Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

METODE HADIS TARBAWI

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................2
B. Rumusan............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
A. Pengertian Metode............................................................................3
B. Macam-macam Metode Pedidikan Islam.........................................3
C. Sistematika penulisan makalah………………………………………
D. Praktik Referensi Hadits tentang pendidikan berbasis online……….

BAB III PENUTUP......................................................................................


A.Kesimpulan..........................................................................................
B.Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................


iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap pendidik senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode yang


akan digunakan dalam membantu peserta didik mempelajari konsep atau
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil pembelajaran adalah
merupakan kerja sama antara guru dan peserta didik. Namun demikian, metode
pembelajaran merupakan salah satu komponen penting di dalam keseluruhan
interaksi pembelajaran. Berkaitan dengan hal itu patut disadari oleh seorang
pendidik bahwa tidak ada satu  metode pembelajaran yang terbaik atau cocok
untuk semua  situasi dalam mata pelajaran.
Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara
lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan
secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil
pendidikan dapat memuaskan.  Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat
menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita teladani,  karena
Rasul saw. sejak awal sudah   mengimplementasikan metode pendidikan yang
tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat
akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan
situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer
dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap
orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial
maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt.
dan syari’at-Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metodologi hadis tarbawi?
2. Apa sajakah macam-macam metode pendidikan islam?
3. Bagaimana sistematika penulisan makalah yang benar?
4. Bagaimana cara mencari referensi berbasis online?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui metodologi hadis tarbawi
2. Untuk mengetahui macam-macam metode pendidikan islam
3. Untuk mengetahui sistematika penulisan makalah
4. Untuk mengetahui cara mencari referensi berbasis online
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian metodologi hadis tarbawi

Kata metode diterima dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode


berasal dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta artinya melalui
dan hodos berarti jalan atau cara. Dalam Bahasa Arab metode yang dikenal
dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategi yang harus disiapkan
untuk melakukan pekerjaan. Sementara menurut terminologi (istilah) para pakar
memberikan resolusi yang beragam tentang metode, terlebih dahulu jika metode
itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan.
Winarno Surakhmad menentukan metode adalah cara yang didalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Beberapa hal yang harus ada di
dalam metode adalah:
a. Adanya tujuan yang ingin dicapai
b. Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
c. Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran terjadi
d. Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.

B. Macam-macam Metode Pendidikan Islam

Sebagai umat yang telah dianugerahi Allah kitab Al-Qur’an yang lengkap
dengan pedoman yang lengkap tentang kehidupan dan universal yang
menggunakan metode pengajaran dalam pendidikan Islam yang prinsip-prinsipnya
berasal dari Al Qur'an dan Hadits. Diantara metode- metode tersebut adalah:
1. aMetode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan lisan
oleh pendidik kepada peserta didik, sedangkan peserta didik mendengarkan
dengan teliti serta mencatat yang pokok dari yang dikemukaan oleh guru. Sejak
zaman Rasulullah SAW metode ceramah merupakan cara pertama yang dilakukan
dalam menyampaikan wahyu kepada umat. Karakteristik yang menonjol dari
metode ceramah adalahperanan guru tampak lebih dominan. Sementara itu siswa,
lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan oleh guru.1
Prinsip dasar metode ini berada di dalam Q.S. An-Nahl 125
‫ض َّل عَن‬ َ ‫يل َربِّكَ بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى أَحْ َسنُ ۚ إِ َّن َربَّكَ هُ َو أَ ْعلَ ُم بِ َمن‬
ِ ِ‫ع إِلَ ٰى َسب‬
ُ ‫ٱ ْد‬
jَ ‫َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوهُ َو أَ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِد‬
‫ين‬

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.2

2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik


memberikan kesempatan kepada peserta didik / diskusi dalam mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini dengan sebutan hiwar
(dialog). Dari metode ini, juga bisa mengajukan pertanyaan atau sesi tanya jawab
diakhir pemateri. Prinsip dasar metode ini dalam hadis tanya jawab antara
malaikat Jibril dan Nabi Muhammad SAW tentang iman, islam, dan ihsan.
‫ب َش ِد ْي ُد‬ ِ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم َذاتَ يَوْ ٍم إِ ْذ طَلَ َع َعلَ ْينَا َر ُج ٌل َش ِد ْي ُد بَي‬
ِ ‫اض الثِّيَا‬ َ ِ‫بَ ْينَ َما نَحْ نُ ُجلُوْ سٌ ِع ْن َد َرسُوْ ِل هللا‬
‫ فأ َ ْسنَ َد‬,‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم‬
َ ‫س إِلَى النَّبِ ِّي‬ َ َ‫ َحتَّى َجل‬,‫ْرفُهُ ِمنَّا أَ َح ٌد‬ ِ ‫ الَ يُ َرى َعلَ ْي ِه أَثَ ُر ال َّسفَ ِر َوالَ يَع‬,‫ْر‬
ِ ‫َس َوا ِد ال َّشع‬
ُ‫صلَّى هللا‬ ِ ‫ يَا ُم َح َّم ُد أَ ْخبِرْ نِ ْي ع َِن‬: ‫ َو قَا َل‬,‫ض َع َكفَّ ْي ِه َعلَى فَ ِخ َذ ْي ِه‬
َ ِ‫ فَقَا َل َرسُوْ ُل هللا‬,‫اإل ْسالَ ِم‬ َ ‫ َو َو‬,‫ُر ْكبَتَ ْي ِه إِلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه‬

1
Bukhori Umar, Hadis Tarbawi(Jakarta:Imprint Bumi Asara.2012)hlm135-136.
2
Referensi: https://tafsirweb.com/4473-surat-an-nahl-ayat-125.html
‫ َوتَصُوْ َم‬,َ‫ َوتُ ْؤتِ َي ال َّز َكاة‬,َ‫صالَة‬َّ ‫ َوتُقِ ْي ُم ال‬,ِ‫ اَ ِإل ْسالَ ُم أَ ْن تَ ْشهَ َد أَ ْن الَإِ لَهَ إِالَّ هللاُ َو أَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬: ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّم‬
‫ فَأ َ ْخبِرْ نِ ْي ع َِن‬: ‫ال‬ َ ُ‫ فَ َع ِج ْبنَا لَهُ يَ ْسئَلُهُ َوي‬.‫ت‬
َ َ‫ ق‬.ُ‫ص ِّدقُه‬ َ : ‫ قَا َل‬.ً‫ َوتَ ُح َّج ْالبَيْتَ إِ ِن ا ْستَطَعْتَ إِلَ ْي ِه َسبِ ْيال‬, َ‫ضان‬
ُ ‫ص َد ْق‬ َ ‫َر َم‬
َ : ‫ قَا َل‬.‫ َو تُ ْؤ ِمنَ بِ ْالقَ ْد ِر َخي ِْر ِه َو َش ِّر ِه‬,‫ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر‬,‫ َو ُر ُسلِ ِه‬,‫ َو ُكتُبِ ِه‬,‫ َو َمالَئِ َكتِ ِه‬,ِ‫ أَ ْن بِاهلل‬: ‫ قَا َل‬,‫اإل ْي َما ِن‬
. َ‫ص َد ْقت‬ ِ
َ
‫ فَأ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن‬: ‫ قَا َل‬. َ‫ك تَ َراهُ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنَّهُ يَ َراك‬ َ َ َ
َ َّ‫ أ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكأن‬: ‫ قَا َل‬,‫ فَأ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن ا ِإلحْ َسا ِن‬: ‫قَا َل‬
‫ َوأَ ْن‬,‫ أَ ْن تَلِ َد األَ َمةُ َربَّتَهَا‬: ‫ قَا َل‬,‫ فَأ َ ْخبِرْ نِ ْي ع َْن أَ َما َراتِهَا‬: ‫ قَا َل‬.‫ َما ْال َم ْس ُؤوْ ُل َع ْنهَا بِأ َ ْعلَ َم ِمنَ السَّائِ ِل‬: ‫ال‬ َ َ‫السَّا َع ِة ق‬
‫ أَتَ ْد ِريْ َم ِن‬,ُ‫ يَا ُع َمر‬: ‫ ثُ َّم قَا َل‬,‫ا‬j-ًّ‫ت َملًِي‬
ُ ‫ فَلَبِ ْث‬,َ‫ ثم اَ ْنطَلَق‬,‫تَ َرى ْال ُحفَاةَ ْال ُع َراةَ ْال َعالَةَ ِرعَا َء ال َّشا ِء يَتَطَا َولُوْ نَ فِ ْي ْالبُ ْنيَا ِن‬
‫ َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬.‫ فَإِنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل أَتَا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬: ‫ قَا َل‬.‫ هللاُ َو َرسُوْ لُهُ أَ ْعلَ ُم‬: ‫ت‬
ُ ‫السَّائِل؟ قُ ْل‬

Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-
laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak
tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara
kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu
menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku
tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “
Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain
Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “,
kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia
pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang
Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada
takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. 
Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau
bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian
dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau
bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “
Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,
miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan
bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian
beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku
berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah
. Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian

3. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar di mana guru memberikan


tugas-tugas khusus untuk murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh
guru dan murid harus mempertanggung jawabkannya. Dalam hadis sebagai
berikut:

ِ‫ال اِنِّي َوهللا‬jَ jَ‫وْ َد ق‬jjُ‫ب يَه‬


ِ ‫ا‬jjَ‫ت ِم ْن ِكت‬ٍ ‫ا‬jj‫هُ َكلِ َم‬jَ‫لَّ َم اَ ْن اَتَ َعلَّ َم ل‬j‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬ ِ ‫ع َْن َز ْي ِد ْب ِن ثَاب‬
َ ِ‫ت قَا َل أ َم َرنِي َرسُوالهلل‬
‫ْت‬ُ ‫وْ َد َكتَب‬jjُ‫َب اِلى يَه‬ َ ‫ال فَ َما َم َّربِي نِصْ فُ َشه ِْر َحتَى تَ َعلَّ ْمتُهُ لَهُ قَا َل فَلَ َّماتَ َعلَّ ْمتُهُ َكانَ اِ َذا َكت‬
َ َ‫َماآ َمنُ يَهُوْ َد َعلَى ِكتَابِي ق‬
‫اءفى تعليم‬jj‫اب ماج‬jj‫ ب‬: ‫تاذان و اآلداب‬jj‫اب االس‬jj‫ كت‬: ‫ذى‬jj‫ه الترم‬jj‫(اخرج‬  ‫ا بَهُ ْم‬jjَ‫أت لَهُ ِكت‬
ُ ‫اِلَ ْي ِه ْم َواِ َذا َكتَبُوْ ا اِلَ ْي ِه قَ َر‬
)‫السريانية‬

Artinya :
Zaid bin Tsabit berkata “Rasulullah memerintahkan aku agar belajar untuk
beliau bahasa kitab orang yahudi dan beliau bersabda “Sesungguhnya aku demi
Allah, aku tidak merasa aman kepada orang Yahudi terhadap suratku (baik dalam
membacanya maupun menulisnya)”, dia berkata : maka tidak lewat setengah
bulan aku belajar sehingga selesai aku mempelajarinya untuk beliau, dia berkata :
ketika aku selesai mempelajarinya, maka apabila beliau berkirim surat kepada
golongan Yahudi, maka aku menulis kepada mereka, dan apabila mereka berkirim
surat kepada beliau, maka aku membaca surat mereka untuk beliau.3

