Anda di halaman 1dari 12

GEJALA-GEJALA PENGENALAN (TEOGNIS) PADA MANUSIA

OLEH:

M. IRSYAD AL FIKRI (22531084)

LIOSIN LARA WELIYAH (22531080)

DOSEN PENGAMPU:
Dr Fadila.M.Pd

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Assalam’mualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang kemudian dilanjutkan
dengan penyusunan makalah dengan judul “Gejalah-gejala pengenalan (teognis) pada manusia”.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarganya dan para pengikutnya yang setia sampai hari kiamat.

Alhamdulillah Wasyukurillah berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah Psikologi Umum apabila terdapat di dalamnya kekurangan dan
kesalahan dalam penjelasannya. Mohon dimengerti dan dipahami, bahwa kami adalah insan yang
sangat lemah akan kecerdasan dan sangat kurang akan kesempurnaan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Psikologi umum dengan harap
semoga Dosen pengampu, dapat memberikan kritik dan saran agar makalah ini penuh dengan
pelajaran yang dapat kami ambil, sehingga biasa menjadi cermin untuk tugas berikutnya, dan
kami mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingannya, semoga Dosen pengampu dapat
memberikan keikhlasan dalam membimbing, agar kami mendapatkan kemanfaatan ilmu yang
bisa menuntun kami kejalan yang diridhoi Allah SWT. “Allahhuma Aamiin.

Curup, 21 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................5
B. Rumusan Masalah................................................................................................6
C. Tujuan Pembelajaran...........................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................8

A. Penginderaan dan pengamatan............................................................................9


B. Tanggapan...........................................................................................................10
C. Reproduksi dan asosiasi......................................................................................11
D. Ingatan.................................................................................................................12
BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

A. Kesimpulan.........................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk yang berpikir titik tentu memiliki rasa ingin tahu, rasa
ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan komam
serta berusaha untuk memecahkan masalah, dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha
untuk memahami dan memecahkan masalah penyebabnya manusia dapat mengumpulkan
pengetahuan titik pengetahuan yang menjadi rujukan penulis di sini adalah mengenai
psikologi khusus mengenai gejala pengenalan (kognitif), yang mana nantinya akan kita
bahas yaitu penginderaan dan pengamatan, tanggapan, reproduksi dan asosiasi, ingatan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengindraan dan pengamatan?
2. Apa yang dimaksud dengan Tanggapan?
3. Pengertian Reproduksi dan asosiasi?
4. Pengertian Ingatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengindraan dan pengamatan.
2. Untuk mengetahui tanggapan.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan reproduksi dan asosiasi.
4. Untuk mengetahui ingatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gejala pengenalan kognitif

Gejala pengenalan ialah segala gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil dari
pengenalan kita biar mendengar suara, lihat cahaya, menyimpan satu kenangan dan
mengingatkan kembali semua itu adalah pengenalan. Namun hendaknya selalu diingat bahwa
segenap gejala kejiwaan itu hanya dibedakan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

1. Penginderaan dan pengamatan

Dalam penginderaan terdapat istilah persepsi dan apresiasi. Persepsi merupakan bentuk
pengalaman yang belum disadari benar sehingga individu yang bersangkutan belum mampu
membedakan diri sendiri dan objek yang dihayati sedangkan apersepsi ialah apabila pengalaman
itu sudah disadari dan pribadi mampu mengadakan pembeda atau pemisah antara diri sendiri
selalu subjek dan objek tersebut menurut satu untuk satu bentuk pemikiran atau pemohon
tertentu.

Pengamatan merupakan produk dari kesadaran dan perilaku (abstraksi yang dikeluarkan dari
arus kesadaran) jadi pengamatan adalah kesan yang diterima sewaktu perangsang mengenai
Indra dan perangsangnya masih ada.pengamatan sangat erat kaitannya dengan pemikiran dan
perasaan fantasi dan segenap unsur kehidupan jiwanya atau psikis lainnya.1

Pengamatan merupakan proses menginter prestasikan suatu dalam jalan mengenali tanda-
tanda sebagai alatnya dan pengertian tertentu sebagai tujuan pengamatan. apabila suatu objek
yang kita amati itu sangat tidak jelas maka dengan susah payah dan melalui banyak kekeliruan
sampai kita pada satu pengamatan yang memuaskan, pengamatan semacam ini disebut persepsi
coba-coba dan gagal. Dan sering disebut sebagai gejala konstansi dalam pengamatan ialah tidak
berubah bentuk objek-objek yang kita amati yaitu tidak berubah bentuk menurut perasaan dan

1 Kartini Kartono, Psikologi umum, Bandung, Mandar Maju, 1990.


pendapatan kita. Sebaliknya gejala osilasi dialami oleh pengamat yang keliru yang itu peristiwa
objektif yang diterima Indra ternyata ditangkap secara salah.

