Anda di halaman 1dari 2

KEBER-ADA-AN ALLOH

Sifat wajib bagi Alloh yang 20 menempatkan wujud dalam urutan pertama. Wujud
memiliki arti bahwa Alloh wajib ada secara dzat. Dalam kajian ilmu tauhid dan aqidah yang
menjadi pondasi keimanan menyatakan bahwa Alloh disebut wajibul wujud (Dzat yang wajid
ada).

Kemudian muncul pertanyaan, apa yang mewajibkan Alloh ada?, atau ada pertanyaan
lain yang muncul, apa yang metarbelakangi keberadaan Alloh?, pertanyaan senada juga muncul,
karena apa Alloh ada atau apa alasan (illat) yang menyebabkan Alloh ada?

Maka, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, barangkali kita perlu menginagat


kembali, bahwa Allah adalah Dzat yang paling tinggi, Dzat yang menguasai alam semesta dan
seisinya dan Dialah Sang Pencipta. Sehingga keberadaanNya tidak bisa diintervensi oleh sesuatu
di luar DiriNya. Dengan arti, bahwa Alloh itu ada karena DzatNya sendiri, bukan karena alasan
(illat) dan tidak dilatarbelakangi oleh apapun, sehingga hukum kausalitas (sebab-akibat) tidak
mampu mempengaruhiNya.

Berbeda dengan keberadaan (wujud) sealin Alloh. Misalnya, kita melihat wujud manusia,
maka kita akan mengatakan atau minimal berfikir bahwa wujud manusia tersebuat disebabkan
adanya kedua orang tua. Apabila kita menyaksikan keberadaan sebuah pohon, maka kita akan
berfikir bahwa keberadaannya adalah disebabkan oleh benih yang ditanam sebelumnya.
Sedangkan keberadaan orang tua dan benih akan merujuk kepada alasan dan sebab yang lain.
Begitupun seterusnya.

Oleh karena Alloh memiliki sifat wajib wujud, maka mustahil Alloh memiliki sifat
kebalikannya, yakni sifat ‘adam (tidak ada). Bahkan, tidak hanya sebatas mustahil tidak ada
secara pasti, tetapi Alloh juga mustahil jaiz ‘adam (boleh tidak ada). Sebab apapun yang boleh
tidak ada berarti tidak wajib ada. Betapa mengerikan jika suatu ketika Alloh meniadakan diri,
maka alam semesta akan menjadi hancur luluh lantah, sebab pencipta dan yang menjaganya
menjadi tiada. Inilah konsekuensi kebolehan Alloh tidak ada. Apalagi sampai Alloh tidak, maka
alam semestapun tidak akan pernah ada. Sebab Alloh-lah yang menjadi sebab keberadaan alam
semesta, bukan alam semesta yang menjadi sebab keberadaanNya.
Maka, dalam sebuah bait nadzom, Syekh Ahmad Marzuqi menyampaikan;

‫فاُهلل موجوٌد قدٌمي باق * خمالٌف للخلِق باإلطالق‬


Alloh adalah Dzat yang wajib ada, keberadaanNya sejak dahulu (tanpa awalan), kekal
tanpa akhir dan berbeda dengan makhluk secara mutlak.

‫وقائٌم غين وواحٌد وَح ْي * َقِديْر مريٌد عاٌم بكل شي‬


Dia adalah Dzat yang independen (berdiri di atas diriNya sendiri), esa (satu), hidup,
berkuasa atas segala makhluk, berkehendak dan mengetahui segalanya.

‫مسيٌع البصُري واملتكلُم * له صفاٌت سبعٌة تنتظُم‬


Dia adalah Dzat yang maha mendengar, maha melihat dan berfirman. Dia juga memiliki

sifat ‫ بصريا‬,‫ مسيعا‬,‫ حيا‬,‫ عاملا‬,‫ مريدا‬,‫ قادرا‬dan ‫متكلما‬

Anda mungkin juga menyukai