Anda di halaman 1dari 8

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MAQOMAT DAN AHWAL

MAKALAH
AKHLAK DAN TASAWUF

Dosen Pengampu : H. ERWINTO, S.Ag., M.Kom.I

Disusun oleh :
M.Iqbal Ryanisra (2241010236)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, shalawat dan salam semoga
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW. Berkat karunianya serta kesehatan dan
kelancaran yang senantiasa diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini, terutama pada rekan-rekan
saya yang senantiasa memberikan dorongan dan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini, semoga Allah SWT membalas dengan ganjaran yang berlipat ganda,
”Amiin”. Makalah ini membahas tentang materi “Persamaan dan Perbedaan Maqomat
dan Ahwal” dari berbagai sumber referensi sehingga menjadi satu padu. Kami
ucapkan terimakasih kepada ibu H. Erwinto, S.Ag., M.Kom.I. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Akhlak dan Tasawuf dengan diberinya tugas ini menjadikan
kami lebih sering membaca dan memahami lebih mendalam mengenai materi-materi.

aamiin yarobbal’aallaamii.

Wassalammuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandar Lampung, 27 Maret 2023

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... II

DAFTAR ISI ......................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5

A. Persamaan Maqomat dan Ahwal ............................................................... 5


B. Perbedaan Maqomat dan Ahwal ............................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 7

A. Kesimpulan ............................................................................................... 7
B. Saran ......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia tasawuf, terdapat dua istilah yang sering digunakan, yaitu maqamat dan
ahwal. Kedua istilah ini sering dipakai dalam konteks perjalanan spiritual seseorang
menuju kesempurnaan. Meskipun keduanya berkaitan dengan aspek spiritualitas,
namun keduanya memiliki perbedaan dan persamaan. Makalah ini akan membahas
mengenai perbedaan dan persamaan antara maqamat dan ahwal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa persamaan maqomat dan ahwal


2. Apa perbedaan maqomat dan ahwal

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui persamaan maqomat dan ahwal


2. Untuk mengetahui perbedaan maqomat dan ahwal

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persamaan Maqomat dan Ahwal

1. Keduanya berkaitan dengan aspek spiritualitas

Baik maqamat maupun ahwal, keduanya berhubungan dengan aspek spiritualitas


dan mengacu pada perjalanan spiritual seseorang menuju kesempurnaan dalam
ibadah kepada Allah SWT.

2. Keduanya merupakan tahapan dalam perjalanan spiritual

Maqamat dan ahwal merupakan dua istilah yang digunakan untuk


menggambarkan tahapan dalam perjalanan spiritual seseorang. Maqamat adalah
tahapan-tahapan spiritual yang harus dilalui untuk mencapai tingkat kesempurnaan
dalam ibadah kepada Allah SWT. Ahwal merupakan kondisi-kondisi spiritual yang
dialami oleh seseorang dalam perjalanan spiritualnya.

3. Keduanya mengarah pada kesatuan dengan Allah SWT

Maqamat dan ahwal, keduanya mengarah pada kesatuan dengan Allah SWT.
Dalam perjalanan spiritual seseorang, tujuan utamanya adalah untuk mencapai
kesatuan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, baik maqamat maupun ahwal,
keduanya memperlihatkan jalan yang sama menuju kesatuan dengan Allah SWT.

4. Keduanya membutuhkan usaha yang sama dalam mencapai tingkat


kesempurnaan

Baik maqamat maupun ahwal, keduanya membutuhkan usaha dan ketekunan


yang sama dalam mencapai tingkat kesempurnaan. Kedua istilah ini menunjukkan
bahwa perjalanan spiritual seseorang tidaklah mudah, melainkan memerlukan usaha
yang terus menerus untuk mencapai tingkat kesempurnaan.1

B. Perbedaan Maqomat dan Ahwal

1
Ibnu Arabi. (2018). Ringkasan Fusus al-Hikam: Terjemahan Kitab Mujarobat Ibnu Arabi. (H. Fawaid, Terj.).
Yogyakarta: Diva Press. Halaman 22-23.