4. Metode Demonstrasi

3
http://hadistwi.blogspot.com/2017/04/hadis-pemberian-tugas.html?m=1
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan
tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid
memperhatikannya. Dalam mendidik para sahabat, Rasulullah SAW
menggunakan metode salah satunya dengan keteladanan. Prinsip dasarnya
terdapat dalam hadis yang berbunyi:

َ ‫ك أَتَ ْينَا إِلَى النَّبِ ِّي‬ َ َ‫ال َح َّدثَنَا أَيُّوبُ ع َْن أَبِي قِاَل بَةَ ق‬
ٌ ِ‫ال َح َّدثَنَا َمال‬ ِ ‫َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ْال ُمثَنَّى قَا َل َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َوهَّا‬
َ َ‫ب ق‬
َ ِ ‫اربُونَ فَأَقَ ْمنَا ِع ْن َدهُ ِع ْش ِرينَ يَوْ ًما َولَ ْيلَةً َو َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
‫صلَّىاهَّلل ُ َعلَ ْي ِه‬ ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َونَحْ نُ َشبَبَةٌ ُمتَق‬ َ
‫ال ارْ ِجعُوا إِلَى‬ َ َ‫َو َسلَّ َم َر ِحي ًما َرفِيقًا فَلَ َّما ظَ َّن أَنَّا قَ ْدا ْشتَهَ ْينَا أَ ْهلَنَا أَوْ قَ ْد ا ْشتَ ْقنَا َسأَلَنَا َع َّم ْن ت ََر ْكنَابَ ْع َدنَا فَأ َ ْخبَرْ نَاهُ ق‬
َ ُ‫صلُّوا َك َما َرأَ ْيتُ ُمونِي أ‬
‫صلِّي‬ َ ‫أَ ْهلِي ُك ْم فَأَقِي ُموا فِي ِه ْم َو َعلِّ ُموهُ ْم َو ُمرُوهُ ْم َو َذ َك َر أَ ْشيَا َء أَحْ فَظُهَا أَوْ ال أَحْ فَظُهَا َو‬.

Artinya: Hadis dari Muhammad ibn Muşanna, katanya hadis dari Abdul Wahhâb
katanya Ayyũb dari Abi Qilâbah katanya hadis dari Mâlik. Kami mendatangi
Rasulullah saw. dan kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau
selama (dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah saw adalah seorang yang
penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga kami ingin pulang
dan rindu pada keluarga, beliau menanyakantentang orang-orang yang kami
tinggalkan dan kami memberitahukannya. Beliau bersabda; kembalilah bersama
keluargamu dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah
mereka. Beliau menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal.
Dan salatlah sebagaimana kalian melihat aku salat. (al-Bukhari, I: 226)

5. Metode Eksperimen

Saat cara mengajar dengan menyuruh siswa melakukan percobaan, dan setiap
proses dan hasil percobaan itu dilakukan oleh setiap siswa, sedangkan guru
memperhatikan yang dilakukan oleh siswa sambil memberikan arahan.

‫ال َجا َء َر ُج ٌل إِلَى‬ َ َ‫ال َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َح َّدثَنَا ْال َح َك ُم ع َْن َذرٍّ ع َْن َس ِعي ِد ْب ِن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْب ِن أَ ْبزَى ع َْن أَبِي ِه ق‬
َ َ‫َح َّدثَنَا آ َد ُم ق‬
‫ذ ُك ُر أَنَّا ُكنَّا فِي‬jَْ ‫ا ت‬j‫ب أَ َم‬
ِ ‫ َر ب ِْن ْالخَطَّا‬j‫ال َع َّما ُر بْنُ يَا ِس ٍر لِ ُع َم‬ ِ ُ‫ْت فَلَ ْم أ‬
َ َ‫صبْ ْال َما َء فَق‬ ُ ‫ب فَقَا َل إِنِّي أَجْ نَب‬ِ ‫ُع َم َر ْب ِن ْال َخطَّا‬
‫صلَّى‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَق‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬ َ ‫ت لِلنَّبِ ِّي‬ ُ ‫صلَّي‬
ُ ْ‫ْت فَ َذكَر‬ ُ ‫ص ِّل َوأَ َّما أَنَا فَتَ َم َّع ْك‬
َ َ‫ت ف‬ َ ُ‫َسفَ ٍر أَنَا َوأَ ْنتَ فَأ َ َّما أَ ْنتَ فَلَ ْم ت‬
َ ْ‫ ِه اأْل َر‬j‫صلَّىاهَّلل ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ َكفَّ ْي‬
‫ا‬jj‫ َح بِ ِه َم‬j‫ا ثُ َّم َم َس‬jj‫ض َونَفَ َخ فِي ِه َم‬ َ ‫ب النَّبِ ُّي‬ َ ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّ َما َكانَ يَ ْكفِي‬
َ َ‫ك هَ َك َذا ف‬
َ ‫ض َر‬
ُ‫… َوجْ هَه‬.
Artinya: Hadis Adam, katanya hadis Syu’bah ibn Abdurrahmân ibn Abzâ dari
ayahnya, katanya seorang laki-laki datang kepada Umar ibn Khattâb, maka
katanya saya sedang janabat dan tidak menemukan air, kata Ammar ibn Yasir
kepada Umar ibn Khattâb, tidakkah anda ingat ketika saya dan anda dalam sebuah
perjalanan, ketika itu anda belum salat, sedangkan saya berguling-guling di tanah,
kemudian saya salat. Saya menceritakannya kepada Rasul saw. kemudian
Rasulullah saw. bersabda: ”Sebenarnya anda cukup begini”. Rasul memukulkan
kedua telapak tangannya ke tanah dan meniupnya kemudian mengusapkan
keduanya pada wajah.(al-Bukhari, I: 129)

