Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan
anggota
badan.
(HR Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di atas dapat disimpulkan bahwa iman kepada Allah SWT membutuhkan
tiga unsur anggota badan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, yaitu hati, lisan dan
anggota badan.
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar. Tanpa adanya iman
kepada Allah SWT, seorang tidak akan beriman kepada yang lain, seperti beriman kepada
malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan hari kiamat.
Firman Allah SWT :
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang diturunkan
sebelumnya, Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya,Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya.
(QS.An Nisa : 136)
Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT Sifat wajib Allah
berjumlah 13.
Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah SWT Sifat
mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun sama dengan jumlah sifat
wajib bagi Allah SWT.
Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada
yang menyuruh dan tidak ada yang melarang.
Sifat jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu Filu kulli mumkinin au tarkuhu.
1. Wujud ( Ada )
Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada
dengan zat-Nya sendiri.
Sifat mustahil-Nya adalah : Adam yang berarti tidak ada.
Jika kita perhatikan, maka dari mana alam semesta itu berasal ?
Dialah yang mengadakan segala sesuatu di alam ini, termasuk diri kita.
Selain melihat alam semesta, kita juga dapat melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, seperti
manusia dengan segala perlengkapan hidupnya di dunia ini. Tentu kita bisa berfikir bahwa semua
yang ada pasti ada yang menciptakan, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa ( Allah SWT).
Terkait dengan hal ini Allah SWT berfirman :
Dan dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati.
Amat sedikitlah kamu bersyukur. Da Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan
kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpun. Dan Dialah yang menghidupkn
dan mematikan dan Dialah yang mengatur pertukaran malam da siang. Maka apakah kamu
tidak berfikir? (QS.Al Muminun :78-80)
3. Baqa ( Kekal )
Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan atau penghabisan.
Sifat mustahilnya adalah : Fana artinya rusak atau binasa.
Semua mahluk yang ada di alam semesta seperti manusia, binatang, tumbuhan, planet dan
bintang akan rusak atau binasa sehingga disebut baru sebab ada awal dan ada akhirnya.
Manusia betapapun gagah perkasa dirinya, wajah elok nan rupawan, suatu saat akan menjadi tua
dan mati. Demikian halnya dengan tumbuhan yang semula tumbuh subur maka lama kelamaan
akan layu dan mati. Sungguh betapa hina dan lemahnya kita berbangga diri di hadapan Allah
SWT.
Betapa tidak patutnya kita berbangga diri dengan kehebatan yang kita miliki karena segala
kehebatan itu hanyalah bersifat sementara. Hanya Allah SWT Sang Pencipta yang bersifat kekal.
Firman Allah SWT :
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan (QS. Ar-Rahman :26-27)
Meyakini ke-Esa-an Allah SWT merupakan hal yang paling prinsip. Seseorang dianggap muslim
atau tidak , bergantung pada pengakuan tentang ke-Esa-an Allah SWT. Hal ini dapat dibuktikan
dengan cara bersaksi terhadap Allah SWT, yaiut dengan membaca syahadat tauhid yang berbunyi
: Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah.
7. Qudrat ( Berkuasa )
Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang
membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan
kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
Sifat mustahil-Nya adalah : Ajzu,
artinya lemah. Allah SWT tidak mungkin bersifat lemah. Bagi Allah SWT, jika sudah
berkehendak melakukan atau melakukan sesuatu, maka tidak ada satu pun yang dapat
menghalangin-Nya. Dengan demikian, Allah SWT tetap bersifat kudrat (kuasa) dan mustahil
bersifat ajzu (lemah).
Firman Allah SWT :
Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu (QS. Al-Baqarah :20)
Sungguh idak patut manusia bersifat sombong dengan kekuasaan yang kita miliki karena sebesar
apapun Allah SWT. Pasti lebih kuasa. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah yang hidup di
muka bumi harus berkarya, berkreasi, dan berinovasi.
8. Iradat ( Berkehendak )
Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari
pihak lain atau campur tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi,
begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.
Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan,
tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan
kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia
memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.
9. Ilmu ( Mengetahui )
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat.
Sifat mustahil-Nya adalah : Jahlun yang artinya bodoh.
Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah
SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada
di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.
Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah
SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis
kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.
Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita
juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah
kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?.
Firman Allah SWT :
..Allah SWT mengetahui apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (QS Al Hujurat:16)
Oleh karena itu, sebagai hamba Allah SWT, seharusnya terdorong untuk terus menimba ilmu.
Kita sadar bahwa sebanyak apapun ilmu yang telah kita ketahui, masih lebih banyak lagi ilmu
yang belum kita ketahui.
Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS Al Maidah :76)
Sebagai seorang muslim seharusnya kita senantiasa bertingkah laku, bersikap, dan berbicara
dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena
Allah SWT pasti mendengar segala perkataan m,anusia, baik terucap maupun di dalam hati.
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada
para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
Sifat mustahi-Nya adalah : Bukmun, artinya Bisu.
Allah SWT mustahil bersifat bisu. Seandainya Allah SWT bersifat bisu mana mungkin para
utusan-Nya bisa mengerti maksud wahyu yang diturunkan kepada tersebut, baik dalam bentuk
perintah maupun larangan.
Padahal kenyataannya semua itu tidak mungkin terjadi. Firman Allah SWT
. Dan Allah
(QS AnNisa :164)
berkata
kepada
Musa
dengan
satu
perkataan
yang
jelas
Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan
kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka
segeralah membaca istighfar.
Apabila kita menerima nikmat, maka segeralah mengucapkan hamdalah. Selain itu, kita juga
harus membiasakan diri bertutur kata yang lemah lembut dan sopan santun dengan sesama
manusia.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum
, iaitu lain daripada sifat Hayat.
Allah adalah Dzat Yang Hidup.
Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
Dan bertakwalah
(QS. Al Furqon :58)
kepada
Allah
yang
hidup
kekal
dan
yang
tidak
mati