Bentuk kesalahan pengamatan lain ialah halusinasi (hallucunation) = silap/ tipuan mata
khayalan. Halusinasi itu adalah pengamatan tanpa objektivitas penginderaan, dan tanpa disertai
perangsang-perangsang fisik yang tepat atau adekuat. Halusinasi ini terjadi pada orang-orang
yang sakit berat terkena racun-racun tertentu (candu alkohol) bahkan (narkotika) dan orang-
orang yang menderita psikosa berat (gila), perubahan psikologi di dalam indra disebabkan
rangsangan fisik dari luar.

Berikut ini hal-hal yang penting dari momen aktivitas jiwa yang disebabkan oleh
berfungsinya yang terjadi atas:

a. Indra penglihatan
Pendengaran mata dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Pendengaran cahaya
2. Pendengaran Warna
3. Pendengaran ruang (Tempat dan jarak)

Dua pendengaran pertama merupakan akibat langsung dari perangsang-perangsang fisik


yaitu semakin kuat getaran-getaran cahayanya semakin kuat penginderaan cahayanya. Dalam
psikologi dikenal 4 warna pokok yaitu: Merah, Kuning, Hijau, dan Biru. Jika 4 warna ini
masing-masing ditempatkan pada satu sudut segi empat dan maka pada satu sisinya dapat
ditemukan semua warna lainnya. Penglihatan normal bias membedakan 80-90 nuansa warna
sedangkan pelukis yang berbakat bisa membedakan lebih banyak lagi.Ada dua jenis buta warna
yaitu mereka yang melihat segalanya berwarna abu-abu muda sebagai sebagai foto tanfa warna
disebut sebagai Monokhromat sedangkan mereka yang melihat 2 warna disebut sebagai
dikhromat buta warna ini lebih banyak didapat pada kaum pria dari pada wanita.2

2 Ahmadi, Abu. 1983. Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu


b. Indra pendengaran

Pada pendengaran dibedakan antaran nada-nada (terdengar dengan tenang dan teratur) dan
desah/gaersik (gelisah dan tidak teratur). Kekuatan nada tergantung pada amplitude dari getaran-
getaran udara semakin tinggi jumlah getarannya semakin tinggi nadanya. Nada dengan kekuata
20.000 – 30.000 getaran per detik tidak bisa diamati lagi oleh manusia. Nada paling rendah pada
piano memiliki 27 getaran sedangkan yang tertinggi 3.480 getaran per detik.

c. Indra pembau

Indera pembau berlangsung melaui perangsang-perangsang berbentuk gas yang mengenai


selaput lendir hidung, pada selaput lendir inillah terletak ujung-ujung syaraf pembau.

d. Indra pengecap

Berlangsung oleh adanya perangsang-perangsang cairan pada lidah dan tekak (tinggi-tinggi
lunak.) 4 cita rasa untuk mengecap yaitu manis, asam, asin dan pahit.

e. Indera suhu, sakit dan tekanan

Ketiga-tiganya ditulis berbarengan karena semua inderanya terletak pada kuli, peransang-
perangsang yang diterima ujung syaraf berjalan melalui macam-macam jalur menuju ke otak.

f. Indera keseimbangan

Indera ini terletak pada satu lengkung berliku-liku ditelinga tengah dan terdiri atas dua
kantung dan tiga buah kanal lengkung. Indera inilah yang menjamin berlangsungnya
keseimbangan tubuh kita.3

g. Indera Kinaesthetis (gerak)

Indera ini terdapat pada tudung-tudung persediaan perangsang-perangsangnya berupa


gerak-gerak dan ketegangan pada onderdil tubuh dan otot-otot.

h. Indera Organis/ Vital

Indera yang berfungsi untuk ini ialah organ-organ pencernaan makanan, pernapasan, organ
sirkulasi darah, hati dan lain- lain.
3 Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rinika Cipta
i. Indera synaesthesi (indera penyerta)
Indera syinaesthesi ialah penginderaan tidak dengan indera bersangkutan akan tetapi
dengan indera lainnya, Misalnya kebutaan mata digantikan dengan indera pendengaran /
perasa.
j. Daya adaptasi

Adaptasi merupakan daya penyesuaian umum dari makhlik hidup terhadap tuntunan
lingkungannya. Jadi adaptasi merupakan cara seseorang menhadapai dan memecahkan situasi
yang mengandung masalah sampai mencapai hasil yang diharapkan.

2. Tanggapan

Tanggapan ialah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada sebagai
gambaran dari pengamatan.Tanggapan itu tersembunyi belum terungkap (latent). Apabila
tanggapa-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan maka
fungsi tanggapan tadi disebut sebagai fungsi primer. Apabila tanggapan yang dibawah sadar
kehidupan kejiwaan sudah tidah disadari itu masih terus berpengaruh terhadap kehidupan
kejiwaan maka disebut fungsi sekunder.

