Anda di halaman 1dari 5

Resume Pengajian Ramadhan.

Dlm rangka Yudisium PGPQ di Masjid Jami Sidoarjo.

Tema : Khazanah Ta'lim Al-Qur'an

Oleh : KH. Afifudin Dimyathi.

Jika berbicara tentang dunia Ta'lim Al-Qur'an, maka kita harus kembali pada ayat Al-Qur'an untuk
menelaah lebih jauh tentang hal tsb. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang Hal tsb adalah :

۲﴿ ۗ َ‫﴾ َعلَّ َم ْالقُرْ ٰان‬۱﴿ ۙ ُ‫﴾اَلرَّحْ مٰ ن‬

Arrohman (1)

Dia-lah yang mengajarkan Al-Qur'an. (2)

Dari ayat tsb, ada beberapa hal penting yang bisa diambil pelajaran :

1. Gusti Allah, yang Maha Ar-Rohman, Dialah yang mengajarkan Al-Qur'an, Allamal Qur'an. Ayat ini,
menunjukkan betapa pentingnya pengajar Alquran. Karna Allah mendahulukan Ar-Rohman, sebagai Dzat
yang mengajarkan Al-Qur'an. Maka, dalam hal ini seakan Allah Mendahulukan yg paling penting, yaitu
Guru, sebagai Subjek Al-Qur'an.

2. Ayat tsb juga mengajarkan betapa pentingnya sifat "Arrohman" bagi guru Al-Qur'an, saat
mengajarkan Al-Qur'an.

Sifat Arrohaman ini tidak hanya bermakna, mengasihi tapi juga bermakna ketegasan. Tegas dalam
mengajar bukan berarti tidak sayang, justru ketegasan seorang Guru dalam mengajar, adalah sebuah
manifestasi dari sifat kasih sayang itu sendiri.

Allah adalah Dzat yang maha Rohman Rochim, tapi di sisi lain, Allah juga bersifat ‫شديد العقاب‬

‫ب َوَأ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َّر ِحيم‬


ِ ‫ا علَ ُموا َأ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Maidah [5] : 98)

Maka seorang guru Al-Qur'an, setidaknya harus memiliki 2 sifat tsb. Kasih sayang dan juga ketegasan
dan disiplin dalam mengajarkan Al-Qur'an.
Sebuah ibroh dari tokoh Al-Qur'an, yaitu KH. Dahlan Khoill, dari Rekoso Jombang, yang terkenal "Ketat"
dalam mengajari Alquran. Hal tsb tidak berarti tidak mengasihi muridnya. Tapi justru disitulah letak kasih
sayang seorang Guru terhadap muridnya. Begitu juga dengan tokoh Alim Al-Qur'an lain, yaitu KH. Mufid
Mas'ud dari Pandanaran.

Ketegasan dalam mendidik ini sangat penting untuk diterapkan, karena justru ketegasan dalam
mengajar itu sendiri, bertujuan untuk meningkatkan kualitas muridnya. Betapa banyak pendidikan saat
ini justru anak didik terlalu dimanja dan tidak diberi ketegasan sama sekali sehingga melahirkan generasi
yang kurang berkualitas. Banyak Guru-guru yang tidak berani mendidik dengan tegas (ketat) karena
khwtr akan ditinggal oleh murid2nya. Padahal dibalik ketegasan tsb disitulah letak Arrohman seorang
Guru. Dalam hal ini, kita bisa melihat bagaimana Sistem pendidikan yang diajarkan oleh Sayyidina Ali bin
Abi Thalib yang bagus untuk ditiru adalah :

7 tahun pertama,perlakukan anak seperti Raja

7 tahun ke dua, perlakukan anak sebagai Khodim

7 tahun ke tiga, perlakukan anak sebagai Wazir

Ayat yang kedua, yang berkaitan dengan guru Al-Qur'an, terdapat dalam surat An-Najm, yang
menyebutkan bahwa, yang mengajarkan Al-Qur'an pada Nabi Muhammad adalah Malaikat Jibril. Yang
memiliki sifat ‫ َش ِد ْي ُد ْالقُ ٰو ۙى‬, ayat tsb berbunyi :

‫ذوْ ِم َّر ۗ ٍة فَا ْست َٰو ۙى‬..‫َعلَّ َمهٗ َش ِد ْي ُد ْالقُ ٰو ۙى‬

Yang diajarkan kepadanya (Jibril), yang sangat kuat. yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu)
menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa)

Malaikat Jibril, juga "Guru" Nabi Muhammad. sifatnya malaikat Jibril itu Sangat kuat.

Ahli Tafsir memaknai ‫ َش ِد ْي ُد ْالقُ ٰو ۙى‬, malaikat Jibril, ada 2 hal :

1. Alquwwah al-ilmiyah ‫القوة العلمية‬

2. Alquwwah Al amaliyah. ‫القوة العملية‬

2 hal tsb akan menjadikan seorang Guru terlihat "kuat" di depan murid2nya. Tidak hanya memiliki
kekuatan ilmu, tapi juga kekuatan dalam mengamalkan ilmu.
Ulama Tafsir menyebutkan bahwa ayat tsb mengandung "Pujian terhadap Guru", sekaligus, pujian
terhdap murid, dalam hal ini adalah Baginda kanjeng Nabi Muhammad S.A.W

Hal tsb diibarohkan, saat seorang Guru memiliki sifat ‫شديد القوى‬, maka kualitas Gurunya dalam ilmu dan
amal sangat luar biasa, maka nantinya akan melahirkan murid dengan kualitas yang sama. Karena
kualitasnya seorang Guru akan meningkatkan kualitas seorang murid.

Dalam ayat, tsb selain‫شديد القوى‬, Malaikat Jibril juga memiliki sifat ‫ذوْ ِم َّر ۗ ٍة‬. Lafadz ‫ذوْ ِم َّر ۗ ٍة‬, memiliki beberapa
tafsiran makna :

Dzu mantiqin Hasan. ‫( ذو منطق حسن‬Mengajarkan kesantunan).

Dzu Mandzorin Hasan ‫( ذو منظر حسن‬perawakan/penampilan yang bagus).

Dari 2 hal tsb di atas, maka pentingnya seorang Guru mengajarkan adab kesantunan kepada murid. Juga
menjaga penampilan di hadapan gurunya. Berpenampilan rapi saat mengajar.

Aziz

Mengapa Guru harus mengajarkan adab/kesantunan ? Karena esensi dari ajaran Al-Qur'an itu sendiri
adalah menghasilkan, perilaku yang berakhlak/beradab.

Mengapa harus berpenampilan bagus..? Guru harus menjaga penampilan saat mengajar dihadapan
muridnya, salah satunya bermaksud untuk menjaga wibawa Gurunya.

Ayat selanjutnya tentang Malaikat Jibril, yang bisa diambil ibroh untuk seorang Guru, adalah...

‫ثُ َّم َدنَا فَتَدَلَّ ٰى‬

Artinya : Kemudian dia (Malaikat Jibril) mendekat, lalu bertambah dekat lagi.

Ayat tsb mengajarkan bahwa seorang Guru seharusnya bisa mendekat pada siswa. Bisa mengambil hati
muridnya. Untuk menumbuhkan kedekatan antara Guru dan Murid. Sehingga, jika sudah demikian,
maka terciptalah sebuah (keharmonisan antara keduanya). Dalam Ayat lain ttg sifat Malaikat
disebutkan :

‫اع ثَ َّم اَ ِم ْي ۗ ٍن‬


ٍ َ‫ُّمط‬
Menjadi yang dita'ati, dan juga dipercaya.

Betapa sedikit penghargaan masyarakat terhadap guru Al-Qur'an, maka pentingnya meningkatkan
kualitas, agar lebih dihargai oleh masyarakat. Guru yang tidak pernah mengingatkan muridnya maka
kredibiltasnya sebagai Guru perlu dipertanyakan.

Ada 3 proses pengajaran dalam Islam yang dijelaskan dalam Sunnah/Hadis ttg Alquran ;

1. Tashih/Talaqqi (‫)تلقي‬

Talaqqi adalah metode murid membaca Alquran pada guru. Kemudian gurunya menyimak, dan jika ada
salah, maka guru akan membetulkan bacaannya.

Hal ini sesuai dengan riwayat, dimana Ibnu Mas'ud pernah diutus Nabi membaca Alquran dihadapan
kanjeng Nabi Muhammad

2. Talqin (‫)تلقين‬

Talqin adalah metode, Guru membacakan pada murid. Dan murid menirukan bacaan gurunya.

Hal yang sedemikian pernah terjadi pada zaman Rasulullah, dimana Rasululah pernah membacakan
surat al-Bayyinah pada sahabat Ubay bin Ka'ab.

3. Sistem Tadarus (‫)تدارس‬

Mengaji bersama secara intensif.

Dasar rujukan Hadis tentang masing-masing Metode pengajaran Al-Qur'an sesuai Hadis :

1. Metode Talaqqi

‫ك‬ ُ ” َ‫ “ا ْق َرْأ علَّي القُرآن‬:‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّم‬


َ ‫ َو َعلَ ْي‬، َ‫ َأ ْق َرُأ َعلَ ْيك‬، ‫ يا رسُو َل هَّللا‬: ‫قلت‬ َ ‫النبي‬
ُّ َ – ‫عَن ابن َمسعو ٍد – رضي هَّللا عنه‬
‫ قال لي‬: ‫قال‬
‫ْئ‬ ‫ُأ‬ ُ ‫ْئ‬
‫ {فَ َك ْيفَ ِإذا ِج نا ِم ْن ك ِّل َّمة بِشَهيد ِوج نا‬:‫ت إلى ه ِذ ِه اآلية‬ ‫ْئ‬
ُ ‫ حتى ِج‬،‫ت عليه سو َرةَ النِّساء‬ ‫ْأ‬
ُ ‫ “ِإني ُأ ِحبُّ َأ ْن َأ ْس َم َعهُ ِم ْن َغي ِْري “فق َر‬:‫قال‬
َ ،‫ُأ ْن ِز َل؟‬
)800 ‫ و(مسلم‬،)4763 ‫ (البخاري‬..‫ فَِإ َذا ِعيْناهُ ت َْذ ِرفا ِن‬،‫ت ِإل ْي ِه‬ َّ َ‫ك اآلن” فَ ْالتَف‬ َ ‫ ] قال‬40: ‫ [النساء‬..}ً‫ك عَلى هَؤال ِء َش ِهيدا‬
َ ُ‫“ح ْسب‬ َ ِ‫ب‬.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku: 'Bacakanlah Alquran
kepadaku'. Aku menjawab: 'Apakah aku membacakan Alquran kepada engkau, sedangkan ia diturunkan
kepada engkau?'

Beliau berkata: 'Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari selainku'. Maka aku
membacakan kepada beliau surah An-Nisa', dan ketika sampai pada ayat (yang artinya): 'Dan
bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap
umat dan Kami mendatangkan engkau Muhammad) sebagai saksi atas mereka (Alquran surah An-Nisa
beliau pun berkata: 'Sekarang cukup'. Kemudian aku menoleh untuk melihat beliau, ternyata beliau
sedang menangis", hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim.

2. Metode Talqin

َ‫أن ُأ ْقرَئك القرآن‬ َّ :‫ع ِن النَّب ِّي صلَّى هللاُ عليه وسلَّم قال ُألبَ ٍّي‬.
ْ ‫إن هللاَ قد أ َم َرني‬

‫ فج َع َل يَبْكي‬،‫ ن َع ْم‬:‫ آهللُ َس َّماني لك؟ قال‬:‫قال‬.

disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda kepada ubay bin Ka’ab, “Sungguh Allah swt
memerintahkanku untuk membacakan al-Quran kepadamu.” Ubay menanyakan, “Dia menyebut
namaku?” Rasul menegaskan, “Ya, Dia menyebut namamu.” Tumpahlah air mata Ubay bin Ka’ab.

3. Metode Tadarus

،‫لت علَيهم ال َّس ِكينَة‬ ْ ‫ ِإالَّ نَ َز‬،‫ ويتَدَارسُونَه ب ْينَهُم‬،ِ ‫َاب هَّللا‬
َ ‫ت هَّللا ِ يَ ْتلُونَ ِكت‬ ٍ ‫ و َما اجْ تَ َم َع قَوْ ٌم فِي بَ ْي‬:‫ال َرسُول هَّللا ِ ﷺ‬
ِ ‫ت ِم ْن بُيو‬ َ َ‫ع َْن َأبي ه َُري َْرةَ ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
‫من ِعنده‬ ْ ِ‫ و َذكَرهُ ْم هَّللا في‬،ُ‫ َو َحفَّ ْتهُم المالِئ َكة‬،‫و َغ ِشيَ ْتهُ ْم الرَّحْ َمة‬

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ''Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-
rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Alquran dan mempelajarinya, melainkan akan turun
kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para
malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya.''
(HR Muslim).

Dalam hadis diatas memakai kata ‫تدارس‬. Bukan ‫تدرس‬،. Bedanya adalah, jika memakai Alif, maka ada
kegiatan saling Membaca Al-Qur'an di situ. Tapi jika ‫( تدرس‬tanpa Alif). Maka dibaca sendiri2. Maka, yang
dimaksud dalam hadis tsb adalah mengaji Qur'an secara bersama2.

Anda mungkin juga menyukai