Anda di halaman 1dari 2

1.

Penerapan teori thorndike dalam belajar

Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang belajar dengan proses


mengajar. Mengajar berbeda dengan memberitahu. Mengajar yang baik ialah
mengetahui semua bahan yang ingin diajarkan. Jika idak menguasai, maka kita
tidak tahu materi apa yang akan diberikan, respon yang diharapka muncul dan
kapan materi itu diberikan. Berikut penerapan teori thorndike dalam belajar, yaitu
(Rumini, 1993):

a. Cara mengajar yang baik bukanlah mengharapkan murid tahu apa yang
telah diajarkan. Dengan ini guru harus tahu materi apa yang harus
diberikan, respon apa yang diharapkan dan kapan harus membetulkan
respon yang salah, maka tujuan pendidikan harus dirumuskan dengan
jelas.
b. Tujuan pendidikan harus dalam batas kemampuan belajar peserta didik,
dan harus terbagi dalam unit-ubit sedemikian rupa, sehingga guru dapat
menerapkan menurut bermacam-macam situasi.
c. Agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran, proses belajar harus
bertahap dari yang sederhana sampai yang kompleks.
d. Dalam belajar, motivasi tidak begitu penting karena perilaku peserta didik
terutama ditentukan eksternal reward dan bukan instrinsik motivation.
Yang lebih penting ialah adanya respon yang benar terhadap stimulus. Bila
peserta didik melakukan respon yang salah, harus segera diperbaiki,
sebelum sempat diulang-ulang. Dengan demikian, ualngan yang teratur
diperlukan sebagai control bagi guru, untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah melakukan respon benar atau belum terhadap stimulus yang
diberikan. Agar guru mempunyai gambaran jelas dan tidak keliru terhadap
kemajuan anak.
e. Peserta didik yang sudah belajara dengan baik, harus segera diberi hadiah
dan jika belum, maka harus diperbaiki.
f. Situasi belajar harus menyenangkan dan mirip dengan kehidupan dalam
masyarakat sebanyak mungkin, sehingga menjadi karakteristik bagi siswa.
g. Materi yang diberikan kepada peserta didik harus ada manfaatnya untuk
kehidupan anak kelak di luar sekolah.
h. Dengan diberikannya pengajaran-pengajaran yang sulit, diluar kemempuan
anak tidak akan meningkatkan kemampuannya.

Sedangkan penerapan teori Thorndike terhadap pendidikan menurut


Sudjana (1991) adalah:

a. Perhatikan situasi (keadaan) murid


b. Perhatikan respon apa yang diharapkan dari situasi tersebut
c. Ciptakan hubungan respon tersebut dengan sengaja
d. Situasi lain yang sama dengan jangan diindahkan, sekiranya dapat
memutuskan hubungan tersebut
e. Bila hendak meciptakan hubungan tertentu, jangan membuat hubungan
sejenis
f. Ciptakan suasana belajar sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari

Dari uaraian tersebut, telah diketahui bahwa Thorndike telah


mengemukakan hokum-hukum dalam teori belajarnya melaui eksperimen yang
longitudinal, yakni setiap hasil eksperimennya yang terbaru, digunakan untuk
mengoreksi hasil eksperimennya yang terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai