Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH HADIS TARBAWI

HADIS TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA DAN HADIS TENTANG


IMAN

Nama (Kelompok 1)  Rosi Saputra


 Salsa Bella Anjeli
 Salsabila
Lokal PAI 3 F
Mata Kuliah Hadis Tarbawi
Dosen Pengampu Rafia Arcanita, S.Ag., M.Pd.I

1. Hadits Tentang Penciptaan Manusia

A. Nash dan Tejemah

‫ص(لَّى هللاُ َعلَ ْي( ِه َو َس(لَّ َم‬ َ َ‫ان يَقُ ْو ُل ق‬


َ ِ‫ال َرس ُْو ُل هللا‬ َ ‫َع ْن َأبِ ْي هُ َر ْي َرةَ رضي هللا عنه اَنَّهُ َك‬
‫ص ( َرانِ ِه ويُ َمجِّ َس (انِ ِه (ر و اه‬ ِّ َ‫(ر ِة فَ (َأبَ َواهُ يُهَ ِّو َدانِ((ه و بُن‬ ْ ِ‫َما ِم ْن َم ْولُ ْو ٍد اال ي ُْولَ ُد َعلَى ْالف‬
َ (‫ط‬
)‫سلم‬
Artinya:

Bahwa tidaklah dilahirkan seorang anak kecuali dalam keadaan suci dan kedua orang
tuanyalah yang bertanggung jawab untuk menjadikan anaknya Yahudi, Nasri, Majusi. (HR.
Muslim)

B. Penjelasan Hadis

Hadis diatas menjelaskan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dalam
tafsiran al- Maraghi dikatakan bahwa : Tetaplah kalian semua pada fitrah yang telah
diciptakan oleh Allah, dalam diri mereka fitrah yang selalu cenderung kepada ajaran tauhid
dan meyakininya. Hal itu karena ajaran tauhid itu sesuai dengan apa yang ditunjukkan akal
dan membimbing kepada pemikiran yang sehat (Al Maraghi, 1992:83).

Ahmad Mustafa Al-maraghi menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai fitrah


yang cenderung kepada ajaran tauhid. kecenderungan seorang anak akan terus bertambah
kuat apabila selalu dipupuk dan dibina oleh orang tua semenjak anak dilahirkan, tetapi
sebaliknya fitrah yang sudah ada dalam diri anak sedikit demi sedikit akan hilang apabila
tidak dibina dan dibimbing kearah yang lebih sempurna.
Dapat diambil kesimpulan bahwa fitrah yang sudah ada dalam diri anak akan
berkembang apabila terus dibimbing kearah yang lebih baik. Orang tua bertanggung jawab
melaksanakan pendidikan anak sesuai dengan ajaran Islam. Ajaran Islam mengajarkan cara
mendidik anak, dan hal apa yang harus diperhatikan orang tua dalam mendidik anak. Pada
umumnya pendidikan yang dilakukan keluarga tanpa berdasarkan pengertian lahir dari
pengetahuan mendidik, tetapi secara alamiah suasana itu terwujud dengan sendirinya. secara
kodrati ada tuntutan tugas dan tanggung jawab untuk mengarahkan sikap anak, yang mana
orang tua berfungsi sebagai pendidik.

2. Hadits tentang Iman


a). Al-Arkanul Iman

‫ديد‬,,‫ول ش‬,,‫قال عمر ابن الخطاب كنا عبد رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فجاء رج‬
‫تى اتي‬,,‫البياد الثياب شديدسواد السعر ال ير عليه اثر السفر وال يعرفه من احد ح‬
‫ا هللا‬,,‫ؤ من ب‬,,‫ال انت‬,,‫النبي صلعم فالزق ركبته بركبته ثم فال يا محمد ماالءيمان ؟ ق‬
)‫و ملئكته وكتبه ورسو له واليوم االخر والقدر خيره (سن الترمذي‬
Artinya:
“Dari umar bin khattab ra. Berkata kami pernah duduk bersama Rosulullah saw. Maka
datanglah seorang laki-laki yang gagah menggunakan baju berwarna putih dan rambut hitam,
tidak kelihatan bekas perjalanan jauh dan tidak satupun diantara kami mengenalnya, sehingga
dia mendatangi Rosulullah saw. Dan meletakan kedua lututnya kepada kedua lutut Nabi saw.
Kemudian dia berkata, wahai Muhammad apa itu iman? Rosulullah saw. Menjawab iman itu
percaya kepada Allah, dan malaikatnya Allah, dan kitab-kitab Allah, dan utusan Allah,dan
hari akhir dan baik nya taqdir dan buruknya taqdir. ( sunan tirmidzi )
Penjelasan Hadis:
Rukun Iman:
1. Iman kepada Allah SWT
Rukun iman yang pertama adalah iman kepada Allah SWT yang berkedudukan
sebagai pencipta segala apa yang ada di alam semesta beserta isinya. Iman kepada Allah
artinya meyakini bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Iman kepada Allah juga
termasuk percaya kepada ketetapan dan sifat-sifat-Nya yang tertuang dalam Asmaul Husna.
Meyakini atau iman kepada Allah juga tidak hanya dengan kata-kata, melainkan harus
diwujudkan melalui tindakan Caranya yaitu dengan amar ma’ruf dan nahi munkar, yang
artinya melakukan segala perintah serta menjauhi larangan yang menghantar ke jurang
kesesatan.
2. Iman kepada Malaikat
Iman yang kedua adalah iman kepada seluruh malaikat-malaikat Allah. Hal ini seperti
tertuang dalam firman Allah di surat Al Baqarah ayat 285.
ُ ‫ق بَ ْينَ َأ َح( ٍد ِم ْن ر‬
‫ُس(لِ ِه ۚ َوقَ((الُوا‬ ُ ‫آ َمنَ ال َّرسُو ُل بِ َما ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْي ِه ِم ْن َربِّ ِه َو ْال ُمْؤ ِمنُ((ونَ ۚ ُك( ٌّل آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو َماَل ِئ َكتِ( ِ(ه َو ُكتُبِ( ِه َور‬
ُ ِّ‫ُس(لِ ِه اَل نُفَ((ر‬
ِ ‫ك َربَّنَا وَِإلَ ْيكَ ْال َم‬
‫صي ُر‬ َ َ‫َس ِم ْعنَا َوَأطَ ْعنَا ۖ ُغ ْف َران‬
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami dengar dan
kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali,"
Ada banyak sekali malaikat Allah yang masing-masing memiliki tugasnya. Bahkan
ada malaikat yang hanya diperintahkan untuk bersujud kepada Allah saja. Namun, terdapat
10 malaikat yang wajib diimani di dalam Islam yang memiliki tugas terkait dengan
kehidupan manusia.
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
Iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab Allah. Terdapat 4 kitab Allah yang
diturunkan melalui 4 nabi yang berbeda. Antara lain adalah Kitab Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa ASD, Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS, Kitab Injil
kepada Nabi Isa AD, dan Kitab Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
Nabi dan Rasul adalah manusia terpilih yang ditunjuk Allah sebagai perantara diri-Nya dan
makhluk-Nya. Nabi adalah seorang laki-laki yang memperoleh wahyu dari Allah namun tidak
diwajibkan untuk menyebarluaskan wahyu tersebut. Sedangkan rasul merupakan seorang
yang mendapatkan wahyu dari Allah dan mempunyai kewajiban untuk menyebarluaskan
wahyu tersebut kepada umatnya sebagai petunjuk hidup. Di dalam islam, terdapat 25 nabi
dan rasul yang wajib diketahui.
5. Iman kepada Hari Akhir
Hari akhir adalah ketetapan yang nyata dan sering diingkari oleh manusia. Sebagai
seorang Muslim, maka diwajibkan untuk mengimani datangnya hari akhir.
Hal ini juga dapat meningkatkan semangat dalam beribadah karena hari perhitungan adalah
benar adanya dan seluruh manusia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya kelak. Hal
itu sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al Hajj ayat 6-7.
ُّ ‫ٰ َذلِكَ بَِأ َّن هَّللا َ ه َُو ْال َح‬
ْ ‫ق َوَأنَّهُ يُحْ يِي ْال َموْ ت َٰى َوَأنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل ش‬
‫َي ٍء قَ ِدي ٌر‬
Artinya: Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya
Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
ِ ‫ث َم ْن فِي ْالقُب‬
‫ُور‬ ُ ‫ْب فِيهَا َوَأ َّن هَّللا َ يَ ْب َع‬
َ ‫َوَأ َّن السَّا َعةَ آتِيَةٌ اَل َري‬
Artinya: dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur
6. Iman kepada Qada' dan Qadar
Iman kepada Qada' dan Qadar artinya adalah meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas
kehendak Allah SWT. Termasuk meyakini bahwa takdir yang dijalani manusia saat ini telah
dituliskan sejak zaman azali, jauh sebelum manusia ada. Hal itu sebagaimana Allah berfirman
dalam QS. Al Hadid ayat 22.
‫ب ِّم ْن قَ ْب ِل اَ ْن نَّ ْب َراَهَا ۗاِ َّن ٰذلِكَ َعلَى هّٰللا ِ يَ ِس ْي ۖ ٌر‬
ٍ ‫ض َواَل فِ ْٓي اَ ْنفُ ِس ُك ْم اِاَّل فِ ْي ِك ٰت‬
ِ ْ‫ص ْيبَ ٍة فِى ااْل َر‬
ِ ‫اب ِم ْن ُّم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َمٓا ا‬
Artinya: Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya
telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang
demikian itu mudah bagi Allah.

b). Hubungan Iman dan Perbuatan

‫ ق((ال الن((بي ص((لعم ال ي((زني ال((زني حين ي((زني‬: ‫عن أبي هريرة رضي هلل عنه قال‬
‫ وال يشرب الخمر حين يشرب وهو مؤ من وال يسرق الس((رق وه((و‬,‫وهو مؤ من‬
‫مؤ من والينتهب نهبة يرفع النا س الي((ه فيه((ا ابص((ا رهم حين ينتهبه((ا ودو م((ؤ من‬
)‫(صحيح البخا ري‬
Artinya
Dari Abi Hurairoh ra berkata , Nabi Saw bersabda ‘tidaklah berzina seorang yang berzina,
ketika dia berzina dalam keadaan beriman, tidaklah minum minuman haram seorang
pemabuk ketika dia minum dalam keadaan beriman, tidaklah mencuri seorang pencuri ketika
dia mencuri dalam keadaan beriman, tidaklah merampok seorang perampok ketika dia
melihat harta orang kaya, kalu dia dalam keadaan beriman. (HR. Bukhori)
Penjelasan hadis:
Kalau dilihat dari teks hadis di atas jelas bahwa berzina, minum khamar dan mencuri
itu menyebabkan seseorang itu tidak beriman. Inilah salah satu penyebab berbedanya
pemahaman para ulama teolog terhadap masalah keimanan. Tetapi para ulama Hadis, seperti
al-‘Asqalani menjelaskan, bahwa penafian iman dibatasi dengan melakukan perbuatan zina.
Konsekwensinya bahwa penafian iman tersebut tidak terus berlanjut setelah berlalunya
perbuatan itu. Kemungkinan juga, maknanya adalah hilangnya keimanan itu apabila dia
melepaskan keseluruhannya. Jadi, jika dia telah selesai namun terus menerus melakukan
kemaksiatan tersebut, maka dia sama dengan orang yang sedang melakukannya, karena itu
penafian iman dari diri si pelaku juga terus berlanjut.

c). Halawah al-Iman (manisnya Iman)

