Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 3 TUTORIAL ONLINE

SESI 7 MATA KULIAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama Tutor :
Ai Samrotul Fauziah

Disusun Oleh :
Nama : Muawanatul Ihwan
Nim : 051391496
Program studi : Ilmu hukum

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA
TUGAS 3

Berikut adalah soal Tugas ke-3 yang wajib Anda kerjakan. Bacalah pertanyaan
dengan cermat kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan,
dan pembuktian melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!
2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman!
3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya
yang menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!
4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka
banyak kata ilmu ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata
derivasi yang memiliki kesamaan makna dengan ilmu dalam beragam
bentuknya!
5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk)
dari hewan ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian?
Tuliskan ayat tersebut beserta tafsirnya!
JAWABAN

1. Struktur iman yang terdiri dari pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan saling terkait dan memperkuat satu sama lain.

- Pembenaran dalam hati adalah keyakinan yang tumbuh dalam diri


seseorang bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak
disembah.
- Ikrar dengan lisan adalah pengakuan secara terang-terangan bahwa
seseorang mempercayai dan mengikuti ajaran agama yang dianutnya.
- Sedangkan pembuktian melalui perbuatan adalah tindakan nyata yang
dilakukan oleh seseorang sebagai bukti kesungguhan keyakinannya.

Ketiga aspek ini saling terkait karena pembenaran dalam hati tanpa diikuti
dengan ikrar dengan lisan dan pembuktian melalui perbuatan hanya akan
menjadi keyakinan yang tidak terwujudkan dalam tindakan nyata. Ikrar dengan
lisan tanpa diikuti dengan pembenaran dalam hati dan pembuktian melalui
perbuatan hanya akan menjadi pengakuan kosong yang tidak memiliki arti.
Sedangkan pembuktian melalui perbuatan tanpa diikuti dengan pembenaran
dalam hati dan ikrar dengan lisan hanya akan menjadi tindakan yang tidak
memiliki arah dan tujuan yang jelas. Oleh karena itu, ketiga aspek ini harus
saling terkait dan diterapkan secara seimbang dalam kehidupan seorang
mukmin.

2. Ciri-ciri orang yang beriman dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ciri-ciri
iman yang bersifat batiniah dan ciri-ciri iman yang bersifat lahiriah.

Ciri-ciri iman yang bersifat batiniah adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan hati
dan perasaan seseorang. Ciri-ciri ini antara lain:
- Meyakini adanya Allah SWT dan keesaan-Nya
- Merasa takut dan tunduk kepada Allah SWT
- Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya
- Merasa tenang dan bahagia dalam menjalankan ajaran agama
- Memiliki ketenangan jiwa dan keikhlasan dalam menghadapi cobaan
Ciri-ciri iman yang bersifat lahiriah adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan
perilaku dan tindakan seseorang. Ciri-ciri ini antara lain:
- Menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-
larangannya
- Berbuat baik kepada sesama manusia
- Menjaga diri dari perbuatan maksiat
- Bersikap jujur, amanah, dan bertanggung jawab
- Memiliki rasa kasih sayang dan toleransi terhadap sesama
Contoh perilaku yang dapat menunjukkan ciri-ciri orang yang beriman:
- Seorang mukmin akan selalu mengerjakan salat lima waktu dengan
khusyuk dan khusyu'.
- Seorang mukmin akan selalu menunaikan zakat dan sedekah untuk
membantu orang-orang yang membutuhkan.
- Seorang mukmin akan selalu menjaga diri dari perbuatan zina, korupsi,
dan perbuatan maksiat lainnya.
- Seorang mukmin akan selalu berkata jujur, menepati janji, dan
menghindari perbuatan bohong.
Ciri-ciri orang yang beriman ini dapat berkembang seiring dengan
bertambahnya pemahaman dan penghayatan seseorang terhadap ajaran
agamanya. Semakin kuat iman seseorang, maka semakin baik pula perilaku
dan akhlaknya.

3. Allah berfirman dalam Al-Quran menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi


setiap orang yang beriman :
ْ ‫ع ع ْ ك ّلل ْ َ ْ ك َ ْ ّلل َ ْ َ ّلل‬ ْ
‫ُه ِْ َعف َري‬
‫َِّ ي‬
‫ن اونمُ ُ ِي ي‬
‫َِّ ِونُ ي‬
‫ن اَتمُ َُ ِي ي‬ ‫ٍ ْت َْ َ ي‬
‫َر ُ ِِْ ي‬
Artinya: "Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
(QS. Al-Mujadalah: 11)

Tafsir ayat tersebut adalah:


Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan bertakwa
kepada-Nya, serta orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Derajat yang
tinggi tersebut bisa berupa derajat di dunia, seperti kedudukan yang tinggi,
harta yang banyak, dan kesehatan yang prima. Derajat yang tinggi tersebut
juga bisa berupa derajat di akhirat, seperti surga yang penuh kenikmatan.

Ilmu pengetahuan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah ilmu yang
bermanfaat, baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Ilmu agama akan
membimbing seseorang untuk menjadi hamba yang taat kepada Allah SWT,
sedangkan ilmu dunia akan membantu seseorang untuk menjalani kehidupan
di dunia dengan baik.

Adapun Hadits Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan kewajiban menuntut


ilmu adalah:

ْ َ َ ْ ‫ْ ع ْ ّلل‬ ‫َ ّلل َ ّلل ْ َّ ْ ع‬ َ ْ َ َّ ْ ‫ع‬


‫ل ْو ََّي‬
‫ل ا َقِرَ َِْ ي‬ ‫ه ِاِ َتَ ِف ِي‬
‫هي ُِم ِت ي‬ ‫ُه َل ي‬
‫ل ا َقِرَ ِِ ِيي يي ي‬
‫ُ َّن ِيْ ِى ي‬
Artinya: "Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Syarah hadits tersebut adalah:
Hadits ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah suatu hal yang sangat
dianjurkan oleh Islam. Bahkan, Allah SWT akan memudahkan jalan menuju
surga bagi orang-orang yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu.

Ilmu pengetahuan adalah kunci untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.
Dengan ilmu pengetahuan, seseorang akan dapat memahami ajaran
agamanya dengan benar, sehingga dapat menjalani kehidupannya dengan baik
dan benar. Ilmu pengetahuan juga akan membantu seseorang untuk
mengembangkan potensi diri dan meraih cita-citanya.

Dengan demikian, baik ayat Al-Quran maupun hadits Nabi Muhammad SAW
menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap umat Islam.
Menuntut ilmu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT, serta meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.

4. Dalam Al-Qur'an, kata "ilmu" atau derivasinya muncul sebanyak 856 kali. Kata-
kata tersebut memiliki kesamaan makna dengan ilmu, yaitu pengetahuan,
pengetahuan yang benar, dan pengetahuan yang bermanfaat.
Beberapa kata derivasi dari kata "ilmu" yang memiliki kesamaan makna
dengan ilmu diantaranya :
‫ع‬
 ‫ن‬ ‫'( ِاِ ِ ي‬ilm)
‫ع‬
Kata "‫"اِ ِني‬ ِ ('ilm) adalah kata dasar yang berarti pengetahuan. Kata ini
dapat digunakan untuk segala jenis pengetahuan, baik ilmu agama
maupun ilmu dunia.
ْ
 ‫هن‬‫'( ا ِِ ِ ي‬alīm)
ِ ِ‫ي"ا‬ ْ
Kata "‫هني‬ ِ ('alīm)‫ ي‬adalah‫ ي‬kata‫ ي‬sifat‫ ي‬yang‫ ي‬berarti‫ ي‬berilmu.‫ ي‬Kata‫ ي‬ini‫ي‬
digunakan untuk orang yang memiliki ilmu pengetahuan, baik ilmu
agama maupun ilmu dunia.
‫ع‬
 ‫َل‬‫'( ِاِ ْت ِ ي‬ilmāni)
‫ع‬ ‫ع‬
Kata "‫'(ي"اِ ْت َِلي‬ilmāni)‫ي‬adalah‫ي‬kata‫ي‬ganda‫ي‬dari‫ي‬kata‫ي"ي‬
ِ ‫"اِ ِن‬ ِ ('ilm). Kata ini
digunakan untuk menunjukkan dua jenis ilmu pengetahuan yang
berbeda.
ْ
 ‫ن‬ ‫'( اَ ِ ِ ي‬ālim)
ْ
Kata "‫'(ي"اَ ِ ِني‬ālim)‫ي‬adalah‫ي‬kata‫ي‬benda‫ي‬yang‫ي‬berarti‫ي‬orang‫ي‬yang‫ي‬berilmu.‫ي‬
Kata ini digunakan untuk orang yang memiliki ilmu pengetahuan, baik
ilmu agama maupun ilmu dunia.
َ ‫ّلل‬
 ‫َل‬‫'( اِ ْت ّللي‬ulamā')
َ ‫ّلل‬ ْ
Kata "‫'(ي"اِ ْت ّللَلي‬ulamā')‫ي‬adalah‫ي‬kata‫ي‬jamak‫ي‬dari‫ي‬kata‫'(ي"اَ ِ ِني"ي‬ālim).‫ي‬Kata‫ي‬ini‫ي‬
digunakan untuk sekelompok orang yang berilmu.
َْ
 ‫ن‬ ‫'( اِ ْ ي‬allama)
َْ
Kata "‫'( "اِ ْني‬allama) adalah kata kerja yang berarti mengajarkan. Kata
ini digunakan untuk menunjukkan tindakan mengajarkan ilmu
pengetahuan kepada orang lain.
َ ْ
‫( ت ِْْ ْ ي‬ta'allam)
 ‫ن‬
َ ْ
Kata "‫( "ت ِْْ ْني‬ta'allam) adalah kata kerja pasif yang berarti belajar. Kata
ini digunakan untuk menunjukkan tindakan belajar ilmu pengetahuan
dari orang lain.
‫ع‬
‫'( ِاِ ِ ل ِي‬ilmī)
 ‫م‬
Kata "‫مي‬ ِ ِ ِ‫ي"ا ع‬
‫'( ِ ل‬ilmī)‫ ي‬adalah‫ ي‬kata‫ ي‬sifat‫ ي‬yang‫ ي‬berarti‫ ي‬ilmiah.‫ ي‬Kata‫ ي‬ini‫ي‬
digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan.

Ada beberapa contoh penggunaan kata derivasi dari kata "ilmu" yang
muncul dalam Al-Qur'an:

‫ْ َ ْ ّلل ْ َ ّلل ْ ْ ك َ ْ ْ ْ ّلل ّلل ّلل َّ ّلل ّلل ْ ك‬


- ‫ن ْو ْي‬
ََ ‫مر اتَك ّلل ي‬
‫َخ ُ عَ ي‬ ‫ن َوَ فهي ي‬ ‫( فَْملمُ ان يي ْلَك ي‬QS. Al-Hasyr: 7)
Artinya: "Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan
apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah."
َْ
Pada ayat ini, kata "‫'( "اِ ْني‬allama) digunakan untuk menunjukkan
tindakan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada umat manusia oleh
Rasulullah SAW.
‫ع َ َ ْ ْ َ ّلل‬
- ‫ب َْل َهي‬
‫نت ي‬
‫( ِاِتَ َيٍ ِ ل ي‬QS. Ta-Ha: 114)
Artinya: "Dan katakanlah, 'Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku."
‫ع‬
Pada ayat ini, kata "‫"اِ ِني‬
ِ ('ilm) digunakan untuk menunjukkan
pengetahuan yang benar dan bermanfaat.
َ ‫ْ َّ ْ ّلل ك ْ ع ع ْ ْ َّ ّلل ْ َ ّلل َّ ْ ع َ ّلل‬ ‫َ ك‬ َ ْ
- ‫َل ته ََِِ يي ُْ َِْ ّللي‬
َ‫ن َْ ْو‬ ‫ُه ِى ي‬
‫مل ي‬
‫ي َُ ع َُِه ي‬
‫ن ِ لي‬
‫مل ُ ِِْ ِ ي‬
‫ه ِِ ِيي اونَ ُرم ي‬ ‫( ْ َتننَ ِان ِين ِو ي‬QS. Ali Imran:
‫َّ ٌّ ِي‬
7).
Artinya: "Dan tidak ada yang mengetahui takwilnya (tafsirnya) kecuali
Allah. Dan orang-orang yang berilmu berkata, 'Kami beriman
kepadanya, semuanya dari sisi Tuhan kami."
‫ع‬
Pada ayat ini, kata "‫"اِ ِني‬
ِ ('ilm) digunakan untuk menunjukkan
pengetahuan yang mendalam dan luas.

