Anda di halaman 1dari 6

HADIS METODE PEMBELAJARAN DALAM ISLAM

ABSTRAK

Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Metode juga
disebut sebagai alat, strategi, tekhnik, atau prosedur. Metode biasanya muncul setelah
adanya penelitian. Menurut KBBI, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; atau
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode pembelajaran adalah suatu proses yang
sistematis dan teratur yang dilakukan oleh pendidik dalam penyampaian materi
kepada muridnya. Metode pembelajaran bertujuan untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, nyaman, kondusif, efektif dan mudah dipahami. Sehingga
para pelajar mendapatkan ide-ide yang kreatif dan inovatif.

Dalam Islam telah dijelaskan bahwa metode pembelajaran tidak hanya satu, melainkan
ada beberapa metode yang dapat diterapkan. Metode-metode tersebut sudah
diterapkan di sekitar kita. Metode pembelajaran dalam islam dapat dikemas kembali
menjadi lebih menyenangkan tergantung pada usia pelajarnya. Metode-metode yang
diajarkan dari Rasulullah SAW sangatlah bervariasi, seperti metode diskusi, metode
eksperimen, metode tanya jawab, metode pengulangan, dan lain sebagainya.
Tentunya beberapa metode tersebut sudah kita ketahui di dalam kegiatan
pembelajaran.

KEY WORD

Metode pembelajaran dalam islam, Metode mengajar, Hadis


PENDAHULUAN
Fokus kita adalah apa saja metode-metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
era sekarang. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan masa yang mana metode berpikir
manusia menjadi lebih kreatif dan inovatif. Pendidik juga harus menguasai ilmu
pengetahuan yang kemudian dikemas menjadi lebih inovatif dan kreatif sebelum
diajarkan kepada muridnya. Permasalahan yang dihadapi oleh pendidik adalah kriteria
yang harus dipenuhi dalam menerapkan metode pembelajaran. Kriterianya seperti :
Metode pembelajaran tersebut dapat membangkitkan minat dan keinginan belajar;
metode pembelajaran tersebut dapat memberi kesempatan muridnya untuk
menunjukkan bakatnya; metode pembelajaran tersebut mampu mendidik kemandirian
muridnya dalam belajar; serta metode pembelajaran t ersebut harus mengajarkan
tentang akhlak dan budi pekerti. Dari sini dalam dilihat bahwa seorang pendidik
memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan muridnya. Tentunya ini bukanlah hal
yang mudah. Dalam Islam, metode pembelajaran telah diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar. Metode pembelajaran islam tidak lepas dari nilai-nilai islam yang
harus diajarkan. Apa saja metode pembelajaran islam yang diterapkan, mari kita bahas
disini.

PEMBAHASAN
1. Metode Diskusi
َ‫َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْنُ َس ِعي ٍد َو َعلِ ُّي بْنُ حُجْ ٍر قَااَل َح َّدثَنَا إِ ْس َم ِعي ُل َوهُ َو ا ْبنُ َج ْعفَ ٍر ع َْن ْال َعاَل ِء ع َْن أَبِي ِه ع َْن أَبِي هُ َري َْرة‬
‫ال ِإ َّن‬َ َ‫اال ُم ْفلِسُ قَالُوا ْال ُم ْفلِسُ فِينَا َم ْن اَل ِدرْ هَ َم لَهُ َواَل َمتَا َع فَق‬ ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل أَتَ ْدرُونَ َم‬
َ ِ ‫أَنَّ َرسُو َل هَّللا‬
‫ك َد َم‬ ْ
َ َ‫صيَ ٍام َوزَ َكا ٍة َويَأتِي قَ ْد َشتَ َم هَ َذا َوقَ َذفَ هَ َذا َوأَ َك َل َما َل هَ َذا َو َسف‬ ِ ‫صاَل ٍة َو‬ ْ
َ ِ‫س ِم ْن أُ َّمتِي يَأتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ب‬ َ ِ‫ْال ُم ْفل‬
ُ
‫ضى َما َعلَ ْي ِه أ ِخ َذ‬َ ‫ت َح َسنَاتُهُ قَب َْل أَ ْن يُ ْق‬
ْ َ‫ب هَ َذافَيُ ْعطَى هَ َذا ِم ْن َح َسنَاتِ ِه َوهَ َذا ِم ْن َح َسنَاتِ ِه فَإ ِ ْنفَنِي‬ َ ‫ض َر‬َ ‫هَ َذا َو‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫ار‬ ِ َّ‫ت َعلَ ْي ِه ثُ َّم طُ ِر َح فِي الن‬ ْ ‫ِم ْن َخطَايَاهُ ْم فَطُ ِر َح‬
Artinya:
Hadis Qutaibah ibn Said dan Ali ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia ibn Ja'far
dari 'Ala dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda: 'Tahukah kalian siapa orang yang muflis (bangkrut)?', jawab mereka:
'orang yang tidak memiliki dirham dan harta'. Rasul bersabda: 'Sesungguhnya
orang yang muflis dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat
dengan (pahala) salat, puasa dan zakat. Dia datang tapi telah mencaci ini,
menuduh ini, memakan harta orang ini, menumpahkan darah (membunuh) ini
dan memukul orang ini. Maka orang itu diberi pahala miliknya. Jika
kebaikannya telah habis sebelum ia bisa menebus kesalahannya, maka dosa-dosa
mereka diambil dan dicampakkan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke
neraka'. (Muslim, t.t, IV: 1997).
Hadis ini tergolong marfu' dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
tsiqah dan tsiqah subut, tsiqah hafiz. Hadis ini diriwayatkan pula oleh Abu
Hurairah ra. yang mana adalah sahabat Rasulullah SAW.
Makna Mufradad
َ‫ أَتَ ْدرُون‬: apakah kalian tahu
ُ‫ ْال ُم ْفلِس‬: orang yang bangkrut
‫ َواَل َمتَا َع‬: tidak memiliki harta
‫ قَ ْد َشتَ َم‬: dia mencaci
َ‫ َوقَ َذف‬: dan memfitnah
‫ال‬َ ‫ َوأَ َك َل َم‬: dan memakan harta
َ‫ َو َسفَك‬: dan membunuh
‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ ‫ َو‬: dan memukul
Kandungan pada hadis ini adalah metode diskusi diawali dengan Rasulullah
SAW bertanya kepada para sahabat mengenai apakah mereka mengetahui orang
yang bangkrut (mufflis). Namun, para sahabat menjawab bahwa orang mufflis
adalah oranf yang tidak memiliki dirham atau harta, yang mana jawaban tersebut
salah. Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan lebih rinci dan benar apa itu
orang muffis. Disini dapat dilihat bahwa Rasulullah SAW menggunakan metode
diskusi. Diskusi adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan
lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan
keputusan bersama. Metode diskusi sering digunakan oleh Rasulullah SAW dan
Para Sahabat, namun metode ini harus dilakukan dengan baik dan bijak karena
bisa memicu adanya perdebatan. Perdebatan dapat memunculkan kemenangan
dan kemusuhan, sedangkan diskusi lebih menekankan pada kebenaran dan saling
menghargai. Kandungan lain dari hadis ini adalah bahwa metode diskusi
merupakan metode penting dalam pembelajaran bersama yang dilakukan untuk
mengkaji ulang atau saling berbagi ilmu.
2. Metode Eksperimen
‫ˆال َجˆ ا َء َر ُجˆ ٌل‬ َ ˆَ‫ال َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َح َّدثَنَا ْال َح َك ُم ع َْن َذ ٍّر ع َْن َس ِعي ِد ْب ِن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْب ِن أَبْزَ ى ع َْن أَبِي ِه ق‬ َ َ‫َح َّدثَنَا آ َد ُم ق‬
‫ب أَ َمˆˆا تَˆ ْˆذ ُك ُر أَنَّا‬ ِ ‫اسˆ ٍر لِ ُع َمˆ َر ْب ِن ْالخَ طَّا‬ ِ َ‫صبْ ْال َما َء فَقَا َل َع َّما ُر بْنُ ي‬ ُ
ِ ‫ْت فَلَ ْم أ‬ ُ ‫ب فَقَا َل إِنِّي أَجْ نَب‬ ِ ‫إِلَى ُع َم َر ْب ِن ْال َخطَّا‬
َّ
َ َ‫صˆلى ُ َعلَ ْيˆ ِه َو َسˆل َم فَق‬
‫ˆال‬ ‫هَّللا‬ َّ َ ‫ت لِلنَّبِ ِّي‬ُ ْ‫ْت فَ َذكَر‬ُ ‫صلي‬َّ َ َ‫ت ف‬ َ َ
ُ ‫ص ِّل َوأ َّما أنَا فَتَ َم َّع ْك‬ َ ُ‫ُكنَّا فِي َسفَ ٍر أَنَا َوأَ ْنتَ فَأ َّما أ ْنتَ فَلَ ْم ت‬
َ َ
َ‫ض َونَفَخ‬ َ ْ‫صˆلَّى هَّللا ُ َعلَيْˆ ِه َو َسˆلَّ َم بِ َكفَّيْˆ ِه اأْل َر‬
َ ‫ب النَّبِ ُّي‬ َ ‫ضˆ َر‬ َ َ‫ك هَ َكˆ َذا ف‬ َ ˆ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّ َما َكˆانَ يَ ْكفِي‬
َ ‫النَّبِ ُّي‬
ُ
ُ‫فِي ِه َما ث َّم َم َس َح بِ ِه َما َوجْ هَه‬
Artinya:
Hadis Adam, katanya hadis Syu'bah ibn Abdurrahman ibn Abza dari ayahnya,
katanya seorang laki-laki datang kepada Umar ibn Khattab, maka katanya, 'saya
sedang janabat dan tidak menemukan air', kata Ammar ibn Yasir kepada Umar
ibn Khattâb, 'tidakkah anda ingat ketika saya dan anda dalam sebuah perjalanan,
ketika itu anda belum salat, sedangkan saya berguling-guling di tanah, kemudian
saya salat. Saya menceritakannya kepada Rasulullah SAW kemudian Rasulullah
SAW bersabda: ”Sebenarnya anda cukup begini”. Rasulullah memukulkan
kedua telapak tangannya ke tanah dan meniupnya kemudian mengusapkan
keduanya pada wajah'. (Al-Bukhari, I: 129).
Hadis ini tergolong marfu' dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
tsiqah dan tsiqah subut, tsiqah hafiz.
Makna mufradad :
‫ َجا َء‬: datang
‫ َر ُج ٌل‬: seorang laki-laki
‫ْت‬ ُ ‫ أَجْ نَب‬: saya sedang janabat
‫صبْ ْال َما َء‬ ِ ُ‫ فَلَ ْم أ‬: tidak menemukan air
‫ أَ َما ت َْذ ُك ُر‬: tidakkah kamu ingat
‫ت‬ ُ ‫ فَتَ َم َّع ْك‬: berguling-guling di tanah
‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ َ‫ هَ َك َذا ف‬: jadi dia memukul
‫ض‬ َ ْ‫ بِ َكفَّ ْي ِه اأْل َر‬: dengan telapak tangannya
‫ َونَفَ َخ‬: dan meniupkan
‫ ثُ َّم َم َس َح‬: kemudian mengusapkan
ُ‫ َوجْ هَه‬: wajahnya
Kandungan pada hadis ini adalah Rasulullah SAW memperbaiki eksperimen
sabahat dengan memberikan contoh langsung yang benar kepada sahabat yang
bercerita. Contoh didalam hadis tersebut adalah tentang tayamum atau tata cara
bersuci dengan menggunakan debu ketika tidak melihat air. Menurut al-
Asqalani, hadis ini mengajarkan sahabat tentang tata cara tayammum dengan
perbuatan. (Al-Asqalani, I: 444). Didalam hadis ini diceritakan bahwa ada
seorang laki-laki yang bertanya kepada Umar bin Khattab bahwa seorang laki-
laki tersebut sedang janabat dan tidak menemukan air. Kemudian dijawab oleh
Ammar ibn Yasir dengan menceritakan ceritanya ketika tidak ada air dan Sholat
kepada Rasulullah SAW. Namun, ternyata apa yang dilakukan Ammar ibn Yasir
kurang tepat, yang kemudian dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang benar dan
sesuai yang dimaksud itu bagaimana. Menurut Syaiful Sagala dalam bukunya
Konsep dan Makna Pembelajaran menjelaskan bahwa metode eksperimen
adalah cara penyajian bahan pembelajaran dimana dilakukannya percobaan
dengan membuktikan suatu pertanyaan dan hipotesis yang dipelajari. Tujuan
dan fungsi metode eksperimen ini adalah memberikan pengarahan yang sesuai
dengan apa yang dimaksud. Biasanya metode eksperimen ini dilakukan sebagai
bentuk dari pembicaraan yang bisa diungkapkan dengan perbuatan atau gerak
tubuh.
3. Metode Tanya Jawab
‫ق‬ ُّ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل يَا َرسُوْ َل هللاِ َم ْن أَ َح‬ َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل إلَى َرسُوْ ِل هللا‬ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
َ‫ال ثُ َّم أَبُوْ ك‬ َ َ‫ال ثُ َّم َم ْن ق‬ ُ
َ َ‫ال ثُ َّم أ ُّمكَ ق‬
َ َ‫ك قَا َل ثُ َّم َم ْن ق‬ ُ
َ ‫ك قَا َل ثُ َّم َم ْن قَا َل ثُ َّم أ ُّم‬ ُ
َ ‫ص َحابَتِ ْي قَال أ ُّم‬ ِ َّ‫الن‬
َ ‫اس بِ ُح ْسنِي‬
Artinya :
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada
Rasulallah SAW lalu bertanya, 'Ya Rasulullah, siapa orang yang paling berhak
(pantas) mendapat perlakuan baikku?', Rasulullah menjawab 'Ibumu'. Laki-laki
itu berkata lagi, 'Sapa lagi', Rasulullah menjawab, 'kemudian ibumu'. Laki-laki
itu bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?', Rasulullah menjawab, 'Ibumu'. Laki-
laki itu berkata lagi (untuk kali yang keempat), 'Kemudian siapa lagi?',
Rasulullah menjawab, 'Sesudah itu ayahmu'. (HR. Al-Bukhari).
Hadis ini tergolong marfu' dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
tsiqah dan tsiqah subut, tsiqah hafiz. Hadis ini diriwayatkan pula oleh Abu
Hurairah ra. yang mana adalah sahabat Rasulullah SAW.
Makna Mufradad :
‫ َجا َء‬: datang
‫ َر ُج ٌل‬: seorang laki-laki
‫ َم ْن‬: siapa
ِ َّ‫ق الن‬
‫اس‬ ُّ ‫ أَ َح‬: orang yang paling berhak (pantas)
َ‫ أُ ُّمك‬: ibumu
‫ ثُ َّم َم ْن‬: kemudian siapa
َ‫ ثُ َّم أَبُوْ ك‬: kemudian bapakmu
Kandungan pada hadis ini adalah menggunakan metode tanya jawab dalam
pembelajaran. Hadis tersebut menceritakan bahwasannya ada seorang laki-laki
yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang siapakah orang yang paling
berhak mendapat perlakuan baik. Dan Rasulullah SAW menjawab Ibu sebanyak
3 kali kemudian baru bapak. Metode tanya jawab adalah metode atau cara dalam
pembelajaran yang memungkinkan komunikasi langsung antara pendidik dan
muridnya. Metode tanya jawab ini dilakukan dengan komunikasi timbal balik
yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan yang dimiliki murid. Metode tanya jawab ini sering kali kita
jumpai pada kegiatan pembelajaran. Dan metode tanya jawab ini juga metode
yang sering digunakan Rasulullah SAW. Banyak para sahabat yang bertanya
kepada Rasulullah yang kemudian dijawab oleh Rasulullah SAW sendiri.
Metode tanya jawab ini tidak melulu harus murid yang bertanya, namun
pendidik dapat memberikan pertanyaan kepada muridnya. Metode tanya jawab
dapat mengajak muridnya untuk tetap fokus serta terkoneksi dengan pemikiran
satu sama lain.
Kandungan lain yang terdapat dalam hadis tersebut adalah bahwasannya
Kedudukan Ibu lebih tinggi dibandingkan dengan Bapak. Hal ini menunjukkan
bahwa Ibu harus didahulukan daripada yang lain, karena besar pengorbanan
seorang ibu. Ibu memiliki tugas yang berat, karena ibulah yang melahirkan,
menyusui, merawat, memberikan pendidikan pertama, dan lain sebagainya.
Pastinya seorang ibu merasa lelah dengan tugas dan beban yang berat tersebut,
namun Ibu tetaplah pada pendiriannya yang tidak mengeluh serta memiliki hati
nurani yang kuat. Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa hadits tersebut
menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus
tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi Muhammad
SAW menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu
kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian
tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika
melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami
oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu,
seorang ayah tidak memilikinya.
4. Metode pengulangan
‫صˆˆلَّى‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫ْت َرس‬ ُ ‫َح َّدثَنَا ُم َس َّد ُد بْنُ ُم َسرْ هَ ٍد َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن بَه ِْز ْب ِن َح ِك ٍيم قَا َل َح َّدثَنِي أَبِي ع َْن أَبِي ِه قَا َل َس ِمع‬
ُ‫ِّث فَيَ ْك ِذبُ لِيُضْ ِحكَ بِ ِه ْالقَوْ َم َو ْي ٌل لَهُ َو ْي ٌل لَه‬
ُ ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َو ْي ٌل لِلَّ ِذي يُ َحد‬
Artinya :
Hadis Musaddad ibn Musarhad hadis Yahya dari Bahza ibn Hakim berkata,
hadis dari ayahnya katanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda : 'Celakalah
bagi orang yang berbicara dan berdusta agar orang-orang tertawa. Kecelakaan
baginya, kecelakaan baginya.' (As-Sijistani, t.t, II: 716).
Hadis di atas tergolong marfu' dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
tsiqah dan tsiqah hafiz, tsiqah saduq.
Makna Mufradad :
ُ ‫ َس ِمع‬: saya mendengar
‫ْت‬
‫ َو ْي ٌل‬: celakalah
‫ لِلَّ ِذي‬: orang yang
ُ ‫ يُ َحد‬: berbicara
‫ِّث‬
ُ‫ فَيَ ْك ِذب‬: dan berdusta
‫ك بِ ِه ْالقَوْ َم‬َ ‫ لِيُضْ ِح‬: untuk membuat orang orang menertawakannya
ُ‫ َو ْي ٌل لَه‬: kecelakaan baginya
Kandungan yang terdapat dalam hadis ini adalah Rasulullah SAW menggunakan
metode pengulangan pada bagian 'kecelakaan baginya' sebanyak 2 kali. Hal ini
merupakan penegasan. Penegasan ini mengacu pada peringatan bahwa orang
berdusta agar orang lain tertawa akan menyebabkan celaka. Metode
pengulangan ini juga sering digunakan Rasulullah SAW sebagai penegasan dan
peringatan untuk ummat Islam. Peringatan ini ditujukan kepada seluruh ummat
Islam agar lebih berhati-hati kedepannya. Metode pengulangan membangkitkan
syaraf motorik untuk mengingat sehingga ingatan menjadi lebih tajam. Metode
pengulangan ini sangat penting dalam pembelajaran, karena mengakibatkan kita
bisa mengingat sesuatu yang penting untuk diingat. Rasulullah SAW
menggunakan metode pengulangan ini ketika menjelaskan sesuatu yang penting
untuk diingat oleh para sahabat.
Kandungan lain yang terdapat dalam hadis ini adalah peringatan dan penegasan
kepada ummat islam bahwasannya berbicara dusta agar orang tertawa akan
menyebabkan kecelakaan baginya. Hal ini ditegaskan dengan 2 kali pengulangan
agar ummat islam ingat. Tentunya sebagai ummat islam harus melaksanakan
perintah ini untuk kebaikannya.
KESIMPULAN
Metode adalah alat, strategi, tekhnik, prosedur atau cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Penggunaan metode bertujuan agar pencapaian akan maksud
dan tujuan kita membuahkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan ekspektasi kita.
Metode juga merupakan cara yang teratur. Dalam sebuah metode dibuat bukan
berdasarkan pada pemikiran abal-abal, melainkan adanya penelitian ilmiah sebelumnya
yang kemudian ditarik sebuah prosedur untuk menyelesaikan penelitian tersebut.
Metode pembelajaraan adalah suatu proses yang sistematis dan teratur yang dilakukan
oleh pendidik dalam penyampaian materi kepada muridnya. Metode pembelajaran
dalam islam sangatlah bervariasi, contohnya seperti metode diskusi, metode
eksperimen, metode tanya jawab, metode pengulangan, dan lain sebagainya. Metode-
metode tersebut mungkin sudah kita jumpai dalam kegiatan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai