Anda di halaman 1dari 14

SIFAT SIFAT WAJIB BAGI ALLAH

1. Wujud ,
Artinya ada. Maksudnya , Zat Allah Taala itu ada dan mustahil
apabila mempunyai sifat adam ( tidak ada ). Dalilnya :
a. Dalil naqli :
Firman Allah Taala dalam Q.S.. As-Sajadah : 4



Artinya : Allah Taala yang menciptakan sekalian langit dan bumi,
serta apa saja yang ada diantara keduanya .
b. Dalil aqli :
Keberadaan alam semesta ini, dapat dilihat , diraba dan dialami secara
nyata dan pasti. Tentu akal mengakui, menetapkan dan menerima
bahwa , itu semua tidak mungkin ada, kalau tidak ada yang
menciptakannya. Tidak mungkin ada mobil, rumah dan kue , jika tidak
ada yang membuatnya. Demikian juga manusia, tetumbuhan, gunung
dan alam seisinya tidak mungkin ada, jika tidak ada penciptanya.
Pencipta tersebut adalah Allah Taala. Maka patut bagi setiap mumin
mengitiqadkan bahwa ia senantiasa zikir (ingat) kepada Allah Taala
pada setiap yang maujud (yang ada).
2. Qidam
Artinya dahulu. Maksudnya, adanya Zat Allah Taala tanpa didahului
oleh ketiadaan. Mustahil Allah Taala bersifat baharu, artinya didahului
oleh ketiadaan. Dengan kata lain, Wujud Allah Taala tidak ada
permulaannya. Dalilnya
a. Dalil naqli.
Firman Allah Taala dalam Q.S.. Al-hadid : 3.

Artinya : Dia {Allah }yang awal {tiada permulaan bagi-Nya}. Yang


akhir {tiada kesudahan bagiNya}. Yang Zahir dan yang batin.
b. Dalil aqli
Alam semesta beserta isinya, ruang dan waktu sebagai mana yang telah
kita ketahui adalah, ciptaan Allah Taala. Maka menurut akal, sang
pencipta {Allah Taala} telah lebih dahulu ada {qidam } sebelum ada
ciptaan-NYA {makhluk }. Sangat mustahil jika ciptaan dahulu ada, dari
penciptanya. Maka patut bagi setiap mumin untuk mengitiqadkan
bahwa senantiasa bersyukur kepada Allah Taala yang telah
menjadikannya menjadi mumin muslim dengan taufiqNya.
3. Baq,
Artinya kekal. Maksudnya adalah, keberadaan Zat Allah Taala
{Wujud-nya} kekal, tanpa ada perubahan, fana {binasa} atau berakhir.
Mustahil Allah Taala binasa, berubah, habis atau lenyap. Dengan kata
lain, wujud Zat Allah Taala tanpa diakhiri oleh kesudahan atau waktu.
Dalilnya:
a. Dalil naqli.
Firman Allah Taala dalam Q.S.. Ar-Rahman.

.
Artinya: segala yang ada diatas bumi ini akan fana {binasa} dan
kekallah Zat Tuhanmu {Muhammad} , yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.
b. Dalil aqli
Semua makhluk mengalami perubahan, binasa, fana dan berakhir.
Menurut akal, pasti ada yang mengakhirinya atau yang
membinasakannya. Oleh karena itu, akal menemukan bahwa : ada Zat
yang kekal dan yang berkuasa untuk merubah dan membinasakan, Zat
tersebut adalah Zat Allah Taala yang maha kekal, mustahil fana , lenyap
atau binasa. Maka patut bagi setiap mumin mengitiqadkan bahwa ia
senantiasa ingat bahwasannya ia akan binasa (mati) supaya ia bertaubat
dan banyak beristighfar
4. Mukhalafatuhu li al-hawadis,

Artinya berbeda wujud Zat Allah Taala dengan sekalian yang baharu,
mustahil menyerupai atau menyamai. Maksudnya adalah, wujud Allah
Taala tidak menyerupai apapun dan tida ada apapun yang menyerupai
Allah Taala dalam: Zat, sifat dan fiil- Nya. Dalilnya:
a. Dalil naqli.
Firman Allah Taala dalam Q.S.Asy-Syro : 11.