6. Metode Perumpamaan

Metode perumpamaan adalah metode pendidikan yang digunakan pendidik


kepada anak ddik dengan cara memajukan berbagai perumpamaan agar materi-
materi yang tersampaikan mudah untuk dipahami oleh peserta didik.
Perumpamaan yang dilakukan oleh Rasul saw. sebagai satu metode pembelajaran
untuk memberikan pemahaman kepada sahabat, sehingga materi pelajaran dapat
dicerna dengan baik. Matriks ini dilakukan dengan cara menyeret sesuatu dengan
sesuatu yang lain, mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih
konkrit. Perumpamaan yang digunakan oleh Rasulullah saw. Sebagai salah satu
metode pembelajaran yang sesuai dengan makna, sehinga benar-benar dapat
membawa sesuatu yang abstrak kepada yang konkrit atau yang membuat sesuatu
yang masih dalam arti menjadi sesuatu yang sangat jelas.4

‫ َر ع َْن‬j‫افِ ٍع ع َْن اب ِْن ُع َم‬jjَ‫ي َح َّدثَنَا ُعبَ ْي ُد هَّللا ِ ع َْن ن‬


َّ ِ‫ب يَ ْعنِي الثَّقَف‬ ِ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ْال ُمثَنَّى َواللَّ ْفظُ لَهُ أَ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد ْال َوهَّا‬
ً‫ َّرة‬j‫ق َك َمثَ ِل ال َّشا ِة ْال َعائِ َر ِة بَ ْينَ ْال َغنَ َمي ِْن تَ ِعي ُر ِإلَى هَ ِذ ِه َم َّرةً َوإِلَى هَ ِذ ِه َم‬ ِ ِ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َمثَ ُل ْال ُمنَاف‬
َ ‫النَّبِ ِّي‬
.

4
https://www.duniapembelajaran.com/2014/06/metode-perumpamaan-
amstal.html?m=1
Artinya; Hadis dari Muhammad ibn Mutsanna dan lafaz darinya, hadis dari Abdul
Wahhâb yakni as- Śaqafi, hadis Abdullah dari Nâfi’ dari ibn Umar, Nabi saw.
bersabda: Perumpamaan orang munafik dalam keraguan mereka adalah seperti
kambing yang kebingungan di tengah kambing-kambing yang lain. Ia bolak balik
ke sana ke sini. (Muslim, IV: 2146)

7. Metode Targhib dan Tarhib

Targib adalah janji yang disertai bujuan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan,
kelezatan dan kenikmatan. Namun, penundaan itu brsifat pasti, baik murni, dan
dilakukan melalui amal sholeh atau pencegahan diri dari kelezatan yang
membahayakan(pekerjaan buruk). Stu hal yang jelas untuk mencari keridhoan
Allah SWT dan itu merupakan rahmat bagi hamba-hamba-Nya.
Sementara tarhib, adalah ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang
disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan, atau perbuatan yang telah
dilarang Allah SWT. Selain itu juga karena menyepelekan pelaksanaan kewajiban
yang telah diperintahkan oleh-Nya. Jika targhib dan tarhib dijadikan satu maka
akan menjadi, makna dimana cara mengajar guru memberikan materi
pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan menentang
terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menghindar
keburukan.

Prinsip dasarnya terdapat dalam hadits berikut ini :


‫ي‬ ِ jُ‫ ِعي ٍد ْال َم ْقب‬j‫ ِعي ِد ب ِْن أَبِي َس‬j‫رو ع َْن َس‬j
ِّ ‫ر‬j ٍ ‫رو ْب ِن أَبِي َع ْم‬j ِ ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َع ِز‬
ِ j‫يز بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ قَا َل َح َّدثَنِي ُسلَ ْي َمانُ ع َْن َع ْم‬
‫ ِه‬j‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬j‫ص‬ َ ِ ‫و ُل هَّللا‬j‫ال َر ُس‬j َ jَ‫ ِة ق‬j‫وْ َم ْالقِيَا َم‬jjَ‫يل يَا َرسُو َل هَّللا ِ َم ْن أَ ْس َع ُد النَّا ِسبِ َشفَا َعتِكَ ي‬
َ ِ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ أَنَّهُ قَا َل ق‬
‫ث‬ ِ ‫ ِدي‬j‫كَ َعلَى ْال َح‬j‫ص‬ ِ ْ‫ْت ِم ْن ِحر‬ ُ ‫ا َرأَي‬jj‫ك لِ َم‬ َ ‫ث أَ َح ٌد أَ َّو ُل ِم ْن‬
ِ ‫ت يَا أَبَا هُ َر ْي َرةَ أَ ْن اَل يَسْأَلُنِي ع َْن هَ َذا ْال َح ِدي‬
ُ ‫َو َسلَّ َم لَقَ ْد ظَنَ ْن‬
‫ال اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ خَالِصًا ِم ْن قَ ْلبِ ِه أَوْ نَ ْف ِس ِه‬
َ َ‫اس بِ َشفَا َعتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َم ْن ق‬ ِ َّ‫أَ ْس َع ُد الن‬.