Dengan demikian, kata derivasi dari kata "ilmu" dalam Al-Qur'an


memiliki kesamaan makna dengan ilmu, yaitu pengetahuan,
pengetahuan yang benar, dan pengetahuan yang bermanfaat.
5. Al-Qur'an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari
hewan ternak dalam surat Al-A'raf ayat 179. Ayat tersebut berbunyi:

َ ْ َ ْ ‫ع َ ْ َ َ ْ ْ َّ ْ ْ ع‬ َ َ َ ‫ْ ِ ْ َ ّلل َ ْ ْ ّلل َ ّلل ْ َ َ ّلل ِْ ْ َ ّلل َ ْ ْ َ ْ ّلل ْ ْ ّلل ك ِ َ ّلل‬


‫ن ا ْتاَْ َْ رني‬
‫َّ ا ِر ثُِ ِ َّلن ي‬
‫َّ ِو ي‬ ‫ن َْ ُِْإ َ ي‬
‫ل ُ َِّ ي‬ ‫مب ل ي‬
‫َل لِ ي‬ ‫مل ي‬
‫ن الَ ُنرل ي‬ ‫َل اا ث ي َ ل ي‬ ‫ن ِالَ ليُِ ِِص يَ ي‬
‫ُل َ ل ي‬‫اا ي‬
ْ ْ ‫ِ ع ْ ك ْ ّلل ّلل ك َ ْ َ ْ َ ّلل َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ك َ ْ ْ ْ َ ْ ّلل‬
‫مل ي‬
‫َل‬ ‫ل ِالَ َنتْ ي‬ ‫ه ِْْ ََِيٌَّ اَ َِ ي‬ ‫نِ ي‬ ‫هْي‬ ‫ل ال ي‬ ‫ن اَ َِ ي‬
‫مل ْ ي‬
‫ُ و َِفِ ي‬

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami ciptakan untuk Jahannam banyak dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata tetapi tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar
(pelajaran). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai."

 Tafsir ayat tersebut adalah:

Allah SWT menciptakan banyak makhluk, baik jin maupun manusia.


Namun, di antara mereka ada yang akan masuk neraka. Mereka adalah
orang-orang yang memiliki hati, tetapi tidak digunakan untuk
memahami kebenaran. Mereka memiliki mata, tetapi tidak digunakan
untuk melihat kebenaran. Mereka memiliki telinga, tetapi tidak
digunakan untuk mendengar kebenaran. Mereka seperti binatang
ternak, yang hanya mengikuti hawa nafsunya. Bahkan, mereka lebih
sesat dari binatang ternak, karena binatang ternak masih memiliki
insting untuk bertahan hidup.

Orang-orang yang sesat seperti ini adalah orang-orang yang lalai.


Mereka lalai terhadap kebenaran, lalai terhadap kewajibannya kepada
Allah SWT, dan lalai terhadap akhirat. Mereka hanya memikirkan
kesenangan duniawi, tanpa memikirkan keselamatan akhiratnya.

Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi untuk


menjadi lebih baik dari hewan ternak, tetapi juga memiliki potensi
untuk menjadi lebih buruk. Semuanya tergantung pada pilihan dan
perbuatannya.
Sumber Refrensi :
1. https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/kimuhum/article/download/20738/6733
2. https://www.studocu.com/id/messages/question/4531486/1-struktur-iman-ada-
tiga-yaitu-pembenaran-dalam-hati-ikrar-dengan-lisan-dan-pembuktian-melalui
3. http://digilib.uinsa.ac.id/5524
4. https://tafsirweb.com/10765-surat-al-mujadalah-ayat-11.
5. https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri/article/download/57257/33884
6. https://tafsiralquran.id/tafsir-surah-al-araf-ayat-179-makhluk-yang-lebih-sesat-dari-
binatang-ternak

Anda mungkin juga menyukai