Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 3

DANIEL LUMBAN GAOL NPM 16-21-201-001


FAJAR SEPTIAN NPM 16-21-201-028
MUHAMMAD SAEFUDIN NPM 16-21-201-119
AHMAD FAUZAN NPM 16-21-201-151
MUHAMMAD NURRARIFIN NPM 14-21201-158
INTEGRASI ISLAM DAN ILMU
PENGETAHUAN
 Hakikat Ayat-ayat Allah
 Kesatuan ayat qauliyah dan kauniyah
 Interkoneksitas dalam memahami
ayat qauliyah dan kauniyah
Allah swt. menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya
kepada umat manusia dengan dua jalan.
Pertama, dengan ath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu
melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan
ayat-ayat qauliyah.

Kedua, dengan ath-thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham
secara kepada makhluk-Nya di alam semesta ini (baik makhluk hidup maupun yang
mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena tak melalui perantaraan
malaikat Jibril, maka bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan). Kemudian jalan ini
disebut juga dengan ayat-ayat kauniyah.
Kesatuan ayat qauliyah dan kau
niyah
 Allah swt. tidak menampilkan wujud DzatNya Yang Maha Hebat di
hadapan makhluk-makhlukNya secara langsung dan dapat dilihat
seperti kita melihat sesama makhluk. Maka, segala sesuatu yang
tampak dan dapat dilihat dengan mata kepala kita, pasti itu bukan
tuhan. Allah menganjurkan kepada manusia untuk mengikuti Nabi
Muhammad SAW supaya berpikir tentang makhluk-makhluk Allah.
Jangan sekali-kali berpikir tentang Dzat Allah. Makhluk-makhluk
yang menjadi tanda kebesaran dan keagungan Allah inilah yang
disarankan di dalam banyak ayat Al-Qur’an agar menjadi bahan
berpikir tentang kebesaran Allah.
 Ayat Qauliyah
Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt.
di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek,
termasuk tentang cara mengenal Allah.

QS. At-Tin (95) ayat 1-5


"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,"
“Demi Gunung Sinai,"
“Dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.“
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,"
"Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,"
 Ayat Kauniyah
Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang
diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda,
kejadian, peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh
karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan
segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda
kehebatan dan keagungan Penciptanya.

QS. Fussilat (41) ayat 53

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di


segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu ?
Interkoneksitas dalam memahami
ayat qauliyah dan kauniyah
Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalan
keduanya saling menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan manusia untuk
memaham keduanya adalah keniscayaan. Allah tidak hanya
memberikan perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat Allah
berupa Qauliyah, tetapijuga untuk melihat fenomena alam ini.
Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak tertuang dalam bentuk
perkataan Allah untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah
ayat Allah yang semestinya dieksplore dan digali sedalam-
dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan diri pada
kemahakuasaan Allah SWT .
 Berangkat dari kesadaran tentang realitas atas
tangkapan indra dan hati, yang kemudian
diproses oleh akal untuk menentukan sikap
mana yang benar dan mana yang salah
terhadap suatu obyek atau relitas. Cara seperti
ini bisa disebut sebagai proses rasionalitas
dalam ilmu. Sedangkan proses rasionalitas itu
mampu mengantarkan seseorang untuk
memahami metarsional sehingga muncul suatu
kesadaran baru tentang realitas metafisika,
yakni apa yang terjadi di balik obyek rasional
yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang disebut
sebagai transendensi.
Allah berfirman pada ayat (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191)

 (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191)

‫ت‬
ِ ‫س ٰم ٰو‬
َّ ‫ق ال‬
ِ ْ
‫َل‬‫خ‬ ‫ي‬ْ ‫ف‬
ِ ‫ن‬
َ ‫و‬
ْ ‫ر‬ُ َّ
‫ك‬ َ ‫ف‬َ ‫ت‬ ‫ي‬‫و‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ب‬
َ َ ِِْ ْ‫و‬ ُ ‫ن‬‫ج‬ُ ‫ى‬ ٰ
‫ل‬ ‫ع‬ ‫الَّ ِذي َْن يَ ْذ ُك ُر ْو َن ه‬
َ ‫ّٰللاَ قِيَا ًما َّوقُعُ ْودًا َّو‬
‫ار‬ َ َ‫عذ‬
ِ َّ‫اب الن‬ ُ ۚ ‫اط ًل‬
َ ‫ُ ْْ ٰحن ََك فَ ِقنَا‬ ِ َ‫ت ٰهذَا ب‬ َ ‫ض ۚ َربَّنَا َما َخلَ ْق‬ ِ ‫َو ْاْلَ ْر‬
allaziina yazkuruunalloha qiyaamaw wa qu'uudaw wa 'alaa junuubihim wa
yatafakkaruuna fii kholqis-samaawaati wal-ardh, robbanaa maa kholaqta haazaa
baathilaa, sub-haanaka fa qinaa 'azaaban-naar

 Artinya :
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai