Iman kepada Allah SWT adalah rukun iman yang pertama. Hal ini
menunjukkan bhawa iman kepada Allah SWT merupakan hal yang paling pokok
dan mendasar bagi keimanan dan seluruh ajaran islam. Unutk mempertebal
keimanan maka seseorang harus mengenal sifat-sifat Allah SWT beserta Asmanya
(Asmaul Husna).
Dalil tentang sifat Allah ini terdapat dalam Al Qur’an Surat Al An’am :
102 yang berbunyi:(lihat Qur’an online di google)
Artinya: (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;
tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan
Dia adalah pemelihara segala sesuatu. (QS Al An’am : 102)
Menurut fitrah dan pertimbangan akal sehat tidak mungkin Allah SWT tidak ada,
karena ada yang dibuat yaitu makhluk. Pendapat bahwa Tuhan itu tidak ada dan
memandang ala mini terjdai secara kebetulan adalah irasional (tidak masuk akal).
Allah SWT adalah Maha Azali, yaitu sudah ada sebelum adanya sesuatu
apapun selain dia sendiri, dan akan terus abadi, sebagaimana firmannya : lihat
Qur’an online di google)
Artinya : “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin]; dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al Hadid : 3)
Memperhatikan tanda – tanda kekuasaan Allah, maka akal sehat manusia pasti
menolak bahwa yang diciptakan lebih dahulu ada dari yang menciptakan. Pelukis
lebih dulu ada dari pelukisnya. Maka mustahil Allah bersifat Huduts.
Manfaat mempelajarinya: agar manusia yakin bahwa Allah SWT telah ada dan
sempurna sejak awal.
Artinya : “(26). Semua yang ada di bumi itu akan binasa. (27). Dan tetap kekal
Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS Ar Rahman :
26-27)
Allah SWT tidak ada yang menciptakan, maka mustahil bagi Allah SWT memiliki
sifat seperti makhluk. Seluruh makhluk di alam semesta ini ada awalnya dan pasti
akan berakhir, maka semuanya akan hancur.
Artinya: “…Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang
Maha Mendengar dan Melihat.” (QS As Syuara : 11)
Kita wajib percaya bahwa Allah SWT berbeda dengan makhluknya. Meja, kursi,
papan tulis yang dibuat tentu tidak akan sama bentuk dan rupanya dengan yang
membuat. Begitu pula Allah SWT sebagai Khalik pasti berbeda dengan Makhluk.
Artinya : “… Allah tidak merasa beratb memelihara keduanya dan dia Maha
Tinggi lagi Maha Agung.” (QS Al Baqarah : 255).
Allah SWT tidak memerlukan bantuan dari yang lain, dia berkuasa sendiri, karena
dia maha Sempurna. Jika Allah SWT memerlukan bantuan dari yang lain berarti
Allah bersifat Ihtiyaju li ghairihi atau Qiyamuhu bi ghirihi. Itu tidak mungkin
bagi Allah SWT, karena menunjukkan kelemahan dan kekurangan. Yang
mempunyai sifat kelemahan hanya makhluk, Mustahil dimiliki oleh Allah SWT.
Allah SWT adalah zat yang mutlak, tidak dapat disamakan dengan apapun,
tidak mungkin dilihat dengan mata, tidak dapat diraba dengan tangan, tidak dapat
diketahui dengan panca indera manusia, juga tidak dapat diukur dengan alat
apapun, karena dia sangat berbeda dengan apa pun yang ada.
Allah SWT pun esa dalam perbuatannya, maksudnya tidak ada sesuatu
yang mampu berbuat seperti perbuatan khalik. Dia yang mewujudkan semua
rencana dan perbuatannya tanpa dipengaruhi pihak lain.
Jika kita perhatikan alam semesta dan segala isinya, nampak keteraturan
antara satu dengan yang lain, itu adalah bukti bahwa alam ini berjalan atas
“sunatullah”, tidak nampak sedikitpun benturan. Jika demikian, maka yang
mengatur hanya zat yang tunggal, yaitu Allah. Kerusakan akan terjadi bila adanya
tuhan lebih dari satu. Firman Allah SWt dalam QS Al Anbiya : 22, yang
berbunyi: :(lihat Qur’an online di google)
Artinya: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai ‘Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan.(QS Al Anbiya : 22)
Keesaan Allah SWT wajib diyakini oleh setiap mukmin secara utuh dan
sempurna. Namun jangan sampai memikirkan zat atau bentuk Allah, tetapi yang
harus dipirkan hanyalah ciptaannya saja.
Manfaat mempelajarinya: agar manusia yakin akan keesaan Allah dan hanya taat
kepada Allah yang Esa itu.
Artinya : “… Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Ali
Imran : 26)
Manfaat mempelajarinya: agar manusia tidak lekas putus asa bila kehendaknya
tidak tercapai atau menemui kegagalan, sebab kewajiban manusia hanyalah
berusaha dan yang menentukan adalah Allah SWT.
9. Allah Bersifat Ilmu (Maha Mengetahui), Mustahil Jahlun (Tidak Tahu atau
Bodoh)
Allah SWT bersifat Maha Mengetahui, lawannya tidak tahu. Ilmu Allah
SWT tidak ada batasnya karena Allah SWT yang menjadikan alam semesta ini.
Allah SWT mengetahui segala sesuatu, baik nyata maupun tidak nyata. Allah
Maha Berilmu dan merupakan sumber segala ilmu, sedangkan manusia hanya
diberikan sedikit ilmu oleh Allah SWT, sebagaimana firmannya ::(lihat Qur’an
online di google)
Allah SWT bersifat Hayat atau hidup, lawannya mati atau mautun.
Kehidupan Allah SWT sempurna dalam arti dia hidup untuk selama-lamanya
(hidup sempurna), tidak seperti hidupnya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
serta benda lain yang mengalami kebinasan. Allah SWT kekal. Kalau Allah SWT
mati atau tidak hidup tentu tidak akan ada makhluk hidup. Hal ini dapat disimak
dalam Al Qur’an. Firman Allah SWT. :(lihat Qur’an online di google)
Artinya : “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-
dosa hamba-hamba-Nya.” (QS Al Furqan : 58)
Sesuai dengan kekuasaannya, Allah memiliki sifat Hayat yang mutlak, hidup
dengan sendirinya dan sifatnya kekal. Hidup tidak pernah berakhir dengan
kematian, karena mati hanyalah milik makhluk. Dengan demikian wajib bagi
Allah SWT bersifat hayat, dan mustahil bagiNya besifat maut.
Setiap muslim di manapun berada, siang atau malam, di tempat ramai atau
tersembunyi, senantiada didengar oleh Allah SWT. Sikap ini harus ditanamkan
dalam perilaku sehari – hari. Tidak ada kesulitan bagi Allah mendengar sesuatu
dan semua suara walaupun suara itu sangat lemah, bahkan suara hati manusia
akan didengar oleh Allah SWT.
Artinya : “Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Al hujurat : 18)
Allah SWT bersifat kalam, lawannya bisu. Kalam Allah SWT adalah
sempurna. Terbukti dalam firmannya yang termaktub dalam Al Qur’an yang
sempurna. Karena itu tidak ada bahasa manusia yang dapat menggantikan bahasa
(kalam) Allah SWT, karena kalam Allah SWT itu bersih dari segala kata manusia.
B. Asmaul Husna
1. Al ‘Adlu (Adil)
Allah SWT Maha Adil terhadap makhluknya, terbukti dalam segala hal,
baik yang meyangkut urusan keduniaan maupun urusan akhirat. Misalnya, dalam
ibadah Allah SWT tidak membeda-bedakan si kaya dan si miskin, antara pejabat
dengan staff dan sebagainnya. Kadar yang menjadi ukuran di sisi Allah SWT
ialah ketakwaan hamba-hambanya. Allah SWT berfirman ::(lihat Qur’an online
di google)
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.” (QS An Nahl : 90)
2. Al Ghaffar (Pengampun)
Artinya : “Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Shaad : 66)
3. Al Hakim (Bijaksana)
Di antara sifat Allah SWT adalah Al Hakim, artinya bijaksana.
Kebijaksanaan Allah SWT tidak terbatas kepada bentuk ciptaannya saja, tetapi
mencakup segala hal. Sebagai contoh, segala yang diperintahkan Allah SWT, baik
yang mengandung ibadah maupun muamalah, selalu mengandung hikmah dan
bila dikerjakan akan mendapat pahala. Sebaliknya, sesuatu yang dilarang ada
hikmahnya dan bila di tinggalkan akan mendapat pahala. Sifat bijaksan ini dapat
diperhatikan pada ayat berikut ini: :(lihat Qur’an online di google)
Artinya: “Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS Ali Imran : 6)
4. Al Malik (Raja)
Al Malik adalah sifat Allah SWT yang berarti raja. Allah SWT merajai
segala apa yang ada di alam ini. Sebagai raja, Dia memiliki sifat kekuasaan dan
kesempurnaan, tidak seperti raja di dunia ini yang banyak kekurangan dan
kelemahan. Kalau Allah SWT sudah memutuskan sesuatu tak ada satupun yang
dapat menolaknya dan kalau Allah SWT melarang sesuatu tidak ada satupun yang
dapat mencegahnya. Allah SWT berfirman : :(lihat Qur’an online di google)
Artinya: “Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia,
Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS Al Mukminuun : 116)
Artinya: “…Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas segala sesuatu.” (QS
An Nisa : 86)
Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat dan asma Allah SWT
diharapkan akan tumbuh dalam diri manusia kesadaran akan keagungan,
kebesaran dan ke Maha Pengasihan Allah SWT terhadap sesamam makhluknya.
Dengan demikian, pada akhirnya dapat melahirkan keimanan, sikap pengabdian,
rendah hati, mengasihi sesama dan berhati lembut.
Fungsi iman kepada Allah SWT akan melahirkan sikap dan kepribadian seperti
berikut ini.
Artinya : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.” (QS An Nisa :135)
Fungsi iman kepada Allah SWT akan menumbuhkan sikap akhlak mulia
pada diri seseorang. Ia akan selalu berkata benar, jujur, tidak sombong dan merasa
dirinya lemah dihadapan Allah SWT serta tidak berani melanggar larangannya
karena ia mempunyai iman yang kokoh. Oleh karena itu, iman memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia, yakni sebagai alat yang paling ampuh untuk
membentengi diri dari segala pengaruh dan bujukan yang menyesatkan. Iman juga
sebagai pendorong seseorang untuk melakukan segala amal shaleh.
(http://7-software.blogspot.co.id/2011/12/manfaat-iman-kepada-allah-
swt.html)
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat islam dan iman kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “IMAN DAN FUNGSINYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI” yang dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
A.Pendahuluan
1.Latar Belakang
Namun, sesungguhnya mereka belum mengerti apa makna dari iman itu, serta
tingkah-laku dan perbuatan mereka tidak mencerminkan diri-nya beriman
B.Pembahasan
A.Pengertian Iman
Pengertian iman menurut bahasa adalah mempercayai atau
membenarkan. Iman berasal dari kata aamana-yu’minu yang berarti
tasdiq mempercayai atau membenarkan.
Dan menurut istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati diucapkan dgn
lisan dan dibuktikan dgn amal perbuatan.”
Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah
sebenarnya iman itu beliau menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa
niyyatun wa sunnatun.” Artinya Ucapan yg disertai dgn perbuatan diiringi
dgn ketulusan niat dan dilandasi dgn Sunnah. Kata beliau selanjutnya
“Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalaha
kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat
adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat
tanpa dilandasi dgn sunnah adalah bid’ah.
Menurut hasan hanafi para teolog muslim dalam membicarakan
tentang iman ,ada empat istilah kunci yang biasanya dipakai yaitu:
2.Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan dan
hatinyatidak beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa, 4: 142:.yang
artinya:
3.Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi al-jawatih, artinya
keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi dengan pembenaran hati,dan
mengerjakan apa yang diimankannya dengan perbuatan anggota badan. Contohiman
model ini dapat dilihat dalam QS. Al- Hadid, 57:19:
yang artinya:
Iman dan islam adalah dua sejoli yang tak dapat dipisahkan
karena islam memerlukan islam dan iman memerlukan islam
,keduanya ibarat dua sisi logam yang tidak dapat dipisahkan
C.Rukun Iman
“ Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebaktian,
akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari
kemudian,Malaikat-malaikat, Kitab- kitab, Nabi-nabi….”
D.Sifat-sifat orang yang beriman
Iman dengan disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci akan dibukakanya
kehidupan yang baik, makmur dan sejahtera
Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa
Iman akan menimbulkan kasih sayang antar sesama
Lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta
Iman akan membebaskan manusia dari kekuasaan orang lain
Orang beriman akan mendapatkan pertolongan dari allah SWT
Membawa keberkahan dilangit dan di bumi
Memberikan ketengan dalam jiwa
Dijanjikan akan mendapatkan syurga
Dengan iman hidup akan terarah
Iman membawa manusia pada kedamaian
Dengan iman hidup kita lebih sederhana
Dengan iman ketika akan menjadi lebih semangat dalam mencapai sesuatu
Iman membuat kita menjadi lebih sabar
Kesimpulan
Setelah kita membaca dan membahas mengenai iman dan fungsingnya kita akan
tahu apa itu pengertian iman,ciri-ciri orang yang beriman,fungsi iman dalam kehidupan
sehari-hari dan bagaiman cara meningkatkan keimanan. Memang benar fungsi iman
dalam kehidupan sehari –hari sangatlah berperan penting........
(http://aminkerumutan.blogspot.co.id/2012/11/iman-dan-funsingya-
dalam-kehidupan.html)