Artinya: Hadis Abdul Aziz ibn Abdillah katanya menyampaikan padaku Sulaiman
dari Umar ibn Abi Umar dari Sâ’id ibn Abi Sa’id al-Makbârî dari Abu Hurairah,
ia berkata: Ya Rasulullah, siapakah yang paling bahagia mendapat syafa’atmu
pada hari kiamat?, Rasulullah saw bersabda: Saya sudah menyangka, wahai Abu
Hurairah, bahwa tidak ada yang bertanya tentang hadis ini seorangpun yang
mendahului mu, karena saya melihat semangatmu untuk hadis. Orang yang paling
bahagia dengan syafaatku ada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan
”Lâilaha illa Allah” dengan ikhlas dari hatinya atau dari dirinya.(al-Bukhari, 49)

8. Metode pengulangan (takror)

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara
mengulang-ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih
lama materi yang disampaikan. Metode ini adalah satu proses yang penting dalam
pembelajaran dengan latihan atau latihan yang diulang-ulang. Baik latihan mental
dimana seseorang berfikir melakukan tertentu maupun latihan motorik adalah
melakukan tindakan nyata merupakan alat bantu alat ingatan yang
penting. Latihan mental, aktifkan orang yang belajar untuk membayangkan
peristiwa-peristiwa yang sudah tidak ada untuk bayangan-bayangan berikutnya
yang membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga berhasil oleh taraf
perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan
membuat model menjadi kode verbal atau kode visual memudahkan
pengulangan. Metode pengulangan yang dilakukan Rasulullah saw. kompilasi
menjelaskan sesuatu yang penting untuk dibahas para sahabat.Dalam hadis
sebagai berikut:
َ ‫ َفأَب‬،ِ‫ظ ُف ٍر َع َلى َق َد ِم ه‬
‫ْص َرهُ ال َّن ِبيُّ ص لى هللا علي ه‬ ُ ‫ض َع‬ َ ‫ب رضي هللا عنه أَنَّ َر ُجالً َت َوضَّأ َ َف َت َر‬
ِ ‫ك َم ْو‬ ِ ‫ْن ْال َخ َّطا‬
ِ ‫عن ُع َم َر ب‬
ً‫ب رض ي هللا عن ه أَنَّ َر ُجال‬ ِ ‫ْن ْال َخ َّطا‬
ِ ‫ عن ُع َم َر ب‬.‫ رواه مس لم‬.‫ص لَّى‬ َ ‫ "ارْ ِجعْ َفأَحْ سِ نْ وُ ضُو َء‬:‫ َف َقا َل‬،‫وسلم‬
َ ‫ك" َف َر َج َع ُث َّم‬
‫ك" َف َر َج َع ُث َّم‬ ُ ُ‫ "ارْ ِج عْ َفأَحْ ِس نْ و‬:‫ َف َق ا َل‬،‫ص َرهُ ال َّن ِبيُّ صلى هللا عليه وسلم‬
َ ‫ض و َء‬ َ ‫ َفأ َ ْب‬،ِ‫ظفُ ٍر َعلَى َقدَ ِمه‬ َ ‫َت َوضَّأ َ َف َت َر‬
ُ ‫ك َم ْوضِ َع‬
‫ رواه مسلم‬.‫صلَّى‬ َ
Artinya: umar bin Al-Khattab meriwayatkan bahwa seorang laki-laki berwudhu
lalu ia meninggalkan membasuh tumitnyaselebar kuku. Hal itu dilihat oleh Nabi
Muhammad SAW lalu beliau bersabda, “Ulanglah dan perbaiki wudhumu.
Selanjutnya, laki-laki itu menglangi wudhunyalalu sholat.”(HR.Al-Bukhari).5
C. Sistematika Penulisan Makalah
secara garis besar makalah terdiri atas tiga bagian : bagian awal, bagian inti, dan
bagian akhir. isi ketiga bagian tersebut di paparkan sebagaimana berikut :
- Bagian Awal
1. Halaman Sampul
2. Daftar Isi
3. Daftar Tabel dan Gambar (Jika Ada)
-Bagian Inti
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Masalah atau Topik Pembahasan
c. Tujuan Penulisan
2. Teks Utama
3. Penutup
- Bagian Akhir
1. Daftar Rujukan
2. Lampiran (jika ada)
Berikut ini di uraikan isi yang terkandung dalam masing-masing unsur yang
tersebut di atas.
-Bagian Awal
1.Halaman Sampul
Hal-hal yang harus ada pada bagian sampul adalah: judul makalah, nama
penulis makalah, dan maksud ditulisnya makalah, dan tempat serta waktu
penulisan makalah. keperluan atau maksud penulisan makalah dapat berupa,
misalnya " untuk memenuhi tugas suatu matakuliah yang dibina oleh dosen".
Tempat dan waktu yang dimaksud dapat berisi nama lembaga( Sekolah Tinggi,
fakultas, jurusan dan progam studi) nama kota serta bulan dan tahun.
2. Daftar Isi

5
Ibid: 145
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar
isi makalah. Melalui daftar isi, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan
bagian-bagian yang membangun makalah. Selain itu, melalui daftar isi akan dapat
diketahui sestematika penulisan makalah yang digunakan. penulisan daftar isi
dilakukan dengan ketentuan: bagian makalah yang merupakan subjudul ditulis
dengan menggunakan huruf kecil ( kecuali awal kata selain kata kata tugas di tulis
dengan huruf besar). penulisan subjudul dan subsub judul yang dilengkapi dengan
nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah. penulisan daftar isi
dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan jarak bab menggunakan 2
spasi.
3. Daftar Tabel dan Gambar
Penulisan daftar tabel dan gambar juga di maksudkan untuk memudahkan
pembaca menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Penulisan
daftar tabel dan gambar dilakukan dengan cara sebagai berikut. identitas tabel dan
gambar (berupa nomor dan nama ) dituliskan secara lengkap. jika gambar dan
tabel lebih dari satu buah, maka sebaliknya penulisan daftar dan tabel dan gambar
dilakukan secara terpisah, tetapi jika dalam makalah hanya terdapat sebuah tabel
atau gambar, sebaiknya penulisan daftar tabel atau gambar di satukan dengan
daftar isi makalah.
Isi Bagian Makalah
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan
makalah, masalah atu topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan
makalah
a. Latar Belakang
Butir-butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan makalah
adalah hal-hal yang melandasi perlunya makalah ditulis. Hal-hal yang dimaksud
dapat berupa paparan teoretis maupun paparan yng bersifat praktis, tetapi bukan
alasan yang bersifat pribadi. manfaat paling pokok pada bagian ini adalah
mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang di bahas dalam makalah
dengan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu di bahas.
b. masalah atau topik pembahasan
setelah bagian latar belapa yang di paparkan ,selanjutnya di utarakan masalah atau
topik bahasan beserta batasannya.masalah atau topik bahasan yang di maksud
adalah apa yang akan di bahas dalam makalah.masalah dalam penulisan makalah
sering kali di sinonimkan dalam topik( meskipun kedua istilah ini tidak selalu
memiliki pengertian yang sama).
Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang pertama kali yang
harus di tetapkan dalam penulisan makalah.artinya,kegiatan penulisan makalah di
awali dengan penentuan masalah atau topik masalah,yang selanjutnya di ikuti
dengan penyusunan garis besar isi makalah (kerangka makalah),pengumpulan
bahan penulisan makalah ,dengan penulisan makalah draft makalah serta revisi
draft makalah.
Topik bisa di tentukan oleh orang lain atau di tentukan sendiri.lazimnnya,topik
makalah yang di tentukanbersifat sangat umum,sehingga perlu di lakukan
spesifikasi atau pembatasan topik.pembatasan topik makalahseringkali di dasarkan
pada pertimbangan kemenarikan dan signifikansinya,jika topik makakalahdi
tentukan sendiri oleh penulisan pemakalah,terdapat beberapa hal yang perlu di
pertimbangkan.
(1) Topik yang di pilih haruslah ada manfaatnya ,baik dari segi praktis
maupun dari segi teoretis ,dan layak untuk di bahas.
(2) Topik yang di pilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis.
(3) Topik yang di pilih haruslah dikuasai,dalam arti tidak terlalu asing atau
terlalu baru bagi penulis
(4) Bahan yang di perlukansehubungan dengan topik tersebut memungkinkan
untuk diperoleh.
C.tujuan penulisan makalah
Perumusan tujuan penulisan makalah yang di maksudkan bukan untuk
memenuhi tugas yang di berikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan
itu,tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin di capai dengan penulisan
makalah tersebut.perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi
ganda:bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah.oleh karna
itu,rumusan tujuan yang di sususn haruslah dapat memberikan gambaran
tentang cara menguraikan atau membahas topik yang telah di
tentukan.rumusan tujuan dapat berupa kalimat kompleks atau dijabarkan
dalam bentuk rinci.penulisan bagian pendahuluan tersebut dapat di
lakukan dengan dua cara.(1)setiap unsur dari bagian pendahuluan di
tunjolakan dan di tuliskan sebagai sub bagian .jika penulisan makalah di
lakukan dengan menggunakan angka, maka dapat di jumpai sub subbagian
seperti berikut:
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah atau Topik Bahasan
1.3 Tujuan
Dan (2)semua unsur yang terdapat pada dalam bagian pendahuluan
tida di tulis sebagai sub bagian ,sehingga tidak di jumpai adanya sub
sub bagian dalam bagian pendahuluan.untuk menandai pergantian
unsur (misalnya ,untuk membedakan antara paparan yang berisi latar
belakang dengan masalah) cukup di lakukan dengan pergantian
paragraf.
2. Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik topik
makalah.isi bagian teks sanagat berfariasi,tergantung topik yang di
bahas dalam makalah .jika dalam maklah di bahas tiga topik,maka ada
tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan bagian teks utama dapat di katakan sebagai inti kegiatan
penulisan makalah.kemampuan seseorang dalam menulis sebagian teks
utama makalah merupakan cerminan tinggi rendahnya kualitas
makalah yang disusun,penulisan bagian tesk utama yang baik adalah
yang dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan
menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar,dan langsung pada
persoalan;serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pengertian
mendalam dan tuntas ini tidak selalu berarti panjang dan bertele-tele.
Dalam penulisan tesk utama,hindarilah penggunaan kata-kata tanpa
makna dan cara penyampaian yang melingkar-lingkar. Berapa teknik
perangkaian bahan dalam membahas topik beserta suktopiknya dapat
dikemukakan seperti berikut: (1) mulailah dari ide. (2) Gunakan teknik
metafor,kiasan perempamaan,pengnalogian dan perbandigan.(3)
Gunakan teknik diagram dan klasifikasi dan(4) Gunakan teknik
pemberan. Bahan penulisa dapat berupa bahan yang bersifat teoretis
(yang diperoleh dari buku teks,laporan penelitian,jurnal,makalah,dan
barang cetak lainnya) atau dapat juga di padukan denga bahan yang
bersifat faktual empiris(yang terdapat dalam kehidupan nyata).
3. Penutup
Bagian penutup berisi kesimpulan atau rangkuman pembahasan dan
saran-saran ( jika memang perlu ). bagian penutup menandakan
berakhirnya penulisan makalah. penulisan bagian penutup makalah dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah di
lakukan, tanpa diikuti dengan kesimpulan. Hal ini dilakukan, karena
masih belum cukup bahan untuk memberikan kesimpulan terhadap
masalah yang dibahas, atau dimaksud agar pembaca menarik
kesimpulan sendiri.
2. menarik kesimpulan dari apa yang telah di bahas pada teks utama
makalah .
Selain itu, pada bagian penutup juga dapat disertakan saran atau
rekomendasi sehubungan dengan masalah yang telah dibahas. Saran
harus relevan dengan apa yang telah di bahas.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir dari makalah berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
1. Daftar Pustaka
Dalam daftar pustaka, sumber diklasifikasikan antara sumber primer dan
sekunder. Sumber primer diletakkan pada bagian pertama kemudian
disusul dengan sumber sekunder. Sumber biasanya dipisahkan antara
sumber dalam bentuk buku artikel dan lainnya. Pengklasifikasikan seperti
ini dilakukan untuk membantu pembaca agar mudah mengecek kotak
sumber yang dikehendaki. Klasifikasi ini berlaku hanya jika jenis sumber
yang dipakai dalam skripsi bervariasi, jika jenis sumber yang dominan
adalah buku, sedangkan jumlah artikel sedikit maka tidak perlu dilakukan
klasifikasi. Teknik penulisan sumber dalam daftar pustaka berbeda dengan
teknik penulisan catatan kaki. Dalam penulisan sumber penempatan tahun
terbit buku yang diletakkan setelah nama pengarang. Untuk menulis
identitas sumber, dalam bentuk buku maka susunan nama penulis dibalik,
kemudian nama akhir diikuti nama awal. Jika penulis buku tersebut
mempunyai nama tengah, maka nama tengah ditulis setelah nama awal.
Setiap unsur identitas dalam daftar pustaka selalu diakhiri dengan titik.
Koma dipakai ketika menengahi nama akhir dan awal penulis serta nama
penerbit dan tahun penerbitan. Sedangkan antara tempat penerbitan dan
nama penerbit ditulis titik dua. Kemudian sumber-sumber yang dijadikan
biblografi tersebut disusun berdasarkan abjad dari A sampai Z sehingga
terlihat turut dan rapi, dengan jarak antar baris satu spasi dan antar sumber
sebanyak dua spasi.

2. Lampiran
Bagian lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan
dalam proses penulisan makalah. Hal-hal yang di maksud dapat berupa data ( baik
berupa angka-angka maupun yang berupa deskripsi verbal) dan yang di pandang
sangat penting tetapi tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah. bagian
lampiran hendaknya di beri nomor halaman.
D. Praktik referensi hadits tentang pendidikan berbasis online
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pendidikan dalam konsep Islam adalah
memlihara, membesarkan dan mendidik yang sekaligus mengandung makna
mengajar. Jadi, pendidikan itu adalah memberikan bimbingan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan rasio dan mental atau jasmani dan
rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Beberapa prinsip pendidikan seperti itu jika ditelusuri dari perkembangan
Islam awal seperti yang ditunjuki oleh hadis Nabi, meski masih sangat umum,
Nbai telah banyak membicarakannya. Misalnya beberapa prinsip dasar tentang
mencari ilmu maupun petunjuk menyampaikan suatu ilmu yang merupakan
bagian dari proses pendidikan itu antara lain temukan dalam hadis-hadis
sebagai berikut:
“Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang tidak untuk mencari keridhan
Allah, tapi hanya untuk mendapatkan nilai-nilai material dari kehidupan
duniawi, maka ia tidak akan mencium harumnya surga.” Riwayat Ahmad,
Abu Dawud, dan Ibnu Majah.
Menurut penilaian Muhammad Ibn Shalih al-‘Utsaimin, yang mengutip
penilaian Nashir al-Din al-Albani hadis ini shahih, baik yang diriwayatkan
oleh Abu Dawud, Ibn Majah, maupun oleh Ahmad. Dalam sunan Abu Dawud
tercantum dalam hadis nomor 3664, dalam sunan Ibnu Majah tercantum dalam
hadis nomor 252, dan dalam musnad Ahmad tercantum dalam II:238, dan lain-
lain, yang bersumber dari Abu Hurairah.
“Barangsiapa menuntut ilmu untuk menyaingi para ulama, atau untuk
menyombongi orang-orang bodoh atau untuk memalingkan pandangan
orang-orang kepadanya, maka Allah memasukkannya ke dalam neraka”
Riwayat al-Tirmidzi.
Dalam pandangan Jalal al-Din al-Suyuthi, hadis yang bersumber dari
periwayatan Ka’ab Ibn Malik ini kualitasnya hasan. Namun ada hadis lain
yang berbeda redaksi dengannya, seperti hadis di bawah ini:
“Barangsiapa mencari ilmu untuk menyaingi para ulama, atau menyombongi
orang-orang bodoh, atau agar hati orang-orang mengarah kepadanya, maka
ia menuju ke neraka” riwayat al-Hakim dan Thabrani dari Ka’ab Ibn Malik.
Menurut al-Suyuthi hadis yang kedua ini kualitasnya shahih.4 Jadi, meskipun
kulaitas hadis pertama hasan, namun dikuatkan dengan hadis yang kedua ini
yang berkualitas shahih, sehingga dari segi kehujjahan hadis tersebut dapat
dijadikan hujjah. Ternyata pula hadis tersebut diriwayatkan pula oleh imam-
imam hadis yang lain seperti al-tirmidzi dan ibn majah.
“Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu yang diketahuinya lalu ia
menyembunyikannya, maka dia dikekang pada hari kiamat dengan kekang
dari neraka.” Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan al- Tirmidzi.
Menurut al-Suyuthi hadis ini adalah shahih. Hadis-hadis yang senada dengan
hadis di atas banyak terdapat dalam kitab-kitab hadis. Abu Dawud
mencantumkannya
dalam kitab sunannya pada hadis nomor 3658, dan sunan al-Tirmidzi hadis
nomor 2649, dan Ibnu Majah hadis nomor 261 dan 266, dan musnad Ahmad,
jilid II: 273, dan yang lainnya yang bersumber dari Abu Hurairah.6
“Barangsiapa melewati suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan
untuknya jalan ke surga” riwayat Muslim.
Menurut penelitian Jalal al-Din al-Suyuthi, kualitas hadis ini hasan, seperti
tercantum dalam kitabnya: al-Jami’ al-Shagir min Hadis al- Basyir al-Nadzir,
Jilid V. Namun menurut penelitian Muhammad Nashir al-Din al-Albani,
kualitas hadis ini shahih, seperti tercantum dalam kitabnya: Shahih al-Jami al-
Shagir wa Ziyadatih, jilid V hlm. 302
hadis ini tercatat dalam Shahih Muslim, hadis no. 2699, juga terdapat dalam
sunan Abu Dawud hadis no. 3643, al-Tirmidzi hadis no. 2636, dan Ibn Majah
hadis no. 225, yang bersumber dari Abu Hurairah.
Jadi, dari segi kualitas hadis ini dapat dijadikan hujjah. Bahkan Muhammad
Ibn Shalih al-‘Utsaimin8 seorang ulama hadis Saudi Arabia mengupas secara
panjang lebar hadis ini, yang intinya ia menyatakan bahwa kesungguhan
dalam mencari ilmu itu bisa beranugrah surga, dan itu merupakan hikmah bagi
para pengabdi ilmu. Kemudian ia hubungkan dengan firman Allah: “Allah
memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa
yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tak ada
yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal” (QS. Al-
Baqarah: 269).
3. Pembicaraan Hadis tentang Pentingnya Pendidikan Anak Sejak Dini
Tema-tema pendidikan yang lebih spesifik lagi bila dibandingkan dengan tema
Hadis yang dikemukakan sebelumnya, adalah tentang pendidikan anak.
Namun tema ini
pun masih bersifat gagasan umum. Hal ini bisa dimengerti karena kondisi
sosial pada masa awal Islam masih belum disadari arti pentingnya pendidikan
itu. Pembicaraan hadis tentang pendidikan anak yang dimaksud, misalnya
hadis di bawah ini.
“Semua anak yang dilahirkan atas kesucian sampai lisannya dapat
menerangkan maksudnya, kemudian orangtuanya yang membuatnya jadi
Yahudi, Nasrani, atau Majusi” Riwayat Abu Ya’la, al-thabrani, dan al-
Baihaqi, dari Aswad ibn Sari.
Menurut penelitian al-Suyuthi, kualitas hadis ini adalah shahih.9 Dengan
demikian hadis ini dapat dijadikan hujjah. Karenanya, berdasarkan petunjuk
hadis ini peran sentral orang tua dalam pendidikan anak sangat menentukan
bagi suksesnya pendidikan anak.
Petunjuk hadis di atas, jika dikaitkan dengan kajian keilmuan kontemporer,
misalnya ilmu Psikologi, akan bertautan dan saling menguatkan. Misalnya,
menurut psikologi, anak pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor yang
terintegrasi yaitu pembawaan dan lingkungan. Sementara menurut hadis di
atas ditegaskan bahwa anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga
terutama pihak orangtuanya. Di sini faktor pembawaan atau watak anak yang
diturunkan oleh orangtuanya itu sebenarnya sudah tercakup. Namun demikian,
dalam kajian Islam bahwa faktor-faktor pembawaan maupun maupun faktor-
faktor dari luar kedua-duanya dapat berpengaruh pada anak yang sedang
tumbuh dan berkembang.
Pengakuan Islam terhadap adanya faktor keturunan ini dibuktikan dengan
sabda Nabi yang menyatakan sebagai berikut.
“Pilihlah olehmu tempat penumbuhan nutfahmu, karena darah itu mengalir
terus...” Riwayat al-Nasai.
Hadis yang serupa dengannya antara lain :
“Pilihlah (perempuan) untuk nutfahmu, lalu kawinilah perempuan-
perempuan yang setingkat dan gaulilah mereka” Riwayat Ibn Majah, Hakim,
dan Baihaqi. Menurut penilaian al-Suyuthi hadis ini berasal dari periwayatan
Aisyah dan kualitasnya shahih.
Hadis yang lain bahkan memperingatkan agar berhati-hati memilih calon istri
(demikian pula calon suami), karena watak orangtuan itu akan menurun
kepada anak. Hal ini sebagaimana dinyatakan:
“Hati-hatilah terhadap tumbuh-tumbuhan hijau yang tumbuh di tempat yang
kotor. Kemudian para shahabat bertanya : apakah yang dimaksud dengan
tumbuh-tumbuhan hijau di tempat yang kotor itu, wahai Rasulullah? Nabi
menjawab: yaitu wanita cantik tapi tumbuh (besar) di tempat yang jelek...”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1) Metode adalah rancangan atau alat yang digunakan oleh pendidik kepada
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Metode-metode pendidikan islam ada 8 diantaranya:
a. Metode Ceramah
b. Metode Diskusi
c. Metode Pemberian tugas
d. Metode Demonstrasi
e. Metode Eksperimen
f. Metode Perumpamaan
g. Metode Targhin dan tarhib
h. Metode Takror
3. Sistematika penulisan makalah
B. Saran

Berkaitan dengan makalah ini, agar dapat memperoleh gambaran lebih


baik, kami menyarankan agar berbagi ilmu yang kita miliki kepada orang
lain sehingga dapat bermanfaat. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak terutama dosen pengampuh yang kami harapkan demi
perbaikan pada makalah ini, kami menyadari bahwa kemampuan kami
terbatas dalam ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Umar,Bukhari,2012.Hadis Tarbawi. Jakarta, Imprint Bumi Aksara


Referensi: https://tafsirweb.com/4473-surat-an-nahl-ayat-125.html
http://hadistwi.blogspot.com/2017/04/hadis-pemberian-tugas.html?m=1

https://www.duniapembelajaran.com/2014/06/metode-perumpamaan-amstal.html?
m=1

IAIN JEMBER,2018. pedoman penulisan larya ilmiah. Jember, IAIN Jember


press
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Diroyah/article/download/2053/1437

Anda mungkin juga menyukai