‫ث َم ْن ُك َّن‬ ٌ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس(لَّ َم قَ((ا َل ثَاَل‬َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي‬ِ ‫ك َر‬ ِ ِ‫س ب ِْن َمال‬ِ َ‫َع ْن اَن‬
َّ‫(و َن هللاَ َو َر ُس ( ْولَهُ اَ َحبَّ اِلَ ْي( ِه ِم َّما ِس( َواهُ َما َوَأ ْن يُ ِحب‬
ْ (‫(ان اَ ْن يَ ُك‬
ِ (‫فِ ْي( ِه َو َج( َد َحاَل َوةَ اِإْل ْي َم‬
َ ‫(رهُ َأ ْن يُ ْن ( َذ‬
ِ َّ‫ف فِي الن‬
‫ار‬ ِ (‫(و َد فِي ْال ُك ْف‬
َ (‫(ر َك َم((ا يَ ْك‬ ْ (‫(رهُ َأ ْن يَ ُع‬
َ (‫ْال َم((رْ َء اَل ي ُِحبُّهُ اِاَّل هّلِل ِ َوَأ ْن يَ ْك‬
)‫(صحيح البخارى‬
Artinya

Ada tiga macam perbuatan manusia yang akan menikmati manisnya iman 1) orang yang
mencintai Allah dan Rasul di atas segala-galanya. 2) orang yang mencintai orang lain karena
Allah. 3) orang yang membenci pada orang yang mengajak pada kekufuran sebagai mana
.bencinya kita apabila di campakkan ke dalam api neraka. (HR. Bukhori)

Penjelasan hadis:

Para ulama menjelaskan makna manisnya keimanan sebagai kenikmatan seseorang


dalam ketaatan, ketaatan menjalankan perintah Alllah SWT dan juga kecintaan terhadap Nabi
Muhammad SAW, maka implikasi nya orang tersebut akan menjadi Saleh secara Ritual dan
juga Sosial.

Sebagai contoh Kita bisa lihat bagaimana para sahabat mengaplikasikan hal ini dalam
kehidupan nya; seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq memberikan semua hartanya untuk
kepentingan agama, periode hijrah ke Madinah (yatsrib) Muhajirin rela meninggalkan semua
hartanya dan berjuang bersama dengan Nabi, atau juga lihat bagaiman Zaid bin Haritsah
melindungi Nabi Saw ketika Bani Tsaqif melempari beliau di Thaif. Hal ini semua mereka
lakukan atas dasar kecintaan yang kuat terhadap Allah SWT dan juga Nabi Muhammad
SAW.

Tidak hanya itu, lihat persaudaraan orang Anshar dan orang Muhajirin, Ketika
Abdurahman bin Auf tiba di Madinah Sa’d bin al-Rabi menawarkan separuh harta dan
rumahnya untuknya bahkan menawarkan sebagian istrinya, namun Abdurahman bin Auf
menolaknya dan memilih mencari nafkah di pasar madinah, semua ini mereka lakukan atas
dasar kecintaan mereka terhadap sesama muslim dan keimanan yang kuat.

Oleh sebab itu, iman menjadi dasar yang kuat dan akan terasa manis ketika
mengekspresikan cintanya untuk Agama, mengorbankan segala hal untuk kepentingan
agama, bukan mengorbankan Agama untuk kepentingan segala hal.

Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan bahwa fitrah yang sudah ada dalam diri anak akan
berkembang apabila terus dibimbing kearah yang lebih baik. Orang tua bertanggung jawab
melaksanakan pendidikan anak sesuai dengan ajaran Islam.

Maka intinya iman seseorang dipertanyakan apabila ia mengatakan ia beriman tetapi


masih melakukan perbuatan tercela, karena iman yg ada didalam hatinya yg harusnya mampu
mencegah seseorang berbuat prilaku tercela. Seperti zina ,mencuri, minuman dan merampok
dan maksiat yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai