Anda di halaman 1dari 6

Tembang Macapat

1. MIJIL
Mijil artinya lahir. Hasil dari olah jiwa dan raga laki-laki dan perempuan menghasilkan si
jabang bayi. Setelah 9 bulan lamanya berada di rahim sang ibu, sudah menjadi kehendak
Hyang Widhi si jabang bayi lahir ke bumi. Disambut tangisan membahana waktu pertama
merasakan betapa tidak nyamannya berada di alam mercapadha . Sang bayi terlanjur enak
hidup di zaman dwaparayuga , namun harusnetepi titah Gusti untuk lahir ke bumi. Sang
bayi mengenal bahasa universal pertama kali dengan tangisan memilukan hati.
Tangisan
yang
polos,
tulus,
dan
alamiah
bagaikan
kekuatan
getaranmantra tanpa tinulis . Kini orang tua bergembira hati, setelah sembilan bulan
lamanya menjaga sikap dan laku prihatin agar sang rena (ibu) dan si ponang (bayi) lahir
dengan selamat. Puja puji selalu dipanjat agar mendapat rahmat Tuhan Yang Maha Pemberi
Rahmat atas lahirnya si jabang bayi idaman hati.
Tembang macapat mijil laras pelog pathet barang dengan titilaras dan cakepan
dapat di down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=oD2lGnGwgbg
2. Tembang Tembang macapat mijil laras pelog pathet barang dengan titilaras dan
cakepan Mijil ngemu sifal : prihatin, ngemurasa, lega
MASKUMAMBANG
Setelah lahir si jabang bayi, membuat hati orang tua bahagia tak terperi. Tiap hari
suka ngudang melihat tingkah polah sang bayi yang lucu dan menggemaskan. Senyum si
jabang bayi membuat riang bergembira yang memandang. Setiap saat sang bapa
melantunkan tembang pertanda hati senang dan jiwanya terang. Takjub memandang
kehidupan baru yang sangat menantang. Namun selalu waspada jangan sampai si ponang
menangis dan demam hingga kejang. Orang tua takut kehilangan si ponang, dijaganya
malam dan siang agar jangan sampai meregang. Buah hati bagaikan emas segantang.
Menjadi tumpuan dan harapan kedua orang tuannya mengukir masa depan. Kelak jika
sudah dewasa jadilah anak berbakti kepada orang tua, nusa dan bangsa.
Tembang maskumambang ngemu sifat : ngeres, nelangsa.
Tembang macapat maskumambang laras pelog pathet barang dengan titilaras
dan cakepan dapat di down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=lf0J-syqwRU
3. KINANTI
Semula berujud jabang bayi merah merekah, lalu berkembang menjadi anak yang
selalu dikanthi-kanthi kinantenan orang tuannya sebagai anugrah dan berkah. Buah hati
menjadi tumpuan dan harapan. Agar segala asa dan harapan tercipta, orang tua selalu
membimbing dan mendampingi buah hati tercintanya. Buah hati bagaikan jembatan, yang
dapat menyambung dan mempererat cinta kasih suami istri. Buah hati menjadi anugrah

ilahi yang harus dijaga siang ratri. Dikanthi-kanthi (diarahkan dan dibimbing) agar
menjadi manusia sejati. Yang selalu menjaga bumi pertiwi.
Tembang kinanthi ngemu sifat : tresna, asih, seneng.
Tembang macapat kinanthi laras slendro pathet manyura dengan titilaras dan
cakepan dapat di down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=_rIKQWi46Yc
4. SINOM

Sinom isih enom . Jabang bayi berkembang menjadi remaja sang pujaan dan dambaan
orang tua dan keluarga. Manusia yang masih muda usia. Orang tua menjadi gelisah, siang
malam selalu berdoa dan menjaga agar pergaulannya tidak salah arah. Walupun badan
sudah besar namun remaja belajar hidup masih susah. Pengalamannya belum banyak,
batinnya belum matang, masih sering salah menentukan arah dan langkah. Maka segala
tindak tanduk menjadi pertanyaan sang bapa dan ibu. Dasar manusia masih enom (muda)
hidupnya sering salah kaprah.
Tembang sinom ngemu sifat : grapyak.
Tembang macapat sinom laras pelog pathet 6 dengan titilaras dan cakepan dapat di
down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=QU9vzYNEBnE
5. DHANDHANGGULA
Remaja beranjak menjadi dewasa. Segala lamunan berubah ingin berkelana. Mencoba halhal yang belum pernah dirasa. Biarpun dilarang agama, budaya dan orang tua, anak dewasa
tetap ingin mencobanya. Angan dan asa gemar melamun dalam keindahan dunia fana. Tak
sadar jiwa dan raga menjadi tersiksa. Bagi anak baru dewasa, yang manis adalah gemerlap
dunia dan menuruti nafsu angkara, jika perlu malah berani melawan orang tua. Anak baru
dewasa, remaja bukan dewasa juga belum, masih sering terperdaya bujukan nafsu
angkara dan nikmat dunia. Sering pula ditakut-takuti api neraka, namun tak akan membuat
sikapnya menjadi jera. Tak mau mengikuti kareping rahsa , yang ada selalu nguja hawa .
Anak dewasa merasa rugi bila tak mengecap manisnya dunia. Tak peduli orang tua terlunta,
yang penting hati senang gembira. Tak sadar tindak tanduknya bikin celaka, bagi diri
sendiri, orang tua dan keluarga. Cita-citanya setinggi langit, sebentar-sebentar minta duit,
tak mau hidup irit. Jika tersinggung langsung sengit. Enggan berusaha yang penting apa-apa
harus tersedia. Jiwanya masih muda, mudah sekali tergoda api asmara. Lihat celana saja
menjadi bergemuruh rasa di dada. Anak dewasa sering bikin orang tua ngelus dada.
Bagaimanapun juga mereka buah dada hati yang dicinta. Itulah sebabnya orang tua tak
punya rasa benci kepada pujaan hati. Hati-hati bimbing anak muda yang belum mampu
membuka panca indera, salah-salah justru bisa celaka semuanya
Tembang dhandhanggula ngemu sifat : luwes, ngresepake.
Tembang macapat dhandhanggula laras pelog pathet 6 dengan titilaras dan
cakepan dapat di down load pada link di bawah ini :

http://www.youtube.com/watch?v=cU7srYIlToI
6. ASMARANDANA
Asmaradana atau asmara dahana yakni api asmara yang membakar jiwa dan raga.
Kehidupannya digerakkan oleh motifasi harapan dan asa asmara. Seolah dunia ini miliknya
saja. Membayangkan dirinya bagaikan sang pujangga atau pangeran muda. Apa yang
dicitakan haruslah terlaksana, tak pandang bulu apa akibatnya. Hidup menjadi terasa
semakin hidup lantaran gema asmara membahana dari dalam dada. Biarlah asmara
membakar semangat hidupnya, yang penting jangan sampai terlena. Jika tidak, akan
menderita dikejar-kejar tanggungjawab hamil muda. Sebaliknya akan hidup mulia dan
tergapai cita-citanya. Maka sudah menjadi tugas orang tua membimbing mengarahkan agar
tidak salah memilih idola. Sebab sebentar lagi akan memasuki gerbang kehidupan baru yang
mungkin akan banyak mengharu biru. Seyogyanya suka meniru tindak tanduk
sang gurulaku, yang sabar membimbing setiap waktu dan tak pernah menggerutu. Jangan
suka berpangku namun pandailah memanfaatkan waktu. Agar cita-cita dapat
dituju. Asmaradana adalah saat-saat yang menjadi penentu, apakah dirimu akan menjadi
orang bermutu, atau polisi akan memburu dirimu. Salah-salah gagal menjadi menantu,
malah akan menjadi seteru.
Tembang asmarandana ngemu sifat : kesemsem.
Tembang macapat asmarandana laras slendro barang miring dengan titilaras dan
cakepan dapat di down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=BQLaDuVIUJU
7. GAMBUH
Gambuh atau Gampang Nambuh , sikap angkuh serta acuh tak acuh, seolah sudah menjadi
orang yang teguh, ampuh dan keluarganya tak akan runtuh. Belum pandai sudah berlagak
pintar. Padahal otaknya buyar matanya nanar merasa cita-citanya sudah bersinar.
Menjadikannya tak pandai melihat mana yang salah dan benar. Di mana-mana ingin diakui
bak pejuang, walau hatinya tak lapang. Pahlawan bukanlah orang yang berani mati,
sebaliknya berani hidup menjadi manusia sejati. Sulitnya mencari jati diri kemana-mana
terus berlari tanpa henti. Memperoleh sedikit sudah dirasakan banyak, membuat sikapnya
mentang-mentang bagaikan sang pemenang. Sulit mawas diri, mengukur diri terlalu tinggi.
Ilmu yang didapatkannya seolah menjadi senjata ampuh tiada tertandingi lagi. Padahal
pemahamannya sebatas kata orang. Alias belum bisa menjalani dan menghayati. Bila merasa
ada yang kurang, menjadikannya sakit hati dan rendah diri. Jika tak tahan ia akan berlari
menjauh mengasingkan diri. Menjadi pemuda pemudi yang jauh dari anugrah ilahi. Maka,
belajarlah
dengan
teliti
dan
hati-hati.
Jangan
menjadi
orang
yang
mudah gumunan dan kagetan . Bila sudah paham hayatilah dalam setiap perbuatan. Agar
ditemukan dirimu yang sejati sebelum raga yang dibangga-banggakan itu menjadi mati.
Tembang gambuh ngemu sifat : semanak, lucu, guyon.

Tembang macapat gambuh laras pelog pathet 6 dengan titilaras dan cakepan dapat
di down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=RwA2Cw9ZuZM
8. DURMA

Munduring tata krama . Dalam cerita wayang purwa dikenal banyak tokoh dari kalangan
hitam yang jahat. Sebut saja misalnya Dursasana, Durmagati,Duryudana. Dalam
terminologi Jawa dikenal berbagai istilah menggunakan suku kata dur / dura (nglengkara )
yang

mewakili

makna

negatif

(awon).

Sebut

saja

sengkara , duracara (bicara


buruk), durajaya,dursahasya , durmala, durniti , durta , durtama , udur,
dst.
Tembang Durma, diciptakan untuk mengingatkan sekaligus menggambarkan keadaan
misalnya

: duraatmoko , duroko, dursila , dura

manusia yang cenderung berbuat buruk atau jahat. Manusia gemar udur atau cekcok, cari
menang dan benernya sendiri, tak mau memahami perasaan orang lain. Sementara manusia
cendrung mengikuti hawa nafsu yang dirasakan sendiri ( nuruti rahsaning karep ).
Walaupun merugikan orang lain tidak peduli lagi. Nasehat bapa-ibu sudah tidak digubris
dan dihiraukan lagi. Lupa diri selalu merasa iri hati. Manusia walaupun tidak mau disakiti,
namun gemar menyakiti hati. Suka berdalih niatnya baik, namun tak peduli caranya yang
kurang baik. Begitulah keadaan manusia di planet bumi, suka bertengkar, emosi, tak
terkendali, mencelakai, dan menyakiti. Maka hati-hatilah, yang selalu eling dan waspadha .
Tembang durma ngemu sifat : galak, nesu.
Tembang macapat durma laras pelog pathet barang dengan titilaras dan cakepan
dapat di down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=ThrQDabn8Cc
9. PANGKUR
Bila usia telah uzur, datanglah penyesalan. Manusia menoleh kebelakang (mungkur)
merenungkan apa yang dilakukan pada masa lalu. Manusia terlambat mengkoreksi diri,
kadang kaget atas apa yang pernah ia lakukan, hingga kini yang ada tinggalah menyesali
diri. Kenapa dulu tidak begini tidak begitu. Merasa diri menjadi manusia renta yang hina
dina sudah tak berguna. Anak cucu kadang menggoda, masih meminta-minta sementara
sudah tak punya lagi sesuatu yang berharga. Hidup merana yang dia punya tinggalah
penyakit tua. Siang malam selalu berdoa saja, sedangkan raga tak mampu berbuat apa-apa.
Hidup enggan mati pun sungkan. Lantas bingung mau berbuat apa. Ke sana-ke mari ingin
mengaji, tak tahu jati diri, memalukan seharusnya sudah menjadi guru ngaji. Tabungan
menghilang sementara penyakit kian meradang. Lebih banyak waktu untuk telentang di atas
ranjang. Jangankan teriak lantang, anunya pun sudah tak bisa tegang, yang ada hanyalah
mengerang terasa nyawa hendak melayang. Sanak kadhang enggan datang, karena ingat
ulahnya di masa lalu
menjadi bathang..!!

yang

gemar

mentang-mentang.

Tembang pangkur ngemu sifat : nepsu kang prihatin.

Rasain

loh

bentar

lagi

Tembang macapat pangkur laras pelog pathet 6 dengan titilaras dan cakepan dapat
di down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=2ilg05pAVoI
10. MEGATRUH
Megat ruh, artinya putusnya nyawa dari raga. Jika pegat tanpa aruh-aruh . Datanya ajal
akan tiba sekonyong-konyong. Tanpa kompromi sehingga manusia banyak yang disesali.
Sudah terlambat untuk memperbaiki diri. Terlanjur tak paham jati diri. Selama ini
menyembah tuhan penuh dengan pamrih dalam hati, karena takut neraka dan berharapharap pahala surga. Kaget setengah mati saat mengerti kehidupan yang sejati. Betapa
kebaikan di dunia menjadi penentu yang sangat berarti. Untuk menggapai kemuliaan yang
sejati dalam kehidupan yang azali abadi. Duh Gusti, jadi begini, kenapa diri ini sewaktu
masih muda hidup di dunia fana, sewaktu masih kuat dan bertenaga, namun tidak
melakukan kebaikan kepada sesama. Menyesali diri ingat dulu kala telah menjadi durjana.
Sembahyangnya rajin namun tak sadar sering mencelakai dan menyakiti hati sesama
manusia. Kini telah tiba saatnya menebus segala dosa, sedih sekali ingat tak berbekal pahala.
Harapan akan masuk surga, telah sirna tertutup bayangan neraka menganga di depan mata.
Di saat ini manusia baru menjadi saksi mati, betapa penyakit hati menjadi penentu dalam
meraih kemuliaan hidup yang sejati. Manusia tak sadar diri sering merasa benci, iri hati, dan
dengki. Seolah menjadi yang paling benar, apapun tindakanya ia merasa paling pintar,
namun segala keburukannya dianggapnya demi membela diri. Kini dalam kehidupan yang
sejati, sungguh baru bisa dimengerti, penyakit hati sangat merugikan diri sendiri. Duh
Gusti!
Tembang megatruh ngemu sifat : getun, nglangut.
Tembang macapat megatruh laras pelog pathet barang dengan titilaras dan
cakepan dapat di down load pada link di bawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=0TX1E-9vmxQ
11. POCUNG
Pocung atau pocong adalah orang yang telah mati lalu dibungkus kain kafan. Itulah batas
antara kehidupan mercapadha yang panas dan rusak dengan kehidupan yang sejati dan
abadi. Bagi orang yang baik kematian justru menyenangkan sebagai kelahirannya kembali,
dan merasa kapok hidup di dunia yang penuh derita. Saat nyawa meregang, rasa bahagia
bagai lenyapkan dahaga mereguk embun pagi. Bahagia sekali disambut dan dijemput para
leluhurnya sendiri. Berkumpul lagi di alam yang abadi azali. Kehidupan baru setelah raganya
mati.
Tak terasa bila diri telah mati. Yang dirasa semua orang kok tak mengenalinya lagi. Rasa
sakit hilang badan menjadi ringan. Heran melihat raga sendiri dibungkus dengan kain
kafan. Sentuh sana sentuh sini tak ada yang mengerti. Di sana-di sini ketemu orang yang
menangisi. Ada apa kok jadi begini, merasa heran kenapa sudah bahagia dan senang kok
masih ditangisi. Ketemunya para kadhang yang telah lama nyawanya meregang. Dalam
dimensi yang tenang, hawanya sejuk tak terbayang. Kemana mau pergi terasa dekat sekali.

Tak ada lagi rasa lelah otot menegang. Belum juga sadar bahwa diri telah mati. Hingga
beberapa hari barulah sadar..oh jasad ini telah mati. Yang abadi tinggalah roh yang suci.
Sementara yang durjana, meregang nyawa tiada yang peduli. Betapa sulit dan sakit
meregang nyawanya sendiri, menjadi sekarat yang tak kunjung mati. Bingung kemana harus
pergi, toleh kanan dan kiri semua bikin gelisah hati. Seram mengancam dan mencekam.
Rasa sakit kian terasa meradang. Walau mengerang tak satupun yang bisa menolongnya.
Siapapun yang hidup di dunia pasti mengalami dosa. Tuhan Maha Tahu dan Bijaksana tak
pernah luput menimbang kebaikan dan keburukan walau sejumput. Manusia baru sadar,
yang dituduh kapir belum tentu kapir bagi Tuhan, yang dianggap sesat belum tentu sesat
menurut Tuhan.

Malah-malah yang suka menuduh

menjadi tertuduh. Yang suka

menyalahkan justru bersalah. Yang suka mencaci dan menghina justru orang yang hina dina.
Yang gemar menghakimi orang akan tersiksa. Yang suka mengadili akan diadili. Yang ada
tinggalah rintihan lirih tak berarti, Duh Gusti pripun kok kados niki! Oleh sebab itu,
hidup kudu jeli, nastiti, dan ngati-ati. Jangan suka menghakimi orang lain yang tak sepaham
dengan diri sendiri. Bisa jadi yang salah malah pribadi kita sendiri. Lebih baik kita selalu
mawas diri, agar kelak jika mati arwahmu tidak nyasar menjadi memedi .
Tembang pocong ngemu sifat :
Tembang macapat pocong laras slendro pathet manyura dengan titilaras dan
cakepan dapat di down load pada link di bawah ini :

Anda mungkin juga menyukai