Artinya : Tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Allah Taala.
Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui .
b. Dalil aqli
Apabila Allah Taala menyerupai atau serupa dengan sesuatu pada ;Zat,
sifat atau fiilNya , maka Allah Taala tentu serupa dengan sesuatu itu.
Sehingga pencipta dan ciptaan menjadi sama, padahal yang demikian
sangat mustahil dan tidak masuk akal. Oleh karena itu, Allah Taala sang
pencipta alam ini, pasti tidak serupa dengan segala yang baharu atau
dengan kata lain, tidak sama antara khalik dan makhluk. Maka patut bagi
setiap mumin mengitiqadkan bahwa ia senantiasa memperbanyak
tasbih kepada Allah Taala
5. Qiymuhu binafsihi ,
Artinya berdiri Allah Taala dengan sendiriNya . Mustahil minta
tolong kepada sesuatu lain-Nya. Maksudnya adalah ; wujud Allah Taala
tidak membutuhkan kepada apapun dan kepada siapapun, selain Zat-Nya
sendiri. Tidak kepada tempat, ruang dan pertolongan yang lain.
Dalilnya :
a. Dalil naqli .
Firman Allah Taala dalam Q.S.. Al-Ankabut : 106.

Artinya : Sesungguhnya Allah Taala itu Maha Kaya dari sekalian
alam. Maksudnya adalah, Allah Taala tidak membutuhkan suatu
apapun dari alam semesta ini.
b. Dalil aqli
Apabila Allah Taala tidak berdiri dengan sendiriNya, berarti
membutuhkan pertolongan dari selain diri-Nya, maka IA lemah, tidak
sempurna dan tidak Mahakaya, sama seperti makhluk. Bila Allah sama
dengan makhluk ciptaan-Nya, berarti IA juga makhluk. Padahal yang
demikian itu mustahil, sebab IA bersifat qidm dan baq. Maka patut
bagi setiap mumin mengitiqadkan bahwa ia senantiasa berhajat dan
faqir kepada Allah Taala
6. Wahdniyah,
Artinya Esa Zat Allah Taala dan mustahil berbilang . Maksudnya
adalah, Allah Taala Esa ; Zat-Nya, Sifat-Nya dan Fiil-Nya. Dalilnya :
a. Dalil naqli.
Firman Allah Taala Q.S.. Al-Ikhlas : 1

Artinya : Katakan ya Muhammad ! Dialah Allah Yang Maha Esa .
b. Dalil aqli.
Andai kata Tuhan itu berbilang atau lebih dari satu , maka akan timbul
perselisihan diantara mereka atau berbeda faham, tentu akan binasa alam
semesta ini. Sebab yang satu ingin begini dan yang satu lagi hendak
begini pula. Oleh karena itu , mustahil pada akal bahwa , Tuhan yang
mengatur alam ini tidak Esa. Maka patut bagi setiap mumin
mengitiqadkan bahwa ia melihat dengan mata bathinnya kepada fiil
Allah Taala dalam setiap kejadian bahwa, itu tertib dari Allah Taala
7. Hayt ,
Artinya Hidup . Maksudnya adalah , sifat hidup terdapat pada Zat
Allah Taala atau Zat Allah Taala sifat-Nya adalah hidup, maka
mustahil bersifat mati. Dalilnya :
a. Dalil naqli.
Firman Allah Taala Q.S.. Al-Baqarah : 255

Artinya : Allah Taala tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi
Maha Berdiri Sendiri .
b. Dalil aqli
Kalau saja misalnya Allah Taala itu merupakan Zat yang mati, niscaya
alam ini akan berantakan, sebab tidak ada yang mengendalikan.
Sedangkan sebuah mobil yang meluncur dengan supir mengantuk akan
terjun ke dalam jurang, apa lagi jika supirnya mati.
Demikian juga dengan alam yang luas ini ; matahari, bulan, bintang-
bintang dan planet-planet yang beredar di ruang angkasa, termasuk
manusia, akan hancur, jika yang mengaturnya mengantuk, apa lagi mati.
Maka patut bagi setiap mumin mengitiqadkan bahwa ia menyerahkan
hidupnya kepada Allah Taala yang Maha Hidup
8. Ilmu ,
Artinya tahu atau mengetahui . Maksudnya adalah ,Zat Allah Taala
mempunyai sifat ilmu atau Zat Allah Taala bersifat Maha Tahu, maka
mustahil Allah Taala bersifat jhil atau tidak tahu. Dalilnya :
a. Dalil naqli.
Firman Allah Taala dalam Q.S.. Al Baqarah : 29

Artinya : Dan Dia, (Allah Taala) itu Maha Mengetahui segala sesuatu
.
b. Dalil aqli
Allah Taala Maha Tahu segala sesuatu, Maha Tahu terhadap segala yang
telah diciptakan dan yang akan diciptakan, mustahil Allah Taala tidak
mengetahui atau bodoh terhadap hal tersebut, sebab kalau Allah Taala
bersifat bodoh, tidak tahu dan tidak berilmu, maka IA tidak dapat
menguasai dan tidak dapat mengatur alam ini. Apabila alam semesta
beserta isinya diperhatikan, maka mustahil menurut akal bahwa,
penciptanya adalah, Zat yang tidak berilmu atau bodoh. Padahal manusia
sebagi ciptaan-Nya saja memiliki ilmu , bahkan ada yang sangat
berilmu, apa lagi IA. Maka patut bagi setiap mumin mengitiqadkan
bahwa ia sangat takut untuk berbuat maksiat, sebab Allah Taala Maha
Tahu segala hal dan perbuatannya.
9. Qudrat ,
Artinya kuasa dan mustahil lemah. Maksudnya adalah , Allah Taala
mempunyai sifat qudrat yang berdiri pada Zat-Nya atau qudrat itu
memang sifat bagi Zat Allah Taala . Dalilnya :
a. Dalil naqli
Firman Allah Taala dalam Q.S.. Al Baqarah : 30

Artinya : Sesungguhnya Allah Taala atas segala sesuatu Maha
Berkuasa .
b. Dalil aqli
Alam semesta dan isinya adalah, ciptaan Allah Taala , sebagaimana
keterangan yang lalu. Maka sesungguhnya mustahil jika IA sendiri tidak
menguasainya. Sebab andaikata Tuhan lemah tidak berkuasa, tentu tidak
akan ada makhluk-Nya atau IA bukan Tuhan yang Maha berkuasa. Oleh
karena itu, mustahil menurut akal , jika Allah Taala lemah dan wajib
pada akal bahwa, Allah Taala Maha Berkuasa untuk menciptakan
sesuatu atau meniadakannya. Maka patut bagi setiap mumin
mengitiqadkan bahwa ia senantiasa tawaddlu tidak takabbur atau
sombong bahkan ia sangat takut kepada Allah Taala yang Maha Kuasa
10. Irdat ,
Artinya berkehendak dan mustahil dipaksa, Maksudnya adalah,
dalam menentukan sesuatu atau memilih sesuatu , Allah Taala berbuat
menurut sekehendak-Nya . Dalilnya :
a. Dalil naqli
Firman Allah Taala dalam Q.S.. Al-Buruj : 16

Artinya : (Allah Taala itu) Maha berbuat terhadap apa yang
dikehendaki-Nya.
b. Dalil aqli
Dalam menciptakan sesuatu , Allah Taala tetap menurut kehendak-Nya.
Demikian juga dalam menentukan atau memilih. Mustahil Allah Taala
diatur atau dipaksa oleh kekuatan yang lain. Kalau Allah Taala dapat
dipaksa atau diatur oleh kekuatan yang lain, maka Ia lemah dan berarti
Ia bukan tuhan. Oleh karena itu patut bagi setiap mumin
mengitiqadkan bahwa ia senantiasa bersyukur atas nimat Allah dan
sabar atas ujianNya
11. Sama ,
Artinya mendengar . Mustahil Allah Taala bersifat tuli . Maksudnya
adalah , Zat Allah Taala bersifat sama artinya , mendengar segala
sesuatu atau sifat mendengar adalah , salah satu sifat yang tetap ada pada
Zat Allah Taala . Dalilnya :
a. Dalil naqli
Firman Allah Taala dalam Q.S.. An-Nisa : 184

Artinya :Dan adalah Allah Taala itu Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui.
b. Dalil aqli
Allah Taala mempunyai sama, yaitu pendengaran dan mustahil tuli,
sebab tuli adalah , sifat kekurangan. Allah Taala mustahil bersifat
kekurangan, karena sifat kekurangan itu adalah, sifat bagi zat baharu.
Padahal kita yakin sepenuhnya bahwa, Allah Taala itu bukan baharu ,
sebaliknya Allah Taala adalah, pencipta segala yang baharu. Maka
mustahil IA tuli , seperti yang baharu itu. Maka patut bagi setiap mumin
mengitiqadkan bahwa ia takut dan waspada dalam berkata-kata, karena
Allah Taala Maha Mendengar segala perkataan yang baik maupun yang
buruk

12. Bashar ,
Artinya penglihatan , mustahil buta atau tidak dapat melihat.
Maksudnya adalah , Zat Allah Taala bersifat bashar atau mempunyai
penglihatan dan sifat ini adalah , salah satu sifat yang berdiri pada Zat-
Nya. Dalilnya :
a. Dalil naqli
Firman Allah Taala dalam Q.S.. Al-Hujarrat : 18.


Artinya : Dan Allah Taala maha melihat segala apa saja yang kamu
kerjakan .
b. Dalil aqli
Semua gerak gerik dari segala pekerjaan manusia , dilihat oleh Allah
Taala, mustahil IA buta, sebab buta adalah, sifat kekurangan. Padahal
sifat kekurangan adalah, sifat makhluk-Nya . Apabila Tuhan juga buta,
maka IA adalah makhluk , padahal mustahil tuhan menjadi makhluk ,
sebagai mana yang diterangkan pada awal kajian ini. Maka patut bagi
setiap mumin mengitiqadkan bahwa ia tidak akan berbuat dosa dan
maksiat, sebab Allah Taala Maha Melihat segala perbuatannya.
13. Kalm ,
Artinya berkata-kata dan mustahil Allah Taala bisu. Maksudnya
adalah , Allah Taala mempunyai sifat kalm atau mempunyai tutur kata.
Dalilnya :
a. Dalil naqli
Firman Allah Taala dalam Q.S.. An-Nisa : 164

Artinya : Dan telah berkata-kata Allah Taala dengan (Nabi Musa)
sebenar benar perkataan
b. Dalil aqli
Kalau saja Allah Taala bisu , tentu tidak dapat memerintah dengan baik.
Sedangkan sifat bisu adalah, sifat kekurangan. Jika IA bisu, maka
Bagaimana mungkin dapat berfirman kepada para Rasul-Nya. Oleh
sebab itu , sifat kalm adalah, sifat kesempurnaan Allah Taala yang
wajib lagi qadm yang berdiri pada Zat-Nya. Maka patut bagi setiap
mumin mengitiqadkan bahwa ia senantiasa memperbanyak zikir
dengan harapan agar ia juga disebut Allah Taala sebagai hambaNya.
14. Kaunuhu Haiyan,
Artinya Zat Allah Taala tetap dalam keadaan Maha Hidup, mustahil
Allah Taala dalam keadaan mati. Sebab IA mempunyai sifat hayt yang
telah ada dan berdiri pada Zat-Nya, maka Zat tersebut haiyun. Dalilnya
sama dengan dalil sifat hayt.
15. Kaunuhu liman,
Artinya Zat Allah Taala tetap dalam keadaan Maha Mengetahui.
Maksudnya adalah, mustahil jahil (dalam keadaan tidak mengetahui).
Oleh karena, IA bersifat tahu dan dalam keadaan mengetahui. Mustahil
tidak tahu, apalagi dalam keadaan tidak mengetahui. Dalilnya sama
dengan dalil sifat ilmu
16. Kaunuhu Qdiran.
Artinya Zat Allah Taala tetap dalam keadaan Maha Kuasa, maka
mustahil dalam keadaan lemah, karena IA mempunyai sifat qudrat.
Dalilnya sama dengan dalil sifat qudrat.
17. Kaunuhu Murdan,
Artinya Zat Allah Taala tetap dalam keadaan Maha Menghendaki,
atau Maha Menentukan, maka mustahil dalam keadaan terpaksa atau
tidak berkehendak, karena IA mempunyai sifat irdat. Dalilnya sama
dengan dalil sifat irdat.
18. Kaunuhu Samian,
Artinya Zat Allah Taala senantiasa dalam keadaan Maha Mendengar,
maka mustahil dalam keadaan tuli atau tidak mendengar, karena Ia
mempunyai sifat sama yang tetap ada pada zat-Nya. Dalilnya sama
dengan dalil sifat sama


19 Kaunuhu Basran,
Artinya Zat Allah Taala tetap dalam keadaan Maha Melihat, maka
mustahil dalam keadaan buta ataupun tidak melihat, karena Ia
mempunyai sifat bashar yang tetap berdiri pada Zat-Nya . Dalilnya sama
dengan sifat bashar.
20. Kaunuhu Mutakalliman,
Artinya Zat Allah Taala tetap dalam keadaan Maha Bertutur Kata ,
maka mustahil Allah Taala dalam keadaan bersifat bisu atau tidak dapat
bertutur kata, karena IA mempunyai sifat kalm. Dalilnya sama dengan
sifat kalm.
Demikianlah, dua puluh sifat kamlt Allah Taala serta mustahilnya,
yang telah didukung oleh dalil-dalil naqli dan aqli, secara rinci dan
jelas.
SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH
1.Adam artinya tidak ada
Adam merupakan kebalikan dari sifat wajib wujud (ada). Adanya alam
semesta dan semua isinya membuktikan adanya Allah sebagai zat yang
maha Pencipta segala sesuatu. Mustahil kalau Allah Tidak ada, maka
siapa yang menciptakan dan mengatur alam semesta ini? Secara akal
tidak mungkin alam semesta diciptakan oleh manusia atau makhluk
lainnya. Allah berfirman, yang artinya: Dan Dialah yang telah
menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati.
Amat sedikitlah kamu bersyukur. Dan Dialah yang menciptakan serta
mengembang biakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nya lah kamu akan
dihimpunkan. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan
Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah
kamu tidak memahaminya? [Q.S. al-Muminun 78-80]
2. Hudutz artinya baru atau ada permulaannya
Hudutz merupakan kebalikan dari sifat wajib qidam (dahulu). Mustahil
Allah bersifat baru, karena sesuatuyang baru pasti ada yang
menciptakan. Padahal Allah SWT adalah Sang Khalik pencipta semua
makhluk-makhluk-Nya, tidak mungkin terjadi bahwa yang menciptakan
itu akan didahului oleh apa-apa yang diciptakan Allah berfirman, yang
artinya: Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin;
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. [Q.S. al-Hadid 3]
3. Fana artinya musnah/binasa
Sifat fana merupakan kebalikan dari sifat wajib baqa (kekal). Mustahil
Allah SWT itu rusak atau binasa. Apabila Allah SWT rusak atau binasa,
maka sifat-sifat Allah itu sama dengan sifat makhluk-makhluk-Nya yang
rusak dan binasa. Allah berfirman, yang artinya: Semua yang ada di
bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan. [Q.S. ar-Rahman 26-27] Dunia ini bersifat
fana (rusak) sebagaimana gambaran sebatang pohon yang tumbuh
berkembang dan akhirnya mati *
4. Mumaatzalatu lil Khawaaditzi
artinya menyerupai sesuatu yang baru atau yang bermulaan* Sifat
mumaatzalatu lil Khawaaditzi merupakan kebalikan dari sifat
mukhaalafatu lil hawaaditzi (berbeda dengan segala makhluk). Mustahil
Allah SWT sama dengan makhluk-Nya. Jika Allah SWT menyamai
salah satu makhluk-Nya, tentulah Allah memiliki sifat kelemahan dan
tidak kuasa untuk menciptakan alam semesta beserta isinya. Allah
berfirman, yang artinya: dan tidak ada seorang pun yang setara dengan
Dia. [Q.S. al-Ikhlas 4] *
5. Ikhtiyaaju Lighoirihi
artinya membutuhkan sesuatu kepada yang lain* Ikhtiyaaju Lighoirihi
merupakan kebalikan dari sifat qiyaamuhu binafsihi (berdiri sendiri).
Mustahil Allah SWT membutuhkan kepada salah satu makhluk-Nya
karena Allah SWT Maha Kaya dan seluruh alam semesta ini adalah
milik-Nya. Allah berfirman, yang artinya: Dan Allah-lah yang Maha
Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya)
[Q.S. Muhammad 38] *
6. Taaddud
artinya berbilang atau lebih dari satu. Taaddud merupakan kebalikan
dari sifat wajib wahdaniyah (esa). Allah itu Maha Esa dalam Zat-Nya,
sifat-sifat dan juga afal-Nya. Maka, mustahil bahwa Allah itu lebih dari
satu karena akan menimbulkan perselisihan dan kehancuran. Allah
berfirman, yang artinya: Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan: Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga, padahal
sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih. [Q.S. al-Maaidah 73] *
7. al-Ajzu artinya lemah
Ajzun merupakan kebalikan dari sifat wajib qudrat (kuasa). Adanya
alam semesta ini merupakan bukti bahwa Allah SWT kuasa terhadap
segala sesuatu dan tak ada yang dapat melemahkan Allah. Allah
berfirman, yang artinya: Dan tiada sesuatu pun yang dapat
melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. [Q.S. Fathir 44] *
8. al-Karaahah artinya terpaksa
Karaahah merupakan kebalikan dari sifat wajib iradat (berkehendak).
Allah SWT itu Maha Berkehendak dan tidak ada sesuatau pun yang
mampu menghalang-halangi apa saja yang sudah dikehendaki Allah.
Mustahil Allah SWT dipaksa, diperintah, atau diancam agar mau
menjadikan sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu. Allah berfirman,
yang artinya: Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki. [Q.S. Huud: 107] *
9. Jahlun artinya bodoh
Jahlun merupakan keballikan dari sifat wajib ilmu (mengetahui). Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu baik apa yang terjadi, yang akan terjadi
maupun yang sudah terjadi, bahkan Allah juga tahu apa-apa yang
dirahasiakan makhluk-Nya. Maka mustahil kalau Allah SWT itu
memiliki sifat tidak tahu atau bodoh. Allah berfirman, yang artinya:
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [Q.S. al-
Mujaadilah 7] *
10. Mautun artinya mati
Mautun merupakan kebalikan dari sifat wajib hayat (hidup). Allah SWT
adalah Maha Hidup, tidak ada permulaan atau pun penghabisan, dan
tidak mengalami perubahan sama sekali bahkan tidak mengantuk dan
tidak pula tidur. Allah berfirman, yang artinya: Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur[Q.S. al-Baqarah 255] *
11. Shomamun artinya tuli
Shomamun merupakan kebalikan dari sifat wajib sama (mendengar)
Mustahil Allah SWT bersifat shomamun atau tuli. Seandainya Allah
SWT itu tuli pastilah mempunyai sifat kekurangan, cela dan noda. Allah
SWT adalah Maha Sempurna dan tidak memiliki kekuarangan sedikit
pun. Allah berfirman, yang artinya: Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. [Q.S. al-Baqarah 256] *
12. Umyun artinya buta
Umyun merupakan kebalikan dari sifat wajib bashor (melihat). Allah
SWT Maha Melihat segala sesuatunya dan tidak ada satu pun benda
yang terluput dari penglihatan-Nya meskipun bersembunyi di lubang
semut pun Allah akan melihatnya. Allah berfirman, yang artinya: Dia
mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang
disembunyikan oleh hati Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. [Q.S. al-Mumin 19-20] *
13. Bukmun artinya bisu
Bukmun merupakan kebalikan dari sifat wajib kalam (berbicara).
Mustahil Allah SWT bersifat bisu. Seandainya Allah bersifat bisu
bagaimana mungkin para Nabi dapat menerima wahyu. Allah berfirman,
yang artinya: Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas
sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata
(langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa
derajat[Q.S. al-Baqarah 253] Adapun tujuh sifat mustahil bagi Allah
SWT berikut merupakan penguat dari tujuh sifat mustahil sebelumnya
(sifat manawiyah) *
14. Aajizan artinya Maha Lemah
15. Kaarihan artinya Maha Terpaksa
16. Jaahilan artinya Maha Bodoh
17. Mayyitan artihnya Maha Mati
18. Asamma artinya Maha Tuli
19. Amaa artinya Maha Buta
20. Abkama artinya Maha Bisu

Anda mungkin juga menyukai