3. Reproduksi dan asosiasi tanggapan

Reproduksi dari tanggapan ialah pemunculan tanggapan dari keadaan dibawah sadar (tidak
disadari) kedalam keadaan disadari. Reproduksi dapat bersebab yaitu bissa disadari disebabkan
oleh adanya perangsang atau pengaruh dari luar. Asosiasi dari tanggapan ialah perkaitan dari
tanggapan mengenai benda-benda disekitar kita itu terasosiasi dari nama bendanya.4

Psikologi kuno menyusun 5 hukum asasiasi

Hukum 1 : Hukum persamaan waktu

Hukum II : Hukum perurutan

Hukum III : Hukum Persamaan ( penyesuaian)

Hukum IV : Hukum kebalikan ( lawan)

4 Sujanto, Agus. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara


Hukum V : Hukum balur / pertalian logis

Sebaliknya psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi saja yaitu hukum
kontiguitaS. Bunyi hukum kontiguitas”tanggapan” akan terasosiasi satu sama lain apabila
mereka itu berdampingan / berbatasan satu sama lain.Karena mereka timbul bersamaan
(koeksisten) atau tersusun dekat berurutan /suksesif didalam kesadaran. Asosiasi dapat
dipengaruhi oleh penggunaan alkohol dan bahan-bahan narkotika karena asosiasi menjadi sulit
dan dangkal. Hubungan asosiasipun berkurang pikiran menjadi kurang logis ingatan.

4. Ingatan (memory)

Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksikan
kesan-kesan. Ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, Ialah menerima kesan-kesan, menyimpan,
dan mereproduksikan. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia, berarti ada
suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali sesuatu
yang pernah dialami.

Profesor Kohnnstam mengartikan ingatan sebagai setiap ungkapan dalam mana kaitan
psikis dimanifestasikan dalam dimensi waktu sedangkan W. Stern mengungkapkan ingatan
sebagai tuntutan / kaitan masa lampau dari pengalaman. Jadi ingatan ialah kemampuan untuk
mencamkan menyimpan dan mereprodusir kembali isi kesadaran.Ingatan yang paling tajam
pada diri manusia ialah kurang lebih pada usia kanak-kanak 10-4 tahun, sesudah umur 50 tahun
ingatan semakin berkurang / susut.5

Faktor sugesti dan perasaan memegang peranan besar sekali dalam penentuan kualitas
ingatan. Fungsi paling penting dari ingatan ialah menyimpan tanggapan-tanggapan yang
berlangsung melalui pengamatan-pengamatan indriawi maka disebut sebagai ingatan idriawi/
ingata mekanis sedangngkan apabila ingatan itu disimpan dalam kesadara dengan penuh
pengertian perurutan logis dan pertimbangan maka disebut sebagai ingatan logis / ingatan akal
budi.

Salah satu produk dari ingatan ialah mengenal kembali (recognize) ialah kesadaran masa
lampau sebagai akibat dari pengamatan, Pengenalan kembali itu berlangsung dengan bantuan

5 F. patty, dkk, Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1982


perangsang/ implus dari luar. Kebalikan dari pengenalan kembali disebut depersonalisasi yaitu
kondisi kejiwaan tidak mengenal kembali segala sesuatu disekitar kita baik yang sudah dikenal
maupun sebelumnya.

Peristiwa lai yang sangat penting dalam ingatan ialah aktivitas psikis. Usaha dengan sengaja
memasukan/ meletakan bahan pengenalan dlam ingatan disebut memorisasi. Memorisasi bisa
berlangsung ; tidak sengaja, otomatis, mekanis atau berlangsung sendirinya tanpa menggunakan
akal. Memories juga bisa berlangsung secara intelektual merupakan kegiatan penalaran dengan
menggunakan akal budi. Selanjutnya memories bisa berlangsung secara artifislal/ buatan yaitu
dengan bantuan ikhtar buatan.

Untuk menghapal orang bisa menggunakan metode yaitu:

a. Metode G (Ganzlern)
b. Metode T (Teillern)
c. Metode V (Vermittelnde)

Gangguan dalam ingatan disebut Amnesia. Amnesia bersifat sebagian atau parsial saja yang
hilang dari ingatan akan tetapi bisa juga bersifat total sehinga tidak dapat diingat kembali.6

6 Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, PT Rineka Cipta, Jakarta


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir
tentang seseorang atau sesuatu. Jadi gejala Kognitif adalah gejala bagaimana cara manusia
memberi arti pada rangsangan. Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi
kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling
terkait dalam lapangan kesadaran (kognitif). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak
dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk kedalam Kognitif.

B. SARAN

Dari makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di
dalam pembuatannya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak, agar dalam pembuatan makalah yang akan datang akan lebih baik
dan tidak akan terjadi kesalahan lagi. Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui
tentang Gejala Pengenalan Psikologi ini
DAFTAR PUSTAKA

Kartini Kartono, Psikologi umum, Bandung, Mandar Maju, 1990.

Ahmadi, Abu. 1983. Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rinika Cipta

Sujanto, Agus. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara

F. patty, dkk, Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1982

Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, PT Rineka Cipta, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai