu saja. Bukan karena
kita benar-benar tahu bukti. Tapi karena kita percaya pada sumber informasi.

Bahkan untuk yang kasat mata pun seringkali kita menyatakan benar bukan
karena kita telah mengukurnya secara empiris dan rasional. Tapi karena kita
yakin, karena kita percaya pada sumber informasinya. Contoh mudahnya ketika
Anda pergi ke dokter. Setelah dokter mendiagnosa kondisi penyakit Anda
biasanya ia menulis resep. Setelah Anda lihat resep itu ternyata Anda tidak bisa
membaca tulisan si dokter itu, kan? Atau meskipun bisa membacanya tapi
kebanyakan orang awam tidak tahu benda macam apa yang ditulis oleh di
dokter ini. Tapi apa yang kita lakukan? Apa kita protes gara-gara
ketidakpahaman kita?
• Kebanyakan, bahkan pasien yang cerdas, tidak
perlu bertele-tele bertanya segala macam, apalagi
protes sama dokter. Kebanyakan percaya saja dan
langsung pergi ke apotik untuk menyerahkan resep
itu. Kemudian melakukan apa pun yang disarankan
dokter. Mengapa demikian? Karena kita tahu kalau
si dokter ini adalah dokter yang otoritatif, dokter
yang punya ijin praktek.
• ormasinya. Kita telah mengenal baik bahwa pembawa informasi itu adalah orang yang jujur
dan amanah. Dengan demikian, untuk meyakini suatu kebenaran kita tidak harus
menyaksikan langsung obyek keyakinan tersebut. Tapi bisa melelui sumber-sumber yang
otoritatif.  Jadi, sumber informasi yang otoritatif adalah salah satu bukti kebenaran. Saya
belum pernah ke Mekah, tapi saya yakin seribu prosen bahwa di sana ada Ka’bah, meskipun
saya belum pernah menyaksikan langsung. Mengapa saya percaya padahal saya belum
pernah membuktikan dan menyaksikan sendiri? Karena sudah banyak yang ke sana dan
bercerita bahwa di sana memang benar-benar ada Ka’bah. Yang menceritakan itu banyak
sekali dan banyak diantara mereka adalah orang yang jujur dan amanah. Jadi, saya juga
belum pernah berkunjung ke surga. Tapi mudah saja saya percaya akan adanya surga.
Mengapa? Karena saya mendapat informasi ini dari Muhammad, orang yang dijuluki “al-
Amin” (terpercaya), bahkan saya mendapat informasi langsung dari yang membuat surga,
Allah SWT. Benarkan Muhammad dan al-Quran ini bisa dipercaya? Mari kita bahas sejenak.
• Otoritas Al-Quran sebagai Sumber Akidah
• Wahyu Allah sudah diturunkan sejak pertama kali adanya manusia di muka
bumi ini. Adam AS adalah manusia pertama, sekaligus rasul Allah pertama
yang mendapat wahyu Allah. Orang yang dipercaya Allah untuk mengemban
wahyu ini disebut dengan nabi/rasul. Para nabi dan rasul inilah orang-orang
terpilih yang diberitugas untuk membimbing manusia ke jalan kebenaran.
• Selanjutnya, setelah Nabi Adam AS wafat, para rasul silih berganti seiring
dengan bergulirnya waktu. Secara keseluruhan, jumlah para nabi/rasul ini
sangat banyak. Banyak diantara mereka yang tidak lagi ditemukan jejak
sejarahnya. Mereka telah meninggal. Demikian juga wahyu dan ajaran yang
mereka bawa juga banyak yang turut musnah. Sebagian yang masih ada
tentu saja banyak juga yang telah berubah karena konskuensi logis dari
perubahan sejarah di satu sisi dan suatu kesengajaan dari oknum-oknum
(para penentang ajaran para rasul)  tertentu di sisi yang lain.
• Untungnya, wahyu Allah ini tidak terputus. Dari masa ke masa Allah
terus-menerus menurunkan wahyu-Nya. Wahyu ini berisi ajaran-
ajaran lama yang masih relevan dan otentik, sebagian bersifat
meluruskan penyimpangan, dan sebagian yang lain merupakan ajaran
baru yang merupakan penyempurnaan dari ajaran sebelumnya.
Wahyu Allah yang terkhir turun dan masih dikenal dengan baik hingga
sekarang secara berurutan adalah: Zabur/Perjanjian Lama (diturunkan
kepada Nabi Dawud AS), Taurat/Perjanjian Lama (diturunkan kepada
Nabi Musa AS), Injil/Perjanjian Baru (diturunkan kepada Nabi Isa AS/
Yesus Kristus), dan al-Quran/Perjanjian Terbaru (diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW).
• Melihat urutan di atas, al-Quran adalah wahyu Allah terakhir yang jika dilihat ke dalam
isinya berisi tentang: pertama, beberapa ajaran masa lalu yang berada dalam tiga kitab suci
sebelumnya. Kedua, beberapa ajaran yang meluruskan penyimpangan yang terdapat dalam
kitab sebelumnya. Ketiga, beberapa ajaran baru yang merupakan penyempurna dari ajaran-
ajaran sebelumnya.
• Melihat kronologi turunnya wahyu-wahyu Allah ini kita tahu persis bahwa al-Quran berada
di urutan terakhir. Artinya al-Quranlah yang paling dekat dengan masa kita sekarang ini.
Adalah suatu hal yang sangat logis bahwa semakin jauh jarak sejarah dengan masa kini
maka semakin sulit data-data sejarah itu dilacak. Demikian juga dengan kitab wahyu-wahyu
ini. Semakin jauh masa keberadaan suatu kitab suci, maka semakin sulit juga melacak data-
data yang menunjukkan keotentikan kitab suci tersebut. Dengan kata lain, secara logika, al-
Quran-lah yang paling memungkinkan untuk dilacak keotentikannya jika melihat durasi
waktu dan rentang sejarah. Namun demikian, hal ini juga bukan serta merta suatu jaminan.
Artinya al-Quran harus benar-benar dibuktikan bahwa kitab ini mempunyai beberapa alasan
riil yang membuatnya bias diterima sebagai kitab suci yang masih terpelihara
keorisinilannya hingga sekarang sehingga ia layak dijadikan pedoman.
• Berkenaan dengan hal ini, ada beberapa fakta otentik yang dapat
ditunjukkan. Pertama, al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang isinya ditulis dan
dihafal sejak diturunkannya hingga sekarang. Dan satu lagi, para penghafal al-Quran
ini bukan satu atau dua orang. Tapi ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang. Kedua, al-
Quran adalah kitab suci yang terpelihara dengan bahasa asli (bahasa Arab) sejak
diturunkannya hingga sekarang dan bahasa itu masih hidup di masyarakat hingga
sekarang. Ketiga, kitab suci al-Quran tidak tercampur dengan kata-kata/sabda Nabi
Muhammad SAW dan penjelasan para ilmuwan Islam (mufasir). Dalam disiplin
keilmuan Islam, antara perkataan/firman Allah al-Quran, perkataan/sabda Nabi
Muhammad SAW, dan perkataan/tafsir para ahli Islam (ulama, mufasir) dibedakan
dengan tegas. Wahyu Allah dikumpulkan dalam al-Quran. Sabda Nabi Muhammad
SAW dikumpulkan dalam al-Hadits/Sunah, dan perkataan para ulama dikumpulkan
dalam kitab-kitab Tafsir. Dengan pemisahan seperti ini menjadi jelas bahwa al-Quran
adalah murni firman Allah. 
• Otoritas Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa al-Quran

Selanjutnya hal penting yang harus juga diselidiki terkait dengan pembahasa ini adalah
mengenai Nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah terakhir yang kepadanya
diturunkan wahyu Allah yang terakhir (al-Quran). Selain wahyu itu sendiri, sosok
pembawa wahyu itu harus kita ketahui dengan baik karena dialah pengabar pertama
dari wahyu-wahyu itu. Bagi orang yang telah memahami dan mempunyai bukti-bukti
kuat tentang kedahsyatan dan keotentikan al-Quran pastilah mudah untuk menerima
dan mengakui Muhammad sebagai seorang rasul. Karena firman yang luar biasa ini
tentulah dibawa oleh seorang yang luar biasa, orang yang dipilih Tuhan. Inilah bedanya
Muhammad dengan rasul sebelumnya dimana kitab suci al-Quran adalah mukjizat
utama bagi kenabiannya. Dan dalam al-Quran ini banyak kisah tentang Muhammad,
tentu saja termasuk penyebutan bahwa Muhammad adalah seorang rasul
•Tapi bagaimana dengan orang yang belum
atau tidak percaya dengan kitab suci ini.
Bagaimana cara mengetahui sosok
seorang tokoh yang telah berlalu begitu
lama? Biografi. Yah, tepat sekali. Kita
dapat mengetahui tokoh-tokoh besar ini
• melalui rekam jejak sejarahnya, melalui biografinya.
Semakin banyak dan semakin detail jejak sejarah yang
tertinggal, maka semakin mudah pula untuk mengenal
tokoh tersebut. Dengan kata lain, tokoh yang jejak
sejarahnya telah musnah semakin sulit untuk dikenali
secara baik kepribadiannya. Ini adalah alasan  ilmiah
paling sederhana yang dapat kita jadikan argumentasi
untuk mengetahui seorang tokoh.
• Nah, pertanyaannya adalah, apakah sejarah Muhammad tertulis dengan baik? Tanpa ragu
lagi saya menjawab “ya” seribu kali. Jejak sejarah Nabi Muhammad jelas yang paling mudah
diteliti ketimbang rasul-rasul sebelumnya. Salah satu alasannya adalah dekatnya masa
kehidupan Nabi Muhammad SAW dengan zaman kita sekarang ini. Muhammad adalah
sosok yang paling terang dalam catatan sejarah. Dimana kita dapat mempelajari jejak
sejarah dan biografi Muhammad? Pertama, al-Quran banyak bercerita tentang
Muhammad. Kedua, al-Hadis/Sunah secara keseluruhan juga bercerita tentang. Apa yang
dimaksud dengan al-Hadis/Sunah ini? Sunah adalah catatan para sahabat perihal
Muhammad, baik kata-kata, perbuatan, maupun ketetapannya. Al-Hadis/Sunah adalah
liputan besar tentang Muhammad. Jadi semua hal yang terkait dengan Muhammad dicatat.
Bahkan sampai cara cara makan, cara masuk toilet Muhammad semuanya tercatat.
Hebatnya, catatan-catatan yang disebut dengan al-Hadits dan Sunah ini tidak diterima
begitu saja. Semuanya telah diverisikasi dengan suatu metode penelitian yang disebut “ilmu
hadis” untuk memastikan kebenaran setiap beritanya. Ketiga, sejarah Muhammad yang
secara khusus sebagai biografi dapat dilihat dalam biografi Muhammad (sirroh nubuwwah)
yang jumlahnya sangat banyak.
• Apa masih ada lagi? Masih dong! Jejak sejarah Muhammad ini juga
dapat dilihat pada bukti-bukti empiris yang  dapat disaksikan hingga
kini. Mekah, kota kelahiran Nabi Muhammad, gua hiro (tempat
kontemplasi Muhammad) bahkan rumah, sampai makam Nabi
Muhammad SAW masih ada hingga kini. Ka’bah, tempat menghadap
Nabi Muhammad SAW saat beribadah serta kaum muslimin masih
utuh hingga saat ini. Semuanya masih terang benderang dan dapat
disaksikan dan dianalisa hingga sekarang.
• Kejelasan sejarah Nabi Muhammad SAW ini tentu saja memudahkan setiap orang untuk
mengenal siapa Muhammad SAW atau bahkan di satu sisi, bagi yang tidak suka, untuk
menjelek-jelekkannya. Kenyataan ini juga yang memudahkan Michael Hart, seorang
ilmuwan Amerika ternama di bidang astronomi dan geometri yang telah banyak
melakukan riset ilmiah tentang tokoh-tokoh besar dunia tanpa ragu sedikit pun
menempatkan Muhammad sebagai manusia nomor satu yang paling sukses dan paling
berpengaruh dalam sejarah dalam karyanya yang berjudul The 100, a Ranking of the Most
Influental Persons in History. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya manusia
yang meraih keberhasilan spektakuler baik di bidang penyiaran agama maupun kehidupan
dunia. Dia adalah pemimpun politik dan panglima tentara yang brilian serta pemimpin
agama yang hebat dan agung. Berikut ini komentar tokoh dunia tentang Nabi Muhammad
SAW:

Michael H. Hart penulis “Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” berkata


• Michael H. Hart penulis “Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia”
berkata : “Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam
urutan pertama daftar seratus tokoh yang berpengaruh di dunia
mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda
tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya,
dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang
berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama
maupun ruang lingkup duniawi.”
• mungkin, Muhammad itu seorang pendusta. Kalau ia berbuat dusta,
dia tidak akan mampu membawa agama yang menakjubkan ini. Demi
Allah, seorang pendusta tidak akan mampu mendirikan sebuah rumah
yang megah, jika ia tidak memahami berbagai material dan jenis
bahan bangunan. Apalagi hendak membangun suatu mahligai yang
tinggi dan kekar bangunannya, seperti halnya agama Islam ini, yang
kekuatan dan kebesarannya bisa berlangsung berabad-abad lamanya.
• Bernard Shaw berkata: “Saya yakin, kalau ada seorang lelaki seperti
Muhammad diberi wewenang memegang tampuk pemerintahan
secara mutlak di seluruh dunia, pastilah pemerintahannya itu akan
berhasil baik dan tentulah ia akan memerintah ke jalan kebaikan,
untuk memecahkan berbagai problema dengan meyakinkan serta
memberikan kepada dunia kedamaian dan kebahagian yang
didambakan.”
• Sir Wiliam Muir, Seorang penulis inggris, berkata: “ Di antara sifat-
sifatnya yang patut di garis bawahi dan diagungkan adalah
kelembutan dan hormatnya, yang dengan keduanya ia bergaul dan
menegur sapa para sahabatnya yang paling rendah sekalipun.
Kerendahan hati, kasih sayang, kemanusian, tidak mementingkan diri,
suka memaafkan dan persaudaraan, menyusup keseluruh jiwanya dan
rasa cinta mengikat erat semua orang yang hidup di sekelilingnya.”
Mahatma Gandhi, bertutur:“Ajaran yang dibawa oleh Muhammad
adalah peninggalan yang paling Bijaksana bukan hanya untuk muslim
tapi untuk seluruh umat manusia.”
• Seorang Orientalis Jerman Bretly Hiler di dalam bukunya “Orang-
Orang Timur dan Keyakinan-keyakinan Mereka” mengatakan:
“Muhammad adalah seorang kepala negara yang punya perhatian
besar pada kehidupan rakyat dan kebebasannya. Dia menghukum
orang-orang yang melakukan pidana sesuai dengan kondisi zamannya
dan sesuai dengan situasi kelompok-kelompok buas di mana Nabi
hidup di antara mereka. Nabi ini adalah seorang penyeru kepada
agama Tuhan Yang Esa. Di dalam dakwahnya, dia menggunakan cara
yang lembut dan santun meskipun dengan musuh-musuhnya. Pada
kepribadiaannya ada dua sifat yang paling utama dimiliki oleh jiwa
manusia. Keduanya adalah “keadilan dan kasih sayang”.
• Gustave Lebon, cendikiawan Perancis bertutur : “Kalau seeorang itu dinilai dari karya-
karyanya, maka dapat kita katakana, bahwa Muhammad adalah pribadi terbesar yang
pernah dikenal sejarah. “ Tor Andrae dan George Pharsae dalam bukunya (Al Alamusy
Syarqi) mengatakan : “ Dia seorang pemberani. Terjun ke medan laga untuk
membangkitkan semangat pengikutnya yang lemah. Banyak fakir miskin yang datang ke
rumahnya minta pertolongan. Ia pandai memelihara kewibawaannya dengan baik. Tidak
banyak geraknya dan tidak di buat-buat. Wajahnya selalu di hias dengan senyuman dan
mudah bergaul. Selalu ramah tamah, amarahnya tidak mudah dibangkitkan dan
senantiasa bersikap toleransi. Sudah tentu ia banyak menghadapi kesulitan akibat
berbagai perangai bangsanya pada waktu itu, namun ia hadapi mereka dengan budi
luhur mulia dan akhlak yang baik, jauh dari berbagai pendapat kuno yang sedang
mendominasi keadan pada waktu itu. Akhirnya semuanya dapat dihalau dan
dipersatukannya di bawah panji-panji luhur itu, sehingga ia berhasil menggalang suatu
kekuatan yang tak terkalahkan kemudian, yang telah berhasil meruntuhkan sendi-sendi
dunia lama yang jahiliyah.”
• Seorang filsuf dan penyair besar, Alfonso Du Lamartine
mengatakan: “Orang-orang yang dengan cintanya memperdalam
studi ketimuran dan Islam, akan meyakini bahwa hidup seperti
kehidupan Muhammad dan berpikir seperti pikiran dan jihadnya,
lompatannya dalam menghadapi para penyembah berhala dan
keyakinannya untuk mencapai kemenangan, upayanya
meninggikan kalimat Allah dan ketabahannya demi menegakkan
sendi-sendi akidah Islam, semuanya itu merupakan bukti kuat
bahwa dia bukan seorang penipu atau seorang yang bergelimang
kebatilan, tetapi ia seorang filsuf, seorang orator, seorang rasul,
seorang penyampai wahyu, dan penyuluh umat manusia
• Sedang seorang Sastrawan Jerman Gotah mengatakan,
“Sesungguhnya kita warga Eropa dengan seluruh
pemahaman kita, belum sampai kepada apa yang telah
dicapai Muhammad. Dan tidak akan ada yang melebihi
dirinya. Saya telah mengkaji dalam sejarah tentang
keteladanan yang tinggi untuk umat manusia ini. Dan saya
temukan itu pada Nabi Muhammad. Demikianlah seharusnya
kebenaran itu menang dan tinggi, sebagaimana Muhammad
telah sukses menundukan dunia dengan kalimat tauhid.”
• Garsan de Tassi berkata:“Sesungguhnya Muhammad
dilahirkan dari pangkuan keberhalaan Tetapi sejak kecil
ia telah menunjukkan akal budi yang sangat cerdas,
selalu menjauhkan diri dari berbagai perbuatan hina dan
tercela dan sangat mencintai keutamaan. Niatnya selalu
ikhlas dan baik sekali, tidak seperti yang biasa dilakukan
anggota masyarakat pada zamannya, sehingga ia digelari
oleh masyarakatnya dengan Al Amin.”
• Selanjutnya, khusus untuk al-Hadis/Sunah tidaklah diterima begitu saja. Untuk
memastikan apakah semua itu benar-benar catatan otentik pada saat rasul
masih hidup atau bukan maka telah diadakan riset ilmiah dengan satu
metodologi yang disebut dengan “ilmu musthalahatu hadis”. Melalui metode
ini, setiap catatan, baik berupa kata-kata, perbuatan, maupun ketetapan Nabi
Muhammad SAW diteliti hingga menemukan bukti kepastian bahwa semua itu
benar-benar berasal dari Nabi Muhammad SAW. Catatan yang terbukti berasal
dari Nabi maka dikatagorikan sebagai hadis shahih. Sebaliknya, catatan yang tidak terbukti dari Nabi,
maka itu dimasukkan ke dalam katagori hadis palsu yang tidak boleh dijadikan pedoman bagi umat
Islam. Metode semacam ini tidak pernah diterapkan untuk catatan-catatan tentang para rasul
sebelum Muhammad. 
• Dengan data-data dan penjelasan di atas, maka kiranya dapat
disimpulkan bahwa Muhammad jelas manusia hebat, seorang rasul
utusan Allah yang jelas dapat dipercaya bahkan secara ilmiah sebagai
pembawa kebenaran. Kejelasan tentang sosok Muhammad ini
semakin mengokohkan bahwa al-Quran adalah wahyu Allah yang
dapat diterima baik secara iman maupun secara ilmiah. Nah, setelah
kita mendapatkan kejelasan dan alasan yang kuat bahwa al-Quran dan
al-Hadits/Sunah dapat diandalkan sebagai sumber kebenaran, maka
pada pembahasan selanjutnya kita akan semakin mudah untuk
menerima informasi-informasi dari kedua sumber ini, terutama
berkenaan dengan hal-hal metafisis/ghaib/akidah.[]

Anda mungkin juga menyukai