5
1. Cara tercapainya

Maqamat merupakan tahapan-tahapan spiritual yang harus dilalui dan diusahakan


oleh seseorang untuk mencapai tingkat kesempurnaan. Sementara ahwal merupakan
kondisi-kondisi spiritual yang terjadi secara spontan, tanpa adanya usaha yang
sengaja dilakukan oleh seseorang.

2. Fokus usaha

Maqamat berfokus pada usaha individu dalam mencapai kesempurnaan spiritual.


Sementara ahwal melibatkan kehendak Allah SWT, dimana kondisi-kondisi spiritual
yang dialami oleh seseorang terjadi sebagai anugerah dari Allah SWT.

3. Ukuran objektif dan subjektif

Maqamat dapat diukur secara objektif, karena merupakan tahapan-tahapan yang


telah dijelaskan dalam literatur tasawuf. Sementara ahwal bersifat subjektif, karena
merupakan kondisi-kondisi spiritual yang dialami secara personal oleh seseorang.
Ahwal tidak dapat diukur secara objektif, karena pengalaman spiritual seseorang
dapat berbeda-beda.

4. Keterkaitan dengan tingkat kesempurnaan

Maqamat menunjukkan tingkat kesempurnaan seseorang dalam beribadah,


sedangkan ahwal menunjukkan pengalaman spiritual yang dialami oleh seseorang.
Kedua istilah ini memiliki keterkaitan yang erat dengan tingkat kesempurnaan
seseorang dalam beribadah kepada Allah SWT, namun fokusnya berbeda.2

2
Syaikh Mahmud Syaltut, "Maqamat dan Ahwal", dalam Tasawuf Modern, ed. Nurcholish Madjid (Jakarta:
Paramadina, 2000), hlm. 45-47.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi di atas, dapat disimpulkan bahwa maqamat dan ahwal adalah dua istilah
yang terkait dengan aspek spiritualitas dan mengacu pada perjalanan spiritual seseorang
menuju kesempurnaan dalam ibadah kepada Allah SWT. Keduanya merupakan tahapan
dalam perjalanan spiritual dan mengarah pada kesatuan dengan Allah SWT. Namun,
terdapat perbedaan antara maqamat dan ahwal, di mana maqamat merupakan tahapan-
tahapan spiritual yang harus dilalui dan diusahakan oleh seseorang untuk mencapai
tingkat kesempurnaan, sedangkan ahwal merupakan kondisi-kondisi spiritual yang
terjadi secara spontan, tanpa adanya usaha yang sengaja dilakukan oleh seseorang. Selain
itu, maqamat berfokus pada usaha individu dalam mencapai kesempurnaan spiritual,
sedangkan ahwal melibatkan kehendak Allah SWT. Perbedaan lainnya adalah bahwa
maqamat dapat diukur secara objektif, sedangkan ahwal bersifat subjektif dan tidak dapat
diukur secara objektif. Meskipun keduanya memiliki keterkaitan dengan tingkat
kesempurnaan seseorang dalam beribadah kepada Allah SWT, namun fokusnya berbeda.
Oleh karena itu, baik maqamat maupun ahwal, keduanya memperlihatkan jalan yang
sama menuju kesatuan dengan Allah SWT, namun memerlukan usaha dan ketekunan
yang sama dalam mencapai tingkat kesempurnaan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Arabi. (2018). Ringkasan Fusus al-Hikam: Terjemahan Kitab Mujarobat Ibnu
Arabi. (H. Fawaid, Terj.). Yogyakarta: Diva Press.

Syaikh Mahmud Syaltut. (2000). Maqamat dan Ahwal. Dalam Tasawuf Modern (ed.
Nurcholish Madjid). Jakarta: Paramadina.

Anda mungkin juga menyukai